cover
Contact Name
Arief Rakhman Affandi
Contact Email
arieftmin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
adminjiphp@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian
ISSN : 2581088X     EISSN : 2581110X     DOI : -
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian is a scientific journal that published in PGRI Semarang University. The Scope of reasearch articles are some topics that related with : 1.Food Microbiology 2.Food Biochemistry 3.Food Chemical, 4.Food Engineering, 5.Food waste industry Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian will be published 2 (two) volumes in a year on June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Karakteristik Hasil Fermentasi Buah Annona montana Menggunakan Saccharomyces cereviceae Ambar Fidya Sari; Kiki Mirza Amalia; Jefri Nur Rochim
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i2.7052

Abstract

Soursop mountain (Annona montana Macf) is a genus of Annonaceae, which contains metabolite compounds and antioxidant activity. Mountain soursop fermentation process is carried out with the addition of yeast Saccharomyces cereviciae which can convert carbohydrates into ethanol and organic acid.. The study is aimed at knowing the impact of the duration of the fermentation on the Soursop mountain on physical and chemical characteristics as a natural preservative. The study involves three stages, beginning with the production of mountain-source-juice, then fermentation, and testing of physical characteristics involving organoleptic (colour, aroma, taste, and texture), pH, and viscosity, whereas on the chemical characteristic that is total acid. Research data is analyzed by the One Way Anova method when there is a valid influence followed by the Post Hoc Tukey at real levels α=5%. Changes in physical and chemical grade values include organoleptic (yellow whiteness, aroma scent of the tape, a slightly thick liquid texture (soft) and no gloating, a very sour taste, a 3,86 pH value, a viscosity 583,33 cp, and a total acetate acid 0,4281%. 
Effect of Binder Types and Its Concentrations on Sausage Formulations from Asian Green Mussel and Tempeh Flour Anugerah Dany Priyanto; Sri Djajati
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i1.5895

Abstract

Asian green mussels are fishery products found in both traditional and modern markets, but the characteristics of fresh products are rapidly decreasing in physical and chemical quality. Processed product is one option to extend the shelf life and one of product is made into sausage due to its heating process can kill microorganisms. The purpose of this study is to improve consistency of texture that will affect organoleptic characteristics by adding variations of hydrocolloid types with different concentrations. The Completely Randomized Design (CRD) was used as the design of experiment with hydrocolloid type variables, such as alginate, carrageenan, and CMC with 3 variations of concentrations specifically 1%, 2%, and 3%. The results of this study had a significant influence on the physical and chemical properties of sausages (P <0.05). Sausage from Asian green mussels and tempeh flour with the addition of 2% CMC was chosen as the best formulation because it has the highest level of preference from sensory evaluation. Some physical properties of these sausages include texture 120.11 ± 16.5 mm/g.s, water holding capacity (WHC) 52.43 ± 0.04%, and emulsion stability 73.23 ± 0.37%. In addition, the chemical characteristics of this sausage are water content of 52.50 ± 0.09%, ash content of 2.49 ± 0.26%, protein content of 19.94 ± 0.35%, and fat content of 12.72 ± 0.56%. Hopefully, the development of this product can be one of the strategies in utilizing Asian green mussels in extending their shelf life. 
Pengaruh Suhu Penyimpanan Dan Fortifikasi Terhadap Minuman Isotonik Dari Air Kelapa (Cocos nucifera L.) Indah Eka Fariza; Novriyanti Lubis; Dang Soni
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v5i1.8071

Abstract

Minuman isotonik merupakan salah satu produk minuman ringan karbonasi atau non karbonasi yang dikonsumsi untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mengandung gula, asam sitrat, dan mineral. Minuman isotonik dapat berasal dari air kelapa (Cocos nucifera L.) dan dapat dilakukan fortifikasi dengan madu, belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) serta sari buah sirsak (Annona muricata L.). Pengendalian suhu penyimpanan dan pemeriksaan nilai pH perlu dilakukan untuk produk minuman isotonik dalam mencegah pembusukan, sehingga produk memiliki umur simpan yang cukup lama. Selain itu, perlu dilakukan uji organoleptik untuk menilai mutu produk. Tujuan review ini yaitu memberikan informasi dan mengulas pengaruh suhu penyimpanan dan fortifikasi terhadap minuman isotonik dari air kelapa (Cocos nucifera L.). Metode yang digunakan dalam review ini yaitu studi pustaka. Hasil review yang diperoleh pada minuman isotonik berbahan baku air kelapa (Cocos nucifera L.) yaitu kadar Natrium memenuhi persyaratan SNI dengan kadar tertinggi yaitu 469,36 mg/kg, uji organoleptik telah memenuhi persyaratan SNI dengan penilaian aroma tertinggi yaitu 3,67 dan penilaian rasa tertinggi yaitu 3,92, namun nilai pH belum memenuhi persyaratan SNI.
Review: Syarat Pangan yang Berpotensi sebagai Probiotik ditinjau dari Nutrisinya Ilmiaty Rahmi; Novriyanti Lubis; Dang Soni
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i2.6636

