cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 239 Documents
PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INQUIRI SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS X MA KHAS KEMPEK CIREBON Fitriana Fitriana; Ina Rosdiana Lesmanawati; Djohar Maknun
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.573 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v3i1.555

Abstract

Pembelajaran berbasis inquiri sederhana adalah salah satu pembelajaran yang bisa membantu guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan literasi sains siswa, yang berkaitan tentang pemahaman konsep siswa terhadap materi yang disampaikan guru, proses sains dalam memecahkan permasalahan secara ilmiah, dan mengaplikasikan sains kedalam kehidupan sehari-hari.Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengkaji penerapan Pembelajaran Berbasis Inquiri Sederhana 2) Mengkaji perbedaan peningkatan Literasi Sains 3) Mengkaji respon siswa terhadap penerapan pembelajaran Berbasis Inquiri Sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase aktivitas siswa setiap indikatornya yaitu dmensi konten, proses sains, dan konteks sains pada pertemuan kedua mengalami peningkatan. Persentase tertinggi pada pertemuan pertama yaitu dimensi konteks sebesar 80% dan pertemuan kedua yaitu dimensi konten sebesar 88%. Hasil uji t menunjukan bahwa nilai signifikansi (Sig. 2-tailed) yaitu Sig. 0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00 < 0,05) yang artinya H0 ditolak. Hasil angket siswa secara keseluruhan rata-rata merespon baik dan merasa senang belajar biologi dengan menggunakan pembelajaran berbasis inquiri sederhana dengan kategori kuat yaitu sebesar 80%.Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas siswa setiap indikatornya mengalami penigkatan dan persentase rata-rata tertinggi terdapat pada dimensi konten, artinya siswa mampu memahami materi atau konsep yang dijelaskan oleh guru. Terdapat perbedaan peningkatan literasi sains siswa antara kelas yang menerapan pembelajaran berbasis inquiri sederhana dengan kelas yang tidak menerapkan pembelajaran berbasis inquiri sederhana. Siswa merespon baik dan merasa senang belajar biologi dengan menggunakan pembelajaran berbasis inquiri sederhana.Kata kunci : Pembelajaran Berbasis Inquiri Sederhana, Literasi Sains 
PENERAPAN MULTIMEDIA-TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN SISTEM SARAF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Asep Mulyani
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.25 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v2i1.529

Abstract

The aim of this research to know the effect of multimedia-tutorial to improve student’s critical thinking skills in human nervous system concept. This research was carried out by using quasi experimental method. The student of eleventh class at a senior high school in Garut were chosen as the subject of this research. One group of students was  given multimedia-tutorial and another one was given conventional instruction, were compared in term of their critical thinking skills. Data were collected through a paper-pencil test in multiple choice formed, and analyzed by using Mann-Whytney U Test and N-Gain. The result of this study show that there was significant effect of the multimedia-tutorial toward student’s critical thinking skills. Furthermore, the experimental class obtained higher N-gain than the control class. The average of critical thinking skills N-Gain in experimental class was 0.55 and control class was 0.38. The finding of this study suggest that multimedia-tutorial is effective to improve of critical thinking skill in human nervous system.Keywords:  Multimedia, tutorial, critical thinking skills, human nervous system. 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, DAN EXTENDING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS X SMAN 1 CIWARINGIN M Yusuf Hidayat; Ina Rosdiana Lesmanawati; Djohar Maknun
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.966 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v3i2.544

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah aktivitas siswa. Dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk aktif melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran biologi sangat diperlukan, sehingga apa yang dipeyatlajari akan lebih tertanam dalam pikiran siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengkaji aktivitas siswa pada saat penerapan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending).(2) untuk mengkaji seberapa besar perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending) dengan yang tanpa menerapkan Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending).Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah instrumen tes (pre-test dan post-test), dan observasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-5 (kelas eksperimen) dan kelas X-6 (kelas Kontrol) SMAN 1 Ciwaringin Kab. Cirebon. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) berdasarkan hasil analisis observasi, aktivitas siswa meningkat setelah diterapkan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending). (2) berdasarkan uji T Independent Sampel Test, terdapat peningkatkan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending. Kata kunci : Model CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending), Hasil Belajar
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN ALAT UKUR BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK SISWA SMA Kartimi Kartimi
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 1, No 2 (2012)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.688 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v1i2.505

