Articles
250 Documents
LOCUS OF CONTROL, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIFAT JIWA WIRAUSAHA PADA MAHASISWA ITS
Sri Mulyono
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 2, No 2 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (433.205 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v2i2.657
Karya McClelland tentang motif berprestasi (N-Ach) sebagai suatu sifat wirausaha pokok telah mendorong berbagai bidang penelitian kewirausahaan. Selain motivasi berprestasi, karakteristik psikologis lain dari wirausahawan adalah Internal Locus of Control.Locus of Control adalah ciri pribadi yang sifatnya “ tergantung pada kekuatan dari dalam diri, dan karenanya bersifat menentukan nasib diri sendiri, berkeinginan kuat untuk independen dan otonom “.Tujuan penelitian ini untuk menguji dua sifat tersebut yaitu dengan mencari hubungan antara motivasi berprestasi dengan Locus of Control sebagai jiwa wirausaha. Selain itu ingin diketahui bagaimana profil awal pribadi sifat jiwa wirausaha yang dimiliki oleh mahasiswa ITS. Hasil penelitian menunjukkan angka korelasi (r) angka .3741 dan dinyatakan signifikan dalam taraf signifikansi .01.Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang positif antara Locus of Control dan Motivasi Berprestasi dari mahasiswa ITS adalah diterima. Sedangkan profil keberadaan sifat jiwa wirausaha pada mahasiswa ITS adalah tergolong masih rendah dan cukup yaitu 39,2% mempunyai sifat jiwa wirausaha yang rendah dan 57,2% mempunyai sifat kewirausahaan yang cukup saja, dan hanya ada 3,6% saja yang tergolong mempunyai sifat jiwa kewirausahaan yang tergolong tinggi dan belum ada yang tergolong mempunyai sifat kewirausahaan yang sangat tinggi.Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa memang ada hubungan antara Locus of Control dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa ITS, dan sifat jiwa kewirausahaan mahasiswa ITS masih tergolong kurang dan hanya cukup saja, maka dalam rangka menumbuhkan mentalitas kewirausahaan untuk menciptakan kerja sendiri maka perlu diciptakan iklim yang lebih mendukung untuk tercapainya tujuan perkuliahan kewirausahaan di ITS.
FAHAM ULAMA HADITS DAN SUFI TERHADAP KEYAKINAN TENTANG NUR MUHAMMAD
achmad achmad;
Muhtarom Ilyas
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (309.633 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v8i1.1243
Nur Muhammad adalah suatu ajaran tentang keyakinan bahwa Allah SWT menciptakan Nabi Muhammad SWA dari NurNya [Allah SWT]. Sejak semula dari Nur Allah itu dicipta Nur Muhammad, hal ini telah menjadi aqidah para penganut thariqat atau mereka yang bertasawuf dalam Islam. Bila Nabi Muhammad SWA diciptakan berasal dari NurNya, demikian halnya seluruh makhluk juga diciptakan dari Nur Muhammad. Dari NurNya, Allah SWT menciptakan Nur Muhammad dan dari Nur Muhammad, Allah SWT menciptakan seluruh makhluq. Keyakinan tentang Nur Muhammad mempunyai konsekwensi terhadap wujud yang satu, yaitu wihdatul wujud, kesatuan wujud Khaliq dan makhluq, kesatuan wujud Allah SWT dengan alam semesta. Sebagaimana Al Bushthami mengatakan,” Aku heran kepada orang yang mengenal Allah, bagaimana mungkin dia menyembahNya?” Juga Al Bushthami mengatakan,”Mahasuci aku, mahasuci aku, alangkah agungnya aku.” Jadi siapa yang telah mengenal Allah swt., dia merupakan emanasi dari Allah swt. sehingga melekat padanya sifat-sifat ketuhanan yaitu rububiyah dan uluhiyah. Oleh karenanya mana mungkin Allah menyembah Allah? Itulah wihdatul wujud sebagai salah satu konskwensi dari ajaran tentang Nur Muhammad.
TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN Westernisme, Islamisme dan Nasionalisme
Muhammad Muhtarom ilyas
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 7, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (234.688 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v7i2.592
Setelah mengalami kemunduran, Turki Usmani tidak henti untuk berusaha mengadakan pembaharuan-pembaharuan terutama dalam sektor perubahan pemerintahan absolut menjadi pemerintahan konstitutional. Dan inilah sebenarnya yang menjadi obyek setiap gerakan pembaharuan di kerajaan Usmani. Sedangkan bidang lainnya hanyalah merupakan konsekuensi logis dari perubahan sistem pemerintahan. Walaupun kelihatannya pada setiap tujuan utama pembaharuan itu sama, namun sesungguhnya dalam berbagai hal terdapat perbedaan. Perbedaan dapat terlihat dalam dasar pandangan, dasar pijakan dan ide pembaharuan. Dengan adanya perbedaan inilah gerakan pembaharuan di kerajaan Usmani dapat dikelompokkan kedalam tiga macam aliran: aliran barat (Westernisme), aliran Islam (Islamisme) dan aliran nasionalis (Nasionalisme).
MENCIPTAKAN KEUNGGULAN DAYA SAING WILAYAH MELALUI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Syukrianti Mukhtar
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (528.476 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v5i2.615
Berbagai upaya untuk menciptakan keunggulan daya saing suatu wilayah tidak pernah berhenti dan terus menghasilkan pendekatan - pendekatan baru dalam konsep pengembangan wilayah. Pendekatan yang menjadi state of the art dari konsep pengembangan wilayah dewasa ini adalah pendekatan pembangunan yang mengarah pada penciptaan keunggulan daya saing wilayah yang berkelanjutan. Upaya ini menuntut adanya perubahan paradigma dalam membangun suatu wilayah. Diantaranya adalah dengan meningkatkan aksesibilitas suatu wilayah terhadap penciptaan dan peningkatan peranan teknologi. Gagasan mengenai konsep pengembangan wilayah berbasis teknologi (Technology Based Regional Development) muncul sejak adanya pergeseran paradigma dalam pengembangan suatu wilayah, yaitu dari konsep pengembangan wilayah yang semula mengandalkan sumber-sumber keunggulan komparatif (Comparative Advantage) menuju kepada konsep pengembangan wilayah yang mengarah pada penciptaan keunggulan daya saing (Competitive Advantage). Trilogi pembangunan yang selama ini dijadikan pedoman dasar dalam pola dan arah pembangunan kita (pertumbuhan, pemerataan, kestabilan) kini mengandung dimensi tambahan dalam arti bahwa trilogi pembangunan harus ditempatkan dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah memelopori kebijakan strategi dalam hal pembangunan yang berkelajutan. Pemerintah telah menggariskan beberapa ciri pokok dalam kebijakan negara untuk mendukung strategi pembangunan yang berkelajutan. Selain itu ditetapkan langkah-langkah kebijakan di berbagai bidang tertentu yang berkenaan dengan masalah lingkungan hidup. Namun tidak dapat disangkal bahwa masih banyak yang harus dilakukan, terutama mengenai pelaksanaan efektif perubahan perundang-undangan dan ketentuan dalam rangka kebijakan yang telah ditentukan itu. Berdasarkan pengalaman pembangunan selama ini, menonjolkan beberapa kelompok permasalahan yang harus terus dipantau dan diperhatikan dalam perkembangan dimasa datang: (1). Pembangunan akan semakin ditandai oleh perkembangan industri. Hal ini harus mengandalkan berbagai jenis sumberdaya alam yang mendasar, pemanfataan, pengamanan, dan pemeliharaan sumber daya alam merupakan tiga dimensi yang tidak terlepas satu dari yang lainnya dalam rangka kebijakan pembangunan yang berkelanjutan. (2). Sebagai akibat perkembangan industri dan transportasi, kita akan menghadapi bahaya pencemaran di kota-kota besar. Hal itu akan membahayakan kesehatan manusia dan masyarakat pada umumnya. (3). Masalah keadilan dalam memikul beban biaya untuk menanggulangi kerusakan sumber daya alam dan pencemaran kota-kota menjadi masalah sosial politik.
