Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINGGA KABUPATEN KUBU RAYA Dedi Alamsyah; Abduh Ridha
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 4, No 4 (2017): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.267 KB) | DOI: 10.29406/jkmk.v4i3.867

Abstract

Rancangan penelitian adalah case control study dengan tujuan untuk mempelajari berbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap efek dengan cara membandingkan kelompok kasus dengan kelompok kontrol. Adapun kelompok kasus berjumlah 33 positif malaria klinis dan kelompok kontrol berjumlah 33 orang. Adapun kelompok kasus pada saat penelitian diambil sampel darah dengan menggunakan RDT, sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan pengambilan sampel darah. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor risiko untuk terjadinya malaria adalah kebiasaan tidur tidak menggunakan kelambu dengan p value 0,027 (OR = 10,24) dan keberadaan kandar ternak dengan p value 0,005 (OR = 4,45), sedangkan yang bukan merupakan faktor risiko adalah  status ekonomi dengan p value 0,149, kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan p value 0,142, status pendidikan rendah p value 0, 566, genang air dengan p value 0,355, dinding rumah dengan p value 0,218. Mengatasi persoalan tersebut adalah Tidur pada malam hari menggunakan kelambu dan repelent sertaKeberadaan kandang ternak  jangan dibangun di dekat dengan pemukiman masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA KONDISI KESEHATAN IBU, PELAKSANAAN IMD, DAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Dedi Alamsyah
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v13i1.7027

Abstract

Exclusive breastfeeding means that the infant receives only breast milk. No other liquids or solids are given. Breastfeeding is influenced by a number of factors, such maternal health condition, early initiation of breastfeeding, and infant formula advertising. Data from Health Department of Kabupaten Sambas indicated that that the coverage of breastfeeding in Kecamatan Tangaran, in 2014, was 27,1% and it ranked the first of 19 districts with low coverage of breastfeeding. This study aimed at analyzing the correlation of maternal health condition, early initiation of breastfeeding, infant formula advertising, and exclusive breastfeeding in Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas.Using observational analytic design and cross sectional approach, this study employed 110 samples. Each variable was tested using chi square test.The results indicated that early initiation of breastfeeding (p value =0,047) has significant correlation with exclusive breastfeeding (p value=0,05). Meanwhile, maternal health condition (p value=0,071) doesn’t significantly correlate with infant formula advertising ( p value=0,606).From the findings, the health personnel are encouraged to inform the young mothers about exclusive breastfeeding, provide lactation clinic, and impose sanctions for birth attendants who do not perform early initiation of breastfeeding birth. Also pregnant women are encouraged to choose early initiation of breastfeeding birth. At last, further researcher need to have further discussion about the factors of exclusive breastfeeding. Keyword keys :Early Initiation of Breastfeeding, Exclusive Breastfeeding.
Beberapa Faktor Risiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan (Studi Kasus di Kota Pontianak) Dedi Alamsyah; Maria Mexitalia; Ani Margawati; Suharyo Hadisaputro; Henry Setyawan
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Master of Epidemiology, School of Postgraduate Studies, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12776.843 KB) | DOI: 10.14710/jekk.v2i1.3994

Abstract

Background: Moderate and severe malnutrition cases in Pontianak City increases each year although a nutritional improvement program has been held by the Health Department of Pontianak City.Method: The type of research was observational using the quantitative study design of case control study and the qualitative study through in-depth interview (mixed method). The number of samples was 80 people consisting of 40 people from case and 40 people from control. Assessment of nutritional using anthropometry measurement based on weight for height. Height measurement using microtoise and measure weighting scale.Results: The multivariate analysis found 2 variables significantly associated with the prevalence of moderate and severe malnutrition in children under five years old aged 12-59 months, i.e.: poor of attitude toward food (OR = 6.980) and poor environmental health (OR =5.033). There were 9 variables which were not associated with nutritional status, not given exclusive breastfeeding, energy intake is less, protein intake is less, frequency of Severe Acute Respiratory Infection equal to over three times in the last two months, frequency of diarrhea equal to over three times in the last two months, low monthly family income, number of children more than two, low mother's education, and frequency of watching TV more than two hours a day.Conclusion: Based on the results above, it can be concluded that the risk factors associated with the prevalence of moderate and severe malnutrition are poor of mother's attitude toward food is poor health and poor environmental.
PREVALENSI KEJADIAN STUNTING PADA BALITA (12-59 BULAN) DI PONTIANAK TENGGARA KALIMANTAN BARAT Dedi Alamsyah; Otik Widyastutik
Jumantik Vol 8, No 2 (2021): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v8i2.3704

