cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : 08532982     EISSN : 25492659     DOI : 10.5614/jts
Core Subject : Engineering,
Jurnal Teknik Sipil merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan berkala setiap tiga bulan, yaitu April, Agustus dan Desember. Jurnal Teknik Sipil diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1990 dengan membawa misi sebagai pelopor dalam penerbitan media informasi perkembangan ilmu Teknik Sipil di Indonesia. Sebagai media nasional, Jurnal Teknik Sipil diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan akan sebuah media untuk menyebarluaskan informasi dan perkembangan terbaru bagi para peneliti dan praktisi Teknik Sipil di Indonesia. Dalam perkembangannya, Jurnal Teknik Sipil telah terakreditasi sebagai jurnal ilmiah nasional sejak tahun 1996 dan saat ini telah terakreditasi kembali (2012-2017). Dengan pencapaian ini maka Jurnal Teknik Sipil telah mengukuhkan diri sebagai media yang telah diakui kualitasnya. Hingga saat ini Jurnal Teknik Sipil tetap berusaha mempertahankan kualitasnya dengan menerbitkan hanya makalah-makalah terbaik dan hasil penelitian terbaru.
Arjuna Subject : -
Articles 964 Documents
Kajian Model Matematik Pengaruh Pemanfaatan Waduk pada Kapasitas Sistem Pengendalian Banjir Jakarta Wilayah Tengah Kusuma, Muhammad Syahril Badri; Hadihardaja, Iwan Kridasantausa; M, Rommy
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2007)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.615 KB)

Abstract

Abstrak. Pelaksanaan kegiatan pengendalian banjir wilayah DKI Jakarta berpedoman pada konsep Prof. H. Van Breen (1918), yang direncanakan pada saat wilayah Kota Jakarta (Batavia) masih memiliki luas wilayah 125 km2. Namun seiring dengan perkembangan Kota Jakarta yang menyebabkan perluasan wilayah (650 km2 pada tahun 1974) dirasakan perlu adanya modifikasi metoda tersebut, terutama berkaitan dengan pengendalian aliran permukaan dari hulu DAS Ciliwung. Penyebab banjir yang akan dikaji ialah aliran permukaan (run off) yang terdiri dari run off lokal wilayah Jakarta dan run off dari hulu DAS Ciliwung, dengan penempatan waduk unregulated pada wilayah DAS Ciliwung. Perlunya waduk pada DAS Ciliwung disebabkan adanya kecenderungan meningkatnya curah hujan terutama pada saat puncak musim penghujan pada wilayah tersebut, yang diiringi dengan perubahan tata guna lahan pada hampir semua wilayah DAS, sehingga memperbesar koefisien pengaliran yang merupakan cerminan dari  semakin berkurangnya kemampuan tanah untuk melakukan proses infiltrasi terhadap aliran permukaan. Hasil studi yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa waduk yang diusulkan tersebut hanya merupakan suatu upaya yang tidak akan memberikan kontribusi nyata tanpa adanya dukungan sistem pengendalian banjir lainnya. Oleh sebab itu dibutuhkan kinerja yang sinergis dari seluruh metoda pengendalian banjir yang telah ada, sehingga dapat saling menyempurnakan kinerja pengendalian banjir dimasa mendatang. Abstract. The concept of flood control which issued by Prof. H. Van Breen (1918) that explained Master Plan of Jakarta’s Flood Control in comprehensive stage. For additional information, Batavia had 125 km2 when Prof. H. Van Breen arranged The Master Plan of Jakarta’s Flood Control. But, according the improvement of Jakarta’s area (650 km2 in 1974) there have been needed some modification of flood control concept to support the last mechanism, especially in relation with run off control from the up stream of Ciliwung Basin. Cause of flood that will try to analyze is run off which consist from local run off and up stream run off, with use unregulated reservoir in Ciliwung Basin. Reservoir which recommended should has capability to receiving run off from up stream. Based the needed of reservoir are the increasement of rainfall intensity, especially at the peak of rainy season, and followed by the change of land use at catchments area in large proportion, until give contribution to increasement of run off coefficient which show how reduction of soil capability for doing infiltration process. The result of study shows, the reservoir which recommended is only an effort that will not give significant contribution without support from another flood control method. So there are need better relation performance from all flood control method, and  interdependence support another method until find the perfect rules of performance in the future.
Numerical and Experimental Studies of Wave Propagation Induced by Pile Driving Susila, Endra; Siahaan, Suhermanto; Sinaga, Poltak; Agrensa, Fico
Jurnal Teknik Sipil Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.609 KB)

