Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Karakteristik Nanoemulsi Isolat Brazilin dari Tanaman Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Asli Indonesia   Lestario, Jonathan Rizky; Sari, Intan Permata; Andareza, Arie; Fadillah, Sehan; Rachmaniar, Revika
Majalah Farmasetika Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i2.50495

Abstract

Brazilin merupakan isolat yang berasal dari tanaman kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan termasuk golongan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Kelarutan brazilin dalam air kurang baik sehingga menghambat penetrasi ke dalam membran. Oleh sebab itu, kelarutan brazilin dalam air perlu ditingkatkan dengan cara membentuk brazilin dalam ukuran nanometer. Tujuan penelitian ini adalah memformulasi dan mengkarakterisasi nanoemulsi brazilin. Metode penelitian yang dilakukan untuk membentuk nanoemulsi brazilin adalah metode self-nanoemulsifying. Nanoemulsi brazilin mengandung 0,005% isolat brazilin, 27,5% Tween 80, 24,5% PEG 400, dan isopropil miristat dengan berbagai variasi konsentrasi. Isopropil miristat pada formula 1 sebanyak 6%, formula 2 sebanyak 10%, dan formula 3 sebanyak 20%. Karakterisasi nanoemulsi brazilin meliputi uji organoleptis, pH, viskositas, tipe nanoemulsi, sentrifugasi, transmitan, ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan zeta potensial. Dari ketiga formula nanoemulsi brazilin, formula 1 memenuhi persyaratan nanoemulsi. Nanoemulsi brazilin formula 1 menunjukkan tidak ada pemisahan fase, viskositas dalam rentang 10-100 cP, nilai pH yang baik untuk kulit, transmitan yang jernih, ukuran partikel 49,1 ± 32,2 nm, indeks polidispersitas 0,324, dan zeta potensial -8,9 mV. Berdasarkan penelitian ini, kesimpulan yang diperoleh adalah brazilin berhasil diformulasi menjadi nanoemulsi menggunakan 27,5% Tween 80, 24,5% PEG 400, dan 6% isopropil miristat. Karakteristik nanoemulsi brazilin telah memenuhi persyaratan nanoemulsi dengan ukuran partikel sebesar 49,1 ± 32,2 nm.
FORMULASI SEDIAAN BIODEGRADABLE FILM DENGAN BASIS KAPPA KARAGENAN HASIL VARIASI SULFATASI UNTUK PENGOBATAN LUKA BAKAR Ferdiansyah, Rival; Ledianasari, Ledianasari; Rachmaniar, Revika; Rumbaman, Gaina Nurfauziah
JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI INDONESIA Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58327/jstfi.v12i2.218

Abstract

Kappa karagenan memiliki kandungan ester sulfat sekitar 25% hingga 30% dan kandungan 3,6-AG sekitar 28% hingga 35%. Kandungan sulfat  merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik fisik kappa karagenan, seperti viskositas, gel strength dan elastisitas. Karagenan jenis ini dapat digunakan sebagai basis dalam pembuatan biodagradble  film untuk aplikasi penutup luka bakar. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pada konsentrasi berapakah kappa karagenan hasil variasi sulfatasi menggunakan  K2SO4 0.2M; 0.4M dan 0.6M menghasilkan biodagradble  film yang baik berdasarkan karakteristik fisiknya. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi formulasi dan evaluasi bentuk sediaan. Hasil pengujian organoleptis, bobot dan tebal, menunjukkan bahwa Formula 1; Formula 4 dan Formula 7 memiliki hasil yang optimal dibandingkan dengan formula lainnya. Ketiga formula tersebut dilakukan uji lanjutan yaitu tensile strength, swelling dan difusi. Formula 7 memiliki hasil paling optimal dibandingkan formula lainnya dengan nilai tensile strength 3,964 MPa, elongasi 171.3% dan kemampuan menyerap air sebesar 40.487% serta memiliki kemampuan berdifusi paling besar yaitu 45.424% pada menit ke 360. Kata Kunci: kappa karagenan, kandungan sulfat, sulfatasi, Biodegradable film
MANAJEMEN USAHA DAN PROMOSI BODY SCRUB CREAM : MANAJEMEN USAHA DAN PROMOSI BODY SCRUB CREAM Ismayadi, Pupung; Rachmaniar, Revika
Batik-MU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Batik-MU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/batikmu.v3i1.1386

