cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 170 Documents
Pengaruh Kepadatan pada Pengangkutan dengan Suhu Rendah Terhadap Kadar Glukosa dan Darah Kelulusan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Ayi Yustiati; Sofan Sidiq Pribadi; Achmad Rizal; Walim Lili
Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.049 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i2.23424

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan pada pengangkutan dengan suhu rendah terhadap kadar glukosa darah dan kelulusan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2016 di Laboratorium Basah dan Kolam Percobaan, Ciparanje Unpad. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan berupa kepadatan ikan sebanyak 5 ekor/L, 10 ekorLl, 15 ekor/L dengan pemingsanan, serta 10 ekor/L tanpa pemingsanan sebagai pelakuan kontrol. Pemingsanan dilakukan dengan cara penurunan suhu air menjadi 10±0,1 ºC. Pengamatan yang dilakukan terhadap kelulusan hidup setelah pengangkutan, kadar glukosa darah, kelulusan hidup setelah pemeliharaan pasca pengangkutan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan kepadatan 15 ekor/l menunjukan hasil terbaik, yaitu kelulusan hidup setelah pengangkutan 98,33 %, kadar glukosa darah 192 mg/dL serta kelulusan hidup setelah pemeliharaan pasca pengangkutan 88,33 %.
Rekayasa Maturasi Menggunakan Hormon Oodev Terhadap Ikan Synodontis (Synodontis Sp) Yudha Lestira Dhewantara; Firsty Rahmatia
Akuatika Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.114 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i1.23409

Abstract

Pematangan gonad merupakan salah satu fase penting pada siklus reproduksi ikan.Upaya hormonal memang bisa mempercepat proses pematangan dan pemijahan serta membantu pemijahan ikan yang sulit memijah bila tidak berada dalam habitatnya. Ikan synodontis memang mampu memijah sepanjang tahun. Namun, masalah yang muncul adalah kualitas hasil pemijahannya yang tidak selalu sama atau stabil, salah satu contoh hormon yang bisa digunakan adalah oodev yang mengandung Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG), hormon ini banyak mengandung unsur daya kerja Folicle Stimulating Hormone (FSH) yang berperan dalam pematangan gonad awal atau vitelogenesis. Penyerapan vitelogenin akan membuat oosit mencapai ukuran tertentu yang kemudian siap untuk diovulasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyuntikan oodev terhadap kinerja reproduksi dan maturasi ikan synodontis. Calon induk ikan synodontis diberi perlakuan dengan injeksi hormonal dengan: K1 (tanpa pemberian hormon/kontrol), A1 (Dosis 0,5 mL/kg), A2 (Dosis 1 mL/kg), A3 (Dosis 1,5 mL/kg), dan A4 (2 mL/kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Induksi maturasi ikan synodontis dapat dilakukan dengan penyuntikkan OODEV (1,5 mL/kg bobot tubuh) sebanyak empat kali secara berkala selama empat minggu. 
Uji Coba Pengoperasian Jaring Udang Ciker di Perairan Kaimana Provinsi Papua Barat Misbah Sururi; Abu D Razak; Mustasim Mustasim; Amir Suruwaky; Samsul Muhammad
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1034.054 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23402

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui  apakah gillnet PA monofilament yang dioperasikan secara aktif (ciker) sebagai alat tangkap udang introduksi memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pengoperasian secara pasif. Ujicoba ciker dilakukan dengan experimental fishing selama 9 kali ulangan yang berlangsung pada bulan November tahun 2017 di Perairan Kabupaten Kaimana. Data dianalisa secara diskriptif dengan persamaan efektifitas, dan low impact by-catch, selanjutnya dilakukan uji kenormalan dan dilanjutkan uji beda (uji t dan f) dengan selang kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengoperasian  jaring sistim aktif (ciker) mendapatkan hasil tangkapan udang sebanyak 125.41 kg (rata-rata 13.93 kg), sehingga lebih efektif dibandingkan dengan sistim pasif sebanyak 53.72 kg (rata-rata 5.96 kg), tetapi jaring aktif ciker juga mendapatkan by-catch yang lebih tinggi dibandingkan dengan jaring pasif. Jumlah by-catch pada jaring  aktif dan pasif yaitu masing-masing  298,57 kg dan 174.31 kg, sehingga direkomendasikan untuk melakukan kajian atau rekayasa alat tangkap jaring udang PA monofilament khususnya untuk tujuan mengurangi by-catch.
Bioakumulasi Logam Berat pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Cirebon Beradasarkan Musim yang Berbeda Dewi Nurhayati; Didha Andini Putri
Akuatika Indonesia Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.328 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v4i1.23484