Abstract

Abstract. This paper presents results of numerical and experimental studies to predict the peak particle velocity (ppv) induced by a pile driving. By utilizing a professional finite element software, Plaxis 2D Dynamic, this study analyzed ppv due to pile driving in clays for various soil stiffness and various embedded pile lengths. For verification, a full scale field test of pile driving was performed in East Kalimantan with installed instrumentations of accelerations. Results of both instrumentation and numerical analysis show that ppv depends on distance and soil rigidity. The closer the object to pile tip, the larger the ppv that will be produced. The more rigid the soils at the pile tip, the larger the ppv, too. The results also show that both field test and numerical analysis results are comparable. Finally, this paper proposes a chart to predict the ppv of soils due to pile driving in clays. The output of the proposed method is the predicted ppv for various distances from pile driving location. Abstrak. Paper ini menyampaikan hasil studi eksperimental dan numerik untuk memperkirakan besarnya kecepatan rambat gelombang (ppv) akibat pemancangan tiang pancang. Dengan bantuan software Plaxis ver. 8.2 Dynamic, studi ini menganalisis sejumlah model dengan berbagai variasi kekakuan pada tanah, khususnya tanah lempung (clay) dan berbagai kedalaman fondasi tiang tertanam. Hasil analisis software Plaxis ver. 8.2 Dynamic ini telah diverfikasi dengan hasil studi eksperimental pada sebuah proyek pemancangan fondasi tiang pancang di Kalimantan Timur. Berdasarkan analisis numerik dan data dari pengujian lapangan yang mempunyai hasil yang hampir sama, nilai ppv bergantung dari jarak dari pemancangan dan kekakuan tanah. Hasil dari penelitian ini adalah usulan formulasi prediksi besarnya kecepatan rambat gelombang (ppv) dalam bentuk chart untuk mempermudah menentukan nilai ppv yang akan terjadi akibat pemancangan di tanah lempung. Sedangkan keluarannya akan berupa besaran nilai ppv (peak particle velocity) terhadap jarak pemancangan tiang.
Kajian Hubungan Antara Debit Berubah dengan Tinggi Muka Air dan Kecepatan Aliran Soekarno, Indratmo; Heruyoko, Heruyoko
Jurnal Teknik Sipil Vol 16, No 1 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3993.473 KB)

Abstract

Abstrak. Banjir merupakan bencana alam yang perlu perhatian serius agar dampak yang diakibatkan dapat diminimalkan. Pada kejadian banjir terjadi suatu fenomena dimana debit, tinggi muka air dan kecepatan aliran mencapai nilai maksimum pada waktu yang tidak bersamaan. Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan dan memperlihatkan fenomena tersebut dengan membuat suatu pemodelan aliran tak tunak pada flume di Laboratorium Uji Model Fisik Hidraulik, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Selain pemodelan fisik, untuk mendukung penelitian ini dilakukan pula pemodelan numerik satu dimensi dengan syarat batas yang didapat dari hasil pemodelan fisik. Dari hasil pemodelan fisik maupun numerik diperoleh bahwa kecepatan aliran mencapai nilai maksimum terlebih dahulu, kemudian debit mencapai nilai maksimum dan tinggi muka air mencapai nilai maksimum terakhir. Dan hasil pemodelan numerik satu dimensi tidak jauh berbeda nilainya dengan hasil pemodelan fisik. Pemodelan numerik satu dimensi tidak hanya dilakukan untuk penampang berbentuk persegi panjang saja, pemodelan juga dilakukan untuk saluran dengan penampang berbentuk trapesium dengan kemiringan z = 1 dan z = 2. Hal ini dilakukan untuk melihat efek dari perbedaan bentuk penampang saluran. Dengan syarat batas, kekasaran saluran dan lebar dasar saluran yang sama didapatkan debit pada saluran berpenampang trapesium dengan z = 2 lebih besar dibandingkan dengan saluran berpenampang trapesium dengan z =1 dan saluran berpenampang persegi panjang. Hal ini disebabkan karena pada saluran berpenampang trapesium dengan z = 2 memiliki luas penampang basah yang lebih besar dibandingkan saluran berpenampang trapesium dengan z = 1 dan saluran berpenampang persegi panjang,mengingat debit adalah fungsi dari kecepatan aliran dan luas penampang basah. Abstract. Flood is a natural disaster needs a serious attention to minimize its negative impact. When flood occurs, a phenomenon happens where discharge, water level and stream velocity reach the maximum value at the different time. This research is conducted to prove and show the phenomenon by constructing an unsteady flow model in a The Hydraulic Laboratory, Civil and Environment Engineering Department. To support this research, besides physical model, one dimension numerical model is also being used as a boundary condition from the result of physical model. The result of physical and numerical model is that the stream velocity reaches the maximum point earlier, then the discharge reaches the maximum point and the water level reaches the last maximum point.The result of one dimension numerical model has similar value with the physical model. The one dimension numerical model is not only done for the rectangular shape, but also for the trapezium shape channel with inclination z = 1 and z = 2. It is done to see the effect of the different between channel shapes. With identical boundary condition of the roughness coefficient and width of the bottom channel, the discharge of the trapezium shape channel with inclination z = 2 is larger than the discharge of the trapezium shape channel with inclination z = 1 and the discharge of the rectangular shape channel. It is caused by the trapezium shape channel with inclination z = 2 that has larger wetted area compared to the trapezium shape channel with inclination z = 1 and the rectangular shape channel considering discharge is the function of stream velocity and wetted area.
Pengaruh Serat Lokal Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Lentur Reactive Powder Concrete dengan Teknik Perawatan Penguapan Kushartomo, Widodo; Christianto, Daniel
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 1 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.256 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.1.4