Abstract

Tujuan utama dari pendidikan sains adalah menyiapkan siswa memahami konsep dan meningkatkan keterampilan berpikirnya. Pendidikan sains harus banyak berbuat untuk mengembangkan cara berpikir tingkat tinggi yang salah satunya adalah berpikir kritis.  Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengembangkan berpikir kritis, diperlukan suatu alat evaluasi yang dapat mengukur kemampuan tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil implementasi pengembangan alat ukur keterampilan berpikir kritis pada konsep kesetimbangan kimia di SMA? Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengkaji hasil implementasi pengembangan alat ukur berpikir kritis pada konsep kesetimbangan kimia untuk siswa SMA.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Research and Development (R&D)” dari model Borg (1989). Lokasi penelitian di SMA yang berada di wilayah kabupaten Kuningan (daerah pegunungan), Kota Cirebon (daerah pantai), dan Kabupaten Majalengka (daerah pertanian).  Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas II IPA yang ditentukan secara random berjumlah 96 orang (Cirebon), 90 orang (Kuningan) dan 106 orang (Majalengka). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa butir-butir soal tes pilihan ganda. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes tertulis. Data kuantitatif berupa data skor penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa diolah secara statistik. Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa SMA di masing-masing Kabupaten/ Kota dilakukam uji statistik dengan menggunakan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep kesetimbangan kimia sekolah peringkat atas di Cirebon lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari sekolah sedang dan bawah dan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah peringkat menengah di Majalengka  lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari sekolah sedang dan tinggi. Secara keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa yang berasal dari wilayah Cirebon lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari wilayah Kuningan dan Majalengka pada konsep kesetimbangan kimia Kata Kunci : Pengembangan alat ukur, Berpikir Kritis
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 ARJAWINANGUN Qulud Qulud; Wahidin Wahidin; Yuyun Maryuningsih
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.846 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v4i1.268

Abstract

Proses pembelajaran di kelas merupakan interaksi yang paling mendominasi dalam keberhasilan siswa selama mengikuti pembelajaran di suatu sekolah. Proses tersebut harus seimbang antara siswa dan guru. Hasil PISA menunjukkan rata-rata kemampuan literasi sains siswa Indonesia dibawah standar. Oleh karena itu penggunaan model learning cycle 7e merupakan upaya untuk memaksimalkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Arjawinangun, dengan desain  penelitian menggunakan Control Group Pretes and Posttest design. Teknik pengumpulan data yang  digunakan adalah  lembar  observasi, makalah, poster, tes, dan angket,.  Data  yang diperoleh  dianalisis  dengan  menggunakan  uji  statistik  meliputi  uji  normalitas,  uji homogenitas dan uji t (hipotesis). Hasil  penelitian  ini  menunjukkan  peningkatan  kemampuan literasi sains yang signifikan antara kelas yang menerapkan model learning cycle 7e dengan yang tidak menerapkan model learning cycle 7e, dilihat dari hasil tes, makalah, dan poster. Kemampuan literasi sans siswa kelas  eksperimen lebih  tinggi  daripada  kelas  kontrol. Peningkatan kemampuan literasi sains siswa dengan menggunakan model learning cycle 7e dibuktikan dengan hasil respon angket siswa yang menunjukkan kriteria sangat kuat. Kata Kunci  :  Model learning cycle 7e, Literasi Sains, dan Sistem Reproduksi.
BENTUK DAN MODEL TERAPI TERHADAP ANAK-ANAK PENYANDANG AUTISME (KETERBELAKANGAN MENTAL) Jaja Suteja; Ruwanti Wulandari
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.423 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v2i1.530

Abstract

Autis adalah gangguan perkembangan perpasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, dan interaksi sosial. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang terkena autisme akan semakin besar. Bahkan jumlah penderita autis semakin hari semakin menghawatirkan, baik bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah.Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Penderita autis diharapkan mendapatkan diagnosis lebih awal sehingga mendapatkan terapi lebih dini dan mampu mengobati dan menyembuhkan terhadap anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental tersebut. Upaya deteksi dini yang optimal memerlukan kerjasama dari semua pihak dari mulai orang tua, tim ahli dalam hal ini dokter maupun dari instansi pemerintah itu sendiri. Key words: autis, penyebab, terapi
SISTEM SYARAF MANUSIA DALAM TUTORIAL CBI: USAHA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS Asep Mulyani
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.847 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v1i1.471

Abstract

The aim of this research to know the effect of tutorial CBI toward generic science skills in human nervous system concept.  One of senior high school at Garut regency, West Jawa was selected as the location of study. The subject of this research consisted of 153 students. 77 students as experimental class treated by using the tutorial CBI and 76 students as control class treated by using the conventional approach. Each group was gifted pretest ang posttest on generic science skills of human nervous system concept. The obtained data were then submitted to statistical analyses such as Mann-Whytney U Test. The finding revealed that there was significant effect of the tutorial CBI on student’s generic science skills of human nervous system concept. Furthermore, the experimental class obtained higher N-gain than the control class. The average of generic sciences skills N-Gain in experimental class was 0.65 and control class was 0.43. The findings suggested that learning human nervous system concept by using the tutorial CBI was effectifully. Finally, the study suggested that the tutorial CBI can be used as alternative approach in teaching biology especially to enhance generic science skills in human nervous system concept.
PENERAPAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS SAINS LOKAL MELALUI BUDAYA PARAJI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM REPRODUKSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 JATIWANGI Nani Karnia; Kartimi Kartimi; Asep Mulyani
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.128 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v2i2.520

Abstract

Pembelajaran berbasis sains lokal (budaya lokal) adalah suatu bentuk pembelajaran yang memadukan sekolah dengan budaya masyarakat. Penerapan pembelajaran sains berbasis budaya atau pembelajaran berbasis sains lokal melalui budaya dapat membuat siswa lebih mandiri dan memberikan peluang siswa untuk lebih mengeksplor kemampuannya sendiri baik itu pengetahuan awal maupun keyakinannya. Tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui : 1) seberapa besar perbandingan peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis sains lokal melalui budaya paraji dengan pembelajaran secara konvensional, 2) perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menerapkan pembelajaran berbasis sains lokal melalui budaya paraji dengan yang secara konvensional, dan 3)  respon siswa terhadap pembelajaran berbasis sains lokal melalui budaya paraji pada materi pokok bahasan sistem reproduksi. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui tes, angket, dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Jatiwangi kelas XI IPA 1 berjumlah 40 siswa dengan pembelajaran berbasis sains lokal melalui budaya paraji dan kelas XI IPA 4 berjumlah 40 siswa dengan pembelajaran konvensional. Analisis data dilakukan dengan uji normalitas, homogenitas, uji t uji One Way Anova dan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen (912,03%) lebih besar dibandingkan kelas kontrol (9,78%). Rata-rata N-Gain kelas eksperimen (0,56) lebih besar daripada kelas kontrol (0,43). Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai sig. 0,000<0.05 artinya terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis sains lokal dengan pembelajaran konvensional. Hasil uji One Way Anova dengan sig.(0,291) > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai tes antar kelompok, dan uji Tukey menunjukkan pembelajaran berbasis sains lokal cocok digunakan untuk kelompok atas dan kelompok tengah. Pembelajaran berbasis sains lokal dapat dikatakan baik untuk diterapkan pada pembelajaran Biologi, hal ini terlihat dari prosentase respon siswa yang kuat sebesar 79% .Kata Kunci : Sains Lokal dan Hasil Belajar.
ANALISIS DAMPAK INDUSTRI STOCKPILE BATU BARA TERHADAP LINGKUNGAN DAN TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT DESA PESISIR RAWAURIP KEC. PANGENAN KAB. CIREBON Yuyun Maryuningsih
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.824 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v4i2.490

Abstract

Telah dilakukan penelitian “Analisis dampak Industri Stockpile Batubara terhadap Lingkungan dan Tingkat Kesehatan Masyarakat Desa Pesisir Rawaurip Kec. Pangenan Kab. Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah Signifikansi dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) Dampak lingkungan dari keberadaan stockpile di desa Rawaurip kecamatan Pangenan kabupaten Cirebon, 2) Tingkat kesehatan masyarakat desa Rawaurip kecamatan Pangenan kabupaten Cirebon yang lokasi rumahnya dekat dengan stockpile batubara Penelitiaan ini didesain sebagai studi lapangan dengan studi kasus, yang dilakukan secara intensif, terinci, dan mendalam terhadap keberadaan stockpile batubara di Desa Rawaurip dampaknya terhadap lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat, sifatnya penelitian ini deskriptif kualitatif yang menggambarkan apa adanya tentang variabel, gejala, dan keadaan dampak lingkungan dan tingkat kesehatan masyarakat. Hasil analisis data dinyatakan dalam deksripsi fenomena bukan diperhitungkan angka statistik. Industri Stockpile Batubara berdampak bagi Lingkungan dan Tingkat Kesehatan Masyarakat Desa Pesisir Rawaurip Kec. Pangenan Kab. Cirebon.  Kata  kunci : dampak, Industri Stockpile Batubara,  lingkungan, Tingkat Kesehatan Masyarakat.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PENGANTAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA SMA RSBI Evi Roviati
Scientiae Educatia: Jurnal Pendidikan Sains Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.259 KB) | DOI: 10.24235/sc.educatia.v1i1.469

Abstract

Penelitian Ini bertujuan untuk (1) mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran biologi di SMA RSBI yang menggunakan pengantar Bahasa Inggris, (2) mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran biologi berpengantar Bahasa Inggris, (3) mengetahui keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi dengan pengantar Bahasa Inggris dan (4) mengetahui besarnya korelasi antara aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi dengan model kooperatif tipe jigsaw dan berpengantar Bahasa Inggris.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan  (1) pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran biologi di SMA RSBI yang menggunakan pengantar Bahasa Inggris dapat dilakukan dengan baik.  Perangkat yang dikembangkan terdiri atas silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, LKS dan instrumen evaluasi aktivitas belajar, hasil belajar dan angket kesukaan siswa akan model pembelajaran,  (2)  model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran biologi dengan pengantar Bahasa Inggris dengan rerata skor sebesar 7,6, (3) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi dengan pengantar Bahasa Inggris.  Hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dan jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen lebih banyak daripada di kelas kontrol, dan (4) aktivitas belajar berkorelasi sangat kuat dengan hasil belajar, dengan potensi hubungan kedua variabel sebesar 79,56%.

Page 3 of 24 | Total Record : 239