cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Fashion and Fashion Education Journal
ISSN : 22526803     EISSN : 28280237     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 202 Documents
PENGEMBANGAN E-MODUL PEMBUATAN PELENGKAP BUSANA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DI MA AL KHOIRIYYAH SEMARANG Amalia, Pujawati Khairul; Sawitri, Sicilia
Fashion and Fashion Education Journal Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v10i2.49076

Abstract

Abstract. The results of observations in the field present that student understanding of making complementary clothing crafts from patchwork waste in Craft Subjects took a long time, lack of teaching materials that support practical learning activities, and limited learning time are some of the things that make Craft Subjects difficult to understand. This research was conducted to develop e-modules as a medium for learning crafts as well as to determine the level of feasibility. This research is a Research and Development (R&D) which consists of six stage: potential and problems, data collection, product design, product validation, product revision, and product testing. The validation process was carried out by six expert lecturers and three vocational teachers. The e-module also tested on 15 students of class XI MA Al Khoiriyyah Semarang. The results of the feasibility of the e-module by the validator from the material aspect obtained a percentage of 85% (very feasible), media aspect 89% (very feasible), the user (teacher) aspect 88% (very feasible), and student assessments obtained a percentage of 91% (very feasible). This study concludes that there is a need for e-modules as learning media because the media is easy to operate and appropriate to be used for independent study. The feasibility level of e-modules by material experts, media, and teachers was declared very feasible. The results of student assessments of e-modules were declared very feasible so that e-modules were declared suitable for use in craft learning aspects of crafts. Keywords: crafts, patchwork, complementary fashion, development, e-module. Abstrak. Hasil observasi di lapangan menunjukkan pemahaman siswa terhadap pembuatan kerajinan pelengkap busana dari limbah kain perca pada Mata Pelajaran Prakarya membutuhkan waktu cukup lama, kurangnya bahan ajar yang mendukung kegiatan pembelajaran praktik, serta keterbatasan waktu pembelajaran adalah beberapa hal yang menjadkan Mata Pelajaran Prakarya aspek kerajinan sulit dipahami. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan e-modul sebagai media pembelajaran Prakarya dan untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) yang terdiri dari 6 tahap, yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, dan uji coba produk. Validasi dilakukan oleh 6 dosen ahli dan 3 guru SMK. E-modul diuji cobakan pada 15 siswa kelas XI MA Al Khoiriyyah Semarang. Hasil kelayakan e-modul oleh validator dari aspek materi diperoleh persentase 85% (sangat layak), aspek media 89% (sangat layak), aspek pengguna (guru) 88% (sangat layak), dan penilaian siswa diperoleh persentase 91% (sangat layak). Simpulan penelitian ini adalah adanya kebutuhan e-modul sebagai media pembelajaran karena media tersebut mudah dioperasikan dan dapat digunakan untuk belajar secara mandiri. Tingkat kelayakan e-modul oleh ahli materi, media, dan guru dinyatakan sangat layak, hasil penilaian siswa terhadap e-modul dinyatakan sangat layak, sehingga e-modul dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran Prakarya aspek kerajinan. Kata Kunci: kerajinan, kain perca, pelengkap busana, pengembangan, e-modul.
PEMBUATAN BUSANA BERKUALITAS DARI LIMBAH TEKSTIL MELALUI BRAND CICLO.TH MENGGUNAKAN TEKNIK MIXED MEDIA Nayoan, Jovinka Rizky; Gema Fitri, An Nisa; Umaroh, Cindi Fadilatul; Maharani, Dewi Astri; Farhan, Farhan; Irianti, Agus Hery Supadmi
Fashion and Fashion Education Journal Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v10i2.49681