Abstract

Abstrak. Penelitian yang dilakukan adalah mempelajari penggunaan serat baja produksi dalam negeri sebagai bahan campuran pada pembuatan Reactive Powder Concrete (RPC), guna mengurangi ketergantungan serat baja import yang biasa digunakan dalam pembuatan RPC. Volume serat baja yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,0%, 1,0%, 1,5 % dan 2,0%, sedangkan perbandingan antara panjang serat terhadap diameternya atau disebut sebgai aspek rasio (l/d) masing-masing adalah 50, 75 dan 100. Benda uji berupa silinder dengan diameter 75,0 mm, panjang 150,0 mm dan balok berukuran 100,0mm x 100,0mm x 350,0 mm. Dalam proses perawatan seluruh benda uji direndam dalam air selama 3 hari pada temperatur 20oC dilanjutkan dengan penguapan bertemperatur 90oC selama 8 jam. Pengujian dilakukan terhadap kuat tekan dan kuat lentur (modulus of rupture) setelah beton berumur 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan, dengan diameter serat sebesar 0,3 mm berakibat pada penurunan nilai  kuat tekan RPC, sebaliknya terjadi peningkatan yang sangat besar terhadap kuat lentur RPC yaitu sebesar 300% - 400%. Kuat tekan dan kuat lentur optimum terjadi pada volume serat 1,5% dan aspek rasio l/d = 75 dengan nilai masing-masing adaalah 89,36 MPa dan 27,01 MPa.Abstract. The research is studying the use of domestically produced steel fibers, as an ingredient in the manufacture of reactive powder concrete (RPC), in order to reduce dependence on imported steel fiber used in the manufacture of RPC. The volume of steel fibers used in this study was 0.0%, 1.0%, 1.5% and 2.0%, while the ratio between the length of the fiber to its diameter, or was designated aspect ratio (l / d) of each is 50, 75 and 100. Test specimen in the form of a cylinder with a diameter of 75.0 mm, 150.0 mm length, the beam size 100,0 mm 100,0 mm x 350.0 mm.  the curing process the specimen is immersed in water for 3 days at 20oC followed by steam curing at 90°C for 8 hours. The specimen was tested on the compressive strength and flexural strength (modulus of rupture) of concrete after 28 days old. The results of the research, 0.3 mm fiber diameter decreases the compressive strength of RPC, otherwise increasing the flexural strength of RPC in the amount of 300% - 400%. Optimum value of compressive strength and flexural strength in 1.5% of fibre volume and aspect ratio l / d = 75 with the value of 89.36 MPa and 27.01 MPa.
Kajian Numerik Terhadap Kinerja Link Geser dengan Pengaku Diagonal pada Struktur Rangka Baja Berpenopang Eksentrik (EBF) Yurisman, Yurisman; Budiono, Bambang; Moestopo, Muslinang; Suarjana, Made
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 1 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (929.264 KB)

