cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Kantor LP3M Unismuh Makassar Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar, Indonesia
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
OCTOPUS : Jurnal Ilmu Perikanan
ISSN : 23020670     EISSN : 27464822     DOI : https://doi.org/10.26618/octopus
Core Subject : Science, Education,
Jurnal Octopus Ilmu Perikanan terbit dua kali setahun yakni Januari dan Juli berisi artikel ilmiah dalam bentuk hasil penelitian dan non penelitian berupa kajian. Jurnal Octopus Ilmu Perikanan bertujuan untuk menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan perikanan dari para akademisi, peneliti, praktisi, mahasiswa, dan pemerhati perikanan.
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
Analisis Perubahan Fungsi Ekosistem Mangrove di Kabupaten Barru Abdul Malik
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 3, No 1 (2014): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.602 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v3i1.538

Abstract

Perubahan fungsi ekosistem mangrove di kabupaten Barru mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga dilakukan analisis perubahan fungsi ekosistem mangrove dengan menggunakan metode analisis citra landsat. Hasil yang di dapatkan diperoleh perubahan pemukiman seluas 716,63 ha, penggunaan  oleh Industri dan sarana transportasi  industri seluas 27,23 ha, sarana transportasi seluas 15,11 ha, sedangkan pertambakan seluas 65,05 ha.  Kata kunci : Mangrove, perubahan fungsi, ekosistemChanges in the function of mangrove ecosystem in Barru district has increased from year to year, so do the analysis of changes in mangrove ecosystem functions using Landsat imagery analysis. The results obtained in getting changes residential area of 716.63 ha, the use by industry and transportation facilities covering an area of 27.23 ha industrial, transportation facilities covering an area of 15.11 ha, whereas farms covering an area of 65.05 ha.Keywords: Mangrove, function change, ecosystem
PEMETAAN RANTAI NILAI RUMPUT LAUT (SEAWEED VALUE CHAIN MAPPING) BERPERSPEKTIF GENDER DI KABUPATEN TAKALAR, MAROS, PANGKEP DANBARRUSULAWESI SELATAN, INDONESIA Syafiuddin Syafiuddin; Abdul Malik
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 6, No 2 (2017): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v6i2.1300

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya nilai tambah, distribusi serta peran pelaku usaha  di sepanjang rantai nilai komoditi rumput laut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan dilaksanakan selama 2 bulan. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, FGD dengan stakeholders rumput laut di lokasi kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas utama pada pengelolaan rumput laut di awali oleh pra produksi berupa penyediaan alat budidaya dan pembibitan, yang dilanjutkan dengan aktifitas produksi (merangkai bibit, penanaman, pemeliharaan, panen, pengeringan penyortiran). Kegiatan tersebut umumnya dilakukan oleh petani sendiri yang sebagian besar laki-laki, kecuali pada saat merangkai bibit yang dilakukan perempuan. Pada rantai ini terdapat kemungkinan petani memperoleh nilai tambah dari kegiatannya seperti menyediakan alat, melakukan pembibitan sendiri baik secara  induvidual maupun kolektif dan pada distribusi rumput laut sampai ke eksportir. Pada setiap tahap kegiatan pengelolaan rumput laut terdapat nilai tambah yang dapat diperoleh pelaku usaha, seperti pembibitan sekitar Rp 2660/ kg, aktifitas budidaya dengan nilai tambah Rp 2500/kg, aktifitas pengumpul Rp 750/kg, pedagang besar Rp 140/kg dan aktifitas pengolahan skala rumah tangga dengan nilai tambah bervariasi sesuai jenis kegiatan. Aktifitas pengolahan skala rumah tangga yang dikelola perempuan secara komersial sudah mulai berkembang, tetapi memerlukan waktu agar terbentuk menjadi kegiatan usaha mandiri  dan  menguntungkan. Oleh karena itu perlu di dorong dengan program yang lebih terarah sehingga tumbuh gairah baru dalam bentuk kegiatan yang kreatif dan inovatif.
Pemodelan Jarak Lokasi Penangkapan Ikan Karang dari Garis Pantai untuk Mereduksi Bycatch Pada Bubu Serambi Syawaluddin Soadiq
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 1, No 1 (2012): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.761 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v1i1.435

