cover
Contact Name
Titik Rahmawati
Contact Email
sawwa@walisongo.ac.id
Phone
+6281249681044
Journal Mail Official
sawwa@walisongo.ac.id
Editorial Address
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Jl. Prof. Hamka - Kampus 3, Tambakaji Ngaliyan 50185, Semarang,Indonesia
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sawwa: Jurnal Studi Gender
ISSN : 19785623     EISSN : 2581121     DOI : 10.21580/sa
Core Subject : Social,
Sawwa: Jurnal Studi Gender focuses on topics related to gender and child issues. We aim to disseminate research and current developments on these issues. We invite manuscripts on gender and child topics in any perspectives, such as religion, economics, culture, history, education, law, art, communication, politics, and theology, etc. We look forward to having contributions from scholars and researchers of various disciplines
Articles 435 Documents
MENDUDUKKAN PERSOALAN ANTARA PERTAHANAN AJARAN AGAMA DENGAN HAK PENDIDIKAN ANAK Rosyid, Moh.
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.477 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i2.632

Abstract

Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki setiap jiwa sejak dalam kandungan hingga mati. Naskah ini mendalami HAM bagi anak warga Samin di Kudus yang harus dilindungi khususnya aspek pendidikan formal. Dipilihnya komunitas Samin karena sebagian masih mempertahankan ajaran leluhurnya yang tidak me­ngenyam sekolah formal, wujud penolakan kebijakan Kolonial Belanda, meskipun kini sebagian sekolah formal dan mayoritas taat peraturan pemerintah lainnya. Fokus naskah ini pada hak anak Samin bila tidak sekolah formal dalam perspektif perundangan. Metode riset untuk mendapatkan data dengan wawancara dan observasi langsung dengan objek penelitian. Analisisnya deskriptif kualitatif. Kajian ditemukan: 1) harus di­sedia­kan guru agama Adam dalam proses pembelajaran pen­didikan formal bagi warga Samin. Di sisi lain, negara ber­anggap­an bahwa agama Adam bagi warga Samin dikategorikan aliran ke­percayaan, 2) Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik terutama hak non-derogable (hak absolut) khususnya hak atas kebebasan beragama harus dipenuhi negara terhadap warga Samin. Hal ini sebagai modal untuk memahami ajaran agama warga Samin dalam wadah pendidikan formal, 3) Ke­mendikbud RI harus segera menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang Sekolah Rumahan karena amanat UU Sisdiknas, 4) Bagi warga Samin yang anaknya tidak sekolah formal, pemerintah harus melakukan pendekatan persuasif agar menjadi warga yang taat peraturan di bidang pendidikan, sebagaimana amanat PP 48 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pasal 15 (1), (2), dan (3).
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI KEGIATAN EKONOMI BERKEADILAN (SIMPAN PINJAM SYARIAH PEREMPUAN) Hasanah, Siti
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.699 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.666

Abstract

Pemberdayaan perempuan dalam bidang simpan pinjam memiliki potensi untuk untuk mengatasi kemiskinan yang dihadapi kaum perempuan dan keluarganya dalam rangka me­ningkatkan peng­hasilan perempuan dengan melakukan pem­ber­dayaan dalam bidang ekonomi. Seperti: bantuan modal usaha, bantuan simpan pinjam, membuat koperasi, dan lain sebagai­nya. Ke­giat­an sim­pan pinjam perempuan ini sejalan dengan salah satu prioritas pembangunan yang harus dicapai pada Tahun 2015 dalam Millenium Development Goals (MDG’s) yaitu mendorong ke­setaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Potensi organi­sasi perempuan dapat diberdayakan untuk menge­lola sim­pan pinajm dengan menarapkan sistem yang bebas bunga karena bunga (interest) dilarang al-Qur’an. Solusi yang di­tawar­kan adalah bunga yang selama ini telah menjadi sumber pen­dapatan organisasi perempuan dapat digantikan dengan me­nerapkan: pertama; akad jual beli yaitu dengan akad mu­rabahah, salam dan istishna’, kedua: akad partnership yaitu berupa akad mudharabah, musyarakah dan muzara’ah dan ketiga akad ijarah atau sewa menyewa. Ketiga akad ini dengan tujuan komersil atau sebagai sumber pendapatan profit organi­sasi akan tetapi akad dengan tujuan tolong menolong dapat me­nerap­kan qard al-hasan.
PENDIDIKAN PRALAHIR: MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DENGAN BACAAN AL-QUR’AN Kusrinah, Kusrinah
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.588 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.657