Abstract

Abstrak. Makalah ini menyajikan hasil studi numerik yang meneliti perilaku link geser dengan menggunakan pengaku diagonal pada bagian badan untuk meningkatkan kinerjanya, pada sistem struktur baja berpengaku eksentrik (EBF). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perilaku link geser dengan menggunakan pengaku diagonal pada bagian badan dibawah pembebanan statik monotonik dan siklik dengan kontrol perpindahan, riwayat pembebanan yang diberikan dalam pengujian ini sesuai dengan standar pembebanan AISC 2005. Analisis dilakukan dengan pendekatan elemen hingga Non-Linier dengan menggunakan perangkat lunak komputer MSC/NASTRAN. Link dimodelkan sebagai elemen shell yang ditumpu pada kedua ujungnya sedangkan beberapa nodal pada posisi pembebanan diperbolehkan untuk bertranslasi dalam satu arah saja (sumbu-y).. Beberapa parameter penting yang dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja link geser telah dianalisa mencakup: tebal sayap, tebal badan, tebal dan jarak pengaku badan, tebal pengaku diagonal dan geometrik pengaku diagonal. Perilaku link geser dengan pengaku diagonal badan dibandingkan dengan perilaku link standar yang direncanakan sesuai dengan ketentuan AISC 2005. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaku diagonal badan dapat meningkatkan kinerja link geser dalam hal: kekuatan kekakuan dan dissipasi energi dalam menahan beban lateral. Namun, perbedaan nilai daktilitas antara link geser dengan pengaku diagonal badan dan link geser yang direncanakan sesuai standar AISC tidak begitu signifikan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ketebalan pengaku diagonal dan model geometrik pengaku tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja link geser. Abstract. This paper presents a numerical study to investigate the behaviour of shear link in case of enhancement of the shear link performance of Eccentrically Braced Frames (EBF) of steel structures by using diagonal web stiffenner. This research aims to investigate the behaviour of shear link with diagonal stiffenner under monotonic and cyclic of loading with displacement control, the loading hystory is applied to the model of link accordance with standard of AISC 2005. Non-Linier Finite Element Method is applied using the computer software of MSC/NASTRAN. Link is modeled as shell element and fixed at its both ends except for degree of freedom of the vertical displacement (y-direction) at the one end where the load is applied. Several important parameters of shear link has ben investigated: the thickness of flange, web and web stiffener, the space of web stiffner, the thickness of diagonal web stiffner and its geometric. The behaviour of shear link with diagonal  web stiffener is compared to the behaviour of the link designed in accordance with the AISC 2005 Standard Code of Practice. The results of the analysis show that the diagonal web stiffener increases the performance of the shear link in terms of strength, stiffness, energy dissipation to resist lateral load. However, the difference between the ductilities of the link with diagonal web stiffenner and standard link of AISC Code is not significant. Parameters which are significantly influencing the performance of the shear link are the thickness of diagonal web stiffener and its geometry.
Respon Dinamis Nonlinier Struktur Tension Leg Platform Akibat Gaya Gelombang Prastianto, Rudi Walujo; Sutha, Gde Pradnyana
Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 3 (2003)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.657 KB)