Abstract

Abstract. In this era of globalization, industrial growth in Indonesia occurs very rapidly, causing environmental problems, especially waste originating from industrial disposal reaching 3% (2018: PKLH). When textile waste ends up in landfills, the clothes will be difficult to decompose. Therefore, it is necessary to minimize overcoming waste pollution. Implementing an upcycle using 3R will minimize the increase in waste due to textiles in Indonesia. The purpose of this paper is to make quality fashion products to reduce textile waste by applying 3R using mixed media techniques. To overcome these problems the method used is the ADDIE Model development method. The development model using ADDIE has 5 stages, namely Analysis (analysis), Design (design), Development (development), Implementation (implementation / execution), and Evaluation (evaluation / feedback). The results of expert validation indicate that this product is feasible to produce, while the results of the implementation by conducting trials in small groups show that this product is up-to-date, cheap, comfortable to use, has a unique motif and has nuances of the culture of the City of Malang. Keywords: waste, used clothes, mixed media, tripshop, and ciclo.th Abstrak. Pada era globalisasi ini pertumbuhan industri di indonesia terjadi sangat pesat, sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan, khususnya limbah yang berasal dari pembuangan industri mencapai 3% (2018: PKLH). Ketika limbah tekstil itu berakhir di tempat pembuangan akhir, maka pakaian itu akan sulit terurai. Maka dari itu untuk meminimalisir mengatasi pencemaran limbah dibutuhkan. Menerapkan upcycle menggunakan 3R akan meminimalisir meningkatnya limbah akibat tekstil di Indonesia. Tujuan dari penulisan ini adalah Membuat Produk busana berkualitas guna mengurangi limbah tekstil dengan menerapkan 3R dengan menggunakan teknik mixed media. Untuk mengatasi permasalahan tersebut metode yang digunakan adalah metode pengembangan Model ADDIE. Model pengembangan menggunakan ADDIE terdapat 5 tahap yaitu Analysis (analisa), Design (desain/perancangan), Development (pengembangan), Implementation (implementasi/eksekusi), dan Evaluation (evaluasi/ umpan balik). Hasil validasi ahli menunjukkan produk ini layak diproduksi, sedangkan hasil implementasi dg melakukan uji coba pada kelompok kecil menunjukkan bahwa produk ini Uptodate, murah, nyaman dipakai, motifnya unik serta bernuansa budaya Kota Malang. Kata Kunci: limbah, pakaian bekas, mixed media, triftshop, dan ciclo.th
PELATIHAN PEMBUATAN ECOPRINT PADA IBU-IBU PKK DI KELURAHAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Sholikhah, Roudlotus; Widowati, Widowati; Nurmasitah, Sita
Fashion and Fashion Education Journal Vol 10 No 2 (2021)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v10i2.50612

Abstract

Abstract. This service aims to provide training on making Ecoprints for PKK women in the Kalisegoro Gunungpati village which has the potential to increase the creative industry with products that have economic value and are worth selling. The methods implemented in this community service are: (1) providing theoretical material about making Ecoprints and entrepreneurship which will be delivered using lecture and discussion methods, (2) practical materials for making Ecoprints and entrepreneurship are given using demonstration methods, exercises and project-based learning, (3) monitoring and evaluation. The instrument used to measure the success of the training is a product assessment sheet. The training activities made the Ecoprint of housewives in Gunungpati Village to be carried out properly and smoothly. The implementation of the training makes the Ecoprint can be carried out according to the plan, all the planned materials can be carried out properly. There has been an increase in understanding from 40% to 80% of materials regarding Ecoprint. The results of the evaluation of the Ecoprint making training in Kalisogoro Gunungpati Village, namely an increase in the understanding and ability of participants before and after being given training on making Ecoprints, among others, are as follows: 1) mastery of the use of tools and materials for making Ecoprints from 26% increased to 95%; 2) mastery of Ecoprint manufacturing techniques from 0% increased to 98%; 3) Ecoprint creation creativity increased from 0% to 93%; 4) Ecoprint product yield increased from 0% to 100%; 5) participant participation during Ecoprint training increased from 0% to 100%; and 6) understanding of entrepreneurship theory from 10% increased to 87%. Keywords: Training, Ecoprint, Gunungpati Village Abstrak. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan membuat Ecoprint bagi ibu-ibu PKK di kelurahan Kalisegoro Gunungpati yang berpotensi untuk peningkatan industri kreatif dengan produk yang bernilai ekonomis dan layak jual. Metode yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah: (1) pemberian materi teori tentang membuat Ecoprint dan kewirausahaan yang akan disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi, (2) materi praktek membuat Ecoprint dan kewirausahaan diberikan dengan metode demontrasi, latihan dan pembelajaran berbasis proyek, (3) monitoring dan evaluasi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelatihan adalah lembar penilaian produk. Kegiatan pelatihan membuat Ecoprint ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Gunungpati dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan pelatihan membuat Ecoprint dapat terlaksana sesuai perencanaan, materi yang direncanakan dapat terlaksana semua dengan baik. Telah terjadi peningkatan pemahaman dari 40% menjadi 80% materi mengenai Ecoprint. Hasil evaluasi pelatihan pembuatan Ecoprint di Kelurahan Kalisogoro Gunungpati yaitu terjadi peningkatan pemahaman dan kemampuan peserta sebelum dan sesudah diberikan pelatihan pembuatan Ecoprint antara lain sebagai berikut: 1) penguasaan terhadap penggunaan alat dan bahan pembuatan Ecoprint dari 26% meningkat menjadi 95%; 2) penguasaan teknik pembuatan Ecoprint dari 0% meningkat menjadi 98%; 3) kreativitas pembuatan Ecoprint dari 0% meningkat menjadi 93%; 4) hasil produk Ecoprint dari 0% meningkat menjadi 100%; 5) partisipasi peserta selama pelatihan Ecoprint dari 0% meningkat menjadi 100%; dan 6) pemahaman teori kewirausahaan dari 10% meningkat menjadi 87%. Kata Kunci: Pelatihan, Ecoprint, Kelurahan Gunungpati
KUALITAS HASIL TENUNAN KANTONG PLASTIK BEKAS ANTARA TEKNIK PILIN DAN TEKNIK LIPAT Haryati, Siti; -, Widowati; Wahyuningsih, Urip
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.197