Abstract

Pendidikan anak dimulai sejak masih dalam kandungan sebab masa-masa selanjutnya sangat ditentukan oleh masa anak dalam kandungan. Semenjak dalam kandungan janin sudah me­lewati proses belajar. Janin sudah mulai bisa mendengar de­ngan jelas pada usia enam bulan dalam kandungan sehingga ia dapat meng­gerak-gerakkan tubuhnya sesuai dengan irama nada suara ibunya. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam al-Qur’an, salah satunya adalah al-Qur’an dapat merangsang otak anak dan meningkatkan intelegensinya. Hal ini disebabkan karena bacaan al-Qur’an yang dibaca dengan tartil dan sesuai dengan tajwidnya memiliki frekuensi dan pan­jang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh. Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi.
SUARA SUNYI PEKERJA PABRIK PEREMPUAN Salama, Nadiatus
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 7, No 2 (2012): April 2012
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.14 KB) | DOI: 10.21580/sa.v7i2.648

Abstract

Peran pengembangan wawasan yang terkait dengan masalah pembangunan bangsa merupakan hal yang penting karena peran gender bisa meningkatkan ke­adilan dan persamaan hak. Meski demikian, ke­tidakadilan dalam dunia kerja masih kerap terjadi. Ketidakadilan sistem kerja telah menyebabkan pe­kerja perempuan menjadi miskin, bodoh, dan ter­asing. Selain itu, pekerja perempuan juga masih mendapat perlakuan yang melecehkan, memarjinal­kan, dan mengsubordinasi. Perempuan perlu di­berdaya­­kan agar mereka bisa menggapai masa depan yang lebih baik. Padahal, masih banyak pekerja perempuan yang belum menge­tahui hak-haknya. cenderung pasif, dan pasrah pada keputusan perusahaan yang terkait dengan pengurangan pegawai dan pengurangan jam kerja. Ditambah lagi, mereka masih me­nyandang predikat sebagai mahluk domestik yang memiliki setumpuk pekerjaan rumah tangga. Mereka bekerja seperti mesin selama 24 jam tanpa sempat me­mikirkan pengembangan dirinya. Kekhususan kondisi biologis perempuan juga turut ber­peran dalam meningkatkan labor turn over pada pekerja perempuan, sehingga pengusaha lebih memilih pekerja laki-laki karena mereka lebih meng­untungkan bagi per­usahaan, kecuali jika pekerja perempuan tersebut mau diberi upah rendah. Sementara, sebagai pekerja dalam struktur pabrik, mereka bekerja pada unit paling bawah (unit pro­duksi) yang tidak memiliki kuasa untuk me­munculkan eksistensi dirinya. Hal-hal seperti ini bisa menyebabkan pekerja perempuan sangat tergantung kepada atasannya maupun sistem yang diterapkan di pabrik.
REVITALISASI PERAN ORANG TUA DALAM MENGURANGI TINDAK KEKERASAN TERHADAP ANAK Munita Sandarwati, Evi
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 2 (2014): April 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.716 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i2.637

Abstract

Institusi keluarga dipandang sebagai sebuah lembaga yang paling berperan dalam kehidupan sosial yang sehat terutama terkait pembentukan pribadi anak. Sebagai lingkungan pertama dan utama tumbuh kembang anak, sebuah keluarga khususnya orangtua diharapkan mampu mengoptimalkan peranannya ter­utama dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan anak-anak mereka. Pola asuh yang sesuai serta pengajaran yang ber­orientasi pada kebutuhan dasar anak, selayaknya diupaya­kan tanpa melanggar hak-hak anak. Dalam hal ini, orang tua di­harap­kan bisa menjadi model dan teladan bagi anak serta bijak­sana dalam memberikan sanksi bagi anak yang melakukan kesalahan dengan mempertimbangkan tindakan–tindakan yang sifatnya “ramah anak”. Menyikapi berbagai fenomena sosial terkait masalah anak yang rawan tindak kekerasan saat ini, pe­nulis mencoba menggambarkan upaya–upaya revitalisasi peran keluarga khususnya orangtua dalam mengurangi tindak ke­kerasan terhadap anak.
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA PERSPEKTIF PEMBERITAAN MEDIA Hasanah, Hasyim
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.055 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.671

