cover
Contact Name
Aqil Luthfan
Contact Email
walisongo@walisongo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
aqilluthfan@walisongo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan
ISSN : 08527172     EISSN : 2461064X     DOI : -
Core Subject : Humanities, Social,
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan is an international social religious research journal, focuses on social sciences, religious studies, and local wisdom. It is intended to communicate original research and current issues on the subject. The subject covers literary and field studies with various perspectives i.e. philosophy, culture, history, education, law, art, theology, sufism, ecology and much more.
Arjuna Subject : -
Articles 444 Documents
DIALEKTIKA RADIKALISME DAN ANTI RADIKALISME DI PESANTREN Kusmanto, Thohir Yuli; Fauzi, Moh.; Jamil, M. Mukhsin
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 23, No 1 (2015): Pendidikan dan Deradikalisasi Agama
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.23.1.221

Abstract

Any effort opoosing toward any form of radicalism is a part of the reactions to anti-radicalism. The spirit of anti-radicalism emerged as part of the people's resistance. Radicalism and anti-radicalism was dialectically interrelated. Although both are paradoxical, but always be united. Dialectic of radicalism and anti-radicalism interesting is once it was observed in boarding school life. The phenomena of Islamic radicalism is often associated with Islamic boarding schools in Indonesia. Some communities understood that the growing radicalism came from Islamic boarding schools. This view was based on the the many actors of violent Islamic radicalism were the alumni of boarding school. The reality may be true in certain cases, but they may not be generalized. This study explored the data on the perspective of Islamic boarding schools on the discourse and praxis of radicalism and anti radicalism and resistance patterns. The research results showed that the community of Islamic boarding schools rejected, oppossed and actively built the spirit of anti radicalism that was implemented in several patterns. The findings of these research was a synthesis of the thesis which had become the public discourse about radicalism and Islamic boarding school.***Upaya menentang segala bentuk radikalisme merupakan bagian dari reaksi anti radikalisme. Semangat anti radikalisme muncul sebagai bagian dari resistensi masyarakat. Radikalisme dan anti radikalisme saling berkaitan secara dialektis. Meski­pun keduanya merupakan sesuatu yang paradoks, namun selalu menyatu. Dialektika radikalisme dan anti radikalisme menarik ketika dilihat dalam kehidupan pesantren. Fenomena radikalisme Islam seringkali dihubungkan dengan masya­ra­kat pesantren di Indonesia. Beberapa kelompok masyarakat memahami radikal­isme tumbuh dari pesantren. Pandangan tersebut didasari oleh banyaknya pelaku radikalisme Islam dalam bentuk kekerasan alumni pesantren. Realitas tersebut bisa jadi benar dalam kasus tertentu, tetapi tidak bisa digeneralisasi. Penelitian ini ber­upaya menggali data pandangan pesantren tentang wacana dan praksis radikalisme dan anti radikalisme serta pola resistensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pesantren menolak, menentang dan aktif membangun spirit anti radikalisme yang diwujud­kan dalam beberapa pola. Temuan penelitian tersebut merupakan sintesis dari tesis yang selama ini menjadi wacana masyarakat tentang radikalisme dan pesantren.
TEO-DEMOKRASI BERBASIS PERTANGGUNGJAWABAN: STUDI KOMPARATIF ATAS RESPONS S.M. ZAFAR DAN MEHDI BAZARGAN TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM Suharto, Toto
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 22, No 1 (2014): Relasi Agama dan Negara
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.22.1.258

Abstract

This article seeks to examine and analyze how the response of two contemporary Islamic thinkers of democracy. Both thinkers are S.M. Zafar and Mehdi Bazargan. They have a typical thinking about the system of government. Zafar offers a system of government based on the Theo-democrcy parliamentary, because of his opposition to the military system in Pakistan. Whiles Bazargan offers the system of government based on Theo-democracy, because of his opposition to the ‘ulamā’ system of Khomeini’s government. They are looked theo-democrcy governance as a system that needs to be implemented in an Islamic state.***Artikel ini ditujukan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana respons dua pemikir Islam kontemporer terhadap demokrasi. Kedua pemikir itu adalah S.M. Zafar dan Mehdi Bazargan. Mereka memiliki pemikiran yang khas mengenai sistem pemerintahan. Zafar menawarkan sebuah sistem pemerintahan yang ber­dasarkan teo-demokrasi parlementer, karena ketidaksetujuannya dengan sistem pemerintahan militer di Pakistan. Sedangkan Bazargan menawarkan sebuah sistem pemerintahan yang berdasarkan teo-demokrasi, karena sikap oposisinya terhadap sistem pemerintahan “keulamaan” Khomeini. Keduanya memandang pemerintahan teo-demokrasi sebagai sistem yang perlu dilaksana­kan dalam sebuah negara Islam.
PERGESERAN MITOLOGI PESANTREN DI ERA MODERN Junaidi, Arif
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 19, No 2 (2011): Pendidikan Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.19.2.181