Abstract

ABSTRAKWilayah Kecamatan Pontianak Tenggara kejadian Stunting pada Balita sebesar 302 Kasus (25,1 %). Faktor risiko Kejadian Stunting adalah Agent (Asupan Protein, ASI Eksklusif), Host (BBLR, Penyakit Infeksi, Usia Kehamilan), Enviroment (BAB sembarangan tempat, Cuci Tangan Dengan Sabun, Ketersedian Air Bersih, Pengolahan Sampah dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Prevalensi Kejadian Stunting Pada Balita Dan Mengetahui Persebaran Kejadian Stunting Pada Balita di Pontianak Tenggara Kalimantan Barat Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah pendekatan observasional dengan. Kajian kuantitatif dengan desain Cross Sectional. Pada penelitian ini juga menggunakan aplikasi GIS untuk mengetahui persebaran kasus Stunting. Hasil penelitian diketahui variable berhubungan dengan kejadian Stunting adalah asupan protein P-Value 0,002, Penyakit diare P-Value 0,000 dan Usia melahirkan P-Value 0,019. Sedangkan variabel tidak berhubungan Asi eksklusif, penyakit ISPA, penyakit Pnemonia, BBLR, dan Sanitasi Lingkungan Adapun sarannya adalah Mengkonsumsi makanan banyak mengandung protein yang beragam seperti telur ayam, ikan, daging ayam, daging sapi, tahu, dan tempe. Pemantauan terkait penyakit infeksi pada balita oleh posyandu setempat dan diadakan penyuluhan terkait dengan pola asuh pada anak, khususnya pola asuh yang baik dapat berdampak kepada status gizi yang lebih baik. Serta diharapkan usia melahirkan untuk perempuan berusia diatas 21 sampai 35 tahun. Kata kunci: Asupan Protein, Diare, Riwayat Usia Melahirkan, GIS, Stunting, Balita 
Gambaran Asupan Energi, Protein, Lemak, Serat, dan Status Gizi pada Siswa Pra-Sekolah yang Mendapatkan Feeding dan Non- Feeding Nungki Amelia Putri; Indah Budiastutik; Dedi Alamsyah
Jumantik Vol 6, No 1 (2019): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.595 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v6i1.1996

Abstract

Anak usia pra sekolah sedang mengalami masa tumbuh kembang yang relatif pesat. Berdasarkan RISKESDAS tahun 2010, asupan energi dan protein anak usia 5 – 6 tahun dibawah kebutuhan minimal. Penelitian ini termasuk jenispenelitian deskriptif, yang bertujuan melihat gambaran asupan energi, protein, lemak, serat dan status gizi pada siswa prasekolah yang mendapatkan feeding dan non feeding. Data dikumpulkan dari 60 responden. Asupan energi, protein, lemak, dan serat diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner food recall 1 x 24 jam dan status gizi menggunakan indikator IMT/U. Hasil menunjukkan bahwa 96,7% responden feeding dan 66,7% responden non-feeding cukup asupan energi, 100% responden feeding dan 76,7% responden non-feeding cukup asupan protein, 100% responden feeding dan 76,7% responden non-feeding cukup asupan lemak, 100% responden feeding dan 96,7% responden non-feeding rendah asupan serat, 20% responden feeding dan 13,3% responden non-feeding mengalami obesitas. Disarankan pada TKIT model school feeding diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan menu makanan di sekolah, pada TKIT model non school feeding diharapkan lebih aktif memberikan arahan kepada orang tua wali berkaitan dengan bekal makanan yang tinggi nutrisi yangdibawa anak.
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA SUNGAI ITIK KECAMATAN SUNGAI KAKAP Wijayanti Wijayanti; Otik Widyastutik; Dedi Alamsyah
Jumantik Vol 9, No 1 (2022): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v9i1.4537

