Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Akuakultur

APPLICATION OF DIFFERENT FEED AND FEEDING PERIODS DURING REARING OF MALAY COMBTAIL (Belontia hasselti) LARVAE Yonarta, Danang; Tanbiyaskur, Tanbiyaskur; Weda, I Gede Arya; Gustiar, Fitra
Jurnal Riset Akuakultur Vol 19, No 1 (2024): (Maret 2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.19.1.2024.57-67

Abstract

Feed type and feeding period play critical roles in growth and survival of fish larvae during rearing period, for which no related studies are available for Malay combtail larvae. This research aimed to determine the best feed type and feeding period for growth and survival of Malay combtail larvae. The research experiment was arranged in a completely randomized design with five treatments of different feed and feeding periods with three replications, namely (P1) nauplii Artemia sp. (4-15 days), Moina sp. (14-24 days), and Tubifex sp. (23-35 days), (P2) nauplii Artemia sp. (4-13 days), Moina sp. (12-20 days), and Tubifex sp. (19-35 days), (P3) nauplii Artemia sp. (4-11 days), Moina sp. (10-16 days), and Tubifex sp. (15-35 days), (P4) nauplii Artemia sp. (4-11 days), Moina sp. (12-20 days), and artificial feed (19-35 days), and (P5) nauplii Artemia sp. (4-11 days), Moina sp. (10-16 days), and artificial feed (15-35 days). The results showed that P4 was the best treatment, where larvae had better absolute growth in length and weight and survival of 11.09 ± 0.03 mm, 0.083 ± 0.001 g, and 50.67 ± 1.15%, respectively. Variations of water quality parameters during the experiment in all treatments ranged between 6.0-6.6 for pH, 0.017-0.091 mg L-1 for ammonia, and 4.03-4.43 mg L-1 for dissolved oxygen. The results of this research that the sequential and early application of live feed and much later artificial feed appication in combination with the timely feeding period and the larval development improve growth and survival of Malay combtail larvae.Jenis pakan dan periode pemberian pakan memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan selama masa pemeliharaan, hingga saat ini belum ada penelitian terkait mengenai larva ikan selincah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pakan dan lama pemberian pakan yang terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan selincah. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan pakan dan lama pemberian pakan berbeda dengan tiga ulangan yaitu (P1) nauplii Artemia sp. (4-15 hari), Moina sp. (14-24 hari), dan Tubifex sp. (23-35 hari), (P2) nauplii Artemia sp. (4-13 hari), Moina sp. (12-20 hari), dan Tubifex sp. (19-35 hari), (P3) nauplii Artemia sp. (4-11 hari), Moina sp. (10-16 hari), dan Tubifex sp. (15-35 hari), (P4) nauplii Artemia sp. (4-11 hari), Moina sp. (12-20 hari), dan pakan buatan (19-35 hari), dan (P5) nauplii Artemia sp. (4-11 hari), Moina sp. (10-16 hari), dan pakan buatan (15-35 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa P4 merupakan perlakuan terbaik, di mana larva mempunyai pertumbuhan panjang dan berat absolut yang lebih baik serta kelangsungan hidup masing-masing sebesar 11,09 ± 0,03 mm, 0,083 ± 0,001 g, dan 50,67 ± 1,15%. Variasi parameter kualitas air selama percobaan pada semua perlakuan berkisar antara 6,0-6,6 untuk pH, 0,017-0,091 mg L-1 untuk amoniak, dan 4,03-4,43 mg L-1 untuk oksigen terlarut. Hasil dari penelitian ini adalah pemberian pakan hidup secara berurutan dan dini serta pemberian pakan buatan yang dikombinasikan dengan periode pemberian pakan yang tepat waktu dan perkembangan larva akan meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan selincah.
APLIKASI ARANG AKTIF BATOK KELAPA DAN ZEOLIT DENGAN FILTER FISIK BUSA BERBEDA UNTUK MANAJEMEN KUALITAS AIR MEDIA BUDIDAYA IKAN KOI (Cyprinus carpio) Arnando, Edo; Taqwa, Ferdinand Hukama; Yonarta, Danang
Jurnal Riset Akuakultur Vol 19, No 3 (2024): September (2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.19.3.2024.229-242

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan yang sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air. Di sisi lain, kualitas air yang sesuai selain dapat menunjang tingkat kelangsungan hidup juga memengaruhi kecerahan warna ikan koi. Salah satu upaya untuk menjaga kualitas air tetap optimal adalah penerapan sistem resirkulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunan bahan filter arang aktif batok kelapa dan zeolit yang dikombinasikan dengan filter fisik busa berbeda terhadap kualitas air media pemeliharaan ikan koi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan yaitu: P1 (Japmat, arang aktif batok kelapa, dan zeolit), P2 (spons, arang aktif batok kelapa, dan zeolit), P3 (biofoam, arang aktif batok kelapa, dan zeolit), dan P4 (greenwool, arang aktif batok kelapa, dan zeolit). Ikan koi yang digunakan merupakan strain platinum dengan ukuran awal berkisar 6 ± 1 cm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan P3 merupakan perlakuan terbaik yang secara signifikan menghasilkan nilai yang rendah (p<0,05) untuk kadar amonia yang berkisar 0,005-0,029 mg L-1 dan nilai kekeruhan antara 0,61-1,25 NTU. Nilai fisika-kimia air untuk suhu, oksigen terlarut, dan pH tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0,05) antarperlakuan dengan perbedaan filter fisik busa yang digunakan. Penggunaan filter fisik busa berupa biofoam (P3) secara signifikan menghasilkan performa budidaya terbaik ditinjau dari pertumbuhan bobot dan panjang mutlak masing-masing sebesar 0,48g dan 1,40 cm, kelangsungan hidup 100% serta peningkatan kecerahan warna ikan mencapai 12,23.Koi fish (Cyprinus carpio) is very sensitive to changes in water quality which directly influences its colour and brightness. The use of a water recirculation system could improve the control of these water quality parameters by employing specific filter materials. This research aimed to determine the effect of activated coconut shell charcoal and zeolite filter materials combined with different physical polyester filters on the water quality of the koi fish rearing media. This research used a completely randomized design consisting of four treatments and three replications, namely: P1 (Japmat, activated coconut shell charcoal, and zeolite), P2 (sponge, activated coconut shell charcoal, and zeolite), P3 (biofoam, activated coconut shell charcoal, and zeolite), and P4 (greenwool, activated coconut shell charcoal, and zeolite). The koi fish used are platinum strains with an initial size of 6±1 cm. The results showed that the P3 treatment was the best treatment, which produced significantly low values (p<0.05) for ammonia levels ranging from 0.005-0.029 mg L-1 and turbidity values between 0.61-1.25 NTU. The treatments showed no significant differences in water physicochemical values for temperature, dissolved oxygen and pH (p>0.05). The use of biofoam (P3) significantly resulted in the best cultivation performance in terms of absolute weight and length growth at 0.48 g and 1.40 cm, respectively, with a survival rate of 100% and increased fish color brightness at 12.23. This study concludes that the combined filters effectively filtered a wide range of organic and inorganic particulates in the rearing media of koi fish, reducing turbidity and improving the color and brightness of the fish.