Abstract

Abstrak. Kecenderungan aktivitas pencarian sumber minyak dan gas bumi baru yang mulai diarahkan ke perairan yang lebih dalam menyebabkan kebutuhan terhadap jenis struktur anjungan lepas pantai yang sesuai untuk perairan dalam (lebih dari 1000 ft) meningkat. Salah satu jenis struktur yang bisa menjadi alternatif adalah Tension Leg Platform (TLP). Dalam penelitian ini telah dibuat model dinamis struktur TLP dengan Metode Elemen Hingga melalui program MSC/N4W yang meliputi pemodelan strukturnya (mencakup nonlinieritas akibat pretension, berat-sendiri dan deformasi besar tether) dan pemodelan gaya gelombang yang bekerja pada hull. Validasi model, dilakukan melalui komparasi dengan hasil analitis atas dua perhitungan. Pertama, perhitungan respon perpindahan hull akibat gaya statis arah surge dan kedua perhitungan frekuensi alami TLP model. Selanjutnya menghitung respon perpindahan dinamis TLP dalam bentuk riwayat waktu (time history) untuk gerak Surge, Heave dan Pitch. Sebagai studi kasus digunakan model TLP full-scale yang telah diuji di laboratorium dan akan dioperasikan di perairan Selat Makasar yang berkedalaman ± 975 m. Validasi model menunjukkan hasil yang baik. Perbedaan frekuensi alami TLP untuk gerak Surge, Heave dan Pitch antara hasil MEH dan analitis berturut-turut adalah 1.4%, 0.04% dan 2.3 %. Dalam respon dinamis TLP terlihat perpindahan kopel hull karena faktor kekakuan geometris akibat large displacement. Signifikansi adanya respon kopel ini harus diperhatikan terkait kemungkinan terjadinya fenomena ringing (frekuensi perpindahan kopelnya yang mendekati frekuensi alami modus gerak heave atau pitch) yang membahayakan struktur TLP.Abstract. Demand of type of offshore structures for deep-water application increase caused by exploration activities of new oil and gas fields that tend to deeper water area. Tension Leg Platform (TLP) could become a suitable alternative for the demand. A finite element model of TLP has been made by using MSC/Nastran for Windows. The platform of TLP modeled as a rigid body element and the tethers as beam elements having stiffness in axial, lateral and bending directions respectively. The modeling of the structure includes some non-linearities caused by pretension, self-weight and large deformation of tethers. Wave loads on platform have been modeled as a nodal load at a lump mass node for each of threes degree of freedom (i.e. surge, heave and pitch). Verification of the model will be conducted through the calculation of a static load-deflection curve and mode shape analysis. The results will be compared with an analytical solution. The further steps are calculation of hull displacements in time domain analysis of the model through a nonlinear transient response analysis run capability of MSC/N4W. As a case study, used a full-scale TLP m odel has been tested experimentally. The model will be applied at the ± 975 m of water depth. The results of FEM approach indicate a good agreement with the analytical solution. The differences of natural frequency of TLP between the FEM results and analytical solution for three modes of motion (surge, heave and pitch) are 1.4%, 0.04%, and 2.3%, respectively. In the dynamic response analysis occurred displacements couple in all of the motions considered (surge, heave, and pitch directions respectively). This occurrence can lead to the phenomenon called as a ringing response that dangerous for safety of the structure.
Analisis Perilaku Banjir Bandang Akibat Keruntuhan Bendungan Alam pada Daerah Aliran Sungai Krueng Teungku Provinsi Aceh Azmeri, Azmeri; Yulianur, Alfiansyah; Listia, Vina
Jurnal Teknik Sipil Vol 22, No 3 (2015)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.935 KB) | DOI: 10.5614/jts.2015.22.3.5

Abstract

Abstrak. Selama lima belas tahun terakhir telah terjadi tiga kejadian bencana banjir bandang (Tahun 1987, 2000, dan 2013) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Teungku. Kejadian tanggal 2 Januari 2013 menimbulkan dampak besar pada Desa Beureuneut Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku banjir bandang akibat keruntuhan bendungan alam dengan melakukan simulasi permodelan keruntuhan bendungan. Metodologi penelitian meliputi analisis hidrologi berdasarkan hujan ekstrim pada tanggal kejadian sebesar 125 mm yang menghasilkan debit puncak banjir sebesar 334,83 m3/dt. Analisis hidraulika dilakukan terhadap geometrik sungai, bendungan alam dengan pendekatan topografi dan mengestimasi koefisien kekasaran manning. Simulasi pemodelan banjir bandang akibat keruntuhan bendungan alam ini menggunakan software HECRAS 4.1.0 yang diakibatkan oleh overtopping dan piping. Berdasarkan validasi elevasi banjir antara pemodelandan observasi di lapangan, keruntuhan bendungan alam di Sungai Krueng Teungku akibat overtopping. Dari hasil simulasi diperoleh waktu tiba banjir dari hulu ke hilir adalah sebesar 1,104 jam. Volume pembendungan alam sebesar 13.110,32 m3 yang menyebabkan ketinggian genangan banjir di hilir antara 1 sampai 2 meter. Kejadian ini menimbulkan kerugian di wilayah pemukiman, perkebunan masyarakat dan tambak. Dengan adanya informasi perilaku banjir bandang ini berguna untuk meningkatkan kapasitas untuk meminimalisir dampak bencana banjir bandang.Abstract. In the period of the last fifteen years, there has occurred three times of the flood disasters (in the year of 1987, 2000, and 2013) at the watershed of Krueng Teungku. Incident on January 2nd, 2013 gave a big impact on Beureuneut village at Seulimeum sub-district of Aceh Besar regency. This study aims to analyze flash flood behavior due to the collapse of the natural dam by performing the dam-break simulation model. The research methodology includes analysis of hydrological based on extreme rainfall on the date of occurrence about 125 mm which produced discharge flood peak as high as 334.83 m3/sec. Hydraulics analysis conducted on the geometry of the river, natural dam with topographical and manning’s roughness coefficient estimate approaches. The flash floods  modeling simulation as result of the natural dam break caused by overtopping and piping uses HEC-RAS 4.1.0 software. Based on the validation of the flood elevation between modeling and field observations, natural dam of Krueng Tengku was collapsed due to overtopping. The result of simulation obtains the arrival time of the flood from upstream to downstream about 1,104 hours. Volume damming about 13.110,32 m3 resulted in inundation height between 1 to 2 meters. These losses are in residential areas, plantations and farm communities. Flood behavior information is useful to enhance the capacity to minimize the impact of flash flood disasters.
Karakteristik Resistensi Kelompok Pulau di Sungai Maryono, Agus
Jurnal Teknik Sipil Vol 17, No 3 (2010)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1366.216 KB)

