Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

KEBERADAAN JENTIK AEDES SP BERDASARKAN KARAKTERISTIK KONTAINER DI DAERAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE Arfan, Iskandar
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan Vol 5, No 2: JANUARI 2019
Publisher : STIKes Kapuas Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.140

Abstract

Kota Pontianak merupakan daerah Endemis DBD. Kontainer adalah Tempat Penampungan Air (TPA) atau bejana yang dapat menjadi tempat berkembangbiak nyamuk Aedes sp. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan keberadaan jentik Aedes sp berdasarkan karakteristik kontainer di daerah Endemis dan Non Endemis Demam Berdarah Dengue. Jenis penelitian ini adalah observasional study dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian yaitu seluruh kontainer pada 1 RT (rukun tetangga) daerah endemis dan 1 RT di daerah non endemis dengan total 83 rumah yakni 43 rumah/92 kontainer yang dapat di observasi di daerah endemis dan 40 rumah/121 kontainer yang dapat di observasi di daerah non endemis. Analisis dilakukan terhadap kedua wilayah secara bersamaan dengan total jumlah kontainer 213 buah. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa ada hubungan keberadaan jentik berdasarkan jenis kontainer (p = 0,024) dan penutup kontainer (p = 0,042). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah bahan, warna dan volume kontainer. Instansi terkait memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit DBD dan karakteristik kontainer apa saja yang disenangi oleh nyamuk Aedes sp, seperti jenis kontainer yang disertai penutup kontainer. Bekerja sama dengan pihak setempat, seperti memberikan pelatihan modifikasi tempat penampungan  air yang dilengkapi penutup, sehingga dapat digunakan masyarakat untuk mengurangi populasi jentik nyamuk tersebut.
PERILAKU PACARAN REMAJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI SMAN 1 DAN SMAN 2 KECAMATAN MELIAU Hastuti, Sesilia Yuni; Saleh, Ismael; Arfan, Iskandar
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 4, No 2 (2017): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1156.342 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v4i2.856

Abstract

Remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah penduduk dalam rentang usia 10-24 tahun. Masa remaja disebut juga masa pubertas, merupakan masa transisi yang ditandai berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Adanya keinginan untuk diakui di dalam kelompoknya membuat remaja mulai memperhatikan perilaku yang berhubungan dengan orang dewasa seperti minum, merokok, menggunakan obat-obatan hingga terjadi perilaku seksual, seperti kasus kehamilan tidak diinginkan yang di temukan di salah satu sekolah SMA Negeri di Kecamatan Meliau. Perilaku seksual remaja didorong oleh matangnya hormon seksual dan organ-organ reproduksi sehingga masa remaja cenderung memiliki tingkat seksual yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pacaran pada siswa/i SMA Negeri Kecamatan Meliau. Penelitian ini merupakan penelitian perbandingan dengan desain study crosss sectional (potong lintang). Sampel penelitian sebanyak 127 responden yang diambil dengan teknik proposional random sampling. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara paparan media pornografi (p=0,034), peran teman sebaya (p=0,002), komunikasi orang tua (p=0,044) dengan perilaku pacaran remaja di Kecamatan Meliau. Disarankan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan pembinaan konseling untuk mencegah kejadian perilaku pacaran pada remaja dilingkungan sekolah. 
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (Studi Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak) Setyawan, Bagus; Saleh, Ismael; Arfan, Iskandar
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 3, No 1 (2016): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.829 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v3i1.358

