cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 1,509 Documents
Profil Sepsis Neonatus di Unit Perawatan Neonatus RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2008 - 2010 Pertin Sianturi; Beby S Hasibuan; Bugis M Lubis; Emil Azlin; Guslihan D Tjipta
Sari Pediatri Vol 14, No 2 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp14.2.2012.67-72

Abstract

Latar belakang. Sepsis neonatus sebagai suatu sindrom klinis yang terjadi dalam satu bulan pertama kehidupan bermanifestasi sistemik dan dijumpai bakterimia. Insidens sepsis bervariasi dengan gejala klinis tidak khas dan progresivitas gejala dapat terjadi dalam 24 jam. Sepsis pada neonatus mempunyai tingkat mortalitas tinggi.Tujuan. Mengetahui profil dan mortalitas sepsis neonatus di Unit Perawatan Neonatus RSUP.H Adam Malik MedanMetode. Suatu penelitian deskriptif data rekam medis pasien sepsis neonatus di unit perawatan neonatas RSUP. Adam Malik Medan, sejak Januari 2008 sampai Desember 2010. Data pasien dilakukan pemeriksaan darah lengkap, C-reactive protein (CRP),dan kultur darah, serta antibiotik empiris. Pasien dengan data tidak lengkap dan menderita kelainan bawaan serius dieksklusi. Sampel dikelompokkan dua kelompok yaitu bayi pulang hidup dan meninggal.Hasil. Didapat 239 bayi diduga sepsis, di antaranya 158 terbukti sepsis, 103 dieksklusi (69 kelainan kongenital dan 34 data tidak lengkap). Pasien yang diikutsertakan 55 bayi yaitu 44 hidup dan 11 meninggal. Sepsis neonatus pada laki-laki lebih banyak dari perempuan, tetapi perempuan lebih banyak yang meninggal. Kepekaan kuman yang tinggi terhadap satu atau kedua antibiotik empiris terdapat pada 13 sepsis neonatus. Terbanyak meninggal sepsis neonatus dengan berat lahir rendah, prematur, kuman yang resisten terhadap kedua jenis antibiotik empiris, Gram negatif, dan jenis kuman Enterobacter sp.Jenis kuman yang paling banyak dijumpai adalah Staphylococcus sp.Kesimpulan. Sepsis salah satu penyebab utama kematian neonatus yang dipengaruhi oleh berat lahir rendah, prematuritas, resistensi kuman terhadap antibiotik empirik dan jenis kuman. Penyebab sepsis neonatus terbanyak adalah kuman Gram negatif yang berkontribusi terhadap angka mortalitas
Small Dense Low Density Lipoprotein Sebagai Prediktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Anak Lelaki Obes Pra-Pubertal Aryono Hendarto
Sari Pediatri Vol 12, No 3 (2010)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp12.3.2010.197-203

Abstract

Latar belakang. Meningkatnya prevales obesitas pada anak menyebabkan meningkatnya komorbiditasakibat penyakit lain, salah satunya adalah penyakit kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular merupakansalah satu penyakit penyebab kematian yang penting. Small Dense LDL (sdLDL) pada obesitas dewasaterbukti dapat dijadikan prediktor risiko penyakit jantung koroner. Penelitian serupa pada obesitas anakbelum pernah dilakukan.Tujuan. Mengetahui faktor risiko PJK pada obesitas anak dengan menggunakan sdLDL, serta kaitan adipositokindengan timbulnya faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK).Metode. Penelitian potong lintang untuk mendeteksi risiko PJK dan peran indeks massa tubuh (IMT),masa lemak tubuh (MLT), leptin, adiponektin dan TNF-􀄮 terhadap risiko PJK pada anak lelaki obes prapubertalusia 5-9 tahun. Indeks massa tubuh ditentukan dengan menggunakan kurva CDC, massa lemaktubuh dihitung dengan alat body fat analyzer. Profil lipid, CRP, leptin, adiponektin, dan TNF-􀄮 diperiksasetelah subjek puasa selama 12 jam. Leptin, adiponektin, dan TNF-􀄮􀀃diperiksa dengan cara ELISA.Hasil. Seluruh subjek mempunyai IMT di atas nilai normal demikian pula MLT. Sebagian besar subjekmempunyai kadar TG, kolesterol total dan LDL meningkat dengan kadar kolesterol HDL menurun.Small dense LDL ditemukan pada sebagian kecil subjek. Kadar leptin dan TNF-􀁁 meningkat, sedangkankadar adiponektin menurun. Hanya sebagian kecil subjek mengalami inflamasi kronik derajat rendah yangditentukan dengan memeriksa CRP.Kesimpulan. Risiko PJK telah tampak pada anak lelaki obes pra-pubertal. Indeks massa tubuh, MLT, leptin,adiponektin dan TNF-􀁁 tidak berhubungan dengan terjadinya sd LDL.
Angka Kejadian Koagulasi Intravaskular Diseminata pada Pneumonia Marissa Tania Stephanie Pudjiadi; Mardjanis Said; Irawan Mangunatmadja; Hidra Irawan Satari; H F Wulandari; Murti Andriastuti
Sari Pediatri Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.752 KB) | DOI: 10.14238/sp14.1.2012.52-6