Abstract

Informasi yang disajikan media secara nyata mampu mengkonstruksi relasi gender di masyarakat. Pemberitaan media bukan sekadar memberitakan peristiwa kekerasan. Ada ke­cenderungan media melakukan konstruksi realitas atas tindak kekerasan yang dialami masyarakat, khususnya perempuan dan anak. Secara kualitatif, proses konstruksi realitas sosial ke­kerasan mempengaruhi citra publik khususnya di kalangan keluarga, masyarakat, elit maupun akademisi untuk segera memberikan informasi tindak kekerasan, faktor penyebab serta dampak kekerasan. Selanjutnya, proses ini dapat mem­pe­ngaruhi kebijakan dan strategi penyelesaian tindak kekerasan khususnya terhadap perempuan dan anak. Meski media ber­sikap netral ternyata fakta yang ditampilkan dalam pem-beritaan mengkonstruksi perempuan dan anak menjadi korban tindak kekerasan, sehingga muncul dinamika psiko-sosiologis tertentu. Opini dan peran media yang dirasa cukup besar dalam mengkonstruksi realitas secara sosial belum mampu meberikan kontribusi yang optimal terhadap penye­lesaian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
WOMEN’S POLITICAL RIGHTS IN ISLAMIC LAW PERSPECTIVE Fauzi, Moh.
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 10, No 1 (2014): Oktober 2014
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.132 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i1.627

Abstract

Di sebagian besar Negara Islam, masyarakatnya selalu di­dominasi kaum laki-lakinya. Hal ini disebabkan sistem patrilinial yang dianut masyarakatnya. Di dalam kehidupan masyarakat seperti ini, hak-hak perempuan, termasuk hak untuk ber­partisipasi dalam politik sangat sedikit sekali memberikan hak ini kepada perempuan sebagai pemilik sejatinya. Padahal kalau perempuan diberikan hak berpolitik ini mereka akan mampu ikut menentukan kehidupan masyarakat bahkan ke­hidup­an berbangsa dan bernegara. Tulisan ini mendiskusikan hak politik perempuan dalam pandang­an Hukum Islam. Hasil kajian menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi hak-hak perempuan. Sebagai­mana patnernya kaum laki-laki, perempuan pun memiliki hak untuk memainkan peran public, termasuk dalam ranah politik.
KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM HUKUM PERKAWINAN ISLAM Harahap, Rustam Dahar Karnadi Apollo
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.533 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.662

Abstract

Perkawinan merupakan sebuah kontrak antara dua orang pasang­an yang terdiri dari seorang laki-laki dan seorang per­empuan dalam posisi yang setara. Seorang perempuan se­bagai pihak yang sederajat dengan laki-laki dapat menetap­kan syarat-syarat yang diinginkan sebagaimana juga laki-laki. Per­kawinan secara mendasar berarti melibatkan diri dengan pem­bicaraan mengenai kasih sayang (mawaddah wa rahmah), dan hal inilah yang me­rupa­kan pokok pondasi suatu per­kawinan. Dengan demikian hubungan antara suami dan isteri adalah hubungan horizontal bukan hubungan vertikal, sehingga tidak terdapat kondisi yang mendominasi dan didominasi. Semua pihak setara dan sederajat untuk saling bekerja sama dalam se­buah ikatan cinta dan kasih sayang. Permasalahan perkawinan seringkali menjadi pemicu muncul­nya isu ketidaksetaraan dalam keluarga, padahal sejatinya Islam membawa norma-norma yang mendukung terciptanya suasana damai, sejahtera, adil dan setara dalam keluarga. Untuk men­jawab berbagai berbagai pertanyaan seputar ke­duduk­an laki-laki dan perempuan dalam hukum perkawinan Islam, tulisan ini akan mengungkapkan tentang berbagai ke­setaraan dalam hukum per­kawinan yang selayaknya dipahami agar tidak menimbulkan pandangan yang berat sebelah ter­hadap kelompok jender tertentu.
PEMBERDAYAAN WANITA BERBASIS POTENSI UNGGULAN LOKAL Lutfiyah, Lutfiyah
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 8, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.667 KB) | DOI: 10.21580/sa.v8i2.653