MEMAHAMI DAN MEMPERLAKUKAN LINGKUNGAN DENGAN KACA MATA FILSAFAT
Zainul Muhibbin
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 3, No 2 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (359.862 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v3i2.648
Hal yang sering menjadi problematika dan bahan diskusi panjang adalah masalah kelestarian alam. Permasalahan ini sangat berkaitan dengan sikap manusia terhadap alam; bagaimana manusia seharusnya memahami dan bersikap terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Hal inilah yang ingin dikaji dan diteliti untuk menemukan jawabannya. Kajian ini menggunakan pendekatan filsafat dari pemikiran para tokoh filsafat modern. Hasilnya: Prinsip Pansubyektifitas Whitehead, Wahdat al-wujud (makhluk) Mulla Shadra, dan Kesatuan ego (individu) Iqbal hendaknya dapat menjadi dasar untuk menumbuhkan kesadaran setiap pribadi manusia sebagai sama-sama subyek dengan unsur-unsur alam yang lain, sehingga tidak ada sikap semena-mena yang eksploitatif terhadap alam dan lingkungan, karena hal itu dapat mengakibatkan ketidakharmonisan general (disharmoni global). Ketika manusia menganggap bahwa lingkungan (alam) di sekitarnya adalah obyek, maka dapat memberi konotasi manusia boleh melakukan eksploitasi sesuka hati terhadap alam. Akan tetapi jika manusia menyadari bahwa seluruh unsur alam ini adalah sesama makhluk, sesama individu, dan sama-sama subyek yang saling terkait, maka tidak ada alasan bagi manusia untuk boleh berbuat ketidakadilan (dhalim) dan kerusakan terhadap alam.
ESP AS AN APPROACH OF ENGLISH LANGUAGE TEACHING IN ITS
Endang Susilowati
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (287.745 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v1i1.680
According to National Curriculum Preparation Guideline 2004 – 2009, teaching English in ITS is classified into General Studies ( MKU ) and distributed into “ Personality Development – Related subject “ ( MPK – Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian ). However, English as subject has been redundantly placed within the ITS curriculum. While under the curriculum preparation guideline the subject falls into the category of Personality – Development related subjects, the course content involves a significant degree of skills that are required by the students during learning process at ITS. The teaching of English at ITS should therefore be designed to meet the demands for personality development, as well as knowledge and skills improvement. In the attempt of meeting these demands, the English teaching staff have agreed to adopt the ESP approach.The popular principle of English for Specific Purposes ( ESP ) is “ Tell me what you need English for and I will tell you the English that you need”. This principle suggests that ESP is an approach to language teaching which is oriented to fulfil learners’needs. So teaching English at the tertiary level for non English Department such as in ITS is still mostly concentrated on the need for the capability of reading relevant text books. The teaching of English is focused on the reading skill specialized in relevant text books which will reinforce the mastery of basic vocabulary and grammar because mastering reading skill is determined mostly by those two elements. However, this shift to gives other study skills such as note taking, group discussion, presentation and academic writing.
PEMASANGAN REKLAME DI KORIDOR JL. KERTAJAYA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM
Suprapti Suprapti;
Niken Prasetyawati;
Usman Arief;
Heru Purwadio
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (478.704 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v6i2.606
Setelah terbit Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame, serta Peraturan Walikota Surabaya Nomor 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame, pemasangan reklame di koridor utama Kota Surabaya tampak lebih teratur. Namun demikian masih dijumpai penempatan reklame yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Salah satunya adalah pemasangan reklame di sepanjang koridor Jl. Kertajaya mulai perempatan Jl. Menur sampai viaduct Gubeng Terowongan. Masalah yang diidentifikasikan adalah, penempatan reklame yang melebihi batas persil; melebihi ketinggian bangunan reklame tersebut berada; reklame yang proporsinya lebih besar dibandingkan bidang reklame tersebut berada; jarak antara penempatan reklame yang satu dan reklame lainnya sangat berdekatan; dan reklame pada kaki viaduct kereta api.Studi ini bertujuan untuk menemukenali penyimpangan penempatan reklame, yang dilakukan melalui evaluasi kondisi faktual pemasangan reklame di sepanjang koridor Jl. Kertajaya terhadap aspek hukum; dalam hal ini terhadap Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Reklame; Peraturan Walikota Surabaya Nomor 79 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Reklame; dan Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian. Studi ini masuk dalam kategori doctrinal research melalui pendekatan kasus (Marzuki; 2005) dengan cara mengevaluasi kondisi lapangan terhadap ketentuan undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan lain yang berlaku.Berdasarkan hasil studi ditunjukkan bahwa (1) terdapat tujuh reklame billboard di atas tiang yang melebihi Garis Sempadan Pagar atau batas persil; (2) terdapat satu reklame videotron yang berada di dalam Rumija Kereta Api; (3) terdapat dua reklame pada bangunan yang melebihi Garis Sempadan Bangunan; dan (5) terdapat delapan reklame billboard yang dipasang melebihi tinggi bangunan; terdapat satu reklame tanpa materi; terdapat empat spot yang jarak penempatan reklamenya berdekatan; dan satu reklame pada pos polisi lalu lintas yang melebihi luas bidang reklame.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY (CSR) DI PERUSAHAAN PENGEBORAN MINYAK PETROCINA KABUPATEN BOJONEGORO - JAWA TIMUR