Abstract

Abstrak. Pada proyek renaturalisasi sungai, sering dibangun pulau-pulau secara individu ataupun berkelompok dengan formasi tertentu. Banyak kelompok pulau buatan yang dibangun mengalami kegagalan karena rusak atau tererosi oleh aliran air. Kegagalan ini bisa disebabkan kurangnya informasi dan pengetahuan tentang karakteristik resisten kelompok pulau. Oleh karena itu karakteristik formasi kelompok pulau yang mempunyai resistensi terhadap aliran rendah sangat penting untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan menemukan dan mengenali karakteristik resistensi kelompok pulau di sungai dengan berbagai variasi formasi kelompok tersebut yang mempunyai resisten minimal. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium hidraulika dan aerodynamic, Theodor Rehbock, Karlsruhe Institute of Technology, Jerman (1998). Hal yang diteliti meliputi; pengaruh jarak antar pulau dan keberadaan suatu pulau terhadap resitensi pulau lainnya dan resistensi kelompok pulau dengan berbagai susunan formasinya (overlep, paralel, dan berselang-seling). Perameter tidak bebas dalam penelitian ini adalah koefisien resistensi, sedang parameter bebasnya adalah angka Froude, kedalaman relatif aliran, jarak relatif antar pulau dan formasi kelompok pulau. Penelitian ini menghasilkan informasi dalam bentuk gambar, grafik dan diagram yang menunjukkan karakteristik koefisien resistensi kelompok pulau. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar dalam menganalisis stabilitas kelompok pulau dan sebagai dasar dalam membangun kelompok pulau di suatu sungai pada program restorasi sungai.Abstract. Islands and group of islands are often constructed in the river restoration project. Some of groups of islands are eroded by flow. It may be caused by the lack of the understanding of the islands resistant. Therefore, it is important to research the resistant characteristic of groups of islands. The main objective of this research is to find formations of groups of islands with minimum resistant. The research is conducted in the hydraulic and aerodynamic model of the Theodor Rehbock Laboratory, Karlsruhe Institute of Technology, Germany (1998) and consists of; the influence of island on the resistant of other islands, and the influence of the group of islands formations (overlap, parallel and braided) on their resistant. The dependent parameter is the drag coefficient or resistant coefficient and the independent parameters are the Froude number, the relative water depth, the relative distant between islands, and the formations of groups of islands. The research resulted figures, graphics and diagrams of the resistant characteristics of groups of islands. These results can be used as a basic consideration in analyzing the stability of groups of islands and in constructing a group of islands in a river restoration project.
Analisa Keandalan Tampungan Waduk di Embung Tambak Pocok Bangkalan Limantara, Lily Montarcih; Putra, Whima Regianto
Jurnal Teknik Sipil Vol 23, No 2 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.019 KB) | DOI: 10.5614/jts.2016.23.2.5

