Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Media Farmasi

Perbandingan Kadar Flavonoid Simplisia Buah Pare (Momordica charantia L) Pada Temperatur 60°C, 80°C Dan 100°C Dengan Memakai Spektrofotometri Uv-Vis Sugiyanto Sugiyanto; Luluk - Anisyah
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2591

Abstract

Comparison Of Flavonoid Levels Of Pare (Momordica charantia L) Simplicia  (Momordica charantia L) With Temperatures Of 60°C, 80°C And 100°C Using Uv-Vis SpectrophotometryThe bitter melon plant is empirically often used, starting from the roots, leaves, fruit and seeds which are used as appetite medicine, launching bowel movements, worming medicine, diabetes, anti-bacterial. The part of the bitter melon plant that is often used is bitter melon which contains a lot of flavonoids. The use of bitter melon as a traditional medicine can be used in the form of simplicia. In making simplicia, it is necessary to pay attention to the drying temperature to get simplicia that is not easily damaged so that it can be stored for a long time. The purpose of this study was to compare the effect of drying temperature on simplicia bitter melon with flavonoid content. This research method uses laboratory observations where there are two groups, namely different drying temperatures of 60°C, 80°C and 100°C and flavonoid levels which are carried out three times each. The results of this study showed that simpilsia Pare (Momordica charantia L) (Momordica charantia L) dried at a temperature of 60°C obtained flavonoid levels of 16.370 mg/g, at 80°C the flavonoid content was 15.220 mg/g, and at 100°C the flavonoid content was 17.702 mg/g. The conclusion from the results of the study was that simplicia heated at a temperature of 1000C had the highest flavonoid content, namely 17.702 mg/gKeywords: Momordica charantia L, temperature, flavonoid contentBagian tumbuhan pare (Momordica charantia L) yang digunakan secara turun temurun mulai dari akar, daun, dan buah digunakan sebagai obat nafsu makan, melancarkan buang air besar, obat cacing, kencing manis, anti bakteri. Tumbuhan Pare (Momordica charantia L) yang sering dipakai adalah buah pare (Momordica charantia L) dimana banyak mengandung flavonoid. Penggunaan buah Pare (Momordica charantia L) sebagai  obat tradisional biasa digunakan dalam bentuk simplisia. Dalam pembuatan simplisa perlu diperhatikan temperatur pengeringan untuk membantu simplisia supaya tidak busuk sehingga waktu simpannya akan lebih lama. Tujuan penelitian ini membandingkan pengaruh temperatur pengeringan simplisia buah pare (Momordica charantia L) yang mengandung flavonoid. Desain penelitian ini menggunakan observasi laboratorium dimana ada tiga kelompok yaitu temperatur pengeringan yang berbeda 60°C, 80°C dan 100°C dan kadar flavonoid dimana dilakukan masing-masing tiga kali ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa simplisia  buah Pare (Momordica charantia L) yang dikeringkan pada temperatur 60°C didapatkan kadar flavonoid 16,370 mg/g, temperatur 80°C didapatkan kadar flavonoid 15,220 mg/g, dan temperatur 100°C didapatkan kadar flavonoid sebesar 17,702 mg/g. Kesimpulan dari hasil penelitian didapatkan simplisia yang dipanaskan pada temperatur 1000C mempunyai kadar flavonoid yang tertinggi yaitu 17,702 mg/g.Kata kunci : Momordica charantia L, temperatur, kadar flavonoid
Suhu Dan Waktu Optimum Penyeduhan Simplisia Bunga Telang (Clitoria Ternatea L) Terhadap Kandungan Antioksidan Luluk - Anisyah; Ida Ayu Preharsini Kusuma; Lela Veronika Tindaon
Media Farmasi XXX Vol 18, No 1 (2022): MEDIA FARMASI
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v18i1.2586

