cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue " Vol 4, No 2 (2005)" : 9 Documents clear
IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF ANTIBAKTERI DALAM TUMBUHAN KENTUT-KENTUT Swantara, I Made Dira
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah diidentifikasi gabungan senyawa yang paling aktif sebagai antibakteri dalam tumbuhan kentut-kentut (Paedaria foetida Auct.) Ekstraksi metabolit dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 85%. Pemisahan dan pemurnian metabolit mula-mula dilakukan dengan metode partisi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan, kloroform, dan etilasetat, dilanjutkan dengan metode kromatografi kolom (silikagel) dengan eluen campuran kloroform : n-heksana  (4:1). Fraksi yang paling aktif dianalisis menggunakan panduan kromatografi gas-spektroskopi massa. Bakteri yamg digunakan sebagai bioindikator adalah Micrococcus luteus dan Eschericia coli. Fraksi yang menggunakan sifat paling aktif antibakteri andalan fraksi etilasetat. Hasil identifikasi fraksi yang paling aktif tersebut adalah sebagai berikut:  yang aktif menghambat pertumbuhan bakteri Micrococcus luteus dan Eschericia coliadalah gabungan enam senyawa, yaitu:  asam benzen asetat, 4-vinil-2-metoksi-fenol, 2-hidroksi asam benzoat, asam miristat, stigmasterol, dan kolesterol. Sedangkan yang hanya aktif menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli adalh gabungan tiga senyawa, yaitu:  fenpropatrin, stigmasterol, dan kolesterol.
AMPELOPSIN A DAN α-VINIFERINDARI KULIT BATANG SHOREA GIBBOSA BRANDIS (DIPTEROCARPACEAE) Saroyobudiyono, Haryanto; Hakim, Euis H.; Syah, Yana M.; Achmad, Sjamsul A.; Juliawaty, Lia D.; Latip, Jalifah
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dua senyawa oligomer resveratrol yaitu (-)-ampelopsin A dan (-)-?-viniferin, telah berhasil diisolasi untuk pertama kalinya dari ekstrak aseton kulit batang Shorea gibbosa. Struktur senyawa ini telah ditetapkan berdasarkan data spektroskopi UV,IR, 1H NMR, 13C NMR serta melalui perbandingan terhadap data senyawa sama yang telah dilaporkan. Pengujian sifat sitotoksikbterhadap dua senyawa oligomer resveratrol tersebut menunjukkan hasil IC50 berturut-turur adalah 17,0 µg.mL-1 ,dan 18,2 µg.mL-1.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPLEKS MORFOLINATEMBAGA(II)SULFAT.nHIDRAT Rahardjo, Sentot Budi; Wahyuningsih, Sayekti; Atmojo, Sony
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kompleks Cu(II)-(morfolina) telah disintesis dari CuSO4.5H2O dan morfolina dengan perbandingan mol logam : ligan = 1 : 6. Terbentuknya kompleks diindikasi dari pergeseran panjang gelombang maksimum (?maks) sekitar 20,3 nm, pergeseran serapan gugus fungsi N-H sekunder, C-N, dan C-O-C dari morfolina dan berubahnya pola voltamogram siklis antara kompleks Cu(II) dengan CuSO4.5H2O.Hasil analisis AAS menunjukkan kadar Cu dalam kompleks Cu(II)-(morfolina) sebesar 9,1 ± 0,2 % (teori 9,1 %). Adanya beberapa molekul air dalam kompleks diindikasikan dari data DTA. Formula yang sesuai dengan hasil AAS adalah [Cu(morfolina)m]SO4.nH2O (m = 5; n = 4,5 atau 6) (m = 6; n = 1,2 atau 3).Spektra elektronik kompleks [Cu(morfolina)m]SO4.nH2O menghasilkan serapan maksimum pada 782,4 nm (? = 9,18 L.mol-1.cm-1) menunjukkan transisi T2g è Eg. Kompleks bersifat paramagnetik dengan µeff 1,80 ± 0,02 BM. Daya hantar listrik menunjukkan perbandingan muatan kation : anion pada kompleks 1 : 1 dan ion SO42-  tidak terkoordinasi pada Cu(II). Data spektra IR mengindikasikan bahwa gugus N-H sekunder terkoordinasi pada ion  Cu2+, ini ditandai oleh adanya serapan lebar pada daerah 3427,3 cm-1. Data spektra UV-vis dan harga momen target mengindikasikan kompleks oktahedral. Struktur kompleks diperkirakan oktahedral.