Abstract

Perempuan memiliki potensi untuk melakukan berbagai kegiat­an produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga. Lebih luas lagi ekonomi nasional, apalagi potensi ter­sebut menyebar di berbagai bidang. Suatu kenyataan bahwa dewasa ini keikut-sertaan wanita dalam mencapai tujuan pem­bangun­an sangat diharapkan. Berbagai peran dan tugas di­tawar­­­­kan bagi wanita, dalam hal ini tentunya kita harus selalu selektif jangan sampai terkecoh sehingga lupa pada kodratnya. Melalui program Desa Vokasi ini diharapkan terbentuk kawasan desa yang menjadi sentra beragam vokasi, dan terbentuknya kelompok-kelompok usaha yang berasal dari sumber daya wanita yang memanfaatkan potensi sumberdaya dan kearifan lokal. Dengan demikian, warga masyarakat dapat belajar dan ber­­­latih menguasai keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber­­­daya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf hidup masyarakat semakin meningkat.
PERAN GANDA PEREMPUAN PADA KELUARGA MASYARAKAT AGRARIS: KASUS 10 ISTRI BURUH TANI DI DESA PUTAT PURWODADI GROBOGAN Arsini, Arsini
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 10, No 1 (2014): Oktober 2014
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.764 KB) | DOI: 10.21580/sa.v10i1.642

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai Peran Ganda Perempuan pada Keluarga Masyarakat Agraris (Kasus 10 istri buruh tani di Desa Putat, Purwodadi, Grobogan ). Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai adalah (1) untuk mengetahui peran istri buruh tani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya, (2) untuk mengetahui bentuk partisipasi yang dilakukan istri buruh tani dalam meningkatkan ekonomi keluarganya.Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di desa Putat, Purwodadi, Grobogan. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) peranan istri buruh tani di Desa Putat dalam peningkatan ekonomi banyak terkonsentrasi pada sektor informal. Bias gender dalam kehidupan ekonomi keluarga sudah tampak kabur karena para istri juga di tuntut untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga mereka tidak hanya tinggal diam di rumah untuk menanti dan membelanjakan penghasilan suami mereka dari sawah, namun mereka juga ikut terlibat dalam kegiatan mencari nafkah. Konsep yang terkait dengan penelitian ini adalah mengenai stratifikasi sosial, di mana adanya pembedaan antara kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah gender, yang mengarah kepada pemikiran bagaimana gender di­per­masalahkan. (2) Partisipasi istri dalam meningkatkan ke­sejahtera­an keluarga di desa Putat diwujudkan dalam ketiga perannya baik dalam lingkungan rumah tangga, dalam bidang ekonomi, maupun dalam masyarakat. Peran ibu rumah tangga sangatlah dominan di Desa Putat karena mereka harus me­ngerja­kan pekerjaan rumah tangga sendiri dan perbekalan bagi suami untuk ke sawah. Mereka harus menyelesaikan segala tugas di dalam rumah tangga yang memang secara kodrati telah menjadi tanggung jawab mereka dan membantu baik secara langsung maupun tidak langsung proses produksi. Ibu-ibu di Desa Putat juga masih aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kegiatan PKK, arisan dan pengajian sebagai wujud partisipasinya di dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dalam ekonomi bentuk partisipasi seorang istri buruh tani di Desa Putat ada dua hal yaitu menjadi pengrajin batik tulis , selain itu juga biasanya istri-istri buruh tani memilih profesi sebagai pedagang (penjual sayur keliling atau membuka warung di rumah).

Page 3 of 44 | Total Record : 435


Filter by Year

2012 2025