Abstract

The main problem of this study is how to root, pattern and function of beliefs about karamah of the kiai pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak and the extent of the shift of mythology that occurred at the school in line with the social changes in the modern era. This study is a field research. The paradigm used in this study is a qualitative paradigm, because the study intended to find meaning. The findings of this study is that the lives of the kiai in the pesantren Futuhiyyah also widely covered by the myths of “kiaiship”, it is a belief that the kiai has karamah.***Masalah utama dari kajian ini adalah mencari akar, pola, dan fungsi keyakinan mengenai karamah kiai pesantren Futuhiyah Mranggen Demak dan sejauh mana pergeseran mitologi yang terjadi di kalangan masyarakat sejalan dengan perubahan masyarakat di era modern ini. Kajian ini merupakan kajian lapangan. Paradigma yang digunakan adalah kualitatif karena kajian ini berupaya menemukan makna. Adapun penemuan dari kajian ini adalah bahwa kehidupan kiai di pesantren Futuhiyah Mranggen juga diliputi mitos kiai, dalam makna keyakinan bahwa kiai memiliki karamah.
ANALISIS PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Suryani, Suryani
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 19, No 1 (2011): Ekonomi Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.19.1.212

Abstract

This study aimed to (1) analyze the condition of Financing to Deposit Ratio (FDR) of Islamic Banking in Indonesia, (2) analyze the profitability of sharia banking in Indonesia; and (3) to analyze the influence of Financing to Deposit Ratio (FDR) of the profitability of sharia banking in Indonesia. This study took samples at Islamic banks in Indonesia including 11 Islamic Banks (BUS), 23 Business Units of Sharia Banking (UUS). The research data is from Islamic Banking Statistics published by Bank Indonesia from January 2008 until December 2010 (Financial Ratio Study to BUS and UUS period 2008-2010). The number of Islamic banks used is 34 banks. The technique uses simple linear regression analysis with the help of the program EVIEWS version 5.***Kajian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kondisi Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Perbankan Syariah di Indonesia, (2) menganalisis profitabilitas perbankan syariah di Indonesia (3) menganalisis pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Sampel dari kajian ini meliputi 11 bank syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS). Data peneitian ini diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dari bulan Januari 2008 hingga Desembar 2010 (Kajian mengenai Financial Ratio BUS dan UUS dalam periode 2008-2010) Sebanyak 34 bank dilibatkan dalam penelitian ini. Adapun teknik yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis regresi linear dengan bantuan program EVIEWS versi 5.
RITUAL RAMBUT GEMBEL DALAM ARUS EKSPANSI PASAR PARIWISATA Soehadha, Moh.
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 21, No 2 (2013): Agama Lokal
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.21.2.249

Abstract

This article focusing on religious and social change in Dieng tourism society and its relation with state capitalism. The government has commercialize gembel hair ritual (ritual rambut gembel) by tourism policy, that long have been live in Dieng community. In this article indicated that there are two variants of the social response to the change, the people who accept and reject society. The receiving society is the people that having an interest in economic on activities of the tourism development, whereas the rejecter society is the people that hold belief and tradition faithful. Theoretically, this study gives an explanation that public religiosity into the value system which affect people’s behavior to confirm the mode of economic production runs, as well as oversee social change.***Tulisan ini mengambil fokus pada agama dan perubahan sosial akibat ekspansi pasar pariwisata di dataran tinggi Dieng, dan hubungannya dengan kapitalisme negara. Pemerintah telah mengusahakan ritual rambut gembel sebagai komo­ditas pariwisata di dataran tinggi Dieng. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada dua varian respon sosial terhadap perubahan akibat ekspansi pasar pariwisata, yaitu masyarakat yang menerima dan masyarakat yang menolak. Masyarakat penerima adalah orang-orang yang memiliki kepentingan di bidang ekonomi dalam kegiatan pengembangan pariwisata, sedangkan masyarakat yang menolak adalah orang-orang yang memegang keyakinan dan tradisi lokal. Secara teoritis, studi ini memberi penjelasan bahwa religiusitas masyarakat dipengaruhi oleh moda produksi ekonomi yang ada.
PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH SALAFIYAH Sa’adah, Fihris
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 19, No 2 (2011): Pendidikan Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.19.2.160

