cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 964 Documents
Integrasi Numeris dengan Menggunakan Polinomial Lagrange Syawaluddin, Syawaluddin; Tuah, Hang; Merati, Widiadnyana; Wiryanto, Leo
Jurnal Teknik Sipil Vol 12, No 2 (2005)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.037 KB)

Abstract

Abstrak. Pada paper ini disajikan pengembangan integrasi numeris berdasarkan polinomial Lagrange. Metoda yang dihasilkan mirip dengan metoda Gaussian-quadrature, dengan perbedaan terletak pada pengambilan titik-titik integrasi. Metoda memberikan hasil integrasi yang sangat baik, dengan kesalahan sebesar 0.2% -0.5% pada integrasi fungsi sinusoidal. Metoda yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial waktu orde 1 dengan hasil yang sangat baik. Abstract. In this paper, a development of a numerical integration method based on Lagrangian polynomial is presented. The resulted method like Gaussian-quadrature’s method, but differs in points of integration sampling. The method gives a very good result in integration of sinusoidal function, with error about 0.2% - 0.5% to exact solution. The method can also be used for solving first order time differential equation, with very good result.
Kajian Eksperimental Peningkatan Kinerja Link Geser pada Sistem Rangka Baja Berpengaku Eksentrik Moestopo, Muslinang; Panjaitan, M. Arief Rahman
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 2 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1186.375 KB)

Abstract

Abstrak. Link geser pada sistem rangka baja berpengaku eksentrik (SRBE) merupakan elemen utama penyerap energi gempa yang direncanakan mengalami leleh pada seluruh pelat badannya. Kinerja link geser dengan sambungan baut yang berkurang akibat terjadinya kegagalan pada pelat sayap, diperbaiki dengan dua cara: (1) memperlebar pelat sayap pada bagian ujung link, dan (2) meningkatkan mutu pelat sayap. Kajian eksperimental dilakukan terhadap tiga buah link geser yaitu link bench-mark, link dengan pelebaran sayap, dan link dengan peningkatan mutu pelat sayap. Pembebanan siklik secara kuasi-statik dengan kontrol perpindahan dilakukan terhadap ketiga spesimen link hingga mencapai keruntuhan. Kurva histeretik yang dihasilkan menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan pada kedua upaya perbaikan, meliputi: kekuatan, daktilitas, dan disipasi energi.Abstract. Shear link of the eccentrically braced steel frames is the major seismic energy dissipating element which is expected to yield in its entire web. The decreasing performance of bolt-connected shear link due to failure of its flange, is improved by two methods: (1) widening the flange at link ends, and (2) increase the grade of flange. Experimental work was carried out on bench-mark link, link with wing plate, and link with flange of higher grade. Series of quasi-static cyclic loading with displacement control were applied to each link until its failure. Hysteretic curve shows increasing performance by both improvement methods, which includes: strength, ductility, and energy dissipation.
Kajian Koefisien Limpasan Hujan Cekungan Kecil Berdasarkan Model Infiltasi Empirik untuk DAS Bagian Hulu (Kasus pada Cekungan Kecil Cikumutuk DAS Cimanuk Hulu) Soekarno, Indratmo; Rohmat, Dede
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 1 (2006)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.904 KB)

