cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Linears
ISSN : -     EISSN : 26143976     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal LINEARS adalah sebuah media publikasi Jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI). Tujuannya adalah sebagai media komunikasi, desiminasi dan pertukaran informasi dunia arsitektur serta media publikasi hasil pengembangan penelitian,pengabdian maupun hasil karya arsitektur. Secara umum jurnal ini berisi tentang dunia arsitektur dan secara spesifik dapat berupa: - Ilmu dan teknologi arsitektur; - Teori, sejarah dan desain arsitektur; - Arsitektur kota dan perancangan kota; - - Arsitektur rumah dan perumahan; - Desain interior dan eksterior. Jurnal ini adalah Jurnal online yang berisi karya ilmiah bagi peneliti dan mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Unismuh Makassar, sebagai bagian dari publikasi karya ilmiah penelitian ataupun tugas akhir. Jurnal ini terbit 2 kali dalam 1 tahun dengan kontent dari berbagai keminatan Arsitektur.
Arjuna Subject : -
Articles 116 Documents
Circulation Space in the Library Reading Room of University of Lampung Neneng Widiana Fitri; Ai Siti Munawaroh
Jurnal Linears Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i2.4344

Abstract

University of Lampung (Unila) is the first and oldest public university in Lampung Province, having a Library Technical Implementation Unit (UPT) with a centralized library system. As one type of public space, UPT Unila library is the most widely visited place as a place to find references or others. The number of library visitors who carry out activities will affect the comfort of each user's circulation. The purpose of this study was to determine the user's circulation in the library reading room. The method used is descriptive qualitative. Data obtained through the depiction of a floor plan, measurement of the distance between furniture and the area of the room using a meter. The analysis is done by comparing the measurement results with the standard of circulation. The results showed that the circulation in the library reading room of the University of Lampung has not approached the distance in accordance with the standards. The distance between the reading tables in the reading room is less than the standard, while the distance of traffic between the bookshelf and the reading table exceeds the recommended standard.
Studi "Daylight Comfort" untuk Bangunan Pendidikan yang Berkelanjutan Idrus, Irnawaty; Zainuddin, Salmiah
Jurnal Linears Vol 4, No 2 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i2.6161

Abstract

Bangunan berkelanjutan adalah suatu prinsip arsitektur yang berupaya meminimalkan dampak negatif lingkungan bangunan dengan efisiensi dan moderasi dalam penggunaan bahan, energi, serta ekosistem secara luas. Salah satu upaya efisiensi energi bangunan adalah optimalisasi cahaya alami pada bangunan dengan tetap mengedepankan unsur kenyamanan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi tingkat kenyamanan pencahayaan alami eksisting pada ruang kelas sekolah dasar dan menengah di Makassar. Penelitian ini menganalisis dua indikator kenyamanan pencahayaan alami yaitu Daylight Quantity dan Daylight Uniformity. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan mengumpulkan data parameter pencahayaan alami berupa nilai iluminasi dalam dan luar ruangan, serta data geometri ruang dan bukaan, kemudian hasilnya dianalisis dengan standar penilaian/ metrik yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 32% dari keseluruhan sampel yang dapat memenuhi standar intensitas cahaya dan keseragaman cahaya, selebihnya yaitu 68% dari keseluruhan sampel hanya memenuhi salah satu indikator kenyamanan pencahayaan alami.
Kajian Konsep Arsitektur Perilaku pada Bangunan Rehabilitasi Narkoba (Rumah Palma RSJ, Bandung) Dian Palupi; Finta Lissimia
Jurnal Linears Vol 4, No 1 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i1.5098