Abstract

Memancing dengan sangat potensial daya tangkap sebagai metode yang sederhana dan efektif untuk nelayan untuk mengeksploitasi ikan karang telah praktis diterapkan di beberapa lokasi di perairan Pulau Selayar.Meskipun kegiatan yang telah diakui sebagai berbahaya bagi kerusakan ekosistem terumbu, kurangnya pengetahuan nelayan tentang bertanggung jawab ikan-ing kontribusi kehancuran ekosistem terumbu karang.penelitian ini adalah untuk menentukan Model dari distance from beach-line (DfBL) untuk mengurangi daya tangkap di ruang perangkap.Penelitian ini dilakukan di perairan Parak Kabupaten Kepulauan Selayar yang memancing peralatan dioperasikan pada berbagai DfBL.Hasilnya menunjukkan tren positif pengurangan daya tangkap dengan meningkatnya DfBL ikan karang fishing ground, sementara ada tren linier positif produktivitas ikan target dengan meningkatnya DfBL ikan karang Model Wilayah Penangkapan Ikan dari jumlah daya tangkap di daerah pnangkapan ikan pada lokasi di DfBL itu Y = 301 , 47E-0,008x (R² = 0,78), maka model berat daya tangkap pada daerah pnangkapan ikan dasar lokasi di DfBL adalah Y = 3378,2e-0,006x (R² = 0,63).Sementara model produktivitas ikan target pada daerah pnangkapan ikan dasar lokasi di DfBL adalah Y = 0,0092x - 1,8602 (R² = 0,6347). Memancing lokasi tanah dasar pada DfBL di kisaran 289-342 m menghasilkan daya tangkap lebih tinggi 4,77 - 6,55 kali dari jarak 497- 650 m, sedangkan jarak 289-342 menghasilkan target yang ikan lebih tinggi 2,22 - 4,79 kali dibandingkan di kisaran 497- 650 m.Kata Kunci: Model, daya tangkap, garis pantai, ikan target,Fishing with highly potential bycath as the simple and effective method for fisher to exploit reef fish has been practically applied in several locations in Selayar Island waters. Although those activities have been recognized as harmful to reef ecosystem destruction, the lack of fisher knowledge on responsible fish-ing contributes the destruction of the reef ecosystem. This research is to determine Model of location for reef fish fishing ground base on distance from beach-line (DfBL) to reduce bycatch in chambered wing trap fish-ing. This experiment was conducted in Parak waters of Selayar Islands Regency which was fishing gear op-erated on variety of DfBL. The result showed positive trend of bycatch reduction with increasing DfBL of reef fish fishing ground, meanwhile there was linier positive trend of target fish productivity with increasing DfBL of reef fish fishing ground Model of bycatch number on fishing ground location base on DfBL was Y = 301,47e-0,008x (R² = 0,78), then model of bycatch weight on fishing ground location base on DfBL was Y = 3378,2e-0,006x (R² = 0,63). Meanwhile model of target fish productivity on fishing ground location base on DfBL was Y = 0,0092x - 1,8602 (R² = 0,6347). Fishing ground location base on DfBL at range 289-342 m produce bycatch higher 4,77 - 6,55 times than at range 497- 650 m, meanwhile at range 289-342 produce target fish higher 2,22 - 4,79 times than at range 497- 650 m.Keyword: Model, bycatch, beach-line, target fish, trap.
Penggunaan Pupuk di Grow Terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Karaginan Rumput Laut Kappaphycus Sp. Akmal Akmal; Andi Elman; Marwan Marwan; Mutmainna Mutmainna; Sugeng Raharjo
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 4, No 1 (2015): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (942.073 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v4i1.568