Abstract

AbstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas hasil tenunan kantong plastik bekas antara teknik pilin benang dan teknik lipat benang. Pengumpulan data penelitian eksperimen ini menggunakan uji laboratorium dan uji organoleptik. Kualitas hasil tenunan ditinjau dari uji konstruksi kain, uji kenyamanan kain, dan uji keawetan kain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kualitas tenunan kantong plastik bekas antara teknik pilin benang dan teknik lipat benang. Hal ini dibuktikan dengan uji laboratorium yang dilakukan serta nilai uji organoleptik dari hasil tenunan kantong plastik bekas dengan teknik lipat lebih tinggi dibandingkan dengan teknik pilin. Selain itu perbedaan material yang digunakan pada penelitian ini tidak sama dengan material pada umumnya, yang tentunya memiliki sifat dan karakteristik berbeda, sehingga berpengaruh juga pada kualitas hasil tenunan. Simpulan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kualitas tenunan kantong plastik bekas antara teknik pilin dan lipat benang yang menunjukkan bahwa hasil tenunan kantong plastik bekas dengan teknik lipat benang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding teknik pilin-pilin.This research aim to know difference of quality result of ex- plastic sack;bag jacquards between technique contort technique and yarn fold yarn. Data collecting of research of this experiment use laboratory test and test of organoleptik. Quality of result of jacquards evaluated from cloth construction test, test cloth freshment, and durabel test of cloth. Result of research indicated that is difference of ex- plastic sack; bag jacquards quality between technique contort technique and yarn fold yarn. This matter is proved with conducted laboratory test and also assess test of organoleptik from result of ex- plastic sack; bag jacquards with technique fold compared to higher of technique contort. Besides difference of used material at this research unlike material in general, what it is of course measure up to and characteristic differ, so that have an effect on also at quality of result of jacquards. Conclude in this research is difference of ex- plastic sack;bag jacquards quality between technique contort and fold yarn indicating that result of ex- plastic sack;bag jacquards with technique fold yarn have the quality of which is better to be compared to technique contort.
PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI SANGGAR BUSANA DALAM UPAYA MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA Sari, Agustina Nurlita; Achmad, Uchiyah; Setyowati, Erna
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.198