Abstract

ABSTRAK: Para pecandu narkoba merupakan salah satu makhluk berfikir yang mempunyai keputusan sendiri dalam berinteraksi di lingkungannya, pola perilaku para pecandu narkoba dapat diamati dan dipahami sesuai kebutuhan yang mereka perlukan. Konsep arsitektur perilaku dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui bahwa sebuah bangunan khususnya, bangunan rehabilitasi narkoba dapat mempengaruhi perilaku penggunanya. Salah satu bangunan yang menerapkan konsep arsitektur perilaku yaitu Rumah Palma RSJ yang berada di Bandung. Bangunan rehabilitasi ini dibuat dengan mempertimbangkan perilaku pengguna narkoba dapat dilihat melalui interaksi dari pengguna narkoba terhadap lingkungannya. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan serta mengetahui penerapan konsep Arsitektur Perilaku pada bangunan Rumah Palma RSJ. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Pada ruang-ruang di Rumah Palma RSJ dalam penataan perabotan di dalam ruangan dapat mempengaruhi psikologi dari perilaku pengguna narkoba. Begitu pun dengan warna, suara, temperatur dan pencahayaan yang diterapkan pada bangunan Rumah Palma RSJ sangat berpengaruh bagi penggunanya karena tidak menimbulkan kesan menakutkan, sehingga dapat meningkatkan psikis dari pengguna narkoba.ABSTRACT: Drug addicts are one of the thinking creatures who have their own decisions in interacting in their environment, the behavior patterns of drug addicts can be observed and understood according to their needs. The concept of behavioral architecture can be used as a tool to find out that a building in particular, a drug rehabilitation building can influence the behavior of its users. One of the buildings that applies the concept of behavioral architecture is RSJ Palma Housing located in Bandung. This rehabilitation building is made by considering the behavior of drug users, which can be seen through the interaction of drug users with their environment. This study intends to describe and determine the application of the concept of Behavioral Architecture in the RSJ Palma Housing building. The method used is descriptive qualitative. In the spaces in the RSJ Palma Housing in the arrangement of furniture in the room can affect the psychology of drug user behavior. Likewise with the color, sound, temperature and lighting applied to the RSJ Palma House building is very influential for its users because it does not create a frightening impression, so that it can increase the psychology of drug users.
Kajian Konsep Arsitektur Ramah Lingkungan pada Kawasan Kampung Vertikal di Kampung Cingised ilfan husnan; Lutfi Prayogi
Jurnal Linears Vol 4, No 2 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i2.5454

Abstract

ABSTRAK: Kampung Vertikal Apartemen Rakyat Cingised merupakan desain yang masih tahap perencanaan yang didesain oleh Studio Akanoma masyarakat kota Bandung. Dari peta udara wilayah Cingised cukup padat dan rata-rata memiliki masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkoneksikan interaksi manusia dengan lingkungan dengan adanya fasilitas urban farming. Penerapan kampung vertikal sebagai alternatif bagi permasalahan kekurangan lahan, dapat dilakukan dengan menyusun konsep ramah lingkungan dengan meminimalisir pencemaran lingkungan pada kawasan tersebut, dan memperbaiki penataan kawasan kampung yang tidak teratur serta kumuh. Metode penelitian yang digunakan melalui pendekatan arsitektur ramah lingkungan melalui interkoneksi antara manusia dengan lingkungannya, bangunan dengan alam, manusia dengan sesamanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan berupa sawah disikapi dengan membuat bangunan apartemen bentuk panggung, di bawah panggung tetap berupa tanah, tetapi dibuat banyak lubang biopori agar air hujan masih dapat meresap ke dalam tanah, meskipun di atasnya ada bangunan. Desain apartemen menyediakan ruang-ruang kerja semacam bengkel bambu, aneka perkebunan, juga koridor-koridor hunian yang memungkinkan penghuni dapat berjualan, serta ruang-ruang interaksi sosial lainnya. Bangunan didesain berundak sehingga menghadirkan ruang sosial dan terbuka di semua lantai. Unit-unit hunian yang kecil membutuhkan ruang luar agar penghuni tidak terus menerus hidup di ruang yang sempit, sesekali bisa keluar pintu dan berinteraksi langsung dengan alam dan sesamanya. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan konsep interkoneksi kampung vertikal yang ramah lingkungan memberikan manfaat berupa sebuah ruang gerak yang luas sesuai budaya kampung dengan nilai tambah, suasana hijau yang lebih bersih, dan ramah terhadap lingkungan sekitar yang membuat lingkungan menjadi lebih asri.Kata kunci: Fasilitas sosial, interaksi manusia, kampung vertikal, lingkungan, urban farmingABSTRACT: The Vertical Village of the Cingised People’s Apartment is a design that is still in the planning stage designed by Studio Akanoma, the people of the city of Bandung. The Cingised area is quite dense and has an average population of the middle and lower classes from the aerial map. The purpose of this study is to connect human interaction with the environment with urban farming facilities. The application of vertical villages as an alternative to the problem of lack of land can be done by developing an environmentally friendly concept by eliminating environmental pollution in the area and improving the arrangement of sites that are not as well as regular. Theresearch method used is an environmentally friendly approach through the interconnection between humans and their environment, buildings and nature, humans and each other. The results showed that the land in the form of rice fields was treated by making apartment buildings in the form of soil, but many biopore holes were made so that rainwater could still seep into the ground, even though there were buildings on it. The apartment design provides work spaces such as bamboo workshops, various plantations, as well as corridors or residences that allow for selling, as well as other social interaction spaces. The building is designed with terraces so that it presents a social and open space on all floors. Residential units that require outdoor space so that residents do not continue to live in small spaces, can go out the door and interact directly with nature and each other. The conclusion of this study shows that the use of an environmentally friendly vertical village interconnection concept provides benefits in the form of a large space for movement according to village culture with added value, a cleaner atmosphere, and friendly to the surrounding environment which makes the environment more beautiful.Keywords: Social facilities, human interaction, vertical village, environment, urban farming
KONSEP ARSITEKTUR TROPIS MODERN PADA GADING FESTIVAL SEDAYU CITY Annisa Fiqri Jamila; Anggana Fitri Satwikasari
Jurnal Linears Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i2.4305