KOMPONEN KIMIA BUAH PARE BELUT (Trichosanthes anguina L.) Suryanti, Venty; Marliana, Soerya Dewi; Kristinawati, Dwik
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pare belut (Trichosanthes anguina L.) telah banyak digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional, namun pengetahuan tentang kandungan kimia buah pare belut masih sedikit. Identifikasi komponen kimia pare belut dalam ekstrak etanol telah dilakukan. Komponen non polar dipisahkan dengan metode ekstraksi sokshlet selama 6 jam menggunakan pelarut petroleum eter. Residu hasil ekstraksi soxhlet selanjutnya diekstraksi dengan metode maserasi selama 24 jam menggunakan pelarut etanol untuk memisahkan komponen kimia selain non polar. Komponen pare belut dalam ekstrak etanol diidentifikasi dengan penapisan fitokimia, uji penegasan dengan kromatografi lapis tipis dan analisis kromatografi gas. Kemudian dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom menggunakan silika gel 60 dan eluen n-heksana, campuran n-heksana dengan etanol, dan etanol. Komponen-komponen yang telah terisolasi diidentifikasi dengan kromatografi gas-spektrometer massa (gas chromatography-mass spectrometer, GC-MS).Penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol pare belut mengandung alkaloid, tanin dan polifenol, saponin, kardenolin/bufadienol dan flavonoid dalam ekstrak etanol pare belut.Hasil identifikasi dengan instrumen GC-MS menunjukan 6 senyawa yang terdeteksi. Analisis spektra GC-MS menunjukkan senyawa-senyawa yang teridentifikasi adalah difenilsulfon, isopropil tridekanoat, di-n-oktillftalat, stigmasterol, dan ?-sitosterol. Senyawa stimasterol dan ?-sitosterol yang teridentifikasi berdasarkan kerangka dasar strukturnya diperkirakan merupakan senyawa golongan saponin yang ikatan glikosidanya lepas pada proses persiapan sampel dan identifikasi.
IMPREGNASI REAKTIF KAYU KELAPA DENGAN PLASTIK POLISTIRENA SERTA PENYEDIAAN KOMPOSIT POLISTIRENA MENGGUNAKAN PENGUAT SERBUK KAYU KELAPA Suharty, Neng Sri; Wirjosentono, Basuki
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu kelapa (KK) dapat diperbaiki kualitasnya dengan teknik impregnasi reaktif dengan larutan resin polistirena (PS) bekas termodifikasi asam akrilat (AA). Proses impregnasi dilakukan dalam impregnator tertutup pada suhu kamar dengan konsentrasi larutan resin optimum 20% selama 72 jam. Kualitas KK terimpregnasi dikarakterisasi menggunakan pengujian mekanis modulus patah (MOR), rapat massa, analisis termal diferensial (DTA), analisis permukaan dengan scanning elektron mikroskop (SEM) dan spektroskopi infra merah (FTIR). Setelah diimpregnasi kualitas KK meningkat dari kelas III menjadi kelas II/I,menurut kekuatan kayu Standar Nasional Indonesia (SNI 03 3527 – 1994). Penyedian secara reaktif komposit PS bekas teermodifikasi AA menggunakan 30% penguat serbukkayu kelapa (SKK) dapat meningkatkan harga kekuatan tariknya.