Abstract

Bertujuan untuk mengetahui penggunaan pupuk DI Grow optimal terhadap meningkatkan pertumbuhan, produksi dan kualitas karaginan rumput laut Kappaphycus alvarezii. Pemberian pupuk menitikberatkan pemberian dan frekuensi perendaman dengan pupuk organik cair DI. Grow yang berbeda sebelum ditanam dan dibudidayakan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik cair DI Grow yang diperoleh dari pasaran. Frekuensi perendaman terdiri dari; A. 1 kali perendaman; B. 2 kali perendaman; C. 3 kali perendaman. Konsentrasi perendaman pupuk organik cair DI Grow adalah 500 mg/l air laut  sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan dan direndam selama 30 menit. Data yang diamati adalah pertumbuhan biomassa, laju pertumbuhan, dan kandungan karaginan rumput laut yang diberi perlakuan dianalisa secara deskriptif.  Hasil perekayasaan menunjukkan rerata pertumbuhan biomassa rumput laut K. alverezii setiap frekuensi perendaman meningkat sampai hari ke 21 dan mengalami penurunan sampai akhir perekayasaan. Frekuensi perendaman perlakuan B (2 kali) dan C (3 kali) lebih tinggi pertumbuhan biomassa basahnya dibanding dengan perlakuan lainnya.  Frekuensi perendaman 3 kali dengan rerata pertumbuhan biomassa (45,42±14,75 g-1) lebih tinggi jika dibandingkan dengan frekuensi 2 kali, 1 kali, dan kontrol masing-masing (45,08±25,25 g-1), (29,76±6,65 g-1), dan (40,52±9,66 g-1) pada hari yang sama yaitu hari ke 42.  Sedangkan laju pertumbuhan harian tertinggi diperoleh pada perlakuan C (3 kali) yaitu 2,81%/hari-1 dan terendah  perlakuan A (1 Kali) hanya 1,15%/hari-1 dan lebih rendah dibanding dengan perlakuan kontrol dan B (2 kali) masing-masing 1,83%/hari-1 dan 1,64%/hari-1. Tingginya rerata pertumbuhan biomassa dan laju pertumbuhan harian pada frekuensi perendaman 3 kali diduga karena dilakukan perendaman pupuk DI. Grow  yang optimal dan tersedia unsur nitrogen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tallus pada tanaman rumput laut.Kata Kunci:  DI Grow, pertumbuhan, karaginan, rumput laut, K. alvarezii
Analisis Kebijakan dan Strategi Pengembangan Usaha Rumput Laut Euchema Cottonii di Kabupaten Bantaeng (Studi Kasus di Kecamatan Bissappu, Bantaeng dan Pa’jukukang) Asni Anwar
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 2, No 1 (2013): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.551 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v2i1.521