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka kesakitan yang tinggi. Menurut data WHO  prevalensi terus meningkat secara g lobal dan 9.4 juta orang meninggal setiap tahun akibat hipertensi dan komplikasinya. Hipertensi pada lansia memiliki dampak diantaranya memperparah keadaan suatu penyakit seperti timbulnya penyakit jantung dan ginjal. Berdasarkan pengumpulan data menggunakan kobocollect  bulan Maret 2020 sebanyak 90 responden di Desa Sungai Itik, ditemukan penyakit tertinggi yaitu kasus hipertensi sebanyak 27 kasus pada lansia (56-65 tahun) 19 orang  (21,11 %) dan anggota lainnya sebanyak 8 (8,89%).Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian hipertensi pada lansia (56-65 tahun) di Desa Sungai Itik. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 64 orang yang diambil dengan teknik proportional sampling. Dengan melakukan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan.Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%.hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna konsumsi makanan asin (p value= 0,041. PR=1,883) dan kebiasaan merokok (p value = 0,002, PR = 2,333) dengan kejadian hipertensi.Variabel yang tidak berhubungan diantaranya aktivitas fisik (p value = 0,918, PR =0,911) dan obesitas (p value= 0,441, PR = 1,278). Kesimpulannya konsumsi makanan asin dan kebiasaan merokok merupakan faktor risiko kejadian hipertensi. Disarankan kepada lansia yang mengalami hipertensi untuk membatasi  konsumsi ikan asin maksimal 2 kali dalam seminggu dan memperbanyak konsumsi buah-buahan sepeti pisang dan semangka dan sayuran seperti sawi dan bayam serta mengurangi kebiasaan merokok dengan cara metode pengobatan yaitu mencari obat yang bisa menyembuhkan kecanduan terhadap rokok, seperti bupropion dan varenicline.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita (12-59 Bulan) Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Saigon Edi Roli; Dedi Alamsyah
Jumantik Vol 9, No 2 (2022): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v9i2.4326

Abstract

Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan WHO menyebutkan Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional. Kalimantan barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki masalah prevalensi stunting yang tinggi dibandingkan dengan prevalensi stunting nasional yaitu sebesar 36,5 persen. Prevalensi Kejadian Stunting berdasarkan indicator TB/ U di Kota Pontianak sebesar 22,1%. Sedangkan untuk kejadian stunting di Kota Pontianak dengan kasus tertinggi terjadi di Pontianak Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita (12-59 bulan) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Saigon. Jenis penelitian ini adalah studi observasional analitik dan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah Purposive Sampling. Pada penelitian ini ditemukan 27 balita dengan kasus stunting dari total 88 balita yang diteliti. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita (12-59 bulan) antara lain ialah riwayat ASI eksklusif (P-Value 0,045 PR = 3,7), riwayat BBLR (P-Value = 0,006; PR = 2,7), riwayat penyakit infeksi (P-Value = 0,024; PR = 2,2) dan sanitasi lingkungan (P-Value = 0,042; PR = 2,7). Sedangkan untuk variabel usia ibu saat hamil tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting pada balita (12-59 bulan). Perlunya peningkatan imunitas tubuh ibu, pemantauan terkait riwayat penyakit infeksi pada balita, perlunya melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga yang meliputi memiliki jamban sehat, ketersedian air bersih, memiliki pembuangan sampah dan SPAL, serta mencuci tangan ketika makan atau mengelola makanan
Gambaran Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pesantren Putri Iskandar Arfan; Dedi Alamsyah; Tri Utami
Jumantik Vol 7, No 2 (2020): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v7i2.2736