Abstract

Perkembangan usaha kuliner di Indonesia semakin maju. Banyak peluang bagi orang-orang yang ingin membuka usaha di bidang kuliner. Indonesia adalah salah satu negara beriklim tropis. Pusat kuliner di Indonesia harus dapat menyesuaikan keadaan iklim disini, agar pengunjung merasakan kenyamanan ketika berkunjung dan menikmati makanan. Salah satu cara meningkatkan kenyamanan bagi pengunjung adalah menerapkan desain-desain yang responsif terhadap iklim tropis. Menerapkan standar desain pada bangunan pusat kuliner dngan memperhatikan curah hujan yang tinggi, radiasi matahari tinggi, suhu udara tinggi, kelembaban tinggi, dan kecepatan angin relatif rendah. Pada masa yang modern ini, perpaduan antara modern dan tropis adalah salah satu kombinasi yang menarik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Setiap aspek-aspek yang diteliti dijelaskan melalui deskripsi dan menegakkan fakta-fakta atau kebenaran-kebenaran dari suatu teori. Pusat kuliner yang akan diteliti berada di Jakarta yaitu Gading Festival Sedayu City, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kajian Konsep Arsitektur Futuristik Pada Bangunan Konvensi: Setia City Convention Centre Farhan Faturrahman; Wafirul Aqli
Jurnal Linears Vol 4, No 1 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i1.5192

Abstract

ABSTRAK: Arsitektur suatu bangunan harus menyesuaikan aktivitas atau kegiatan yang terkait dengan masa kini hingga yang sekiranya akan terjadi di masa yang akan datang. Arsitektur futuristik dinilai cocok terhadap bangunan umum atau publik yang merupakan bangunan yang banyak dikunjungi oleh orang-orang dengan berbagai aktivitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami prinsip desain Futuristik dalam Arsitektur dan juga memahami penerapan konsep Futuristik terhadap Gedung Konvensi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif naratif serta menggunakan variabel penelitian yaitu Kemajuan teknologi, Fasad Dinamis, Bentuk Geometris, Bentukan baru, Tidak memakai seni ornamen, Bidang jendela yang lebar, dan Material Ekspos. Hasil penelitian yang dilakukan pada bangunan Setia City Convention Centre sudah sesuai dengan hasil analisis variabel yang digunakan. Penerapan gaya arsitektur futuristik pada bangunan yang berukuran besar akan sangat cocok karena dapat menuangkan karakter-karakter futuristik dengan maksimal.ABSTRACT: The architecture of a building must adjust the activities or activities related to the present to those that will occur in the future. The futuristic architecture is considered suitable for public or public buildings, which are buildings that are visited by many people with various activities. The purpose of this study is to understand the principles of futuristic design in architecture and also to understand the application of the futuristic concept to the Convention Building. The research method used in this study is a qualitative method with a descriptive narrative approach and uses research variables, namely technological progress, dynamic facades, geometric shapes, formations. New, No ornamental arts, Wide window fields, and Exposed Materials. The results of the research conducted at the Setia City Convention Center building are by the results of the variable analysis used. Applying a futuristic architectural style to a large building will be very suitable because it can convey the maximum futuristic characters.
Pengaruh Kebutuhan Ruang Terhadap Pengembangan Rumah Tipe 21 dan Tipe 36 di Perumnas Antang Manggala, Makassar Imriyanti Imriyanti
Jurnal Linears Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Linears
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i1.3279

