Sawwa: Jurnal Studi Gender
Sawwa: Jurnal Studi Gender focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines
Articles
435 Documents
MENDUDUKKAN PERSOALAN ANTARA PERTAHANAN AJARAN AGAMA DENGAN HAK PENDIDIKAN ANAK
Rosyid, Moh.
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (313.477 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v9i2.632
Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki setiap jiwa sejak dalam kandungan hingga mati. Naskah ini mendalami HAM bagi anak warga Samin di Kudus yang harus dilindungi khususnya aspek pendidikan formal. Dipilihnya komunitas Samin karena sebagian masih mempertahankan ajaran leluhurnya yang tidak meÂngenyam sekolah formal, wujud penolakan kebijakan Kolonial Belanda, meskipun kini sebagian sekolah formal dan mayoritas taat peraturan pemerintah lainnya. Fokus naskah ini pada hak anak Samin bila tidak sekolah formal dalam perspektif perundangan. Metode riset untuk mendapatkan data dengan wawancara dan observasi langsung dengan objek penelitian. Analisisnya deskriptif kualitatif. Kajian ditemukan: 1) harus diÂsediaÂkan guru agama Adam dalam proses pembelajaran penÂdidikan formal bagi warga Samin. Di sisi lain, negara berÂanggapÂan bahwa agama Adam bagi warga Samin dikategorikan aliran keÂpercayaan, 2) Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik terutama hak non-derogable (hak absolut) khususnya hak atas kebebasan beragama harus dipenuhi negara terhadap warga Samin. Hal ini sebagai modal untuk memahami ajaran agama warga Samin dalam wadah pendidikan formal, 3) KeÂmendikbud RI harus segera menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang Sekolah Rumahan karena amanat UU Sisdiknas, 4) Bagi warga Samin yang anaknya tidak sekolah formal, pemerintah harus melakukan pendekatan persuasif agar menjadi warga yang taat peraturan di bidang pendidikan, sebagaimana amanat PP 48 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pasal 15 (1), (2), dan (3).
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KEGIATAN EKONOMI BERKEADILAN (SIMPAN PINJAM SYARIAH PEREMPUAN)
Hasanah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (285.699 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v9i1.666
Pemberdayaan perempuan dalam bidang simpan pinjam memiliki potensi untuk untuk mengatasi kemiskinan yang dihadapi kaum perempuan dan keluarganya dalam rangka meÂningkatkan pengÂhasilan perempuan dengan melakukan pemÂberÂdayaan dalam bidang ekonomi. Seperti: bantuan modal usaha, bantuan simpan pinjam, membuat koperasi, dan lain sebagaiÂnya. KeÂgiatÂan simÂpan pinjam perempuan ini sejalan dengan salah satu prioritas pembangunan yang harus dicapai pada Tahun 2015 dalam Millenium Development Goals (MDGâs) yaitu mendorong keÂsetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Potensi organiÂsasi perempuan dapat diberdayakan untuk mengeÂlola simÂpan pinajm dengan menarapkan sistem yang bebas bunga karena bunga (interest) dilarang al-Qurâan. Solusi yang diÂtawarÂkan adalah bunga yang selama ini telah menjadi sumber penÂdapatan organisasi perempuan dapat digantikan dengan meÂnerapkan: pertama; akad jual beli yaitu dengan akad muÂrabahah, salam dan istishnaâ, kedua: akad partnership yaitu berupa akad mudharabah, musyarakah dan muzaraâah dan ketiga akad ijarah atau sewa menyewa. Ketiga akad ini dengan tujuan komersil atau sebagai sumber pendapatan profit organiÂsasi akan tetapi akad dengan tujuan tolong menolong dapat meÂnerapÂkan qard al-hasan.
PENDIDIKAN PRALAHIR: MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DENGAN BACAAN AL-QURâAN
Kusrinah, Kusrinah
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (264.588 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v8i2.657
Pendidikan anak dimulai sejak masih dalam kandungan sebab masa-masa selanjutnya sangat ditentukan oleh masa anak dalam kandungan. Semenjak dalam kandungan janin sudah meÂlewati proses belajar. Janin sudah mulai bisa mendengar deÂngan jelas pada usia enam bulan dalam kandungan sehingga ia dapat mengÂgerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan irama nada suara ibunya. Al-Qurâan adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam al-Qurâan, salah satunya adalah al-Qurâan dapat merangsang otak anak dan meningkatkan intelegensinya. Hal ini disebabkan karena bacaan al-Qurâan yang dibaca dengan tartil dan sesuai dengan tajwidnya memiliki frekuensi dan panÂjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh. Al-Qurâan memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi.