Abstract

Yogurt and Kefir are foods that have potential as probiotics. The presence of live LAB (Lactic Acid Bacteria) indicates that this product has the potential as a probiotic food. The purpose of this review is to evaluate food products that have the potential as probiotics such as yogurt and kefir based on the SNI 2981: 2009 standard for yogurt and the CODEX STAN 243-2003 standard for kefir in terms of nutrition. The search method in this article review uses online literature through the Google Scholar site. The results of this review article are probiotic yogurt containing cow's milk and sheep's milk in the same proportion (1: 1); cow's milk yogurt with the addition of seaweed extract (Sargassum polycystum) with a concentration of 0,22 and 0,44%; cow's milk yogurt added with watercress extract (Nasturtium officinale, R. Br); and goat's milk kefir stored at temperatures (-1 to -5 oC, 1 to 5 oC, and 6 to 10 oC) and storage time (10, 20, and 30 days) is a food that has the potential to be a probiotic that has met SNI 2981: 2009 standards and the CODEX STAN 243-2003 standards in terms of nutrition.
Aktivitas Antioksidan Teh Daun Ketapang (Terminalia catappa) Retno Widyastuti; Agustina Intan Niken Tari; Novian Wely Asmoro
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i2.7468

Abstract

The purpose of this study was to determine the antioxidant activity of fermented tea (black tea) with Ketapang leaves (Terminalia catappa) using two variations of leaf age, namely leaflets 1-3 and 4-5. The parameters observed were water content, pH, antioxidant activity (IC 50) and total phenol content of tea. Results showed that the antioxidant activity of young leaves (shoots 1-3) significantly higher than old leaves (shoots 4-5) but had lower total phenol and pH. In general, the character of Ketapang leaf tea products at shoots 1-5 has water content ranging from 5.55-5.58%, total phenol content of 22.63-28.97 mg / g EAG, and antioxidant activity (IC 50) of 6.27-6 .71 µg/ml and the pH of steeping water from 5.9 to 6.1. 
POTENSI TEH HERBAL RAMBUT JAGUNG (Zea mays L.) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN: KAJIAN PUSTAKA Achmad Nur Syawal; Rosalina Ariesta Laeliocattleya
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i1.4056

Abstract

Rambut jagung merupakan sekumpulan kepala putik yang berasal dari bunga betina tanaman jagung, berbentuk seperti benang maupun rambut yang berwarna kekuningan. Fungsi dari rambut jagung adalah untuk menjebak serbuk sari pada saat penyerbukan. Rambut jagung memiliki senyawa bioaktif yang dapat bertindak sebagai antioksidan apabila dikonsumsi. Manfaat tersebut dapat diperoleh melalui produk olahan rambut jagung, salah satunya adalah teh herbal dari rambut jagung. Teh herbal merupakan minuman yang berasal dari bahan alami yang bermanfaat bagi tubuh. Teh herbal biasanya dibuat dari rempah-rempah atau bagian dari tanaman dan dikonsumsi dalam bentuk teh yaitu seduhan bagian tanaman yang direbus atau diseduh dengan air mendidih.
Retensi Kadar Gluten Cookies Substitusi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Rifatul Masrikhiyah
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v5i1.8485

Abstract

Cookies atau kue kering merupakan salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan dan bertekstur padat.Tepung yang digunakan dalam pembuatan cookies biasanya menggunakan tepung terigu, harga yang mahal dan merupakan komoditi impor maka harus dilakukan substitusi tepung terigu dengan tepung mocaf. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui retensi kadar gluten dan kadar air cookies substitusi tepung mocaf. mengenai kadar inulin, serat dan sifat organoleptik cookies sebagai alternatif produk pangan tinggi serat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yang dicoba, yaitu proporsi tepung terigu dengan tepung mocaf yang terdiri dari 6 taraf yaitu: M1 = 100 : 0; M2 = 90 : 10; M3 = 80 : 20; M4 = 70 : 30; M5 = 60 : 40; M6 = 50 : 50. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf keyakinan (level of confidence) 95% apabila menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range Test) dengan tingkat keyakianan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung mocaf berpengaruh terhadap kadar gluten (p<0,05) dan kadar air cookies (p<0,05). Retensi kadar glutendari produk cookies sebesar 88,477 - 94,802%.
Proporsi Tepung Beras Merah dan Tepung Kedelai terhadap Kualitas Wingko Dio Alif Utama; Diana Puspitasari; Fungki Sri Rejeki
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i2.7050