Abstract

Benign prostate hyperplasia can lead to increase in size of the prostate that causes interruption of urination. So that can cause infection in the bladder. If the infection occurs then the flow of urine stops, for the diuretic must use a catheter. The incidence of BPH in Hospital Dr. Soedarso increased in 2012, 2013 and 2015. Genesis BPH occurs in lifestyle such as lack of exercise activity, mengkonsusmsi minunam alcohol and smoking behavior.The study aims to know correlation with the incidence of lifestyle Benign Prostate Hyperplasia Study in Hospital Dr. Soedarso Pontianak.This study uses a case design konntrol. The research sample of 62 people (31 cases and 31 controls) were taken with accidendal sampling techniques. The statistical test used chi-square test with 95% confidence level.The results showed that there is significant correlation between smoking habit (p value = 0.025, OR = 3,756, 95% CI = 1138-12391), exercise habits (p value = 0.039, OR = 2,968, 95% CI = 1039-8479. variable unrelated sexual activity (p value = 0.231), alcohol consumption (p value = 0.319). whereas the consumption of vegetables and fruits fiber foods can not be tested because the data are homogeneous.It is advisable to be held health promotion on a regular basis by using waiting room at the clinic Urology by using television media that are already available, and shaping clinical health promotion are about the factors the incidence of BPH for communities to implement prevention of a variety of factors that may cause the occurrence of BPH. Keyword         : BPH, smoking, sport
HUBUNGAN SANITASI KANDANG, JARAK KANDANG, KEPADATAN LALAT, JARAK SUMBER AIR BERSIH, DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE (Studi Pada Peternak Ayam di Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang) Selviana, Selviana; Arfan, Iskandar; Purwati, Evi
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 3, No 2 (2016): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.15 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v3i2.363

Abstract

Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang consists of three villages. Predominantly, the people in these villages work as chicken farmers. As chicken farmers, they are required to directly contact with an environment that has the potential for exposure to the disease, such as diarrhea. Diarrheal diseases are environment-linked diseases that are affected by environmental sanitation, the presence of vectors, and human behavior. A preliminary survey showed that 20% chicken farmers suffered from diarrhea in the last three monts. Factors related to the diarrhea are coop sanitation, coop spacing, fly density, clean water resources, personal hygiene.This study aimed at finding out the correlation of correlation of coop sanitation, coop spacing, fly-density, clean water resources, personal hygiene, and diarrhea case. Using analytic observation, as many as 61 respondents participated in thins study. The statistical test used was chi square test (a=5%)The study revealed that there was correlation of clean water resources and diarrhea cases (p = 0,02, PR=1,480). The variables that didn’t correlate with diarrhea cases were coop sanitation, coop spacing, fly-density, and personal hygiene.From the findings, the chicken farmers in Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang need to pay more attention on factors deal with diarrhea such as livestock barns environmental management, house cleanliness, personal hygiene, and the selection of healthy drinking water for consumption. Keywords : coop, sanitation, fly-density, water resources, personal hygiene, diarrhea cases
PENGARUH PEMBERIAN JUS CAMPURAN MENTIMUN (Cucumis sativus Linn) DAN JERUK MANIS (Citrus aurantium) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Dwi Hernawan, Andri; Lingga, Lingga; Arfan, Iskandar
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 5, No 2 (2018): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.842 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v5i2.1281

Abstract

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA 14-24 TAHUN Arfan, Iskandar; Hadisaputro, Suharyo; Anies
JURNAL BORNEO AKCAYA Vol 2 No 1 (2015): Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Publik
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51266/borneoakcaya.v2i1.82