Sukriyah Kustanti
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 4, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (518.222 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v4i1.639
Pada dasarnya Corporate Social Responsibility (CSR) membawa misi organisasi dan panduan untuk berdirinya suatu perusahaan yang menjujung tinggi kepada para konsumennya. Perusahaan-perusahaan mulai menerapkan etika bisnis yang merupakan salah satu bentuk bisnis yang memperhatikan Pembangunan Berkelanjutan yang menekankan pada sinergi antara tiga aspek yakni aspek lingkungan hidup, aspek keuangan serta aspek sosial yang dikenal oleh perusahaan-perusahaan dengan sebutan Triple bottom line. JOB Pertamina – PetroChina East Java yang berada di Kabupaten Bojonegoro ini adalah Perusahaan Penanam modal asing yang bergerak pada kegiatan pemboran dalam rangka eksplorasi sumur minyak yang dilaksanakan mulai Juni 2007 hingga saat ini. Perusahaan ini sudah melaksanakan kajian lingkungan yang diharuskan oleh Lembaga Lingkungan Hidup. Oleh karena itu peneliti ingin melihat dampak dari penerapan etika sosial ekonomi yang sudah dilaksanakan selama ini. Permasalahan penelitian melihat sejauh mana implementasi dan evaluasi program CSR yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan ini. Manfaat penelitian adalah bisa digunakan sebagai data base pemerintah dalam hal etika bisnis perusahaan serta untuk mengukur kinerja perusahaan petrocina dalam melaksanakan nilai-nilai sosial ekonomi pada masyarakat. Hasil penelitian Corporate Sosial Responsibility (CSR) JOB Pertamina – PetroChina East Java, yang sudah dilaksanakan sejak dilaksanakannya kegiatan pemboran di lapangan Sukowati, sebagai tanggung jawab sosial perusahaan dalam menejemen lingkungan hidup. Bentuk/wujud dari Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dilaksanakan JOB Pertamina-Petro Cina adalah pemberian tali asih, dana Community Development serta perekrutan tenaga kerja masyarakat lokal dalam perusahaan tersebut. Evaluasi terhadap pelaksanaan Corporate Sosial Responsibility (CSR), tidak ada aspek kecenderungan kritis seperti sikap aksi protes dan demo masyarakat.
IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KOTA SURABAYA
Windiani Windiani
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (238.266 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v1i2.671
This research aim to know about interpretation and implementation low of Public Service in Surabaya. This is qualitatif research and take many public officials as informan with snowball sampling methode. This research show that implementation law of public service not opptimaly because many resion: there are not minimum standart public services, quality of human resoursches, and carrying capacity of services not good. Beside that, there is not guide line to interpretation about low of public servise, so many officials have problems to implentation. So, needed change paradigm of public officials that they should give service not serviced by public. But, in generally, many officials public services aware that low of public servises in Surabaya is commitment type by government to increase quality of public service espesialy for Surabaya citizen.
KARAKTER ANAK DALAM KELUARGA SEBAGAI KETAHANAN SOSIAL BUDAYA BANGSA
Ni Wayan Suarmini;
Ni Gusti Made Rai;
Marsudi Marsudi
JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH) Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (248.776 KB)
|
DOI: 10.12962/j24433527.v9i1.1280
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi pertumbuhan serta perkembangan anak. Peran dan fungsi keluarga menjadi sangat penting dalam tanggung jawab terhadap pendidikan anak. Pendidikan akan mengembangkan potensi anak menjadi suatu kompetensi, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi pendidikan dalam menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan rasa tanggungjawab sebagai unsur dari karakter. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus memiliki karakter yang kokoh agar mampu mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa untuk menangkal penetrasi budaya asing yang kurang relevan.Setiap keluarga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran anak, kelak dalam mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa sebagai kekuatan dalam setiap aspek pembangunan nasional. Sumberdaya manusia yang berkarakter akan mampu mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa dan memiliki daya saing dalam menghadapi era global.