Abstract

OPTIMUM TEMPERATURE AND TIME BREWING OF SIMPLICIA TELANG FLOWER (Clitoria ternatea L) ON ANTIOXIDANT CONTENTFor a long time, the telang plant has been used in traditional medicine for the treatment of various diseases, because the telang flower contains antioxidants. It is known that antioxidant activity can be affected by the interaction between temperature and drying time. Based on this, a research was carried out in selecting the best temperature and length of time for stirring telang flower simplicia containing antioxidants with the DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) method using UV-vis spectrophotometry. This research uses laboratory experimental methods. There are 2 groups of variables consisting of the brewing temperature of 70ºC, 85ºC, and 100ºC and the stirring time of 5, 10, and 15 minutes. Replication was carried out 3 times so that 18 replications were obtained. The purpose of this study was to be able to see the best temperature and time for stirring telang flower on antioxidants with UV-vis spectrophotometry. The results for the antioxidant content of telang flower brewing (IC50) at a temperature of 70°C 85°C 100°C within 5 minutes were 13.72 ppm; 16.13 ppm ; 18.55 ppm ; within 10 minutes 26.57 ppm; 28.98 ppm ; 31.40 ppm ; within 15 minutes 39.42 ppm ; 41.83 ppm ; 44.25 ppm. The conclusion from the overall research results obtained for the optimum antioxidant content is brewing at a temperature of 70°C stirred for 5 minutes, which is 13.72 ppm.Key words : Telang flower (Clitoria ternatea L); Antioxidant; Degenerative DiseaseSudah sejak lama tanaman telang telah digunakan dalam pengobatan secara tradisional untuk penyembuhan berbagai penyakit, karena didalam kembang telang tersebut mengandung zat antioksidan. Telah diketahui bahwa aktivitas antioksidan dapat dipengaruhi oleh interaksi antara suhu dan lama pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian dalam pemilihan temperatur dan lamanya waktu terbaik pada pengadukan simplisia bunga telang yang mengandung antioksidan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil ) yang memakai spektrofotometri uv-vis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Terdapat 2 Kelompok variabel yang terdiri atas suhu penyeduhan yaitu 70ºC, 85ºC, dan 100ºC dan lama pengadukan yaitu 5, 10, dan 15 menit. Replikasi dilakukan 3 kali sehingga didapat 18 replikasi.Tujuan dilakukan penelitian ini agar dapat melihat temperature dan waktu yang terbaik  pada pengadukan bunga telang pada bahan berkhasiat antioksidan dengan spektrofotometri uv-vis. Hasil nya untuk kadar antioksidan pada penyeduhan bunga telang (IC50) di temperatur 70°C 85°C 100°C dalam waktu 5 menit adalah 13,72 ppm ; 16,13 ppm ; 18,55 ppm ; dalam waktu 10 menit 26,57 ppm ; 28,98 ppm ; 31,40 ppm ; dalam waktu 15 menit 39,42 ppm ; 41,83 ppm ; 44,25 ppm. Kesimpulan dari hasil penelitian keseluruhan yang didapat untuk kadar antioksidan yang optimum adalah penyeduhan pada suhu 70°C diaduk dalam waktu 5 menit, yaitu 13,72 ppm.Kata kunci : Bunga Telang (Clitoria ternatea L); Antioksidan; Penyakit Degenerative
TOTAL PHENOLIK DAN UJI ANTIOKSIDAN PADA TANAMAN BUAH KAKAO BERWARNA KUNING SEGAR SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Luluk Anisyah; Sugiyanto Sugiyanto
Media Farmasi XXX Vol 17, No 1 (2021): Media Farmasi
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v17i1.2009

Abstract

Total Phenolic is a secondary metabolite found in the leaves, seeds, and fruits of higher plants. Meanwhile, cocoa contains a higher total phenolic content compared to wine or tea. Based on the chemical content on the pods, it is assumed that cocoa plant has antioxidant activity. Therefore, this research aims to determine the antioxidant compounds and total phenolic levels among the various parts of cocoa plant. The antioxidant compounds were tested using 1,1diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) method, while the total Phenolic test was performed on the barks, leaves, seeds, pulps, and fresh yellow cocoa pods using UV-vis spectrophotometry ( modified Makkar et.al method). The results showed that the total phenolic levels were as follows; seeds (5.20 mg / g), leaves (1.22 mg / g), bark (1.16 mg / g), fruit skins (0.25 mg / g). ), pulp (0.15 mg / g). Meanwhile, the antioxidant levels were as follows; fruit flesh (35.48%), seeds (12.58%), fruit skins (9.60%), leaves (5.74%), bark (0.39%). Based onthe results, the highest total phenolic content was in seeds (5.20 mg / g), while the highest level of antioxidant activity was 35.48%, namely in the fruit flesh.Keywords : Antioxidants, Cocoa (Theobroma cacao L), 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl, Total PhenolicTotal Phenolik adalah metabolit sekunder yang terdapat didalam daun, biji dan buah dari tumbuhan tingkat tinggi Kakao mengandung total phenolik lebih tinggi daripada dalam anggur maupun teh. Berdasarkan kandungan senyawa kimia pada kulit buah kakao, maka dapat diduga bahwa tanaman kakao memiliki aktivitas antioksidan. Metode yang digunakan untuk uji senyawa antioksidan dengan menggunakan 1,1diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dan uji Total Phenolik pada kulit batang, daun, biji, daging buah, dan kulit buah kakao berwarna kuning segar dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis (metode Makkar et.al yang telah dimodifikasi). Penelitian ini dilakukan untuk melihat kadar senyawa antioksidan serta kadar Total Phenolik yang tertinggi pada antar bagian dari tanaman kakao. Hasil dari penelitian untuk kadar total phenolik sebagai berikut pada biji (5,20 mg/g), daun (1,22 mg/g), kulit batang (1,16 mg/g), kulit buah (0,25 mg/g), daging buah (0,15 mg/g); dan untuk kadar antioksidan sebagai berikut pada daging buah (35,48 %), biji (12,58 %), kulit buah (9,60 %), daun (5,74 %), kulit batang (0,39 %). Kesimpulan kadar total phenolik yang tertinggi adalah pada biji (5,20 mg/g), dan kadar aktivitas antioksidan tertinggi adalah sebesar 35,48% yaitu pada daging buah.Kata kunci : Antioksidan, Kakao (Theobroma cacao L), 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil, Total Phenolik