Abstract

AbstractUnit Produksi merupakan suatu sarana pembelajaran berwirausaha bagi siswa dan guru serta memberi dukungan operasional sekolah. Siswa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, rapi, dan berkualitas menjadi bekal untuk membuka usaha sendiri. Dengan modal yang mereka dapat selama di sekolah diharapkan siswa mempunyai gambaran tentang suatu usaha dibidang busana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan unit produksi sanggar busana dan bagaimana upaya menumbuhkan jiwa wirausaha siswa di SMK N 3 Purwokerto. Pengumpulan data menggunakan metode angket, dokumentasi, observasi; sedangkan data dianalisis menggunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan unit sanggar busana termasuk dalam kategori baik, hal ini dapat dilihat pada aspek perencanaan, organisasi dan pelaksanaan dan pengawasan secara keseluruhan termasuk dalam kategori baik. Pengelolaan yang baik tersebut dapat digunakan oleh para siswa untuk belajar berwirausaha dibidang busana dan mengetahui gambaran pengelolaan usaha, terutama di bidang busana.Kesimpulannya bahwa pengelolaan unit produksi sanggar busana di SMK N 3 Purwokerto, termasuk dalam kategori baik. Demikian halnya, upaya menumbuhkan jiwa wirausaha juga termasuk dalam kategori baik. Hal ini terlihat dari minat siswa yang melakukan praktek kerja di unit produksi.Production Unit is a means of learning entrepreneurship for students and teachers as well as provide operational support for schools. Students completing the job quickly, neatly, and qualified to open their own business. With the capital that they can during the school expected students to have a picture of a business in fashion. This study aims to determine how the management of studio production unit of clothing and how the management of the production unit fashion studio in an effort to foster the entrepreneurial spirit of students at SMK N 3 Navan. Data collected by the questionnaire method , documentation, observation. Data were analyzed using linear regression. The results showed that the management of the studio units are included in the good category in aspects of planning, organization and implementation. Overall supervision is included in either category. Good management can be used by students to study entrepreneurship in fashion and know the description of business management, particularly in the management of production. Result shown fashion studio in SMK N 3 Navan, included in either category. Similarly, efforts to foster the entrepreneurial spirit is also included in either category. It is seen from the interest of the students who perform work practices in the production unit.
PERBEDAAN KUANTITAS DAN KUALITAS HASIL JAHITAN MESIN JAHIT MANUAL DAN HIGH SPEED Jannah, Arifatul; W, Sri Endah; Wahyuningsih, Urip
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.199

Abstract

AbstractPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kuantitas dan kualitas hasil jahitan pada mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed serta mengetahui seberapa besar perbedaan penggunaan mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed. Pengumpulan data penelitian eksperimen ini menggunakan instrumen tes pengukuran dan dokumentasi. Sampel ditentukan berdasarkan purposive sampling dan terpilih satu orang mahasiswa yang membuat sarung bantal kursi dengan 1 mesin jahit manual dan 1 mesin jahit high speed. Kuantitas hasil jahitan diukur waktu penyelesaian, sedangkan kualitas diukur dari kerapian hasil jahitanya seperti retsleting, tepi kain, lipit, serta menyambung bagian depan dengan bagian belakang. Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan kualitas dan kuantitas hasil jahitan mesin jahit manual dengan mesin jahit high speed. Besarnya nilai perbedaan hasil produksi menggunakan mesin jahit manual dengan mesin jahit highspeed ditinjau dari beda mean sebesar 15. Penggunaan mesin jahit manual mempunyai karakteristik yang lebih familiar dibanding mesin jahit high speed, lebih mudah karena kecepatan gerak yang lebih lambat sehingga dapat mengimbangi kecepatan gerak mesin, meskipun secara kuantitas lebih lama.This study aims to assess the differences in quantity and quality of the stitching on the manual sewing machine and high speed sewing machine and to know how much difference the use of manual sewing machine with high speed sewing machines. Data collected of this experimental study using measurement instruments and test documentation. Sample is determined based on purposive sampling and selected one student who made a pillowcase of chair with manual sewing machine and a high speed sewing machine. Quantity was measured by suture completion time, while the quality is measured from the neatness of the seams like a zipper, the edge of the fabric, pleated, and connect the front to the back. The results showed no difference in quality and quantity of stitching of manual sewing machines and a high speed sewing machine. The magnitude of the difference in production using a sewing machine manual sewing machine highspeed terms of the mean difference of 15. Manual sewing machine has the characteristics of more familiar than the high speed sewing machine. It’s easier than high speed sewing machine because it have lowerspeed.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA OPERATOR JAHIT PADA KONFEKSI Budiastuti, Ludviana Dwi; -, Marwiyah; Endang, Sri
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.200