Abstract

Theoretically, one of the dominant factors that influence the development of individual character are environmental factors which is a condition that allows the process of personal character development. Creating an conducive environment to the development of character Girikusumo Salaf Islamic School students is done by creating a tradition /habituation practical in everyday life in all their daily activities in relation to the quality of their religious or otherwise. Attempt the formation of character through this Salaf Islamic school in addition to the above character education, can also be done simultaneously through the educational value of the following steps. First, apply a “modeling” or “exemplary” or “uswah hasanah”. Second, efforts to explain or clarify to students constantly about the value of good and evil has been done in the Girikusumo Salaf Islamic School. Third, implement the SIS is based on character education.***Secara teoritik, salah satu faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan karakter individu adalah faktor-faktor lingkungan yang merupakan kondisi yang memungkinkan proses perkembangan karakter pribadi. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan karakter di kalangan siswa Sekolah Islam Salaf Girikusumo dilakukan dengan cara menciptakan tradisi atau praktek pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan peningkatan kualitas keagamaan atau kehidupan mereka. Di samping upaya di atas, pembentukan karakter juga dilakukan dengan simultan melalui penanaman nilai dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, menerapkan pencontohan atau uswah hasanah. Kedua menjelaskan tentang nilai yang baik dan buruk. Ketiga, mengimplementasikan SIS yang didasarkan pada pendidikan karakter.
AJARAN TAREKAT SYATTARIYYAH DALAM NASKAH RISĀLAH SHATTARIYYAH GRESIK Fanani, Ahwan
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 20, No 2 (2012): Spiritualisme Islam
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.20.2.203

Abstract

Tarekat (sufi order) is an important part of the development of Islam in Indonesia. The early Islamic mission in Nusantara was conducted by sufi’s teacher. Their ability to make close contact to local ruler enabled them to spread Islam in local kingdom. The tarekat had international link so that the acceleration of islamization in Indonesia was supported by the link sufi’s teacher had. The spread of sufi order happened quite smoothly because the teaching they introduced contained mystic elements that were familiar to local community. The gradual introduction of Islam by tarekat master in many places made islamization run peacefully. The mystic tenets brought by tarekat master create a harmony between Islam and local culture. The paper will deal with the manuscript of Risala Syatariya Gresik. The paper is conducted using philology. The main purpose of the paper is to present the text edition of Risala Syatariya from Gresik.***Tarekat (aliran sufi) merupakan bagian penting dalam per­kembangan Islam di Indonesia. Missi Islam pertama di Nusantara dijalankan oleh para tokoh sufi. Kemampuan mereka untuk mendekati penguasa setempat memungkin­kan mereka untuk dapat menyebarkan agama Islam di keraja­an setempat. Tarekat memiliki jaringan internasional sehingga percepatan Islamisasi Indonesia di­dukung oleh jaringan yang dimiliki oleh para tokoh sufi tersebut. Per­kembangan ajaran sufi ber­jalan dengan sangat halus karena ajaran yang di­perkenal­kan mengandung unsur-unsur mistis yang telah dikenal oleh masyarakat setempat. Perkenalan Islam secara perlahan oleh para tokoh tarekat di berbagai tempat telah menjadikan persebaran Islam ber­jalan secara damai. Unsur-unsur mistis yang dibawa oleh para tokoh tarekat ini menciptakan harmoni antara Islam dengan budaya se­tempat. Tulisan ini membahas manuskrip Risalah Syatariyah Gresik. Pendekatan yang digunakan adalah filologi.
PRASANGKA: POTENSI PEMICU KONFLIK INTERNAL UMAT ISLAM Alfandi, Muhammad
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 21, No 1 (2013): Resolusi Konflik
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.21.1.239