OPTIMASI DAN MEKANISME REAKSI PEMBENTUKAN KRISTAL MIKROPORI REDOKS TITANIUM SILIKAT TIPE MFI Sutrisno, Hari; ., Suharto; Kristianingrum, Susila
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mempelajari karakter kristal titanium silikat tipe MFI (TS-1), yang meliputi: sistem kristal, parameter kisi, grup ruang, kristalinitas dan kemurnian,  (2)  mengetahui waktu kristalisasi optimum untuk menghasilkan TS-1 yang kaya akan titanium dengan kemurnian dan kristalinitas tinggi dan  (3)  mekanisme reaksi yang mungkin terjadi pada pembentukan TS-1 dari bahan awal tetraetil ortosilikat (TEOS) sebagai sumber silika, tetrapropilamonium (TPAOH) sebagai sumber basa kuartener, air sebagai pelarut, dan sumber titanium dari [Ti8O12(H2O)24]Cl8.HCl.7H2O. Sintesis TS-1 dilakukan melalui reaksi bahan awal pada perbandingan mol : SiO2 : TiO2 : TPAOH : H2O = 1,00 : 0,05 : 0,36 : 35,00 dengan metode hidrotermal. Temperatur kristalisasi pada 423 K, sedangkan waktu kristalisasi bervariasi yaitu 12, 24, 48 dan 72 jam yang disimbolkan sebagai TS-1(12), TS-1(24), TS-1(48), dan TS-1(72). Sintesis TS-1 yang lain,disimbolkan TS-1(24)-0,15 dilakukan pada perbandingan mol bahan awal : SiO2 : TiO2 : TPAOH : H2O = 1,00 : 0,05 : 0,36 : 35,00  pada temperatur kristalisasi 423 K dan waktu kristalisasi 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kristal yang dihasilkan merupakan TS-1 yang memiliki struktur tipe MFI dengan kristalinitas dan kemurnian tinggi. Semua kristal TS-1 yang belum terkalsinasi tersebut memiliki sistem kristal ortorombik dengan ruang Pnma. Waktu kristalisasi yang diperlukan untuk menghasilkan TS-1 dengan kadar titanium terbanyak dalam kristalnya sebesar 2,970% yaitu 24 jam (TS-1(24)). Proses sintesis menggunakan waktu kristalisasi optimum tersebut (24 jam), dihasilkan TS-1 yang memiliki kadar Ti dalam kristal TS-1 yang belum terkalsinasi sebesar 3,111% (TS-1(24)-0,15). Fenomena lain yang terungkap bahwa volume kisi kristal semakin kecil seiring lamanya waktu kristalisasi, hali ini menunjukkan bahwa kristal semakin kompak dan semakin baik karena adanya defek kristal semakin kecil. Mekasnisme reaksi yang terjadi pada preparasi TS-1, diawali melalui proses hidrolisis [Ti8O12(H2O)24]Cl8.HCl.7H2O  dan TEOS oleh air dan anion OH-. dilanjutkan proses olasi membentuk 2 jembatan okso yaitu Si-O-Si dan Ti-O-Si.
PENGARUH KONSENTRASI TITANIUM DALAM TITANIUM SILIKALIT PADA VIBRASI GUGUS HIDROKSIL PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPEKTROSKOPI INFRAMERAH Prasetyoko, Didik; Ramli, Zainab; Endud, Salasiah; Nur, Hadi
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Padatan titanium silikat(TS1) yang mempunyai kandungan titanium berbeda telah disintesis dengan teknik hidrotermal. Struktur padatan dikarakterisasi dengan menggunakan teknik difraksi sinar X, spektroskopi inframerah dan Uvvis DR. Gugus hidroksil permukaan diamati dengan teknik spektroskopi inframerah setelah sampel dievakuasi pada suhu 400oC. Hasil menunjukkan adanya kaitan yang erat antara konsentrasi titanium tetrahedral,pergeseran puncak hidroksil permukaan dan jumlah titanol.