Abstract

Penelitian bertujuan menganalisis kebijakan dan strategi pengembangan usaha rumput laut E.cottonii yang berlaku saat ini, menganalisis dampak kebijakan dan strategi pengembangan usaha terhadap masyarakat khususnya petani rumput laut, menganalisis kinerja pemerintah dan tokoh masyarakat dalam pengembangan usaha rumput laut, dan menganalisis alternative strategi kebijakan pengembangan usaha yang efektif untuk meningkatkan pendapatan petani rumput laut. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan metode kluster (Singarimbun dan Effendy 2004) sebanyak 50 responden yang mewakili kelompok pembudidaya rumput laut, enam responden mewakili tokoh masyarakat, lima pedagang rumput laut dan lima responden dari pihak pemerintah terkait, tekhnik pengumpulan data dengan tekhnik observasi, wawancara dan FGD(focus group  discussion). Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif, analisis indikator keberhasilan kebijakan dan strategi, analisis kriteria dan indikator kinerja menurut Nikijuluw dan analisis SWOT. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa strategi kebijakan pengembangan usaha rumput laut yang mengacu pada rencana pengembangan budidaya rumput laut dengan program bantuan usaha rumput laut di kabupaten Bantaeng masih kurang nyata, ditandai dengan kegagalan Koperasi Citra Mandiri yang difasilitasi oleh pemerintah. Dengan penilaian ketujuh indikator(pendapatan, pendidikan, motivasi, kesadaran masyarakat, kreativitas dan kenmandirian, pengakuan hak serta program kemitraan) yang berdampak kurang nyata. Alternatif strategi pengembangan usaha yang efektif untuk meningkatkan pendapatan petani rumput laut berupa pengembangan strategi kebijakan antara pemerintah, petani rumput laut dan pedagang dengan melibatkan Perguruan Tinggi sebagai fasilitator tenaga ahli.Kata Kunci : strategi, usaha, rumput laut    The study aims to analyze policies and business development strategies seaweed E.cottonii current, analyze the impact of policies and strategies for business development against people, especially farmers seaweed, analyzing the performance of government and community leaders in the development of seaweed, and analyze alternative policy strategy development effective efforts to improve the income of farmers seaweed. Determination of the number of samples by using cluster (Singarimbun and Effendy 2004) of 50 respondents representing the farmers seaweed, six respondents representing public figures, five merchant seaweed and five respondents from the relevant government authorities, the techniques of data collection techniques of observation, interviews and FGD (focus group discussion). Data were analyzed with descriptive analysis techniques, analysis of indicators of the success of policies and strategies, analysis of criteria and indicators of performance by Nikijuluw and SWOT analysis. The results showed that the strategy of business development policies seaweed which refers to the development plan of seaweed cultivation with seaweed business assistance programs in the district are still lacking real Bantaeng, marked by the failure of Koperasi Citra Mandiri facilitated by the government. With seven votes indicators (income, education, motivation, awareness, creativity and kenmandirian, recognition of the right as well as the partnership program) which affects less real. Alternative business development strategies are effective to increase the income of seaweed farmers in the form of development strategy between government policy, seaweed farmers and traders with the involvement of Higher Education as a facilitator experts.Keywords: strategy, business, seaweed
SUBTITUSI TEPUNG TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza sp) PADA PAKAN DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Rahmi Rahmi; Nur Insana Salam; Nur Qodri
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 5, No 1 (2016): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.648 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v5i1.673

Abstract

The purpose of this study to determine the effect of ginger powder in the feed with different doses of the survival and growth of tilapia fish (Oreochromis Niloticus). The method used is tilapia fish obtained from Fish Seed Center (BBI) is natural. Seed fish used as many as 10 heads/container research. Total container study 12 units with a capacity of each container of 20 liters of water. Research container filled with water of 10 liters. The treatments tested was the administration of different doses of ginger powder in feed tilapia fish. In this study, there were 4 treatment, the dosage of 2.5% (treatment A), the dose of 5% (treatment B), the dose of 7.5% (treatment C), without the provision of ginger powder (treatment D). Research carried out for 6 weeks showed that the growth and survival rate of tilapia fish highest in treatment B (ginger 5%) with an absolute growth of 2.68 gr, 0.0638 g daily growth, and survival rate of 100%.
PARTISIPASI DAN KONTRIBUSI EKONOMI IBU-IBU RUMAH TANGGA PETANI DALAM PENGELOLAAN RUMPUT LAUT DI KELURAHAN BINTARORE KECAMATAN UJUNG BULU KABUPATEN BULUKUMBA Asriyanti Syarif
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 5, No 2 (2016): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.215 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v5i2.723

Abstract

The aim of this study to determine the economics participation and contribution of women farmers households in the Bintarore village Ujung Bulu sub-district Bulukumba regency.  The population in this study are 132 people, drawn sample by 20% from a total population so that 26 housewives farmers were obtained. Sampling is done by simple random sampling method. Data analysis that used in this research is qualitative analysis through interpretation and comprehension. Furthermore, the percentage of housewives farmers participation in the pre-production and post-harvest stage of seaweed farming in Bintarore village, Ujung Bulu sub-district, Bulukumba regency, calculates the income of housewives in seaweed production is number of expenses made by housewives Ladder in pre-production activities multiplied by price (Rp / stretch).The results showed that housewives farmers household participated more in pre-production activities compared with post-production activities, the economic impact for housewives provided additional income for the family despite the small nominal value.
STUDY OF WATER QUALITY ON GROWTH OF SEAWEED ( GRACILARIA VERRUCISA) OF POND CULTURED BY VERTICULTUR METHOD Ruslaini Ruslaini
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 6, No 1 (2017): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.428 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v6i1.756