Abstract

Latar belakang. Pneumonia merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita di negara berkembang. Sitokin pada pneumonia yang diproduksi akibat inflamasi paru secara berlebihan. Sehingga menyebabkan kaskade koagulasi sistemik teraktivasi yang berakhir pada trombosis sistemik yang akan menyebabkan keadaan kritis dan seringkali berakhir dengan kematian. Tujuan.Mengetahui profil koagulasi dan prevalensi koagulasi intravaskular diseminata (KID) pada pasien pneumonia yang dirawat inap.Metode. Studi deskriptif analitik dengan desain potong lintang dilakukan di ruang rawat Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM antara 1 Februari 2010 sampai 28 Februari 2011.Hasil. Tiga puluh enam persen subjek penelitian mengalami trombositopenia, 13,4% mengalami pemanjangan protombine time (PT), dan 19,6% mengalami penurunan kadar fibrinogen. Didapatkan 83,5% subjek penelitian memiliki kadar D-dimer yang tinggi dan 64,9% di antaranya meningkat sangat tinggi. Kejadian KID 17,5% subjek dan seluruhnya mengalami perdarahan. Pada 88,2% pasien KID mengalami trombositopenia dengan rasio prevalens 32,5 (95% IK 6,70-157,57).Kesimpulan. Profil koagulasi pasien pneumonia yang dirawat di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM 36% mengalami trombositopenia, pemanjangan PT 13,4%, penurunan kadar fibrinogen 19,6%, dan peningkatan kadar D-dimer 83,5% . Koagulasi intravaskular diseminata terjadi 17,5% (17/97) pasien pneumonia yang dirawat.
Intervensi Sleep Hygiene pada Anak Usia Sekolah dengan Gangguan Tidur: Sebuah Penelitian Awal Eva Devita Harmoniati; Rini Sekartini; Hartono Gunardi
Sari Pediatri Vol 18, No 2 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp18.2.2016.93-9

Abstract

Latar belakang. Gangguan tidur adalah kondisi yang ditandai dengan gangguan jumlah, kualitas, atau waktu tidur. Dampak gangguan tidur adalah gangguan belajar, memori, mood, perilaku, dan atensi.Tujuan. Mengetahui prevalensi, gambaran gangguan tidur, pengaruh intervensi sleep hygiene pada keluhan mengantuk, mood, kesulitan bangun, durasi tidur, nilai SDSC dan PDSS.Metode. Penelitian quasi eksperimental di SDN di Jakarta Pusat pada bulan Mei-Juni 2015. Skrining dan evaluasi pasca intervensi sleep hygiene selama 8 minggu menggunakan sleep disturbance scale for children (SDSC) dan pediatric daytime sleepiness scale (PDSS).Hasil. Prevalensi gangguan tidur 25,1%, terdiri atas disorder of initiating and maintaining sleep (DIMS) 61,5%, sleep wake transition disorder (SWTD) 61,5%, disorder of excessive somnolence (DOES) 55,4%, dan disorder of arousal (DA) 51,5%. Setelah intervensi dilaporkan perbaikan mengantuk, mood, kesulitan bangun pagi, nilai SDSC pre dan pasca intervensi (p<0,001).Kesimpulan. Dampak intervensi sleep hygiene yaitu perbaikan mengantuk, mood, kesulitan bangun pagi, serta perbedaan bermakna nilai SDSC pre dan pasca intervensi. 
Uji Diagnostik C-Reactive Protein, Leukosit, Nilai Total Neutrofil dan Suhu Anak Deman dengan Penyebab yang Tidak Diketahui I Made Gede Dwi Lingga Utama
Sari Pediatri Vol 13, No 6 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.6.2012.412-9