Abstract

Abstrak. Infiltrasi kumulatif dihitung oleh F(f) = f(t).t. Laju infiltrasi (f(t)) merupakan fungsi kelembaban tanah awal (2); kandungan pori drainase cepat dan drainase lambat (0c dan 0l); serta durasi dan probabilitas hujan (t dan p). Nilai F(t) (mm) semakin besar dengan bertambahnya waktu hujan dan semakin kecilnya probabilitas hujan. Nilai ini berkisar antara 1,59 – 20,50 untuk lahan palawija; 1,88 – 21,23 untuk lahan agroforestri; 1,36 – 17,84 untuk lahan tidak digarap; 1,11 – 23,88 untuk lahan kayu campuran; dan 1,28 – 22,59 untuk lahan permukiman. Koefisien limpasan riil cekungan (C); merupakan perbandingan antara limpasan hujan empirik (ROempirik) dengan limpasan hujan model (ROC). Koefisien C model cekungan kecil (CM) diformulasi sebagai fungsi dari t dan p. dengan H = (9,16 + 6,61.t). Pada hujan rendah (< 4 mm), nilai CM adalah kecil (< 0.30). Pada hujan lebih besar (> 6 - 24 mm), nilai CMlebih tinggi (≥ 0.30 – 0.60). Pada hujan > 24 mm, nilai CM cenderung menuju konstan. Nilai (1–CM) menunjukkan proporsi air dari ROC yang tersimpan pada cekungan kecil dalam bentuk intersepsi oleh tumbuhan; tertahan oleh ledok, tampungan kecil, atau reservoir-reservoir buatan, baik di permukaan maupun di dalam tanah. Simpanan ini, sekitar 40 % dari ROC.Abstract. Cumulative infiltrate calculated by F(t)= f(t).t. Rate of infiltrate (f(t)) is function of initial soil moisture (2), content of rapid and slow drainage pores ( ηc and ηl); and duration and probability of rain (t and p). Value of F (t) (mm) ever greater by increasing rain duration and smaller rain probability. This value range from 1,59 - 20,50 for the second crops; 1,88 - 21,23 for the agro forestry; 1,36 - 17,84 for the non arable land; 1,11 - 23,88 for the forest; and 1,28 - 22,59 for the settlement. The real runoff coefficient of small basin (C) is comparison between empirical run off (ROempirik) with the model run off (ROC). The Coefficient C model (CM) had formulated as with H = (9,16 + 6,61.t). At low rainfall (< 4 mm), the CM is small (< 0.30); at bigger rainfall (> 6 - 24 mm) the value of CM is higher (0.30 - 0.60); and at rainfall > 24 mm CM is tend to go constantly. The value of (1-CM) indicate proportion of ROC which storage in the forms interception by plant, micro basin on the land surface, or artificial reservoirs. That is around 40 % of ROC.
Rasio Modulus Penampang Elastik Balok Kayu Laminasi-Baut Pranata, Yosafat Aji; Suryoatmono, Bambang; Tjondro, Johannes Adhijoso
Jurnal Teknik Sipil Vol 19, No 3 (2012)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (816.104 KB)

Abstract

Abstrak. Balok laminasi dapat menjadi alternatif pengganti kayu utuh, karena memberikan keuntungan yaitu dapat difabrikasi dengan bentang sesuai kebutuhan dan membuat penampang kayu yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah menemukan persamaan empiris rasio modulus penampang elastik balok kayu laminasi-baut. Rasio modulus penampang elastik yaitu rasio antara modulus penampang elastik balok laminasi terhadap balok utuh. Ruang lingkup penelitian yaitu sistem laminasi secara horisontal, kayu Indonesia dengan berat jenis berkisar 0,4-0,8 yaitu meranti merah (shorea spp), keruing (dipterocarpus spp), dan akasia mangium, penampang balok prismatis, penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium dan numerikal metode elemen hingga nonlinier. Parameter yang dibahas adalah jenis kayu, ukuran baut, jumlah baris baut, dan jarak baut. Balok mempunyai bentang 3 meter dan disusun oleh 4 lamina. Model tegangan-regangan kayu untuk simulasi numerikal berdasarkan kriteria plastisitas Hill, model tegangan-regangan baut menggunakan model elastoplastik. Kesimpulan yang diperoleh yaitu tren kurva hubungan beban-lendutan balok kayu laminasi-baut adalah berbentuk bilinier, persamaan empiris rasio modulus penampang elastik merupakan fungsi dari jenis kayu, diameter baut, dan rasio jumlah baris terhadap jarak baut. Rasio modulus penampang elastik dapat digunakan untuk memprediksi kuat lentur balok laminasi pada beban batas proporsional. Abstract. Laminated beam can be an alternative for solid timber, because it provides the advantage that it can be fabricated with a needed-span and a bigger cross section. The purpose of this research is to obtain an empirical equation of the bolt-laminated timber beam elastic section modulus ratio. Elastic section modulus ratio is elastic section modulus ratio between laminated and solid beams. Scope of this research are horizontally laminated system, Indonesian timber with specific grafity ranged 0.4-0.8 which are red meranti (shorea spp), keruing (dipterocarpus spp), and acacia mangium, prismatic beam section, experimental test in laboratorium and numerical simulation using nonlinear finite element method. The parameters discussed are timber type, bolt diameter, number of row, and spacing. Beam has a 3-meter span and arranged by 4 laminae. Timber stress-strain model for numerical simulation based on Hill plasticity, bolt stress-strain model is elasto-plastic. Results obtained are beam load-displacement curve trend is bilinear, the elastic section modulus ratio equation are the fuction of timber type, bolt diameter, and number of row against bolt spacing ratio. The elastic section modulus ratio can be used to predict the bending strength at the proportional limit.
Pengamatan Lendutan dan Rambatan Retak pada Perkerasan Lentur Diperkuat Geosintetik Akibat Beban Siklik Nugroho, Soewignjo Agus; Kurniati, Inna
Jurnal Teknik Sipil Vol 13, No 4 (2006)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.238 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu jenis kerusakan jalan adalah retak refleksi yaitu retak yang menggambarkan pola retakan di bawahnya. Retak ini terjadi karena perkerasan yang mengalami retak tidak diperbaiki dengan benar. Perbaikan yang dilakukan pada umumnya menutup retak dengan aspal cair sebelum pelaksanaan overlay. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku perkerasan lentur di laboratorium diperkuat dengan geosintetik serta pengaruh beban siklik pada lendutan di perkerasan lentur pada beberapa variasi kandungan aspal. Studi juga memperlihatkan bahwa pada kadar aspal optimum, bahan geotekstil paling mampu mereduksi besarnya lendutan dan kecepatan rambatan retak dibandingkan pada kadar aspal di bawah dan di atas kadar optimal.Abstract. Reflection crack is one type of road crack. Repairing is usually done by overlay. This research examined role of geosintetics as reinforcement in overlay of flexible pavement. This research is done by making a beam model made of aggregate and asphalt, representing flexible pavement. Models are tested with cyclic loads. Observation is focused on the influence of asphalt content and using geotextile to the rate of crack propagation. At optimum asphalt content, result shows that geosintetics reduces displacement and rate of crack propagation.
Variabilitas Spasial Hujan Harian di Jawa Timur Indarto, Indarto
Jurnal Teknik Sipil Vol 20, No 2 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1640.657 KB)