PENGARUH LAJU ALIR HIDRGEN DAN WAKTU REAKSI TERHADAP LAJU REAKSI, SELEKTIFITAS DAN AKTIVITAS KATALIS Pt-Pd /ZAA PADA HIDRODEOKSIGENASI TETRAHIDROFURAN Hidayat, Yuniawan; ., Triyono; Trisunaryati, Wega
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh laju alir hidrogen dan waktu reaksi terhadap aktivitas katalis Pt-Pd/zeolit alam aktiv (ZAA) pada reaksi hidrodeoksigenasi (HDO) terahidrofuran (THF). Katalis Pt-Pd/ZAA dibuat dengan metoda impregnasi basah. Uji katalis dilakukan dengan menggunakan reaktor sistem alir pada temperatur 350oC selama 1,5 jam dengan berat katalis 1 gram untuk setiap perlakuan.Untuk memperoleh pengaruh laju alir hidrogen terhadap aktivitas katalis, laju alir gas hidrogen divariasikan pada 5, 10, 20 dan 40 mL.menit-1 . Sedangkan untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi, maka pada setiap variasi laju alir tersebut, produk yang telah terkondensasi diambil setiap 15 menit. Produk yang terbentuk kemudian dianalisis dengan Kromatografi Gas (GC) dan Kromatografi Gas-Spektrometer Massa (GC-MS).Hasil analisis terhadap produk reaksi dengan menggunakan GC-MS  menunjukkan bahwa THF terdeoksigenasi menjadi senyawa C3 (propena) dan C4 (butena dan butadiena). Produk C3 terbentuk melalui dua jalur rekasi, pemutusan ikatan CO langsung dan melalui tahap internediet butanal. Penambahn laju alir hidrogen menyebabkan laju reaksi semakin bertambah dan reaksi menjadi selektif terhadap pembentukan produk C4 maupun selektif terhadap jalur reaksi pembentukan produk C3. Penambahan laju alir hidrogen juga efektif mengurangi laju deaktivasi katalis dalam reaksi HDO THF. Jumlah konversi total maksimum diperoleh pada laju alir hidrogen 10 mL.menit-1 .
EKSTRAKSI Cu DENGAN LIGAN N,N’-BUTIL-BIS-(2-PIKOLINAMIDA) MENGGUNAKAN METODE TRANSPORT MEMBRAN CAIR Martini, Tri; Masykur, Abu; Wibowo, Atmanto Heru; Pudiastuti, Weny
Alchemy Jurnal Penelitian Kimia Vol 4, No 2 (2005)
Publisher : Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang ekstraksi Cu dengan ligan N,N’-butil-bis(2-pikolinamida) menggunakan metode transport membran cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selektivitas ligan N,N’-butil-bis(2-pikolinamida) dalam ekstraksi Cu terhadap logam pengganggu menggunakan metode transport cair,untuk itu perlu ditentukan kondisi optimum ekstraksi meliputi pH fase sumber, konsentrasi ligan, pH fase penerima, jenis asam di fasa penerima dan waktu transport.Ekstraksi dilakukan menggunakan gelas sel tipe U, pH fase sumber (2,0 – 8,7), konsentrasi ligan (1.10-5 – 1.10-2 )M , Konsentrasi H2SO4 di fase penerima (5.10-4 – 5,00 ) M, jenis asam di fasa penerima yaitu HCl, H2SO4 , dan HNO3 pada pH 1,6 , dan waktu transport (1 – 30) jam, ion penggangu yang diujikan yaitu Co2+.Ni2+ ,dan Zn2+. Penentuan konsentrasi logam dengan AAS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi Cu dengan ligan N,N’-butil-bis(2-pikolinamida) menggunakan metode transport membran cair yaitu : pH fase sumber 7,6 , konsentrasi ligan 1.10-3 M, konsentrasi H2SO4 di fase penerima 5.10-2 M dan waktu transport 24 jam. Hasil uji selektivitas menunjukkan bahwa ligan N,N’-butil-bis(2-pikolinamida) selektip terhadap ion Cu . Ukuran selektivitas ferhadap logam pengganggu dalam transport tunggal dan bersaingan adalah Co2+> Ni2+> Zn2+ . Hasil penelitian juga menunjukkan jumlah mol ligan (n) dalam kompleks Cu-N,N’-butil-bis(2-pikolinamida) adalah 1.

Page 1 of 1 | Total Record : 9