Abstract

Abstract. Adolescents are associated with risky activities so as to be a group at risk for HIV infection. Associated with the course of HIV infection, can be understood if the infection usually begins when adolescence. The purpose of this study was to prove the influence of the host and environmental factors that influence the incidence of HIV and AIDS in adolescents 14-24 years of age. The design was used a case-control design and reinforced with qualitative studies with the number of respondents was 110 respondents, including 55 cases and 55 controls, were selected by purposive sampling attention to inclusion and exclusion criteria. Quantitative data were collected by questionare interview, qualitative data were collected by indepth interview. Analysis of bivariate data using a chi-square test and multivariate data using logistic regression. Factor that proved to affect the incidence of infection HIV and AIDS in adolescents 14-24 years is risky behavior (unprotected sex) (OR = 12.41 and 95% CI = 3.37-45.71), the communication of parents (OR = 11 , 66 and 95% CI = 4.24- 32.07). The analysis also shows that if adolescents experience both of the above, then the chances of being infected with HIV and AIDS is equal to (86%). Factors that are not proven effect is education, residency status, risky behaviors (drug injection), the use of media television/handphone (see porn picture or video), the use of the Internet media (see porn picture or video), the condition of the parents (parents of adolescents in the context complete and not divorce or dead), parental supervision, relationship with parents, peer pressure (sex) and pressure peer (injectable drugs). Risk factors for the incidence of HIV and AIDS among adolescents 14-24 years is risky behavior (unprotected sex) high and communications poor parents, Adolescent expected to always understand about (HIV and AIDS, reproductive health, n drug) to avoid unsafe sex and fill leisure time with sports and positive behaviour. Parents / families are also expected to have knowledge about (HIV and AIDS, reproductive health, n drug) establish communication, attention, rules and open to discuss problems of children.
The Application of the IMB Model as Primary Prevention on Adolescent’s Premarital Sexual Intention Linda Suwarni; Selviana Selviana; Ufi Ruhama; Iskandar Arfan
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 6, No 1: March 2017
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.939 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v6i1.6533

Abstract

Previous studies showed the information, motivation, and behavioral skills (IMB) model could be used to predict and prevent reducing sexual risk behaviors. This paper examines the effectiveness of IMB interventions in reducing adolescent’s premarital sexual intentions. A quasy experimental nonequivalent pretest-posttest control group design was conducted among 250 students in 20 secondary schools in Pontianak with intervention IMB models and 100 students in the control group. There was a significant differences of information (delta mean = 3.008; 95% CI = 2.329 to 3.687; p value = 0.0001), motivation (delta mean = 1.532; 95% CI = 0.846 to 2.218; p value = 0, 0001), and skills to refuse or delay premarital sexual behavior (delta mean = 1.604; 95% CI = 0.629 to 2.579; p value = 0.001) on adolescents between before and after the application of the IMB model in secondary students in pontianak, Indonesia. In addition, there were significant differences intention adolescents in the control group and the experimental between before and after the IMB intervention (p value < 0.05). IMB model could be applied as primary prevention on adolescent’s premarital sexual intention through integration in school subjects. It is needed a support and debriefing skills in teachers.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN DAN AKTIFITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA IBU- IBU PETANI JAGUNG DI DESA RASAU JAYA I Haruniati Haruniati; Marlenywati Marlenywati; Iskandar Arfan
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v6i1.1762

Abstract

Data Dinas Kesehatan Provinsi  Kalimantan Barat tahun 2018  sebanyak 21,8 persen penduduk dewasa di Kalbar mengalami obesitas. Kejadian obesitas di Kubu Raya sebesar 5,2 persen. Berdasarkan hasil survei awal yang peneliti lakukan pada bulan Juli 2017 pada ibu-ibu petani jagung di Desa Rasau Jaya I, diambil untuk observasi awal berjumllah 10 sampel diperoleh 7 orang  (70%) mengalami obesitas menggunakan IMT (Data Primer, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui   hubungan antara asupan makanan dan  aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada ibu-ibu petani jagung di Desa Rasau Jaya 1.Penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi  dalam penelitian ini pada ibu-ibu petani jagung di Desa Rasau Jaya 1 yang mengikuti kelompok tani yang sampai saat ini berjumlah 22 kelompok dengan jumlah peserta 518   orang, dengan jumlah sampel diambil sebanyak 70 orang. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square.Hasil   analisis   menunjukkan   bahwa   ada   hubungan   asupan   lemak (p=0,000;PR=2,017), karbohidrat  (p=0,007;PR=1,825)    dan  durasi  tidur (p=0,000;PR=1,944),    dengan  kejadian obesitas   pada ibu-ibu petani jagung di Desa Rasau Jaya 1, serta tidak   ada hubungan antara asupan protein serat,  dan aktivitas fisik,  dengan kejadian obesitas  pada ibu-ibu petani jagung di Desa Rasau Jaya 1.Diharapkan tenaga kesehatan memberikan penyuluhan mengenai bahaya obesitas dan responden memperhatikan, jenis-jenis makanan yang banyak mengandung lemak yang dikonsumsi dapat didapat dari sumber nabati (tumbuhan) dan hewani (hewan).
PERBEDAAN OVITRAP EMBER PLASTIK ATRAKTAN RENDAMAN JERAMI, SABUT KELAPA, AIR HUJAN, TERHADAP JUMLAH TELUR NYAMUK AEDES SP Iskandar Arfan; Tedy Dian Pradana; Eti Rohani
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 7, No 1 (2020): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jkmk.v7i1.2032

Abstract

Aedes Sp merupakan salah satu vektor yang dapat menularkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dari berbagai jenis ovitrap terhadap jumlah telur nyamuk Aedes Sp yang terperangkap. Populasi Penelitian ini 30 rumah dengan 3 ovitrap setiap rumah dengan total 90 ovitrap selama empat kali pengamatan. Design penelitian ini adalah pra eksperimen dengan rancangan one case study/ post test only design. Peneliti menggunakan uji statistik One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji posthoc. Hasil penelitian atraktan rendaman jerami sebanyak  834 telur,  atraktan rendaman sabut kelapa sebanyak 336 telur dan air hujan sebanyak 170 telur. Uji statistik mendapatkan p = 0,001 hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah telur nyamuk Aedes Sp pada masing-masing jenis ovitrap. Dilanjutkan dengan uji posthoc dapat diketahui bahwa yang memiliki perbedaan jumlah telur Aedes Sp sangat berbeda adalah ovitrap atraktan rendaman jerami dengan air hujan.
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KATARAK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSAT PENGOBATAN GIGI DAN MATA KOTA PONTIANAK Irneta Bela Novita; Iskandar Arfan; Otik Widyastutik
Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa Vol 5, No 3 (2018): Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.494 KB) | DOI: 10.29406/jkmk.v5i3.1574

Abstract

Katarak meruakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Katarak yang disebabkan oleh diabetes melitus disebut katarak diabetik yang terjadi adanya perubahan pada lintasan sorbito (poliol) di lensa mata. Penyakit katarak penyebab utama kebutaan di seluruh dunia sebesar 51% (WHO, 2012). Kota Pontianak mengalami peningkatan dari tahun 2015 yaitu 1310 kasus sedangkan tahun 2016 yaitu 2600 kasus (Dinkes Kota, 2016). Pusat Pengobatan Gigi dan Mata dari data Rekam medik penderita Katarak pada bulan Mei sampai Juli mengalami peningkatan dari 62 jiwa sampai 142  jiwa pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko yang berhubungan deengan kejadian katarak pada penderita diabetes melitus di Pusat Pengobatan Mata dan Gigi Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain kasus control dengan menggunakan matching umur dari 46-65. Sample penelitian sebanyak 56 responden (28 kasus dan 28 kontrol) diambil menggunakan teknik accidental sampling. Menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita DM ≥5 tahun (P value = 0,014 dan keterpaparnya asap rokok (p value = 0,006). Variabel yang tidak berhubungan yaitu keteraturan pengobatan DM (P value = 0,090), kebiasaan olahraga penderita DM (P value = 0,775) dan kebiasaan konsumsi tanaman obat (P value =0,103 ). Bagi Pusat Pengobatan Mata dan Gigi Kota Pontianak untuk meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada penderita katarak dalam mengontrol kadar gula darah untuk mencegah komplikasi dan menambah fasilitas laboratorium untuk lebih efektif dalam pengobatan lebih lanjut.