Abstract

Abstrak. Dua variabel digunakan untuk memaparkan variabilitas spasial hujan harian di Jawa Timur, yaitu: (1) Hujan-24jam-maksimal dan (2) Hari-Hujan. Data hujan diperoleh dari 946 lokasi stasiun hujan yang tersebar merata di seluruh wilayah Provinsi. Analisis spasial dilakukan menggunakan ESDA (Exploratory Spatial Data Analysis) yang ada pada ArcGIS Geostatistical Analyst. Tool yang digunakan mencakup: Histogram dan QQ-Plot. Selanjutnya, peta distribusi spasial (hujan-24jam-maksimal dan hari-hujan) di seluruh wilayah Jawa Timur dibuat dengan menggunakan metode Interpolasi Inverse Distance Weigthing (IDW). Hasil analisa menunjukkan Histogram dan Normal QQ-Plot untuk hari-hujan mendekati distribusi normal, sedangkan untuk hujan-24jam-maksimal lebih condong ke kanan. Statistik nilai hujan-24jam-maksimal yang diperoleh adalah: minimal = 32 mm, rerata = 137 mm, maximum = 332 mm, and median = 130 mm/hari. Nilai ringkasan distribusi statistik lainnya adalah:  standar deviasai = 50,37; koefisien kemencengan = 0,99; dan koefisien kurtosis = 4,3. Statistik untuk variabel hari-hujan, menunjukkan nilai minimal = 4 hari/tahun dan maksimal = 184 hari/tahun. Sedangkan, nilai rerata = 81 hari/tahun dan nilai median = 80 hari/tahun. Histogram juga menampilkan nilai standar deviasi = 23,74; koefisien skewness = 0,28; dan koefisien curtosis = (3,6). Penelitian menunjukkan kemampuan dan manfaat ESDA untuk menggambarkan variabilitas spasial hujan harian dengan lebih detail.Abstract. Two variabel (maximum-24hour-rainfall and number of rainfall-day) were used to describe the spatial variabiity of Daily Rainfall phenomena in East Java regions. Daily rainfall data were collected from 946 pluviometres spread around the regions. Spatial analyst were exploited by means of Exploratory Spatial Data Analysis (ESDA) available at ArcGIS Geostatistical Analyst. Histogram and QQ-Plot were used for the analysist. Furthermore, thematic map visualized the spatial variability of daily rainfall data over the region was produced using Inverse Distance Weighting (IDW) interpolation method. Results shows that both Histogram and Normal QQ-Plot for number-ofrainffal-day are close to normal distribution, however spatial distribution of 24-hour rainfall data is quitely distorsed to standard normal distribution. Statistical resume obtained from 24hour-rainfall data are : minimum = 32 mm/day, average = 137 mm/day, maximum = 332 mm/day, median = 130 mm/day, standard deviation = 50,37, coefficient of skewness = 0,99, and Coefficient of Curtosis = 4,3. Other statistical value resumed from number of rainy-day are : minimum = 4 day/year, average = 81 day/year, maximum = 184 day/year, and median = 80 day/year, standard deviation = 23,74, coefficient of skewness = 0,28, and Coefficient of curtosis = 3,6. The research demonstrate the capability and benefit of those statistical tool to describe spatial variability of daily rainffal phenomenon in East Java Regions.
Kajian Analitik Pengaruh Beban Termal Terhadap Stabilitas Tiang Pipa Baja Darmawan, Sigit; Haris, Abdul
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 3 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.049 KB)