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioakumulasi dari logam berat  timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg) pada kerang hijau (Perna viridis), sedimen, dan air pada budidaya kerang hijau di perairan Cirebon, Jawa Barat berdasarkan variasi musim yang berbeda.  Penelitian dilakukan pada musim hujan (Februari) dan musim kemarau (Juli). Kerang hijau, Sedimen, dan air  diambil dari tempat budidaya kerang hijau perairan bondet Cirebon. Sampel diambil pada usia panen yaitu usia 6 bulan pemeliharaan. Sampel air laut, sedimen, dan kerang hijau diambil   sebanyak  3 kali ulangan. Pengujian logam berat mengikuti SNI 01-2354.6-2006. diukur di laboratorium Balai Pengujian dan Pembinaan Mutu Hasil Perikanan (BPPMHP) Cirebon, Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan Pb pada sedimen mengalami peningkatan pada musim panas dibandingkan dengan musim hujan yaitu dari 3,66±0,77 mg/Kg menjadi 5,99±0,16 mg/Kg (P<0,05). Kadar Pb pada kerang hijau musim hujan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan musim panas (4,99±0,84  mg/Kg menjadi 3,77±0,75 mg/Kg) (P>0,05). Kadar Cd pada sedimen dan kerang hijau dimusim panas tidak berbeda nyata dibandingkan dengan musim hujan (1,08±0,14 mg/Kg menjadi 0,71±0,22 mg/Kg) (P>0,05). Sedangkan kadar Cd pada kerang hijau musim hujan 0,87±0,14  mg/Kg lebih tinggi dibanding musim panas yaitu 0,3±0,1 mg/Kg (P<0,05). Kadar Hg sedimen dimusim panas (0,00±0,01) tidak berbeda nyata dibanding dimusim hujan (0,05±0,06 mg/Kg) (P>0,05). Kadar Hg pada kerang hijau musim hujan 0,03±0,04  mg/Kg juga tidak menunjukkan nilai yang berbeda nyata (P>0,05) dibanding musim panas yaitu 0,02±0,02 mg/Kg.
Kelimpahan Plankton di Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat Isni Nurruhwati; Zahidah Zahidah; Asep Sahidin
Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (941.65 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i2.23430

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton di Waduk Cirata. Penelitian dilakukan selama 11 bulan dari Bulan Maret 2015 sampai dengan Bulan Februari 2016. Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun yaitu inlet, tengah  dan outlet Waduk Cirata. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan Stasiun I rata-rata 16,646x103 ind/l dan Stasiun II kelimpahan rata-rata 13,384x103 ind/l dan Stasiun III 11,742x103 ind/l. Pada  Stasiun 1 ditemukan dengan jumlah taxa tertinggi berkisar antara 16-20 taxa. Sedangkan jumlah taxa paling rendah ditemukan pada stasiun III dengan kisaran jumlah 14-18 taxa. Kelimpahan total fitoplankton berkisar 11,052x103-15,692x103 ind/l, sedangkan kelimpahan total zooplankton berkisar 684– 962 ind/l. Berdasarkan hasil pengukuran kelimpahan plankton di Waduk Cirata tersebut masih dalam kelimpahan sedang.
Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Pangandaran Ibnu Bangkit Biosina Suryadi; Perdana Putra Kelana
Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.149 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i2.23419

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Perairan Pangandaran Kabupaten Pangandaran selama empat bulan dimulai pada bulan April hingga bulan Juli 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pangandaran yang merupakan daerah wisata.Pengambilan contoh fitoplankton dilakukan pada tiga titik yaitu di wilayah terumbu karang pantai timur dan barat serta karamba di pantai timur. Hasil penelitian menunjakan bahwa terdapat 10 genus dari kelas Bacillariophyceae, tiga genus dari kelas Chlorophyceae dan dua genus dari kelas Dinophyceae serta satu genus dari kelas Cyanophyceae. Kelimpahan fitoplankton di Perairan Pangandaran berkisar antara 48-166 ind/l. Indeks keanekaragaman dan keseragaman di Perairan Pangandaran berkategori sedang dan indeks dominasi berkategori rendah. 
Pertumbuhan Ikan Paray (Rasbora Argyrotaenia, Blkr) di Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat Titin Herawati; Walim Lili; Rika Mustikawati; Adhardiansyah Adhardiansyah; Sona Yudha Diliana
Akuatika Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.938 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i1.23428

Abstract

Waduk Jatigede merupakan salah satu waduk di Jawa Barat yang membendung aliran Sungai Cimanuk. Salah satu jenis ikan indigenous Sungai Cimanuk yang dapat beradaptasi di Waduk Jatigede adalaha Ikan Paray. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan Paray (Rasbora argyrotaenia) di Waduk Jatigede. Penelitian dilakukan di Waduk Jatigede menggunakan metode survey pada bulan Oktober 2016. Pengambilan sampel ikan dilakukan di perairan waduk, selanjutnya sampel ikan diidentifikasi, diukur panjang dan bobotnya di Laboratorium Akuakuktur Universitas Padjadjaran. Analisis data meliputi distribusi ukuran, hubungan panjang -bobot serta faktor kondisi mengacu pada metode biologi perikanan. Ikan Paray hasil tangkapan di Waduk Jatigede terdiri atas delapan kelas ukuran.  Ikan terkecil memiliki ukuran panjang total 53 mm, bobot 1,41 g dan ikan terbesar 79 mm, bobot 4,14 g.  Kelas ukuran paling banyak tertangkap adalah ikan yang masih mengalami masa pertumbuhan, berukuran antara 59-61 mm sebanyak 34%. Pola pertumbuhan ikan Paray mengikuti persamaan regresi y = 2,7023x – 4,4827  b = 2,7023, W=3.10-5L2,7023 , artinya pola pertumbuhan ikan Paray bersifat allometrik negatif. Ikan mencapai bobot maksimum ketika berukuran panjang antara 65-67 mm. Faktor kondisi ikan Paray berkisar antara 1,08-1,24 dengan pertambahan bobotnya berbanding lurus terhadap pertambahan panjang sampai panjang tertentu (titik imfleksi), selanjutnya pertambahan bobot menurun.
Studi Habitat dan Pengangkutan Sistem Tertutup pada Ikan Rono Oryzias sarasinorum Popta, 1905 Endemik Danau Lindu sebagai Dasar untuk Domestikasi Muh. Herjayanto; Abd. Waris; Yulianti Suwarni; Mudabbirah Halia; Abdul Gani; Nugra Findayani; Regita Cahyani
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.528 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23396

Abstract

Oryzias sarasinorum atau disebut rono oleh masyarakat setempat merupakan ikan endemik di danau Lindu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Ikan ini terancam punah di habitatnya, sehingga domestikasi (pemeliharaan dan pengembangbiakan) di lingkungan terkontrol mendesak dilakukan sebagai salah satu upaya konservasi. Salah satu dasar domestikasi ikan liar adalah pengetahuan terhadap habitat mereka. Tahap selajutnya yaitu membawa ikan tersebut dari habitat aslinya ke lingkungan terkontrol. Masalah pengangkutan ikan dengan sistem tertutup yaitu kematian, sehingga perlu penggunaan zeolit, arang aktif dan garam dalam air media pengangkutan. Perlakuan yaitu penambahan 20 g zeolit + 10 g arang aktif pada media air tanpa garam (A), 1 g L-1 garam (B), 2 g L-1 (C) dan tanpa zeolit, arang aktif dan garam (D). Tujuan penelitian yaitu menganalisis beberapa karekteristik habitat, sintasan selama pengangkutan dan pemeliharaan pascapengangkutan. Habitat ikan rono di pesisir Lovu danau Lindu memiliki dasar landai, substrat pasir kasar, warna air cokelat-teh, terdapat serasah, tanaman air Phragmites karka. Juwana dan larva ikan rono berenang bergerombol di sekitar tanaman dala yang terendam air. Ikan rono muda dan dewasa terlihat makan di atas substrat dasar perairan. Spesies ikan lain yang ditemukan di habitat ini yaitu nila Oreochromis sp., sepat Trichopodus sp., serta Gambusia affinis. Penambahan zeolit dan arang aktif selama pengangkutan dapat meningkatkan sintasan ikan rono dibandingkan tanpa penambahan. Perlakuan A menghasilkan sintasan yang lebih tinggi 62,50% dibandingkan B dan 37,50% dibandingkan C selama pemeliharaan pascapengangkutan pada penelitian ini.
Kelimpahan Bakteri Coliform Pada Air Laut, Sedimen dan Foraminifera Jenis Calcarina di Ekosistem Terumbu Karang Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta Agus Tri Askar; Mochamad Untung Kurnia Agung; Yuli Andriani; Lintang Permatasari Yuliadi
Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.008 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.23391

Abstract

Bakteri coliform sudah lama dikenal sebagai bioindikator cemaran bahan organik di suatu perairan. Perairan laut merupakan muara bagi semua jenis limbah baik organik maupun anorganik yang berasal dari daratan. Foraminifera yang merupakan diatom bentik yang khas ditemukan di ekosistem terumbu karang juga dapat terkontaminasi bakteri coliform pada perairan yang mengalami kondisi pencemaran bahan organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kelimpahan bakteri coliform pada air laut, sedimen dan foraminifera jenis calcarina. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2017 di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler (MICROMOL) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Most Probable Number (MPN) yang dibandingkan dengan standar baku mutu Kep-51/MENKLH/2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan bakteri coliform pada air laut yaitu 9->1100 MPN/100 mL, pada sedimen sebesar 7-803,33 MPN/100 g dan yang ditemukan pada foraminifera jenis calcarina berkisar <3-16 MPN/100 g.
Kajian Awal Kemunculan Hiu Paus (Rhyncodon typus, Smith 1828) di Teluk Tomini Dihubungkan dengan Faktor Fisik dan Biologi Perairan Arip Rahman; Joni Haryadi; Agus Arifin Sentosa; Mujiyanto Mujiyanto
Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.965 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i2.23425

Abstract

Kemunculan hiu paus di Desa Botubarani Teluk Tomini Gorontalo menjadi fenomena langka bagi masyarakat setempat. Kegiatan pengamatan kemunculan hiu paus (Rhincodon typus) dilakukan pada bulan April dan Mei 2016 di Teluk Tomini Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan bawah air untuk mengidentifikasi hiu paus dan tingkah lakunya. Pengukuran kualitas air dan pengambilan sampel plankton dan larva dilakukan disekitar lokasi kemunculan hiu paus. Selama pengamatan ditemukan lima ekor hiu paus dengan ukuran berkisar 3-8 m. Tingkah laku hiu paus yang teramati oleh penyelam, hiu paus muncul dari kedalaman >100 m kemudian berenang berputar-putar pada kedalaman 15-20 m sesekali membuka mulutnya untuk menyaring makanan. Hasil pengamatan kualitas air disekitar lokasi kemunculan hiu paus, nilai salinitas berkisar antara 31,96-33,23 0/00, nilai oksigen terlarut berkisar 6,02-7,48 mg.l-1. Kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada pengamatan bulan April yaitu Acartia sp. dari kelas Crustaceae dengan kelimpahan 12385 ind.l-1. Kelimpahan larva disekitar lokasi kemunculan hiu paus didominasi oleh copepod dan larva ikan. Faktor makanan diduga menjadi salah satu faktor munculnya hiu paus di Teluk Tomini.

Page 7 of 17 | Total Record : 170