Abstract

ABSTRAK: Rumah menjadi tempat hunian bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan dan melangsungkan aktivitas. Manusia bertindak sebagai penghuni yang cenderung memiliki kebutuhan yang akan bertambah. Kebutuhan ruang cenderung bertambah seiring dengan perkembangan fisik maupun nonfisik dari penghuninya. Perumnas Antang Manggala adalah salah satu perumahan yang dihuni oleh masyarakat dengan ekonomi menengah dengan type rumah 21 dan 36. Rumah di perumahan ini dominan telah mengalami pengembangan kearah depan, samping, belakangdan keatas. Pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya sehingga menimbulkan permasalahan bagaimana kondisi rumah dan jenis ruang yang dibutuhkan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan rumah tipe 21 dan 36 di Perumnas Antang Manggala. Metode penelitian ini menggunakan metode mix metode antara kualitatif dan kuantitatif, dimana data dianalisis secara deskriptif, deskriptif statistic dan statistic inferensial. Pengembangan rumah type 21 dan 36 di perumahan Perumnas Antang melalui: 1) kondisi rumah yang menjadi sampel telah terjadi penambahan luas bangunan dengan memanfaatkan sisa lahan kosong. 2) ruang-ruang yang dibutuhkan selama pengembangan pada rumah tipe 21 dan tipe 36 adalah ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur, dan dapur. Namun pada rumah tipe 21 memprioritaskan ruang tidur selama penambahan luas bangunan, dan pada rumah tipe 36 memprioritaskan ruang keluarga selama penambahan. Serta adanya kecenderungan pada kedua tipe tersebut melakukan penambahan luas bangunan sebanyak 1-2 kali. Yang mempengaruhi  pengembangan rumah type 21 dan 36 adalah usia, penghasilan kepala keluarga, penghasilan rumah tangga, pendidikan, lama menghuni, jumlah penghuni dan kepemilikan kendaraan.  Kata kunci:  Deskriptif statistic, kebutuhan ruang, kualitatif-kuantitatif,  pengembangan rumah, statistic inferensial.  ABSTRACT: A house is a place for people to meet their needs and carry out activities. Humans act as residents who tend to have needs that will increase. Space requirements tend to increase along with the physical and non-physical development of the inhabitants. Perumnas Antang Manggala is one of the houses that are inhabited by people with a middle economy with housing types 21 and 36. Houses in this dominant housing have experienced development towards the front, side, back and up. This development is adapted to the needs of its inhabitants so that it raises the problem of how the condition of the house and type of space needed as well as factors that influence the development of houses types 21 and 36 in Perumnas Antang Manggala. This research method uses a mix of qualitative and quantitative methods, where data are analyzed descriptively, statistically descriptive and inferential statistics. Development of type 21 and 36 houses in Perumnas Antang housing through 1) the condition of the sample houses has increased the size of the building by utilizing the remaining vacant land. 2) spaces needed for development in type 21 and type 36 houses are family room, living room, bedroom, and kitchen. However, type 21 houses prioritize sleeping space during the addition of building area, and type 36 houses prioritize family rooms during addition. And there is a tendency for both types to increase the building area by 1-2 times. What affects the development of house types 21 and 36 is age, household income, household income, education, length of stay, number of occupants and vehicle ownership. 
Perancangan Islamic Youth Center di Pekanbaru dengan Pendekatan Arsitektur Islam Amirah Najla Ghina; Muhd. Arief Al Husaini; Muhammad Rijal
Jurnal Linears Vol 4, No 2 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i2.5709

Abstract

Kota Pekanbaru dengan julukannya sebagai Kota Madani memiliki visi untuk menjadi kota yang maju dan senantiasa berasaskan nilai-nilai religius melalui pengembangan masyarakat yang berperadaban dan agamis. Islam sebagai agama mayoritas di Pekanbaru, turut berperan penting dalam pembinaan para pemuda sebagai pelaku pembangunan dan cermin peradaban di masa depan. Namun penting untuk disadari, pemuda adalah generasi yang paling terpengaruh oleh adanya globalisasi yang tak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga dampak negatif. Konsumsi budaya hidup kebarat-baratan secara tidak langsung menyebabkan merosotnya nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Perancangan Islamic  Youth Center di Pekanbaru ini bertujuan untuk mewadahi kegiatan dan kebutuhan pemuda muslim melalui fasilitas yang edukatif, rekreatif, serta menarik bagi minat, bakat, dan potensi yang dimiliki para pemuda muslim Pekanbaru. Menerapkan konsep “Hablun” yang berasal dari tiga jenis ikatan yang terbentuk dalam proses beribadah kepada Allah SWT, serta menggunakan pendekatan arsitektur Islam agar perancangan tidak menyelisihi ketentuan dalam syariat Islam, perancangan ini diharapkan mampu menjadi jawaban atas kondisi yang dihadapi generasi muslim muda di Pekanbaru.
PENERAPAN EKOLOGI ARSITEKTUR PADA BANGUNAN AEON MALL DAN BINTARO JAYA XCHANGE Muhammad Farras Baskara; Yeptadian Sari
Jurnal Linears Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v3i2.4320