Abstract

Wingko is a traditional food that has potenstial to be developed. Diversification of wingko can be done by using brown rice flour and soybean flour, which also expected to increase the nutritional content of wingko. The research objective 1). To determine the effect of the proportion of glutinous rice flour, brown rice flour, and soybean flour on the quality of wingko, 2) To determine the financial feasibility of wingko. This research used factorial randomized block design. Factor 1 is brown rice flour and factor 2 is soybean flour. The parameters tested were moisture, ash, crude fiber, protein, and organoleptic tests which included aroma, taste, color, and texture, as well rancidity (physical), and microbial tests (visually). Selection of alternatives using the expectation value methods. Financial feasibility parameters include BEP (Break Even Point), NPM (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), and PP (Payback Period).The result showed that B2K1 treatment was selected with total expectation value 7.66. This treatment has a yield percentage 9.75%, 13.48% moisture content, 1.96% ash, 6.45% protein, 7.50% crude fiber, 34.60% aroma parameters, 45.60% taste, 40.00% texture, and 13.30% color. The results of financial analysis with parameters of BEP, NPV, IRR,and PP can be concluded that wingko production business design is feasible to be developed
KARAKTERISTIK SENSORI DAN ANALISIS MIKROBA TEMPE SEGAR BERANEKA RASA Laras Cempaka; Mitha Anggraeni Widyana; Rizki Maryam Astuti
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 4, No 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v4i1.4633

Abstract

Tempe merupakan produk fermentasi yang umumnya terbuat dari kacang kedelai. Formulasi terhadap bahan baku dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai fungsional dan mutu sensorinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dominan dan analisis mikroba pada tempe dengan bahan baku yang divariasikan. Pada penelitian ini menggunakan empat jenis tempe, yaitu tempe kedelai kuning (154), tempe dengan campuran kacang kedelai kuning, kacang kedelai hitam, kacang koro, kacang hijau (581), tempe kedelai kuning dengan penambahan kayu manis (943), dan tempe dengan campuran kacang kedelai kuning, kacang kedelai hitam, kacang koro, keju Gouda (489). Analisis karakteristik sensori dilakukan dengan metode Projective Mapping. Seluruh sampel diuji terhadap 75 orang panelis tidak terlatih. Principal Component Analysis dan WordItOut digunakan untuk mendapatkan konfigurasi posisi dan karakteristik dominan tempe. Analisis koliform menggunakan metode Most Probable Number. Jumlah mikroba pada tempe dianalisis dengan metode Angka Lempeng Total. Hasil analisis biplot menunjukkan bahwa 154 dan 943 berada pada satu kuadran, sedangkan 581 berada pada kuadran yang sama dengan 489. Karakteristik dominan pada tempe 154 adalah aroma tempe segar, warna putih kekuningan, rasa hambar, tekstur padat, pada tempe 581 aroma asam, warna putih kehijauan, rasa asam, tekstur padat, pada 943 aroma kacang-kacangan, warna putih kehijauan, rasa hambar, tekstur padat dan pada tempe 489 adalah aroma asam, warna putih kehijauan, rasa asam, tekstur padat. Seluruh sampel tempe tidak mengandung mikroba koliform. Seluruh sampel menunjukkan jumlah mikroba yang tinggi kemungkinan karena tingginya pertumbuhan kapang dan bakteri probiotik.
Penurunan Mutu Atribut Sensori Mi Basah Berbahan Baku Tepung Singkong dengan Fortifikasi Ekstrak Gambir (Uncaria gambir Roxb) Titisari Juwitaningtyas; Amalya Nurul Khairi
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v5i1.9013

Abstract

Mi adalah makanan yang terbuat dari tepung-tepungan yang mengalami gelatinisasi hingga mempunyai karakteristik kenyal dan elastis. Pengembangan produk mi telah mengalami modernisasi. Salah satu mi non-gluten yang telah komersial adalah mi berbahan baku tepung singkong. Tepung singkong berasal dari penyawutan ubi kayu yang diolah lebih lanjut dengan pengeringan dan penggilingan. Mi yang diproduksi secara tradisional ini mempunyai masa simpan yang pendek. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ditambahkan ekstrak gambir dengan tujuan salah satunya sebagai anti-mikrobia. Kelemahan dari penggunaan ekstrak ini adalah rasanya yang pahit dan kenampakan yang kurang baik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai mi berbahan baku tepung singkong tersebut berdasarkan pengujian inderawi. Metode yang digunakan adalah dengan uji inderawi terhadap 30 orang panelis tidak terlatih. Atribut yang dinilai yaitu warna, aroma, tekstrur, dan kekenyalan. Sampel yang disiapkan memiliki 2 variabel perlakuan yaitu konsentrasi penambahan ekstrak dan lama waktu penyimpanan. Sampel dibuat dari tepung singkong tanpa penambahan ekstrak, dengan tambahan ekstrak 2%, dengan tambahan ekstrak 5%, dan tambahan ekstrak 7%. Lama waktu penyimpanan digunakan 0 hari (tanpa penyimpanan) dan 5 hari. Berdasarkan penilaian masing-masing atribut (warna, aroma, dan tekstur) dengan metode uji inderawi, diperoleh hasil bahwa panelis lebih menyukai sampel hari ke-0 (A0, A2, A5, A7). Pada perlakuan penyimpanan selama 5 hari terdapat penurunan mutu. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa sampel dengan penambahan ekstrak gambir mempunyai pengaruh yaitu semakin tinggi kadar ekstrak yang ditambahkan maka semakin rendah penurunan mutunya dan sebaliknya.

Page 7 of 16 | Total Record : 157