Abstract

Latar belakang.Demam tanpa penyebab yang jelas cukup sering kita jumpai dalam praktek sehari-hari. Penentuan penyebab pasti dengan biakan memerlukan waktu yang lama. Di lain pihak kita harus menentukan sesegera mungkin apakah demam ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau tidak sehingga dapat segera mengambil keputusan pemberian antibiotikTujuan. Mencari pemeriksaan sederhana dan cepat untuk dapat dipakai sebagai pegangan menentukan infeksi bakteri.Metode.Penelitian uji diagnostik dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan mengambil data secara retrospektif dari catatan medis tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 (bulan Oktober). Data ditabulasi dicari nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, rasio kemungkinan positif, rasio kemungkinan negatif dari CRP(C reactive protein), ANC (absolute neutrophil count =nilai neutrofil total),dan suhu, baik variabel tunggal maupun kombinasi dengan menggunakan baku emas biakan darah.Hasil.Jumlah kasus demam yang tidak diketahui penyebabnya didapatkan 138 dengan 39 (28,3 %) kasus yang memiliki data lengkap. Biakan positif didapatkan pada 26 kasus (prevalensi 66,6%). Umur ratarata subjek 3,5 tahun (umur termuda 2 bulan dan tertua 13 tahun), dan rerata suhu 38,80C. Sensitivitas pemeriksaan CRP, leukosit, ANC dan suhu didapatkan antara 42% sampai 65%. Spesifisitas didapatkan antara 46% sampai dengan 54%. Sensitivitas pemeriksaan kombinasi 15,4%. Spesifisitas pemeriksaan kombinasi antara 70% sampai 85%.Kesimpulan.Nilai CRP, leukosit, ANC dan suhu tidak bisa dipakai sebagai prediktor infeksi bakteri pada anak dengan demam yang tidak diketahui penyebabnya.
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Unit Kerja/Departemen dengan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pada Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Hasan Sadikin Ariani Ariani; Kusnandi Rusmil; Tetty Yuniati
Sari Pediatri Vol 18, No 1 (2016)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.893 KB) | DOI: 10.14238/sp18.1.2016.45-49

Abstract

Latar belakang. Faktor yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja adalah pengetahuan, sikap, dan dukungan institusi. Petugas kesehatan berperan ganda, yaitu sebagai ibu bekerja dan panutan praktek pemberian ASI.Tujuan. Memperoleh hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan unit kerja terhadap praktek pemberian ASI eksklusif oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Hasan Sadikin (RSHS).Metode. Penelitian cross-sectional dengan metode consecutive sampling, dilakukan pada bulan Januari-Maret 2016 pada peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS), peserta program pendidikan profesi dokter (PSPD), perawat, dan bidan wanita; berusia ≤37 tahun; bekerja atau belajar di RSHS; memiliki anak lahir tunggal berusia 6−24 bulan; mengisi kuesioner dan dianalisis dengan multivariatHasil. Pengetahuan (OR IK95%=3,7; p=0,013) dan dukungan tenaga kesehatan (OR IK95%=3,45; p=0,031) berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif.Kesimpulan. Pengetahuan ibu berhubungan dengan praktek pemberian ASI eksklusif, sementara dukungan unit kerja/departemen dan sikap tidak berhubungan dengan hal itu. Dukungan petugas kesehatan merupakan faktor perancu yang berhubungan dengan hal tersebut.
Faktor Risiko Infeksi Respiratorik Akut Bawah pada Anak Rony Tamba; Magdalena Sidhartani; Musrichan Musrichan
Sari Pediatri Vol 11, No 5 (2010)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.095 KB) | DOI: 10.14238/sp11.5.2010.330-4