Abstract

Pusat perbelanjaan adalah tempat untuk beraktivitas secara bebas mulai dari bercanda, berbincang dan tempat untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari. Pencahayaan alami berfungsi untuk mendapatkan pencahayaan dari cahaya matahari dan berguna bagi kesehatan serta penghematan energi. pusat perbelanjaan ini menerapkan system senyum untuk kehidupan yang berarti harus berdampak positif untuk masyarakat dan lingkungan. Pusat perbelanjaan menjadi bagian dari strategi untuk perkembangan kota dan sarana penunjang kebutuhan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif karena penelitian ini berisikan tentang fakta, akurat dengan menggunakan narasi untuk menjelaskan gambar. Penerapan yang akan digunakan yaitu aspek tapak bangunan, aspek sirkulasi dan aksesbilitas, aspek material dan aspek fasad bangunan
Konsep Arsitektur Neo Vernakular pada Bandar Udara Soekarno Hatta dan Bandar Udara Juanda Ghiffari Goldra; Lutfi Prayogi
Jurnal Linears Vol 4, No 1 (2021): Jurnal LINEARS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/j-linears.v4i1.5190

Abstract

ABSTRAK: Pada zaman yang telah modern ini masyarakatnya mulai melupakan budaya setempat dan lebih condong kepada budaya luar dengan alasan budaya setempat sudah ketinggalan zaman atau kuno. Salah satu cara untuk menanggulangi yaitu dengan menerapkan Arsitektur Neo Vernakular dengan tujuan melestarikan unsur lokal yang ada pada suatu tempat yang kemudian mengalami pembaruan menuju menjadi suatu karya yang lebih maju. Bangunan Bandar Udara Soekarno Hatta yang berada di Tangerang, Banten dan bangunan Bandar Udara Juanda yang berada di Surabaya merupakan dua contoh Arsitektur Neo Vernakular. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui bagaimana penerapan ciri-ciri Arsitektur Neo Vernakular pada bangunan Bandar Udara Soekarno Hatta dan bangunan Bandar Udara Juanda sehingga diharapkan kedepannya konsep ini dapat menginspirasi bangunan-bangunan lainnya agar tidak melupakan nilai-nilai tradisional yang dimiliki agar menjadi suatu ciri khas. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif naratif pada bangunan Bandar Udara Soekarno Hatta dan Bandar Udara Juanda. Hasil penelitian menunjukkan Konsep Arsitektur Neo Vernakular pada bangunan bandar udara ini dapat dilihat melalui atapnya berupa atap bubungan, bentuk bangunannya mengadopsi bentuk tradisional, interior yang terbuka dan sistem pencahayaannya yang alami, sehingga dapat melestarikan unsur-unsur lokal dan mengembangkan budaya setempat serta mengedepankan ekologi. ABSTRACT:In this modern era, the people have begun to forget the local culture and are more inclined towards foreign culture on the grounds that the local culture is outdated or ancient. One way to overcome it is by implementing Neo Vernacular Architecture with the aim of preserving local elements that exist in a place which then undergoes renewal to become a more advanced work. Soekarno Hatta Airport building in Tangerang, Banten and Juanda Airport building in Surabaya are two examples of Neo Vernacular Architecture. This research was conducted with the aim of knowing how to apply the characteristics of Neo Vernacular Architecture to Soekarno Hatta Airport and Juanda Airport buildings so that it is hoped that in the future this concept can inspire other buildings so as not to forget their traditional values to become a characteristic, typical. This research was conducted using a qualitative method with a descriptive narrative approach at Soekarno Hatta Airport and Juanda Airport buildings. The results showed, the concept of Neo Vernacular Architecture in this airport building can be seen through its roof in the form of a ridge roof, the shape of the building adopts a traditional form, an open interior and natural lighting system, so as to preserve local elements and develop local culture and promote ecology.

Page 4 of 12 | Total Record : 116