SUARA SUNYI PEKERJA PABRIK PEREMPUAN
Salama, Nadiatus
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 7, No 2 (2012): April 2012
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (239.14 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v7i2.648
Peran pengembangan wawasan yang terkait dengan masalah pembangunan bangsa merupakan hal yang penting karena peran gender bisa meningkatkan keÂadilan dan persamaan hak. Meski demikian, keÂtidakadilan dalam dunia kerja masih kerap terjadi. Ketidakadilan sistem kerja telah menyebabkan peÂkerja perempuan menjadi miskin, bodoh, dan terÂasing. Selain itu, pekerja perempuan juga masih mendapat perlakuan yang melecehkan, memarjinalÂkan, dan mengsubordinasi. Perempuan perlu diÂberdayaÂÂkan agar mereka bisa menggapai masa depan yang lebih baik. Padahal, masih banyak pekerja perempuan yang belum mengeÂtahui hak-haknya. cenderung pasif, dan pasrah pada keputusan perusahaan yang terkait dengan pengurangan pegawai dan pengurangan jam kerja. Ditambah lagi, mereka masih meÂnyandang predikat sebagai mahluk domestik yang memiliki setumpuk pekerjaan rumah tangga. Mereka bekerja seperti mesin selama 24 jam tanpa sempat meÂmikirkan pengembangan dirinya. Kekhususan kondisi biologis perempuan juga turut berÂperan dalam meningkatkan labor turn over pada pekerja perempuan, sehingga pengusaha lebih memilih pekerja laki-laki karena mereka lebih mengÂuntungkan bagi perÂusahaan, kecuali jika pekerja perempuan tersebut mau diberi upah rendah. Sementara, sebagai pekerja dalam struktur pabrik, mereka bekerja pada unit paling bawah (unit proÂduksi) yang tidak memiliki kuasa untuk meÂmunculkan eksistensi dirinya. Hal-hal seperti ini bisa menyebabkan pekerja perempuan sangat tergantung kepada atasannya maupun sistem yang diterapkan di pabrik.
REVITALISASI PERAN ORANG TUA DALAM MENGURANGI TINDAK KEKERASAN TERHADAP ANAK
Munita Sandarwati, Evi
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (247.716 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v9i2.637
Institusi keluarga dipandang sebagai sebuah lembaga yang paling berperan dalam kehidupan sosial yang sehat terutama terkait pembentukan pribadi anak. Sebagai lingkungan pertama dan utama tumbuh kembang anak, sebuah keluarga khususnya orangtua diharapkan mampu mengoptimalkan peranannya terÂutama dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan anak-anak mereka. Pola asuh yang sesuai serta pengajaran yang berÂorientasi pada kebutuhan dasar anak, selayaknya diupayaÂkan tanpa melanggar hak-hak anak. Dalam hal ini, orang tua diÂharapÂkan bisa menjadi model dan teladan bagi anak serta bijakÂsana dalam memberikan sanksi bagi anak yang melakukan kesalahan dengan mempertimbangkan tindakanâtindakan yang sifatnya âramah anakâ. Menyikapi berbagai fenomena sosial terkait masalah anak yang rawan tindak kekerasan saat ini, peÂnulis mencoba menggambarkan upayaâupaya revitalisasi peran keluarga khususnya orangtua dalam mengurangi tindak keÂkerasan terhadap anak.
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA PERSPEKTIF PEMBERITAAN MEDIA
Hasanah, Hasyim
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (276.055 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v9i1.671
Informasi yang disajikan media secara nyata mampu mengkonstruksi relasi gender di masyarakat. Pemberitaan media bukan sekadar memberitakan peristiwa kekerasan. Ada keÂcenderungan media melakukan konstruksi realitas atas tindak kekerasan yang dialami masyarakat, khususnya perempuan dan anak. Secara kualitatif, proses konstruksi realitas sosial keÂkerasan mempengaruhi citra publik khususnya di kalangan keluarga, masyarakat, elit maupun akademisi untuk segera memberikan informasi tindak kekerasan, faktor penyebab serta dampak kekerasan. Selanjutnya, proses ini dapat memÂpeÂngaruhi kebijakan dan strategi penyelesaian tindak kekerasan khususnya terhadap perempuan dan anak. Meski media berÂsikap netral ternyata fakta yang ditampilkan dalam pem-beritaan mengkonstruksi perempuan dan anak menjadi korban tindak kekerasan, sehingga muncul dinamika psiko-sosiologis tertentu. Opini dan peran media yang dirasa cukup besar dalam mengkonstruksi realitas secara sosial belum mampu meberikan kontribusi yang optimal terhadap penyeÂlesaian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
WOMENâS POLITICAL RIGHTS IN ISLAMIC LAW PERSPECTIVE
Fauzi, Moh.
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 1 (2014): Oktober 2014
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (228.132 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v10i1.627
Di sebagian besar Negara Islam, masyarakatnya selalu diÂdominasi kaum laki-lakinya. Hal ini disebabkan sistem patrilinial yang dianut masyarakatnya. Di dalam kehidupan masyarakat seperti ini, hak-hak perempuan, termasuk hak untuk berÂpartisipasi dalam politik sangat sedikit sekali memberikan hak ini kepada perempuan sebagai pemilik sejatinya. Padahal kalau perempuan diberikan hak berpolitik ini mereka akan mampu ikut menentukan kehidupan masyarakat bahkan keÂhidupÂan berbangsa dan bernegara. Tulisan ini mendiskusikan hak politik perempuan dalam pandangÂan Hukum Islam. Hasil kajian menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak perempuan. SebagaiÂmana patnernya kaum laki-laki, perempuan pun memiliki hak untuk memainkan peran public, termasuk dalam ranah politik.
KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM HUKUM PERKAWINAN ISLAM
Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (335.533 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v8i2.662
Perkawinan merupakan sebuah kontrak antara dua orang pasangÂan yang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perÂempuan dalam posisi yang setara. Seorang perempuan seÂbagai pihak yang sederajat dengan laki-laki dapat menetapÂkan syarat-syarat yang diinginkan sebagaimana juga laki-laki. PerÂkawinan secara mendasar berarti melibatkan diri dengan pemÂbicaraan mengenai kasih sayang (mawaddah wa rahmah), dan hal inilah yang meÂrupaÂkan pokok pondasi suatu perÂkawinan. Dengan demikian hubungan antara suami dan isteri adalah hubungan horizontal bukan hubungan vertikal, sehingga tidak terdapat kondisi yang mendominasi dan didominasi. Semua pihak setara dan sederajat untuk saling bekerja sama dalam seÂbuah ikatan cinta dan kasih sayang. Permasalahan perkawinan seringkali menjadi pemicu munculÂnya isu ketidaksetaraan dalam keluarga, padahal sejatinya Islam membawa norma-norma yang mendukung terciptanya suasana damai, sejahtera, adil dan setara dalam keluarga. Untuk menÂjawab berbagai berbagai pertanyaan seputar keÂdudukÂan laki-laki dan perempuan dalam hukum perkawinan Islam, tulisan ini akan mengungkapkan tentang berbagai keÂsetaraan dalam hukum perÂkawinan yang selayaknya dipahami agar tidak menimbulkan pandangan yang berat sebelah terÂhadap kelompok jender tertentu.
PEMBERDAYAAN WANITA BERBASIS POTENSI UNGGULAN LOKAL
Lutfiyah, Lutfiyah
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (209.667 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v8i2.653
Perempuan memiliki potensi untuk melakukan berbagai kegiatÂan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga. Lebih luas lagi ekonomi nasional, apalagi potensi terÂsebut menyebar di berbagai bidang. Suatu kenyataan bahwa dewasa ini keikut-sertaan wanita dalam mencapai tujuan pemÂbangunÂan sangat diharapkan. Berbagai peran dan tugas diÂtawarÂÂÂÂkan bagi wanita, dalam hal ini tentunya kita harus selalu selektif jangan sampai terkecoh sehingga lupa pada kodratnya. Melalui program Desa Vokasi ini diharapkan terbentuk kawasan desa yang menjadi sentra beragam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang berasal dari sumber daya wanita yang memanfaatkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal. Dengan demikian, warga masyarakat dapat belajar dan berÂÂÂlatih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumberÂÂÂdaya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat.
PERAN GANDA PEREMPUAN PADA KELUARGA MASYARAKAT AGRARIS: KASUS 10 ISTRI BURUH TANI DI DESA PUTAT PURWODADI GROBOGAN
Arsini, Arsini
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 10, No 1 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (280.764 KB)
|
DOI: 10.21580/sa.v10i1.642
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai Peran Ganda Perempuan pada Keluarga Masyarakat Agraris (Kasus 10 istri buruh tani di Desa Putat, Purwodadi, Grobogan ). Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai adalah (1) untuk mengetahui peran istri buruh tani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya, (2) untuk mengetahui bentuk partisipasi yang dilakukan istri buruh tani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya.Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di desa Putat, Purwodadi, Grobogan. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) peranan istri buruh tani di Desa Putat dalam peningkatan ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Bias gender dalam kehidupan ekonomi keluarga sudah tampak kabur karena para istri juga di tuntut untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mereka tidak hanya tinggal diam di rumah untuk menanti dan membelanjakan penghasilan suami mereka dari sawah, namun mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan mencari nafkah. Konsep yang terkait dengan penelitian ini adalah mengenai stratifikasi sosial, di mana adanya pembedaan antara kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah gender, yang mengarah kepada pemikiran bagaimana gender diÂperÂmasalahkan. (2) Partisipasi istri dalam meningkatkan keÂsejahteraÂan keluarga di desa Putat diwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkungan rumah tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalam masyarakat. Peran ibu rumah tangga sangatlah dominan di Desa Putat karena mereka harus meÂngerjaÂkan pekerjaan rumah tangga sendiri dan perbekalan bagi suami untuk ke sawah. Mereka harus menyelesaikan segala tugas di dalam rumah tangga yang memang secara kodrati telah menjadi tanggung jawab mereka dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung proses produksi. Ibu-ibu di Desa Putat juga masih aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kegiatan PKK, arisan dan pengajian sebagai wujud partisipasinya di dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dalam ekonomi bentuk partisipasi seorang istri buruh tani di Desa Putat ada dua hal yaitu menjadi pengrajin batik tulis , selain itu juga biasanya istri-istri buruh tani memilih profesi sebagai pedagang (penjual sayur keliling atau membuka warung di rumah).