Abstract

Abstrak. Kolom pipa baja banyak dijumpai pada bangunan industri, khususnya pada bangunan instalasi kilang minyak. Banyak diantara kolom pipa baja direncanakan untuk beroperasi pada kondisi temperatur tinggi. Perencanaan beban termal hingga 800oC dari struktur pipa baja di lingkungan kilang minyak merupakan perencanaan yang tidak lazim dan ini memerlukan kajian khusus. Makalah ini menyampaikan kajian kondisi khusus dari tiang pipa baja yang ditumpu sederhana dan beroperasi pada beban termal tinggi yang terdistribusi sepanjang pipa hingga 800oC. Perencanaan di bawah aksi temperatur tinggi menjadikan pemecahan persoalan semakin sulit untuk mengikuti kriteria perencanaan yang tersedia. Kondisi ketidaksempurnaan awal kolom, seperti tegangan sisa, dan ketidaklurusan kolom juga merupakan besaran yang turut diperhitungkan di dalam simulasi ini.Stabilitas tiang pipa baja akan menjadi pertimbangan penting di dalam perencanaannya. Metoda numerik berbasis elemen hingga dipergunakan untuk mensimulasikan masalah yang diajukan ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa stabilitas tiang pipa baja yang diindikasikan dengan suhu leleh pertama dan suhu runtuh tiang sangat dipengaruhi terutama oleh dimensi dari tiang, ketidaklurusan tiang, tegangan residu, serta distribusi beban termal. Beban antitekuk minimum meningkat nilainya seiring dengan meningkatnya beban termal, namun beban antitekuk maksimum menurun nilainya dengan meningkatnya beban termal. Abstract. Steel pipes are found at almost industrial structures, especially in refinery plant. More and more often, steel pipes have to be designed to operate at higher temperature. Design temperature until 8000C which we find at refinery plant is not uncommon. This paper deals with particular case of pillar of steel pipe which is simply supported and operates at elevated and distributed temperature until 8000C. When the design of temperature is very high, it becomes increasingly difficult to meet the current design criterion. Initial imperfection like residual stress and out-of-straightness is covered in this simulation. In this simulation, initial imperfect column condition such as residual stress, out-of-straightness are considerated as well. Stability becomes to be an important consideration. Numerical method based on finite element is used to simulate this case. The result of the analysis shows that the stability of steel pipe indicated by first yield temperature and collapse temperature are determined especially by dimension of steel pipe, out-of-straightness, residual stress, as well as thermal load distribution. The minimum antibuckle axial force increases with the thermal load, but the opposite condition for the maximum antibuckle axial force.
Studi Pengaruh Kenaikan Kekakuan Metallic Damper Terhadap Respon Seismik Struktur Rangka Baja dengan Energi Redaman Tambahan Peredam ADAS (Added Damping and Stifness) Murdiansyah, Lukman; Setio, Herlien D.
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 1 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.385 KB)

Abstract

Abstrak. Manfaat alat pendisipasi energi tambahan dikenal baik dalam bidang rekayasa struktur untuk mendisipasi energi akibat gempa. Perilaku seismik struktur rangka baja dengan energi redaman tambahan ADAS dijadikan sebagai konsentrasi utama pada penelitian ini. Tiga model sampel ADAS didisain dan diuji secara eksperimental untuk memperoleh metallic yielding damper model baru. Tujuan utama studi ini adalah mengetahui rasio kekakuan optimum ADAS (KD) terhadap kekakuan struktur tiap lantai (KS). Program PERFORM 3D dan dua catatan gempa (El Centro dan San Fernando) digunakan untuk mengetahui respon seismik struktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis riwayat waktu nonlinear. Rasio energi histeresis struktur terhadap energi input yang dikerjakan gempa ke struktur juga dibahas pada studi ini. Hasilnya, untuk menaikkan kapasitas dan mengurangi kerusakan struktur akibat gempa sebanyak mungkin bisa dilakukan dengan menaikkan kekakuan peredam tambahan ADAS.Abstract. The benefit of extra energy absorber is well known in the field structural engineering to dissipate energy caused by earthquakes. Seismic behaviors of steel frame structure with additional damping energy ADAS are the main concentration in this study. Three samples ADAS models were designed and tested eksperimentally to obtain a new model of metallic yielding dampers. The main objective of this study is to determine the optimum stiffness ratio of ADAS (KD) to storey stiffness of stuctures (KS). PERFORM 3D software and two earthquake records (El Centro and San Fernando) were used to determine the seismic responses of structure. The analytical method used is the nonlinear time history analysis. The ratio of hysteretic energy of the structure to earthquake input energy is also discussed in this study. The result, increasing capacity and reducing structural damage caused by the earthquake as much as possible can be conducted by increasing additional ADAS damper stiffness.
Penggunaan Washer Khusus (Besar) pada Sambungan Baja Cold-Formed Wijaya, Hendrik; Dewobroto, Wiryanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 15, No 3 (2008)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.606 KB)