Abstract

This study is about the potential prejudice sparked internal conflict of Muslims, especially between the group Nahdlatul Ulama (NU) and the Council of Tafsir Al-Qur'an (MTA) in Surakarta. Lately there is a conflict between NU and the MTA congregation. MTA is questioned by NU in some areas because of the materials and methods of preaching/dakwah considered to be provocative and less likely to appreciate the difference fiqhiyah and abusive deeds done by NU. From the reason above, the conflict between these two Islamic organizations appeared. One of the triggers that caused the internal conflict among Muslims is the certain group of Muslims can not understand well the other religious groups, which have different ideological backgrounds; that it affects the way of thinking, behaving and acting that are different from themselves. As a result, the internal relations marred by religious conflict, caused by the internal religious prejudice. Similarly, the possibility that occurred among the group of NU and MTA.***Penelitian ini adalah tentang potensi memicu prasangka konflik internal umat Islam, terutama antara kelompok Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Tafsir Al-Qur'an (MTA) di Surakarta. Akhir-akhir ini ada konflik antara NU dan jemaat MTA. MTA dipertanyakan/diperdebatkan oleh NU di beberapa daerah karena bahan dan metode dakwah/dakwah dianggap/cenderung provokatif dan cenderung tidak menghargai perbedaan fiqhiyah dengan perbuatan kasar yang dilakukan oleh NU. Dari alasan di atas, konflik antara kedua organisasi Islam telah terjadi/ muncul. Salah satu pemicu yang menyebabkan konflik internal di kalangan umat Islam adalah kelompok tertentu umat Islam tidak bisa memahami dengan baik kelompok agama lain, yang memiliki latar belakang ideologi yang berbeda, se­hingga mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan bertindak yang berbeda dari diri mereka sendiri. Akibatnya, hubungan internal yang dirusak oleh konflik agama, disebabkan oleh prasangka keagamaan internal. Demikian pula, ke­mungkin­an yang terjadi di antara kelompok NU dan MTA.
DAKWAH DAN PEMAHAMAN ISLAM DI RANAH MULTIKULTURAL Jailani, Imam Amrusi
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 22, No 2 (2014): Dakwah Multikultural
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.22.2.272

Abstract

Development of Islam in Indonesia or in the local domain did  not show the same performance as in his home land, namely in the Arab lands. This is due to the acculturation the values of Islam and the local culture. Variabilities in Islamic appearance is also showed the variabilities in understanding on Islam.  Applying variable approaches on Islam, textual-contextual and functional-structural, will show the varieties of Islam too: normative Islam, factual Islam, ideal Islam or universal Islam, and Local Islam. From this illustrates that in reality, we are often confronted with the face of normative Islam, Islamic factual, ideal or universal Islam and the local Muslim. The study found the patterns of understanding and attitude of inclusive-exclusive, with all the effects that will be caused, either constructive or destructive, supporting or undermined the development of Islam. Based on the finding,  it is needed a concept and strategy of da‘wa which is really effective and approved by multy-culture society like Indonesia.***Perkembangan Islam di Indonesia atau di lokalitas yang lain tidak menampak­kan wajah Islam yang sama seperti di tanah kelahirannya, yaitu di tanah Arab. Hal tersebut disebabkan karena sudah terjadi akulturasi ajaran Islam dengan nilai-nilai budaya lokal. Inilah bentuk interkoneksi antara ajaran Islam dengan kearifan lokal. Dari kajian tersebut, didapati pemahaman Islam yang bermacam-macam. Tampilan rumusan Islam tersebut dihampiri dengan berbagai pendekatan untuk memudahkan pemetaan terhadap pemahaman keislaman. Dari tampilan tersebut menggambarkan bahwa dalam realitas, kita sering diperhadapkan pada wajah Islam normatif, Islam faktual, Islam ideal atau universal dan Islam lokal. Sedangkan pendekatan yang dipakai untuk menelaah hal tersebut adalah pen­dekatan tekstual-kontekstual dan struktural-fungsional. Dari telaah tersebut, didapati pola pemahaman dan pola sikap yang inklusif dan eksklusif, dengan segala dampak yang akan ditimbulkan, baik yang konstruktif maupun yang destruktif, yang mendukung maupun yang menggerogoti perkembangan Islam. Dari realitas tersebut, diperlukan suatu konsep dan strategi dakwah yang betul-betul mengena dan diterima masyarakat multikultural seperti Indonesia ini.
BINA-DAMAI DALAM KOMUNITAS PESANTREN: SEBUAH UPAYA COUNTER-RADIKALISME Mantu, Rahman
Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 23, No 1 (2015): Pendidikan dan Deradikalisasi Agama
Publisher : LP2M - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ws.23.1.227

Abstract

This article discussed about the experience of al-Qodir Boarding School in Sleman Yogyakarta in the effort to counter the radicalism through the approach of peace building. Applying qualitative approach, this research using the methods of observation and deep interview in collecting data. With the theoritical framework of cognitive peace building, three factors of peace building became the focus; the mechanism of internal group, among group and external group. The main research finding here was the essential role of kiai in building participative dialogue with the community out of the boarding school which was imple­mented through social actions. It resulted in the ability of al-Qodir Boarding School in formulating the strategy of radicalism counter which became a typical strategy of pesantren among so many strategies to find out new formulations in avoiding the movement of radicalism in Indonesia.***Tulisan ini akan membahas tentang pengalaman Pondok Pesantren Al-Qodir terhadap upaya counter-radikalisme melalui pendekatan bina-damai di Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan peng­amat­an serta wawancara mendalam. Kerangka teoritik yang digunakan peneliti adalah teori peace building. Perdamaian menurut teori ini bisa tercipta karena tiga faktor; mekanisme internal, antar kelompok dan eksternal. Temuan dari riset ini adalah adanya peran penting kiai dalam membangun dialog partisipatif dengan masyarakat luar pesantren yang terimplementasi melalui aksi-aksi sosial. Hasilnya Pesantren Al-Qadir mampu merumuskan strategi counter-radikalisme yang khas pesantren ditengah upaya banyak pihak mencari formulasi baru dalam menangkal gerakan radikalisme di Indonesia.

Page 6 of 45 | Total Record : 444


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol. 33 No. 1 (2025) Vol. 32 No. 2 (2024) Vol. 32 No. 1 (2024) Vol. 31 No. 2 (2023) Vol 31, No 1 (2023) Vol 30, No 2 (2022) Vol 30, No 1 (2022) Vol 29, No 2 (2021) Vol 29, No 1 (2021) Vol 28, No 2 (2020) Vol 28, No 1 (2020) Vol 27, No 2 (2019) Vol 27, No 1 (2019) Vol 26, No 2 (2018) Vol 26, No 2 (2018) Vol 26, No 1 (2018) Vol 26, No 1 (2018) Vol 25, No 2 (2017) Vol 25, No 2 (2017) Vol 25, No 1 (2017) Vol 25, No 1 (2017) Vol 24, No 2 (2016): Agama, Politik dan Kebangsaan Vol 24, No 2 (2016): Agama, Politik dan Kebangsaan Vol 24, No 1 (2016): Ekonomi (Bisnis) Islam Vol 24, No 1 (2016): Ekonomi (Bisnis) Islam Vol 23, No 2 (2015): Agama dan Sains untuk Kemanusiaan Vol 23, No 2 (2015): Agama dan Sains untuk Kemanusiaan Vol 23, No 1 (2015): Pendidikan dan Deradikalisasi Agama Vol 23, No 1 (2015): Pendidikan dan Deradikalisasi Agama Vol 22, No 2 (2014): Dakwah Multikultural Vol 22, No 2 (2014): Dakwah Multikultural Vol 22, No 1 (2014): Relasi Agama dan Negara Vol 22, No 1 (2014): Relasi Agama dan Negara Vol 21, No 2 (2013): Agama Lokal Vol 21, No 2 (2013): Agama Lokal Vol 21, No 1 (2013): Resolusi Konflik Vol 21, No 1 (2013): Resolusi Konflik Vol 20, No 2 (2012): Spiritualisme Islam Vol 20, No 2 (2012): Spiritualisme Islam Vol 20, No 1 (2012): Fundamentalisme Agama Vol 20, No 1 (2012): Fundamentalisme Agama Vol 19, No 2 (2011): Pendidikan Islam Vol 19, No 2 (2011): Pendidikan Islam Vol 19, No 1 (2011): Ekonomi Islam Vol 19, No 1 (2011): Ekonomi Islam More Issue