Abstract

AbstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja operator jahit, dan mengetahui seberapa besar persentase masing-masing faktor dalam mempengaruhi produktivitas kerja operator jahit pada Konfeksi Amanah di Gunungpati Semarang. Semua karyawan bagian operator jahit pada Konfeksi Amanah di Gunungpati yang berjumlah 40 orang digunakan sebagai populasi sekaligus sebagai sampel dalam penelitian ini. Data dikumpulan menggunakan metode angket dan observasi, dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, etos kerja dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja operator jahit pada Konfeksi Amanah di Gunungpati. Kontribusi faktor motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, etos kerja dan lingkungan kerja dalam mempengaruhi produktivitas kerja operator jahit sebesar 71,15% dan 28,85% lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Perekrutan karyawan dengan pendidikan lebih tinggi ataupun menganjurkan karyawan yang berpendidikan rendah untuk ikut program pendidikan kesetaraan sangat berpengaruh untuk lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.This research aim to know factors are affecting the productivity of labor in a sewing operator, and know how large a percentage of each factor in influencing the productivity of labor in a sewing operator at Gunungpati Confection Amanah. All employees part of operator sew at Gunungpati Confection Amanah amounting to 40 people used as by population at the same time as sampel in this research. Corps data use enquette method and observation, and is here in after analysis descriptively percentage. Result of research indicate that motivation factor, education, activity discipline, skill, ethos work and activity environment have influence to operator work productivity sew at Gunungpati Confection Amanah. Contribution Factor motivation, education, activity discipline, skill, ethos work and environment work in influencing operator work productivity sew equal to 71,15% and 28,85% influenced by other of other factor which do not be expressed in this research. Recruitment of employees with higher education and or suggest employees which have low education to follow equivalence education program very having an effect on to be more improve its work productivity.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK BUSANA MUSLIM “GALERI DITA” PADA ERA GLOBALISASI So'imah, Nurul
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.201

Abstract

AbstractStrategi pemasaran dirancang untuk menentukan arah, tujuan pemasaran dalam bisnis yang berkaitan dengan keputusan segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, penempatan posisi dan unsur–unsur bauran pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan strategi pemasaran yang meliputi segmentasi pasar, target pasar, penempatan posisi, produk, harga, distribusi/tempat, dan strategi promosi. Di samping itu, juga untuk mengetahui kendala yang dihadapi “Galeri Dita” pada era globalisasi. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis model interaktif yang berlangsung terus-menerus dan berkelanjutan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan cukup efektif. Segmentasi dan target pasar wanita dari kelas mengah ke atas yang berbusana muslim, meskipun penempatan posisinya belum tercapai. Strategi produk yang dilakukan melalui menjual barang yang bermerk dengan desain terbaru. Strategi harga menjual barang kualitas baik dengan harga di atas harga pasaran atau sebaliknya. Strategi pendistribusian barangnya menggunakan jasa pengiriman barang. Strategi promosinya menggunakan ineternet sebagi media promosinya seperti facebook dan web dengan kendala foto dan warna, waktu ma, harga jual, kepercayaan konsumen karena banyak terjadi penipuan di dunia maya.Marketing strategies designed to determine the direction, the purpose of marketing inibusiness decisions relating to market segmentation, target market identification, positioning and marketing mix elements. Galery Dita is an online store Moslem who frequent online transactions than their competitors in the era globalization. Galery Dita was founded by Ms. Anindita Dinnie in 2010. The results of this study indicate that marketing strategies are carried out effectively enough. Segmentation and target market is women from upper-class dress to Moslem, although the placement of the position has not been achieved. Strategy is to sell products made of branded goods with the latest design. Price strategy of selling quality goods at a price above bail the market price or otherwise. Goods distribution strategy using freight forwarding services. Use as a promotional startegy internet promotional media such as facebook, web and others. Based on these research activities can provide advice to the Galeri Dita doing research on consumer loyalty and business ties following the Moslem Indonesia.
UPAYA PENGEMBANGAN USAHA KERAJINAN BORDIR Ahyani, Rahmania; -, Widowati; Wahyuningsih, Urip
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.202

Abstract

AbstractUpaya pengembangan merupakan hal yang harus dilakukan oleh pemilik usaha agar usahanya tidak tutup. Upaya pengembangan ini harus tepat dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan dan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengembangan dalam bidang pemasaran, produksi, dan bidang kemitraan dengan usaha lain yang dilakukan Usaha kerajinan bordir An-Nur di desa Krajan Kulon kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam bidang pengembangan produk, usaha kerajinan bordir An-Nur selalu melakukan inovasi dan variasi baru dalam produk yang dihasilkan dan melakukan pengontrolan kualitas barang. Selanjutnya dalambidang pengembangan pemasaran, melakukan promosi dengan mengikuti bazaar yang diselenggarakan oleh berbagai instansi, menyediakan jasa antar barang langsung kepada para konsumen, dan menjadi nara sumber bersama Bupati Kendal dalam suatu acara pengembangan otonomi daerah pada stasiun TV lokal. Selain pengembangan produk dan pemasaran, usaha kerajinan bordir An-Nur juga melakukan pengembangan kemitraan. Usaha kerajinan bordir An-Nur memiliki dua mitra usaha yaitu Karya Usaha Konfeksi dan Konfeksi Zahra. Kemitraan ini ditujukan untuk mendukung pengembangan produk yang dilakukan oleh usaha kerajinan bordir An-Nur.Development effort is a absolute thing to do for enterpreneur in developing his industry. This effort should match to the condition and necessity of the company and so the market. An-Nur embrodery craft industry whose Hj. Ma’rifat beginning since 1983. This industry is one of any other industry that still exist even there is no goverment support. The result describes the weakness of An-Nur industry are production volume, management and administration, marketing, capitalising, and unfridly situation for industry. So these are the strategies for developing, increasing the production volume, marketing, and relationship with other industries. Eventhough, there is still a few lacks, An-Nur industry could stand on it. The process of developing seems to be easy and smothly done by developing in production, marketing, and relationship. Product development shows new innovation. Marketing development gives new customers by taking part in bazar market, and get cooperate partner by customers.
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PRAKERIN DI SEKOLAH DAN DI BUTIK Lestari, Rina Puji; Setyowati, Erna; -, Musdalifah
Fashion and Fashion Education Journal Vol 1 No 1 (2012)
Publisher : Department of Home Economics, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ffej.v1i1.203

Abstract

AbstractProgram prakerin disusun dengan menyesuaikan peraturan antara sekolah dan industri. Pelaksanaan prakerin di SMK N 1 Tengaran dilaksanakan di 2 tempat yaitu industri (butik) dan sekolah. Asumsi sementara prakerin di sekolah lebih efektif karena guru mengawasi secara langsung. Penilaian parakerin di sekolah dilakukan oleh guru dan mengacu pada kurikulum, sedangkan di butik dilakukan oleh pemilik butik dan mengacu pada kepuasan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan prakerin di sekolah dan di butik, serta untuk mengetahui seberapa besar efektifitas pelaksanaan prakerin di sekolah dan di butik pada siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran. Data dikumpulkan menggunakan metode observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMK N 1 Tengaran dengan jumlah 115, dengan sampel penelitian berjumlah 66. Hasil uji analisis perbandingan persentase rata-rata data prakerin di butik sebesar 81,25%, sedangkan prakerin di sekolah sebesar 74,14% kategori. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan prakerin di butik lebih efektif dibandingkan prakerin di sekolah. Besarnya efektifitas pelaksanaan prakerin di butik termasuk dalam kategori sangat baik, sedangkan prakerin di sekolah termasuk dalam kategori baik.Prakerin Program arranged by adjusting between schools and industry regulations. Implementation Prakerin at SMK N 1 held in two places, namely industry (boutique) and the school. Assumptions states that at school Prakerin more effective because teachers supervise directly. Prakerin Assesment conducted by teachers in schools and referred to the curriculum, while at the boutique by boutique owners and referring to consumer satisfaction. This study aims to determine the effectiveness of Prakerin in school and in the boutique, as well as to find out how effectively implementation of Prakerin in schools and at boutiques for class XI student at SMK N 1 . Data were collected by observation, interviews, questionnaires, and documentation. The study population was 115 student class XI SMK N 1 with 66 sample. Comparative analysis average of percentage of data on the boutiques is 81.25%, while in school is 74.14% . Based on the research results can be concluded that the implementation Prakerin in the boutique more effective than at school. Implementation Prakerin in the boutique included in the excellent category, while in school Prakerin included in either category.

Page 8 of 21 | Total Record : 202