Abstract

Abstrak. Perencanaan sambungan baut pada pelat baja cold-formed (tipis) tidak dapat mengandalkan mekanisme friksi (AISI 2001). Di sisi lain mekanisme tumpu yang tergantung pada parameter diameter baut dan tebal pelat mengindikasikan tidak efisien-nya (boros) penggunaan baut mengingat minimnya tebal baja cold-formed sehingga mengakibatkan kegagalan terjadi pada daerah pelat. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan kekuatan sambungan. Peningkatan kuat friksi yang sebelumnya diabaikan dapat dilakukan dengan menggunakan washer khusus (besar) dalam memperbesar bidang kontak friksi pada sambungan. Abstract. Bolt Connection Design for cold-formed steel could not use friction mechanism (AISI 2001). On other side, bearing mechanism which is based on bolt diameter and plate thickness indicates inefficiency of bolt usage because of the minimum size of cold-formed steel plate thickness then fracture happens on plate side. Therefore the improvement of connection strength is needed. The improvement of friction strength which is neglected before could be done by using special washer (large) to enlarge plane of friction of connection.
Karakteristik Campuran Aspal Porus dengan Substitusi Styrofoam pada Aspal Penetrasi 60/70 Saleh, Sofyan M.; Anggraini, Renni; Aquina, Hesty
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 3 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.155 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini mencoba memanfaatkan limbah styrofoam untuk meningkatkan kualitas aspal sebagai bahan pengikat beton aspal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik campuran aspal porus dengan subtitusi styrofoam ke dalam aspal penetrasi 60/70. Pembuatan benda uji untuk penentuan kadar aspal optimum (KAO) berdasarkan metode Australia dengan beberapa parameter yaitu; nilai Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) dan voids in mix (VIM). Gradasi agregat yang digunakan adalah gradasi terbuka dengan kadar aspal 4,5%; 5,0%; 5,5%; 6,0% dan 6,5% sebelum disubtitusi styrofoam. Selanjutnya dilakukan pengujian dan perhitungan parameter Marshall, CL dan AFD untuk mendapatkan KAO. Setelah KAO diperoleh, dibuat benda uji pada KAO dan variasi ± 0,5 dari nilai KAO dengan variasi subtitusi styrofoam 5%, 7% dan 9%. Uji permeabilitas dan durabilitas pada kadar aspal terbaik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh KAO sebesar 5,76% dan kadar aspal terbaik pada 6,26% dengan substitusi styrofoam 9%, dimana semua parameter nya telah memenuhi spesifikasi yang ditentukan kecuali nilai stabilitas yang hanya 495,92 kg atau sedikit dibawah spesifikasi yang disyaratkan Australian Asphalt Pavement Association (1997) untuk lalu lintas sedang yaitu minimum 500 kg. Abstract. This research is trying to use styrofoam as a waste material to improve the quality of bitumen as binder agent in asphalt concrete. The objecteve of this research is to determine the characteristics of porous asphalt mixture by substituting styrofoam on asphalt penetration 60/70. The specimens preparation of Optimum Asphalt Content (OAC) based on the Australian Method by some parameters namely; the value of Cantabro Loss (CL), Asphalt Flow Down (AFD) and Voids in Mix (VIM). Open graded aggregate was used and variated in bitumen content of 4.5%; 5.0%; 5.5%; 6.0% and 6.5% excluding styrofoam. After that Marshall test and calculation of CL and AFD were conducted to obtain OAC. Subsequently, the OAC obtained was used to prepare some specimens of the OAC with  ariations ± 0.5 from the OAC and substitution of styrofoam variations were 5%, 7% and 9%. Permeability and durability test then required specimens at the best asphalt content. Based on this research, the OAC was at 5.76% and the content of the best asphalt performance was 6.26% with styrofoam substitution content of 9%. Besides, almost all parameter values met the specification of Australian Asphalt Pavement Association (1997), only stability value was 495.92 kg, less then the specification of minimum 500 kg required for a medium traffic.

Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10, No 1 (2003) Vol 10 No 1 (2003) More Issue