Abstract

Latar belakang. Infeksi respiratorik akut (IRA) bawah merupakan penyebab terpenting morbiditas danmortalitas pada anak. Beberapa faktor risiko yang berpengaruh tehadap IRA bawah pada anak, antara lainstatus ekonomi rendah, berat badan lahir rendah, ASI tidak eksklusif, malnutrisi, hunian padat, dan polusiudara.Tujuan. Menentukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya IRA bawah pada anak yang dirawatdi bangsal Anak RSUP dr Kariadi.Metode. Penelitian dengan rancangan kasus kontrol. Subjek penelitian adalah 78 pasien IRA bawah usia1 bulan sampai 14 tahun yang dirawat di bangsal bagian Anak RS dr Kariadi Semarang dan 78 anak sehatsebagai kontrol. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjangseperti hematologi, mikrobiologi, dan foto toraks. Faktor risiko didapat dari kuesioner melalui wawancaradengan orang tua. Analisis statistik dilakukan dengan uji 􀁃2 pada analisis bivariat, dan analisis multivariatdilakukan dengan uji regresi logistik untuk menghitung OR.Hasil. Didapatkan status ekonomi rendah (OR: 3,7; 95% CI: 1,6-8,4; p=0,002), dan hunian padat (OR:2,5; 95% CI: 1,2-5,5; p=0,02) secara bermakna merupakan faktor risiko IRA bawah. Sedangkan berat badanlahir rendah (OR: 2,7; 95% CI: 0,9-7,6, p=0,06), malnutrisi (OR: 0,9; 95% CI: 0,3-2,9, p=0,7), polusiudara (OR: 0,7; 95% CI: 0,2-2,0, p=0,5) dan ASI tidak eksklusif (OR: 0,5; 95% CI: 0,2-1,1, p=0,08)bukan merupakan faktor risiko.Kesimpulan. Status ekonomi rendah dan hunian padat merupakan faktor risiko kejadian IRA bawah padaanak. 
Profil Pneumonia pada Anak di RSUD Dr. Zainoel Abidin, Studi Retrospektif Nurjannah Nurjannah; Nora Sovira; Sidqi Anwar
Sari Pediatri Vol 13, No 5 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.985 KB) | DOI: 10.14238/sp13.5.2012.324-8

Abstract

Latar belakang.Pneumonia merupakan proses inflamasi pada parenkim paru yang dapat terjadi pada segala usia dan merupakan salah satu penyebab kematian pada anak.Tujuan.Mengetahui profil pneumonia pada anak yang dirawat di RSUD Dr. Zainoel Abidin, Propinsi Aceh.Metode. S t u d i r e t r o s p e k t i f , d a t a d i d a p a t k a n d a r i r e k a m m e d i s R S U D D r . Z a i n o e l A b i d i n selama Januari 2008 sampai Desember 2009, pada anak yang dirawat dengan pneumoniaHasil.Didapatkan 144 (7,1%) anak dengan pneumonia di antara 2035 pasien rawat inap. Insidens pada tahun 2008 (77) kasus dan 2009 (67) kasus. Gambaran klinis berupa batuk (94,4%), napas cuping hidung (93,1%), ronki (92,3%), demam (76,4%) dengan suhu 380C, takipnu rata-rata laju napas 60 kali/menit,, takikardi dengan denyut nadi 146 kali /menit disertai retraksi otot-otot dinding dada, mengi dan pilek. Leukositosis rata-rata 14.000/mm3 dan hasil foto toraks sesuai dengan pneumonia 95,8%.Kesimpulan.Angka kejadian pneumonia masih tinggi pada anak yang dirawat di bangsal anak RSUD Dr. Zainoel Abidin.
Hubungan Pajanan Alergen Terhadap Kejadian Alergi pada Anak Wistiani Wistiani; Harsoyo Notoatmojo
Sari Pediatri Vol 13, No 3 (2011)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.3.2011.185-90