Abstract

Kopi Manglayang yang setiap 5 bulan menghasilkan sekitar 50 sampai 60 ton masih terdapat kopi yang di-reject karena kerusakan pada biji kopi dan sering disebut biji kopi defect. Mitra kopi manglayang ingin memanfaatkan biji kopi defect ini menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual, seperti produk kosmetika, skin care. Skin care yang mudah dibuat dan laris di pasaran adalah body scrub cream. Biji kopi defect dalam hal ini dapat dimanfaatkan sebagai scrub yang membantu untuk mengangkat sel kulit mati. Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat dengan metode ceramah dan pelatihan “produksi dan manajemen usaha serta promosi produk kopi arabica defect menjadi body scrub cream” dilakukan kepada ibu-ibu PKK Kelurahan Cisaranten Wetan dan Kelompok Tani Manglayang. Kegiatan ini dihadiri oleh 15 peserta. Sebanyak 87,5% warga menjadi lebih mengetahui lagi tentang kopi defect, tapi hanya 54,68% yang mengetahui seperti apa kopi defect itu. Namun demikian, seluruhnya mengetahui bahwa kopi memiliki manfaat untuk Kesehatan. Seluruh warga yang mengikuti pelatihan telah mengetahui apa itu sediaan kosmetika dan bagaimana kopi dapat dimanfaatkan dalam sediaan kosmetika. Sebanyak 87,5% warga memahami bahwa kopi dapat digunakan sebagai bahan scrub dalam body scrub cream di mana 12,5% meyakini bahwa kopi scrub cream dapat menjadi pemutih, 6,82% sebagai pengangkat kulit mati, dan 12,5% sebagai pelembut. Dari pelatihan ini dapat diperoleh kesimpulan kegiatan pelatihan formulasi body scrub cream sangat bermanfaat bagi peserta/Mitra karena telah menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan mereka. Pihak Mitra diharapkan dapat mengembangkan formulasi ini sehingga berpeluang untuk dipasarkan lebih luas.
Studi Kompatibilitas Kurkumin terhadap Eksipien Basis Effervescent Ferdiansyah, Rival; Juliati, Siti Aisyah Mega; Cahyati, Yeyet; Winingsih, Wiwin; Rachmaniar, Revika
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v16i2.42583

Abstract

Kurkumin merupakan senyawa aktif yang memiliki berbagai manfaat farmakologis, namun keterbatasan kelarutannya dalam air menjadi pertimbangan dalam pengembangan sediaan, salah satunya dengan menggunakan basis effervescent. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi inkompatibilitas antara kurkumin dan beberapa eksipien effervescent, yaitu asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat. Metode penelitian meliputi uji homogenitas, organoleptik, mikroskopik, kadar air (LOD), kristalinitas, dan sifat termal. Campuran dibuat dengan perbandingan 1:1 menggunakan mixer selama 10 menit dengan kecepatan 60 rpm. Hasil menunjukkan adanya variasi dalam homogenitas, perubahan fisik, kadar air, dan karakteristik termal pada masing-masing campuran. Secara umum, campuran kurkumin dengan asam tartrat dan natrium bikarbonat menunjukkan kestabilan yang relatif baik dibandingkan dengan campuran yang mengandung asam sitrat, yang menunjukkan beberapa perubahan selama penyimpanan. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa asam tartrat merupakan basis effervescent yang paling kompatibel untuk formulasi sediaan kurkumin, sedangkan asam sitrat menunjukkan potensi inkompatibilitas.
Integrasi Edukasi dan Skrining Talasemia: Model Pengabdian Masyarakat untuk Mahasiswa Kesehatan di Bandung Hamdani, Syarif; Simanjuntak, Nela; Rachmaniar, Revika
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 3 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma (In Progress)
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i3.635

Abstract

Talasemia merupakan penyakit genetik yang menyebabkan gangguan produksi hemoglobin dengan Kota Bandung tercatat sebagai salah satu wilayah dengan jumlah penyandang tertinggi di Indonesia. Pencegahan penyebaran talasemia dapat dilakukan melalui skrining pada individu pranikah, terutama mahasiswa. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan edukasi dan skrining talasemia pada mahasiswa kesehatan di Bandung sebagai upaya pencegahan talasemia pada generasi mendatang. Kegiatan ini diawali dengan seminar edukasi tentang talasemia, dilanjutkan dengan skrining melalui pemeriksaan darah dan pendampingan bagi peserta yang terindikasi sebagai pembawa sifat. Hasil menunjukkan peningkatan kesediaan peserta untuk mengikuti skrining setelah edukasi dari 90,81% menjadi 96,86%. Dari 432 peserta yang menjalani skrining, 7 orang terindikasi positif sebagai pembawa sifat talasemia. Pendampingan dilakukan dengan melibatkan tim Thalassemia Research Center, POPTI, dan dokter konsultan. Program pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa edukasi berperan penting dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam skrining talasemia. Kegiatan terintegrasi yang melibatkan edukasi, skrining, dan pendampingan pada generasi pranikah dapat menjadi langkah efektif dalam upaya memutus rantai penyebaran talasemia. Kolaborasi berbagai pihak dalam pelaksanaan program ini menunjukkan pentingnya pendekatan multidisipliner dalam upaya pencegahan talasemia di masyarakat.