Abstract

Indonesia urutan 8 di Asia dalam kasus kanker yaitu sebesar 136.2/100.000 penduduk. Indonesia kasus kanker paling banyak pada wanita adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1/100.000 penduduk. Insidensi kanker payudara di Provinsi Kalimantan Barat sendiri di tahun sebanyak 215 kasus. Dampak kanker payudara dapat menyebar ke jaringan tubuh yang lain dan sulit untuk disembuhkan. Pencegahan kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI. Keberhasilan SADARI dalam pencegahan terjadinya kanker payudara mencapai 85% karena kelainan pada payudara sendiri pertama kali dapat dikenali oleh penderita. Untuk mengetahui Gambaran Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pesantren Putri di Pondok Pesantren Kota Pontianak Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan Cross Sectional. Sampel peneltian sebanyak 79 siswa dengan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan Santri dengan Pengetahuan Baik tentang SADARI sebanyak 47 (59,5%), Sikap Positif tentang SADARI sebanyak 39 (49,4%), Keterpaparan Media Informasi yang tidak tepapar tentang SADARI sebanyak 66 (83,5%), Dukungan Orang Tua Kurang Baik sebanyak 51 (64,6%), dan Dukungan Teman Sebaya Kurang Baik sebanyak 55 (69,6%). Untuk pihak Pondon Pesantren sendiri dalam hal ini bisa menambahkan kurikulum pendidikan yang terkait dengan kesehatan reproduksi terumata bagi wanita
Hubungan antara Asupan Gula, Lemak, Garam, dan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Usia 20 – 44 Tahun Studi Kasus Posbindu PTM di Desa Secapah Sengkubang Wilayah Kerja Puskesmas Mempawah Hilir Novia Tri Herawati; Dedi Alamsyah; Andri Dwi Hernawan
Jumantik Vol 7, No 1 (2020): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v7i1.2152

Abstract

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Kabupaten Mempawah jumlah kasus hipertensi tertinggi berada di Puskesmas Mempawah Hilir. Hasil observasi 7 orang (70%) mempunyai lemak tinggi, gula tinggi dan asupan garam berlebih, 2 orang (20%) kurang melakukan aktivitas fisik seperti olahraga dan sebanyak 1 orang (10%) mengkonsumsi lemak, gula dan garam sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan dan terdapat 7 orang (70%) mengalami hipertensi. Jenis makanan yang dikonsumsi banyak mengandung lemak tinggi seperti pengkang, Patlau, Pacri Nanas, Lemang, Bontong dan Botok. Desain penelitian secara observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usia produktif 20-44 Tahun, sampel dalam penelitian ini sebanyak 77 orang. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Dari keempat variabel yang diteliti yaitu asupan gula (p value =0,000 (< 0,05) dan RP = 1,930 (1,278-2,915), lemak (p value =0,000 (< 0,05) dan RP = 9,375 (2,501-35,143), garam (p value =0,000 (< 0,05) dan RP = 2,911 (1,545-5,486) dan aktifitas fisik (p value =0,000 (< 0,05) dan RP = 9,333 (3,204-27,190) berhubungan dengan kejadian hipertensi. Diharapkan mengurangi konsumsi gula, lemak dan garam serta melakukan aktivitas fisik yang benar dan teratur.
Determinan Balita Stunting di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat: Studi Potong Lintang: The Stunting Determinants in Toddlers from Landak Regency, West Kalimantan: A Cross-Sectional Study Trisnawati, Elly; Widyastutik, Otik; Suryadi, Edy; Alamsyah, Dedi; Budiastutik, Indah; Ruhama', Ufi
Amerta Nutrition Vol. 8 No. 1SP (2024): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/amnt.v8i1SP.2024.61-69

Abstract

Background: Stunting is a nutrition problem that can slow down the growth. With prevalence at 32.5%, Landak Regency in West Kalimantan has been designated as a stunting hotspot. The lack of a maximum penalty for the stunting case in Landak Regency is not based on factors causing the stunting itself, because there is no identifiable factor causing the stunting in certain area due to narrow roads and sharp curves. Objectives: The objective of this study was to identify causes and distribution of the stunting case in Landak Regency. Methods: A total of 330 households in Meranti, Sebangki, and Senakin were included in this cross-sectional study because they were at a risk of the stunting. Toddlers, mothers, health care, and environmental factors were among the found variables. The researchers employed a basic random sampling strategy for the sampling and used the secondary health center data to find out whether or not toddlers were stunted. Researchers in this study collected data on the independent variables by observing and interviewing participants. Using the chi-square test, the data was analyzed. Results: The results showed that determinants of the stunting in Landak Regency were the history of early breastfeeding initiation (p-value=0.032), exclusive breastfeeding (p-value=0.042), frequency of exclusive breastfeeding (p-value=0.040), the continued breastfeeding (p-value=0.024), complementary feeding (p-value=0.042), immunization history (p-value=0.007), infectious disease history (p-value=0.000), maternal height (p-value=0.046), delivery assistance (p-value=0.000), access to health services (p-value=0.004), the role of health workers (p-value=0.002), and family latrine ownership (p-value=0.000). Conclusions: Several factors were found to be associated with incidence of the stunting among toddlers in Landak Regency.