Abstract

Latar belakang. Penyakit alergi pada anak diperkirakan meningkat seiring dengan pola kehidupan yangberhubungan dengan pengaruh lingkungan, yaitu paparan alergen. Kadang-kadang paparan alergen tidakdiketahui tetapi anak datang dengan manifestasi penyakit alergi. Identifikasi alergen yang memicu munculnyapenyakit alergi merupakan hal yang penting dan dapat dijadikan salah satu strategi untuk preventif.Tujuan. Membuktikan hubungan paparan alergen terhadap timbulnya penyakit alergi pada anak.Metode. Penelitian observasional dengan desain belah lintang. Subyek adalah semua pasien anak berumur2 tahun hingga 14 tahun dengan manifestasi alergi berupa dermatitis atopi, rinitis alergi, konjungtivitisalergi, dan asma. Subjek berasal dari Poliklinik Umum Anak, Paru Anak, Telinga-Hidung-Tenggorok, Kulit-Kelamin, dan Mata RSUP Dr. Kariadi Semarang. Periode penelitian Agustus 2000 hingga Januari 2001.Orangtua subjek diminta mengisi kuesioner. Dilakukan uji tusuk kulit (skin prick test) untuk konfirmasialergen berupa aeroalergen dan alergen makanan. Analisis statistik menggunakan chi-square.Hasil. Subyek 44 anak dengan alergi, terdiri dari 63,6% rinitis alergi, 25% asma, 34,1% dermatitis atopi,dan 2,3% konjungtivitis alergi. Rasio perempuan : laki-laki = 1,2:1. Uji tusuk kulit positif pada 45,5% kasus.Hasil aeroalergen berupa debu rumah (75,0%), mite culture (70,0%), human dander (70,0%), kecoa (65,0%),animal dander (25%), pollen (10%), fungi (5%). Alergen makanan berupa makanan laut (30,0%), telur (5%),dan 5% coklat. Terdapat hasil positif beberapa paparan alergen. Didapatkan paparan tanaman dalam rumahsebagai penyebab dermatitis atopi (p=0,008). Kasus asma 90,9% menunjukkan hasil uji tusuk kulit positif(p=0,001).Kesimpulan. Aeroalergen merupakan alergen yang paling banyak dijumpai pada anak dengan penyakitalergi.
Penyakit Ginjal Kronik pada Anak Sudung O. Pardede; Swanty Chunnaedy
Sari Pediatri Vol 11, No 3 (2009)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp11.3.2009.199-206

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan pada anak yang cukup serius dengan prevalens yang semakin meningkat dari tahun ke tahun dan mortalitas yang meningkat. Definisi PGK adalah penyakit ginjal dengan kerusakan ginjal minimal tiga bulan dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Berbagai kelainan ginjal baik kelainan kongenital maupun didapat dapat menyebabkan PGK. Pasien PGK seringkali datang dengan berbagai keluhan yang menunjukkan bahwa pasien datang pada stadium lanjut, karena keterlambatan diagnosis. Manifestasi klinis dapat berupa gangguan pertumbuhan, anemia, nutrisi, hipertensi, gangguan elektrolit, dan osteodistrofi renal. Proteinuria merupakan petanda penting pada PGK dan berperan dalam progresivitas penyakit. Pengobatan bertujuan untuk menghambat atau memperlambat progresivitas penyakit serta mencegah terjadinya komplikasi. Selain terhadap penyebabnya, pengobatan dilakukan juga untuk mengatasi manifestasi klinis. Pencegahan dan deteksi dini merupakan hal yang sangat penting, karena dengan deteksi dini progresivitas penyakit dapat dikendalikan

Page 2 of 151 | Total Record : 1509


Filter by Year

2000 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue