cover
Contact Name
Akuatika Indonesia
Contact Email
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
akuatika.indonesia@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika Indonesia
ISSN : 2528052X     EISSN : 26217252     DOI : -
Jurnal Akuatika Indonesia berisi tulisan ilmiah untuk bidang ilmu hewan dan zoologi yang mencakup aspek budidaya perikanan, bioteknologi perikanan, pengelolaan sumberdaya perikanan, sosial ekonomi perikanan, teknologi hasil perikanan, perikanan tangkap dan oseanografi. Akhir kata semoga kehadiran Jurnal Akuatika Indonesia dapat mengkomunikasikan dengan baik berbagai aspek tentang Perikanan dan Kelautan.
Arjuna Subject : -
Articles 169 Documents
Pengembangan Model Total Suspended Matter (TSM) Menggunakan Data Satelit SPOT 6 (Studi Kasus : di Muara Sungai Citanduy, Segara Anakan) Nana Suwargana
Akuatika Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.066 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i1.23408

Abstract

Analisis data penginderaan jauh  dengan menggunakandata satelit SPOT 6dapat digunakan untuk melihat dinamika fluktuasi besarnya Total Suspended Matter (TSM). Dalam penelitian ini telah dilakukan  pengembangan model ekstraksi TSM dengan studi kasus di muara sungaiCitanduy yang merupakan salah satu penyebab  proses pendangkalan dikawasan perairan Segara Anakan.Tujuan penelitian ini adalah pengembangan model TSM yang diekstraksi dari data satelit SPOT 6. Metode penelitian adalahmenggunakan pendekatan  algoritma dari persamaan fungsi  ekponensial  satu kanal band  merah dari data satelit  SPOT 6,dimana nilai reflektansi data band merah yang sudah terkoreksi atmosfer. Hasil analisis menunjukkan bahwa kanal merah sensitif terhadap nilai konsentrasi TSM, terbukti  dapat memberikan identifikasi nilai konsentrasi TSM yang baik.  Berdasarkan  hasil test area sebanyak 28 titik  pengamatan dapat menunjukkan nilai koefesien determinasi R2=  0,903 %  ini menunjukkan suatu hasil yangsignifikan.
Restocking Ikan Mola (Hypophthalmichthys molit, Valenciennes 1844) di Waduk Cirata sebagai Upaya Pengendalian Kelimpahan Plankton Heti Herawati; Yayat Dhahiyat; Zahidah Zahidah
Akuatika Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.416 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i1.23427

Abstract

Pengembangan budidaya ikan dengan sistem karamba jaring apung diduga dapat mencemari perairan waduk. Di Waduk Cirata, kandungan NH3, NO2, NO3 dan H2S yang merupakan produk utama dari proses dekomposisi bahan organik telah mengalami peningkatan. Pencemaran oleh limbah KJA dapat merangsang pertumbuhan fitoplankton (produsen primer) karena ketersediaan unsur hara yang merupakan hasil dari dekomposisi bahan organik. Hasil dekomposisi dari limbah ini juga dapat memacu terjadinya eutrofikasi. Ikan Mola merupakan jenis pemakan plankton (plankton feeder) yang dapat memanfaatkan plankton dan diharapakan juga dapat mengendalikan kondisi lingkungan Waduk Cirata yang sudah mengalami eutrofikasi. Penelitian ini  bertujuan untuk  menduga biomassa ikan  Mola  yang dapat ditebar ke dalam perairan Waduk Cirata sebagai  pengendali pertumbuhan  plankton  yang  tinggi.  Metode  yang  digunakan  adalah  pendugaan terhadap kebutuhan pakan harian maksimal ikan Mola. Untuk mengetahui ikan Mola yang dapat ditebar sesuai dengan ketersediaan plankton sebagai pakan utamanya di dalam suatu perairan akan dapat diketahui dengan melakukan perhitungan berdasarkan kebutuhan pakan harian dengan metode pergerakan pakan dalam saluran pencernan. Perhitungan tersebut didapatkan dengan mengetahui hubungan antara kelimpahan plankton dan biomasaa ikan sehingga akan diperoleh jumLah ikan Mola yang dapat ditebar untuk mengendalikan kelimpahan plankton. Hasil penelitian menunjukkan biomassa total ikan Mola yang dapat ditebarkan ke dalam Waduk Cirata adalah 28 juta ton. Hasil tersebut didapatkan dari jumLah rata-rata kelimpahan plankton yang terdapat pada saat penelitian yaitu sebesar 7.529 sel/mL yang dikalikan dengan luas Waduk Cirata dan kedalaman tropogenik. Biomassa ikan Mola yang ditebarkan sebanyak  28 juta ton, maka akan dapat ditebar ikan Mola dengan ukuran 0,5 kg sebanyak 56 juta ekor, atau dengan ukuran 100 gr sebanyak 28 juta ekor.
Kondisi Ekosistem Mangrove di Kawasan Ekowisata Karangsong Kabupaten Indramayu Aulia Rosdiana Tufliha; Daffa Manggala Putra; Delima Mentari Amara; Ressa Muhammad Santika; Sandra Moerti Oktavian; Perdana Putra Kelana
Akuatika Indonesia Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.843 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v4i1.23494

Abstract

Ekosistem mangrove di wilayah Karangsong Kabupaten Indramayu merupakan salah satu ekosistem hasil rehabilitasi yang dimanfaatkan menjadi kawasan ekowisata. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di Kawasan Ekowisata Karangsong Kabupaten Indramayu guna mengetahui kondisis ekosistem mangrove dengan menggunakan metode Transek Line Plot (TLP). Stasiun pengamatan diambil berdasarkan waktu rehabilitasi dan  keterwakilan wilayah pada bagian selatan, bagian tengah dan bagian utara kawasan ekowisata mangrove Karangsong. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat komposisi jenis dari dua spesies mangrove yaitu Avicennia marina dan Rhizophora mucronata. Kerapatan pada tingkat pohon di ekosistem mangrove Karangsong termasuk kedalam kategori rusak pada seluruh stasiun dengan nilai kerapatan masing-masing sebesar 633 ind/ha untuk stasiun 1, 366 ind/ha untuk stasiun 2 dan 100 ind/ha stasiun 3, tetapi menuju perkembangan kearah yang lebih baik ditunjukan dengan nilai kerapatan yang tinggi pada tingkat pancang dan semai. Parameter kualitas air seperti suhu, salinitas dan pH perairan serta jenis substrat berlumpur mendukung untuk pertumbuhan mangrove.
Dinamika Daerah Penangkapan Ikan Pelagis di Kota Ambon Hansje Matakupan; J Hiariey; A Tupamahu; Mulyono S Baskoro
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.751 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23401

Abstract

Perairan Kota Ambon dan sekitarnya dimanfaatkan oleh nelayan sebagai daerah penangkapan ikan (DPI) pelagis. Aktifitas pemanfaatannya terindikasi dinamis sebab terjadi perubahan dan perkembangan penerapan teknologi penangkapan ikan serta peraturan di bidang perikanan. Penelitian dilakukan dengan tujuan memetakan batas dan menentukan luas daerah penangkapan ikan, mengetahui aksesibilitas, produksi, daerah dan musim penangkapan ikan pelagis, serta mengetahui permasalahan dan konflik pemanfaatan daerah penangkapan ikan pelagis. Data lapangan dikumpulkan pada lokasi terpilih dengan metode RRA dan PRA, juga dengan menggunakan kuesioner serta data sekunder dari berbagai sumber terpercaya. Analisis data dilakukan dengan bantuan komputer, yakni pemetaan batas dan penentuan luas DPI dengan metode kartometrik. Musim penangkapan ikan dianalisis dengan pendekatan statistik serta dibahas secara deskriptif. Permasalahan dan konflik pemanfaatan DPI dibuat dalam tabel untuk dibahas. Hasil pemetaan batas dan penentuan luas DPI Kota Ambon seluas 419,97 km2 dan nelayan Kota Ambon dapat mengakses DPI hingga seluas 1.316,46 km2 bahkan lebih luas lagi pada perairan sekitarnya Pada umumnya puncak musim penangkapan ikan pelagis di DPI Kota Ambon terjadi pada musim pancaroba II hingga musim Barat dan paceklik pada musim Timur.
Analisis Peran Kelembagaan Lokal Nelayan dan Strategi Pengembangannya dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Telur Ikan Terbang di Kabupaten Polman Sulawesi Barat Djumran Yusuf; A. Adri Arief; Amiluddin Amiluddin; Syamsu Alam Ali; M. Yusran Nur Indar
Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.881 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.23390

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Mengkaji keberadaan “lembaga” dalam masyarakat, baikdalam artian “wadah” maupun dalam artian “aturan dan norma” mengenai pemanfaatan sumberdaya ikanterbang. (2) Menganalisis profil dan peran lembaga masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaansumberdaya perikanan. (3) Menelusuri faktor-faktor penjelas bagi ketidakberdayaan lembaga masyarakat dalammengarahkan dan membentuk perilaku positif terhadap lingkungan sumberdaya perikanan. (4) Revitalisasi perankelembagaan lokal yang aplikatif atau akomodatif dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya telur ikanterbang. Metode yang digunakan adalah kualitatif (qualitative research) yang bersifat deskriptif kualitatifempirik dengan teknik efek snowball melalui pendekatan triangulasi, dan menggunakan metode groundedresearch. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, pengamatan terlibat, dan penggunaandokumen. Analisis data menggunakan pendekatan componetial analysis mulai dari reduksi, penyajian dankesimpulan data. Hasil yang ditemukan bahwa perilaku nelayan tuing-tuing Desa Pambusuang masih dominanmempertahankan nilai tradisi sehingga eksploitasi ikan dan telur ikan terbang berlandaskan tingkatkebutuhan dan keberlanjutan ekosistem. Fungsi kelembagaan non formal telah terinternalisasi dalampengelolaan dan pemanfaatan telur ikan terbang. Sementara kelembagaan formal menunjukkan peran danfungsi yang belum optimal dalam mengintegrasikan diri ke dalam praktek-praktek tradisi yangmendukung upaya pelestarian ikan terbang. Skenario sistim kelembagaan dalam pengelolaan danpemanfaatan ikan dan telur ikan terbang yang aplikatif, akomodatif harus merujuk kepada aksesibilitasyang terbuka bagi masyarakat (nelayan) dalam menyalurkan aspirasi dan partisipasinya yang terwadahioleh pengitegrasian antara kelembagaan formal dan non formal berdasarkan konteks lokal.
Penambahan Daging Ikan Asal Waduk Cirata Terhadap Tingkat Kesukaan Kecimpring Singkong Nia Kurniawati; Junianto Junianto; Iis Rostini
Akuatika Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.163 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i1.23414

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penambahan daging ikan pada kecimpring singkong yang paling disukai panelis. Ikan yang digunakan dalam penelitian adalah ikan nila, ikan bawal, dan ikan patin yang berasal dari Waduk Cirata. Penelitian terdiri dari dua tahap yaitu pembuatan daging lumat dan pembuatan kecimpring. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan tiga perlakuan yaitu penambahan daging ikan nila, bawal, dan patin dengan empat faktor. Kecimpring dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 0%, 10%, 20% dan 30% berdasarkan berat singkong. Parameter yang diamati meliputi karakteristik organoleptik (warna, kerenyahan, aroma dan rasa) dan uji kimia (kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar abu untuk perlakuan kontrol dan paling disukai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis dan Uji Median, penambahan daging ikan tidak memberikan pengaruh yang  nyata terhadap warna, kerenyahan, aroma, dan rasa kecimpring singkong. Penambahan daging ikan pada kecimpring singkong untuk semua perlakuan disukai panelis, akan tetapi perlakuan penambahan daging ikan patin 10% menghasilkan kecimpring yang paling disukai dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dengan nilai alternatif 7,20 ; kadar air 11,45%; kadar protein 5,81%; kadar lemak 1,20% dan kadar abu 4,82%. 
Karakteristik Kitosan Dari Limbah Cangkang Udang Windu (Panaeus monodon) Eko Cahyono
Akuatika Indonesia Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.04 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i2.23395

Abstract

Kitin merupakan biopolimer yang tersusun atas unit N-asetil-D-Glukosamin. Struktur kitin sangat mirip dengan selulosa yang membedakan pada gugus asetaminda diganti oleh gugus hidroksil pada atom karbonnya. Kitosan sebagai polimer yang tersusun dari 2-amino-2-deoksi-β-D-glukosa dapat diperoleh dengan cara ekstraksi kitin. Pengubahan molekul kitin menjadi kitosan diperoleh dengan cara mengubah gugus asetamida (–NHCOCH) pada kitin menjadi gugus amina (–NH3) pada kitosan. Tujuan penelitian ini adalah mengkarakterisasi kitosan limbah kulit udang meliputi perhitungan rendemen, analisis proksimat dan logam berat. Tahap penelitian terdiri atas proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Kitosan yang dihasilkan selanjutnya dianalisis proksimat, kadar logam berat, dan derajat deasetilasi. Hasil analisis karakteristik kitosan menunjukkan rendemen 14%. Nilai kadar air 12,29%; kadar abu 0,99%; total nitrogen 2,20%; kadar lemak 3,13%; dan karbohidrat 81,39%. Viskositas 1713,04 cps; derajat deasetilasi 98,65%. Kandungan logam berat merkuri 0,00001±2,7735 ppm, kadmium 0,00079±3,4641 ppm, tembaga 0,01105±1,7320 ppm, timbal 0,00316±2,3094 dan arsen  0.00098±1,7320.
Observasi Parameter Meteo-Oseanografi dalam Musim Peralihan I di Selat Lirang Mukti Trenggono; Teguh Agustiadi
Akuatika Indonesia Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1684.248 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v3i1.23393

Abstract

Data pengamatan laut sulit didapat namun diperlukan untuk memahami karakteristik perairan dan pengaruhnya terhadap lingkungan pesisir termasuk didalamnya terhadap aktifitas manusia. Secara khusus, data meteo-oseanografi sangat penting untuk studi interaksi udara laut, karakteristik hidrodinamika pantai, studi monsun, dan keselamatan maritim. Data angin, gelombang, arus dan pasang surut diukur pada tanggal 15-19 April 2016 di perairan Selat Lirang Kabupaten Maluku Barat Daya, dengan tujuan untuk menginformasikan kondisi nyata perairan ini. Metode survei diterapkan dalam melakukan pengukuran parameter meteo-oseanografi. Data angin diukur dengan Anemometer, data arus dan gelombang menggunakan Acoustic Doppler Current Profiller, sedangkan data pasang surut dengan Hobo Water Level Logger.Pengaruh Musim Barat masih terlihat di daerah penelitian, ditunjukkan dengan hasil pengukuran angin yang dominan dari arah Baratdaya, Barat dan Baratlaut. Frekuensi angin terbesar berasal dari Baratdaya. Ketiga arah angin tersebut berperan dalam gerak arus zonal dan meridional. Kecepatan maksimum kedua arus terjadi pada kondisi perairan menuju pasang. Hal ini sebagai bukti adanya peranan angin bersamaan dengan pergerakan pasang surut terhadap pergerakan arus. Pola arus pengukuran lebih mirip dengan arus residu dibandingkan terhadap arus pasang surut. Kondisi gelombang pengukuran menunjukkan kondisinya relatif kecil, hal ini berhubungan dengan faktor pembangkitan angin lokal yang lemah pada Musim Peralihan I. Tipe pasang surut daerah penelitan menunjukkan terjadinya dua kali air pasang dan dua kali air surut,dengan tinggi dan periode yang berbeda dan mencirikan tipe campuran condong harian ganda.
Kajian Peningkatan Produktivitas Polikultur Pada Karamba Jaring Apung di Waduk Cirata dengan Pemanfaatan Teknologi Aerasi Herman Hamdani; Perdana Putra Kelana; Irfan Zidni
Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.639 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i2.23426

Abstract

Karamba Jaring Apung (KJA) merupakan salah satu metode dalam kegiatan budidaya ikan di perairan umum seperti Waduk Cirata. Masalah yang umum dihadapi oleh pembudidaya ikan KJA di Waduk Cirata yaitu rendahnya konsentrasi oksigen di lokasi tersebut, sehingga akan berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan ikan-ikan yang dibudidayakan. Rendahnya oksigen akan menyebabkan rendahnya laju pertumbuhan yang tentunya akan menurunkan produktivitas. Objek penelitian ini adalah produktivitas ikan bawal dan nila yang dibudidayaka secara polikultur dalam KJA di Waduk Cirata. Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu dengan metode experimental yang menggunkanan 2 perlakuan yaitu KJA dengan airasi dan KJA tanpa aerasi. Adapun parameter yang diukur adalah oksigen terlarut (DO), amonia bebas (NH3), suhu, pH dan bobot ikan. Konsentrasi DO rata-rata pada KJA dengan aerasi lebih tinggi 8,26% dibandingkan KJA tanpa aerasi. Berdasarkan hasil analisis uji t, produktivitas KJA dengan menggunakan teknologi aerasi memberikan hasil produktivitas lebih baik bandingkan dengan tanpa menggunakan aerasi. Produktivitas rata-rata KJA dengan aerasi sebesar 11,47 Kg/m3, sedangkan KJA tanpa Aerasi adalah 8,91 Kg/m3.
Parameter Air , Produksi dan Pendapatan Tambak Bandeng Sivofishery dan Non-Silvofisheries di Kabupaten Cilacap Nurul Ekawati; Purnama Sukardi; Moh. Husein Sastranegara
Akuatika Indonesia Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (658.28 KB) | DOI: 10.24198/jaki.v2i1.23407

Abstract

Permasalahan lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat pesisir membuka tambak pada hutan mangrove. Pembukaan areal pertambakan pada hutan mangrove menyebabkan fungsi dari hutan mangrove hilang. Pola pertambakan yang dipadukan dengan hutan mangrove (silvofishery) dibuat dengan tujuan untuk kelestarian hutan mangrove dan masyarakat tidak kehilangan mata pencahariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter air, produksi dan pendapatan petambak. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survai. Pengambilan sampel dilakukan dengan tiga kategori seperti pengambilan sampel air, bandeng, dan masyarakat. Sampel air diambil 2 minggu sekali selama 2 bulan. Sampel bandeng diukur produksinya. Sampel masyarakat diambil melalui wawancara sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi parameter air ke dua tambak layak untuk budidaya ikan bandeng, namun pada tambak non-silvofishery nafsu makan ikan mulai berkurang. Produksi ikan bandeng yang dihasilkan pada tambak silvofishery (66,12 g/m2)lebih tinggi dari tambak non-silvofishery (28,37 g/m2). Pendapatan petambak dari tambak silvofishery (Rp 477.000,-) lebih tinggi dari tambak non-silvofishery (Rp 366.000,-). Secara umum, kondisi parameter air tambak silvofishery dan non-silvofishery yang mempengaruhi produksi dan pendapatan ialah suhu dan TSS. Pada ke dua tambak apabila suhu dan TSS meningkat maka akan meningkatkan produksi dan pendapatan.

Page 8 of 17 | Total Record : 169