Abstract

Abstrak. Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan standar kebutuhan air di wilayah administratif yang akan dilayani. Untuk mengestimasi ketersediaan air dalam studi ini digunakan analisa debit Model NRECA dan F.J Mock. Untuk keperluan analisa keandalan tampungam, berdasarkan data debit hasil simulasi F.J Mock dan NRECA selama 20 tahun, dilakukan perpanjangan data debit dengan menggunakan metode Thomas-Fiering. Hasil simulasi keandalan embung dengan melakukan proses simulasi tiap data debit hasil bangkitan sepanjang 20 tahun dengan masa proyeksi selama 20 tahun dengan asumsi tidak ada perubahan parameter DAS, terdapat indikasi bahwa data debit untuk NRECA mengalami kegagalan pada debit tahun 2004, terjadi peluang keandalan 100% pada tahun 2007, dan 25% pada tahun 2026. Sedangkan untuk data debit hasil dari F.J Mock, peluang keandalan 100% terjadi pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2026 untuk semua simulasi data debit. Dikarenakan tidak adanya data debit di lapangan, maka pemilihan data debit dilakukan dengan mengambil Qmin untuk masingmasing data debit. Dari 2 metode tsb didapatkan untuk Qmin hasil dari F.J Mock embung memiliki tingkat keandalan 100% pada tahun 2007 sampai dengan 2026, sedangkan untuk Qmin NRECA embung hanya mampu melayani seluruh penduduk (100%) pada tahun 2007, sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan hingga 25% pada tahun 2026.Abstract. Domestic water demand is analyzed based on the number of population and the standard of water demand in served administrative region. To estimate the water supply, this study used the models of NRECA and F.J. Mock. For analyzing reservoir reliability based on the simulation discharge result of F.J. Mock and NRECA during 20 years there was needed discharge data generated by using Thomas Fiering method. Simulation result of small-dam reliability by carrying out the simulation process every discharge data of generated result along 20 years with the projection during 20 years indicated that discharge result of NRECA was failure in 2004 and it assumes that there is no parameter change in catchment, it had the possibility of reliability on 100% in 2007 and 25% in 2026.  however, discharge result of F.J. Mock had the possibility of reliability on 100% and it was happened in 2007, and 25% in 2026 for the whole simulation of discharge. There was no discharge data in study location, so minimum discharge was the optional one. Based on the two methods, the Qmin of F.J. Mock has the reliability level of 100% in 2007 until 2026. However Qmin of NRECA has only the ability to serve the whole population (100%) in 2007 but for the next years there was decreasing until 25% in 2026.
Studi Eksperimental Penggunaan Tulangan Pengekang Tidak Standar yang Dimodifikasi pada Kolom Persegi Beton Bertulang Kristianto, Anang; Imran, Iswandi; Suarjana, Made
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 3 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1865.077 KB)

Abstract

Abstrak. Salah satu persyaratan penting untuk konstruksi tahan gempa yang terkait dengan pengekangan adalah pemasangan tulangan pengekang dengan kait gempa 1350 pada sengkang. Dalam pelaksanaannya banyak pelaksana konstruksi menggunakan tulangan pengekang dengan kait 900 atau dengan konfigurasi dobel C (tidak sesuai standar). Berdasarkan beberapa hasil penelitian dan beberapa catatan dari kejadian gempa di Indonesia akhir-akhir ini, pemasangan tulangan pengekang yang tidak sesuai standar untuk kolom beton bertulang menghasilkan kinerja yang buruk sebagai struktur tahan gempa. Makalah ini memaparkan hasil eksperimen yang bertujuan mengembangkan elemen tambahan (pen-binder) untuk meningkatkan efektivitas pengekangan kolom beton dengan tulangan pengekang yang tidak sesuai standar. Efektivitas dari tambahan elemen untuk meningkatkan kinerja pengekangan pada beberapa konfigurasi tulangan pengekang yang tidak standar ini diuji dengan beban aksial dan lateral siklis. Benda uji berjumlah 5 buah kolom, dimensi penampang 260 mm x 260 mm dan tinggi 1500 mm. Variabel pengujian adalah jenis material pen-binder,level beban aksial dan sudut kait yang digunakan dalam tulangan pengekang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa modifikasi terhadap tulangan pengekang tidak standar efektif mengekang inti beton, meningkatkan daktilitas dan kemampuan disipasi energikolom benda uji.Abstract. One of the important requirements for earthquake resistant buildings associated with confinement is the use of seismic hook (135-degree hook) in hoop. Therefore, in practice many construction workers use confining reinforcement 90-degree hook or with double C configuration (code non-compliance). Based on some research and some records of recent earthquakes in Indonesia, the use of the code non-compliance confining reinforcement for reinforced concrete columns can result in structures with poor seismic performance. This paper presents the results of experimental study with an objective to develop an additional element (pen-binder) expected to improve the effectiveness of concrete columns confined with non-compliance confining reinforcement. The effectiveness of  this additional element in improving the performance of some configuration of non-compliance confining reinforcement in columns under axial and lateral cyclic loading was investigated in this study.The specimens tested in the study were 5 column specimens, with 260 mm x 260 mm in cross section and 1500 mm in height. The test variables were types of pen-binder material, level of axial load, angle of hook applied. The test results indicate that confining reinforcement modification can be effective in confining the core concrete, improving ductility and dissipation energy of column specimens.

Filter by Year

2003 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 32 No 2 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 32 No 1 (2025): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 31 No 3 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Desember Vol 31 No 2 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi Agustus Vol 31 No 1 (2024): Jurnal Teknik Sipil - Edisi April Vol 30 No 3 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 2 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 30 No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 29 No 1 (2022): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 3 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 2 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 28 No 1 (2021): Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 3 (2020) Vol 27 No 2 (2020) Vol 27 No 1 (2020) Vol 27, No 1 (2020) Vol 26, No 3 (2019) Vol 26 No 3 (2019) Vol 26, No 2 (2019) Vol 26 No 2 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26, No 1 (2019) Vol 26 No 1 (2019) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25, No 3 (2018) Vol 25 No 3 (2018) Vol 25, No 2 (2018) Vol 25 No 2 (2018) Vol 25 No 1 (2018) Vol 25, No 1 (2018) Vol 24, No 3 (2017) Vol 24 No 3 (2017) Vol 24 No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 2 (2017) Vol 24, No 1 (2017) Vol 24 No 1 (2017) Vol 23 No 3 (2016) Vol 23, No 3 (2016) Vol 23 No 2 (2016) Vol 23, No 2 (2016) Vol 23 No 1 (2016) Vol 23, No 1 (2016) Vol 22, No 3 (2015) Vol 22 No 3 (2015) Vol 22 No 2 (2015) Vol 22, No 2 (2015) Vol 22, No 1 (2015) Vol 22 No 1 (2015) Vol 21, No 3 (2014) Vol 21 No 3 (2014) Vol 21 No 2 (2014) Vol 21, No 2 (2014) Vol 21, No 1 (2014) Vol 21 No 1 (2014) Vol 20 No 3 (2013) Vol 20, No 3 (2013) Vol 20, No 2 (2013) Vol 20 No 2 (2013) Vol 20, No 1 (2013) Vol 20 No 1 (2013) Vol 19 No 3 (2012) Vol 19, No 3 (2012) Vol 19 No 2 (2012) Vol 19, No 2 (2012) Vol 19, No 1 (2012) Vol 19 No 1 (2012) Vol 18, No 3 (2011) Vol 18 No 3 (2011) Vol 18, No 2 (2011) Vol 18 No 2 (2011) Vol 18 No 1 (2011) Vol 18, No 1 (2011) Vol 17 No 3 (2010) Vol 17, No 3 (2010) Vol 17, No 2 (2010) Vol 17 No 2 (2010) Vol 17 No 1 (2010) Vol 17, No 1 (2010) Vol 16, No 3 (2009) Vol 16 No 3 (2009) Vol 16, No 2 (2009) Vol 16 No 2 (2009) Vol 16 No 1 (2009) Vol 16, No 1 (2009) Vol 15, No 3 (2008) Vol 15 No 3 (2008) Vol 15 No 2 (2008) Vol 15, No 2 (2008) Vol 15, No 1 (2008) Vol 15 No 1 (2008) Vol 14 No 4 (2007) Vol 14, No 4 (2007) Vol 14 No 3 (2007) Vol 14, No 3 (2007) Vol 14 No 2 (2007) Vol 14, No 2 (2007) Vol 14, No 1 (2007) Vol 14 No 1 (2007) Vol 13, No 4 (2006) Vol 13 No 4 (2006) Vol 13, No 3 (2006) Vol 13 No 3 (2006) Vol 13 No 2 (2006) Vol 13, No 2 (2006) Vol 13, No 1 (2006) Vol 13 No 1 (2006) Vol 12, No 4 (2005) Vol 12 No 4 (2005) Vol 12 No 3 (2005) Vol 12, No 3 (2005) Vol 12 No 2 (2005) Vol 12, No 2 (2005) Vol 12 No 1 (2005) Vol 12, No 1 (2005) Vol 11 No 4 (2004) Vol 11, No 4 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11, No 3 (2004) Vol 11 No 3 (2004) Vol 11, No 2 (2004) Vol 11 No 2 (2004) Vol 11, No 1 (2004) Vol 11 No 1 (2004) Vol 10, No 4 (2003) Vol 10 No 4 (2003) Vol 10 No 3 (2003) Vol 10, No 3 (2003) Vol 10, No 2 (2003) Vol 10 No 2 (2003) Vol 10, No 1 (2003) Vol 10 No 1 (2003) More Issue