Abstract

The growth of seaweed (Gracilaria verrucosa) is influenced by environmental conditions such as light intensity, temperature, salinity, pH, nitrates, phosphates. This study aims to identify factors that affect water quality seaweed growth; and analyze the relationship between water quality factors with the growth of seaweed. The study was conducted from August to october 2016. The results showed the specific growth of seaweed during the study an average of 3.605 %. Water quality during the study, the average light intensity 2311.5 lux, average temperature 27°C, the average pH 7.92, average salinity 18.85 ppt, nitrate average of 0.2253 mg/L  and phosphate average of 0.380 mg/L. Water quality is obtained during the study supports the growth of seaweed
Prevalensi Penyakit Karang di Kawasan Konservasi Laut Daerah di Sulawesi Selatan Rahmi Rahmi
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 3, No 2 (2014): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.942 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v3i2.549

Abstract

Ancaman terhadap terumbu karang biasanya disebabkan oleh polusi dari pupuk, limbah, racun buatan manusia, sedimentasi dan eksploitasi yang berlebihan. Sedangkan ancaman secara globalnya adalah kenaikan suhu air laut sehingga mengakibatkan karang terinfeksi penyakit. Kawasan konservasi laut (KKL) memberikan wawasan kepada masyarakat dan menanamkan kepedulian untuk bersama-sama menjaga ekosistem pesisir yang ada disekitarnya. Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Kapoposang dan pulau Sarappo Lompo sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pangkep perlu diteliti sehingga menjadi dasar bagi penentuan kawasan konservasi sebagai salah satu cara untuk mengurangi prevalensi penyakit karang.Kata Kunci : Prevalensi, Penyakit dan kawasan konservasi laut.Threats to coral reefs is usually caused by pollution from fertilizers, sewage, toxic manmade, sedimentation and exploitation. While the global threat is the rise in sea water temperature causing coral infected with the disease. Marine protected area (MPA) provides insight to the community and instill awareness to jointly safeguard the coastal ecosystem around it. Wildlife Tourism Bodies (TWP) Kapoposang island and island Sarappo Lompo as Regional Marine Conservation Area (KKLD) Pangkep need to be investigated so that the basic elements of protected areas as one way to reduce the prevalence of coral disease.Keywords: Prevalence, Disease and marine conservation area.
Deteksi Molekular Vektor Penyebab WSSV Pada Udang Windu (Penaeus Monodon) Di Kabupaten Takalar Rahmi Rahmi
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 1, No 2 (2012): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.674 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v1i2.477

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus WSSV, pada beberapa vektor virus di tambak dengan metode PCR. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Maret 2012. Sampling dilakukan di tambak Kabupaten Takalar, hewan uji yang digunakan jenis krustasea liar berupa krustasea liar (Mesopodopsis sp, Scylla sp. dan udang liar). Ekstraksi DNA menggunakan Promega-kit. Konsentrasi PCR yang diperlukan yang dibutuhkan adalah 1 x Buffer PCR yang mengandung 0.65 µL dNTPs, 0.25 µL Taq Polymerase, 0.5 µL Primer F, 0.5 µL R, 2 µL Buffer S, 5 µL Template DNA (sampel) dan 16.1 µL ddH2O, dengan konsentrasi total yang dibuat menjadi 25 µL. Kondisi PCR : denaturasi awal 95°C 5’, diikuti dengan 35 siklus denaturasi 95°C 30’’, annealing 60°C 1’, ekstensi 72°C 1’ dan 72°C 5’. Running Elektroforesis,selanjutnya divisualisasi pada UV Transiluminator. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis krustacea liar berupa Mesopodopsis sp. dan Scylla sp. berperan sebagai vektor yang membawa agen penyakit White Spot Syndrom Virus (WSSV) pada tambak udang windu (P. Monodon).Kata kunci: Udang windu, Vektor, WSSV

Page 1 of 19 | Total Record : 183