Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Potential of Eurycoma longifolia, Curcuma zedoaria, and Allium sativum extracts as phytobiotics for shrimp health Iqbal Kurniawinata, Mohamad; Sukenda, Sukenda; Wahjuningrum, Dinamella; Widanarni, Widanarni; Ekasari, Julie
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 24 No. 1 (2025): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.24.1.71-81

Abstract

This study evaluated the efficacy of Eurycoma longifolia, Curcuma zedoaria, and Allium sativum in improving the immune response and resistance of whiteleg shrimp to prevent Vibrio parahaemolyticus infection. The study consisted of two phases, an in vitro phase to determine the compounds contained in three medicinal plants as antibacterials, followed by an in vivo phase to evaluate the effect of the medical plant extract on immune response and robustness against V. parahaemolyticus. The results from the first phase revealed that bioactive compounds present in E. longifolia were more varied and had higher concentrations with a lower bactericidal value when compared to those found in C. zedoaria or A. sativum. In the second phase of the experiment, the medicinal plant extract was added to the feed with a dose that was determined according to the first phase results. The treatments tested in the second phase were 1.6% E. longifolia extract dietary addition (EL16), 6.4% C. zedoaria extract dietary addition (CZ64), 6.4% A. sativum extract dietary addition (AS64) and phytobiotics mixture of 1:1:1 (C1) dietary addition, as well as no phytobiotic for negative control treatment and positive control. The results from the second stage demonstrated that dietary phytobiotic extract addition enhances the immunological responses and improves the shrimp survival against V. parahaemolyticus challenge compared to the control group. In conclusion, E. longifolia, C. zedoaria, and A. sativum showed different bioactive compound profiles, which affect their efficacy against V. parahaemolyticus, with EL16 showing higher efficacy. Keywords: A. sativum, C. zedoaria, E. longifolia, Penaeus vannamei, Phytobiotic ABSTRAK Penelitian ini mengevaluasi efikasi Eurycoma longifolia, Curcuma zedoaria, dan Allium sativum dalam meningkatkan respon imun dan resistensi udang vaname untuk mencegah infeksi Vibrio parahaemolyticus. Penelitian ini terdiri dari dua tahap: tahap in vitro untuk menentukan senyawa yang terkandung dalam tiga tanaman obat sebagai antibakteri, diikuti oleh tahap in vivo untuk mengevaluasi efek ekstrak tanaman obat terhadap respon imun dan ketahanan terhadap V. parahaemolyticus. Hasil dari tahap pertama mengungkapkan bahwa senyawa bioaktif yang ada dalam E. longifolia lebih bervariasi dan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dengan nilai bakterisida yang lebih rendah jika dibandingkan dengan yang ditemukan di C. zedoaria atau A. sativum. Pada percobaan tahap kedua, ekstrak tanaman obat ditambahkan ke pakan dengan dosis yang ditentukan sesuai dengan hasil tahap pertama. Perlakuan yang diuji pada tahap kedua adalah penambahan 1,6% ekstrak E. longifolia dalam pakan (EL16), penambahan 6,4% ekstrak C. zedoaria dalam pakan (CZ64), penambahan 6,4% ekstrak A. sativum dalam pakan (AS64) dan campuran fitobiotik 1:1:1 (C1) dalam pakan, serta tanpa fitobiotik untuk perlakuan kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil dari tahap kedua menunjukkan bahwa penambahan ekstrak fitobiotik dalam pakan meningkatkan respons imunologi dan memperbaiki kelangsungan hidup udang terhadap tantangan V. parahaemolyticus dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sebagai kesimpulan, E. longifolia, C. zedoaria, dan A. sativum menunjukkan profil senyawa bioaktif yang berbeda, yang mempengaruhi efikasinya terhadap V. parahaemolyticus, dengan EL16 menunjukkan efikasi yang lebih tinggi. Kata kunci: Allium sativum, Curcuma zedoaria, Eurycoma. longifolia, fitobiotik, Penaeus vannamei
POTENSI AKUAPONIK UNTUK KETAHANAN PANGAN DI DESA MULYAHARJA Indriastuti, Cecilia Eny; Mulya, Muhammad Arif; Wiyoto, Wiyoto; Kusumanti, Ima; Iskandar, Andri; Permatasari , Sheny; Priatna, Moh. Fahri Aulia; Fachrezi, Muhammad Hafidz; Maha, Indah Permata Sari Br; Firdausi, Amalia Putri; Ramadhani, Dian Eka; Kurniawinata, Mohamad Iqbal; Hendriana, Andri; Wahyudi, Imam Tri; Rangkuti, Gavrilan Hafiz; Anassyahtira, Aliffia; Rivasa, Varel Raihan
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 12 No 1 (2025): April
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) dan Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v12i1.60358

Abstract

Perikanan budidaya di Desa Mulyaharja memiliki potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan melalui penerapan sistem akuaponik, yang mengintegrasikan budidaya ikan dan tanaman dalam satu ekosistem. Namun, tantangan seperti rendahnya pengetahuan masyarakat, keterbatasan dana, dan kurangnya dukungan infrastruktur menghambat optimalisasi sistem ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengembangan akuaponik sebagai alternatif solusi untuk ketahanan pangan di Desa Mulyaharja. Metode analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Beberapa strategi diusulkan, termasuk edukasi, pengembangan infrastruktur, penerapan teknologi pemantauan kualitas air, serta kerjasama dengan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa akuaponik dapat diterapkan secara berkelanjutan dengan dukungan pelatihan teknis, pengelolaan limbah, dan diversifikasi sumber pendapatan. Dengan strategi ini, Desa Mulyaharja memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas, menekan penggunaan lahan dan air, serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat secara ekonomis dan ekologis.
Pengujian Obat Kimia untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri Patogen Aeromonas hydrophila Secara In Vitro dan In Vivo Kurniawinata, Mohamad Iqbal; Ramadhani, Dian Eka; Shinta, Deby; Bintoro, Abrisam Hadi; Indryani, Herlina; Wibisono, Adhitya; Permana, Shadam Dwi; Pamungkas, Riza; Pauziah, Nisa; Maula, Athaya; Fauziah, Sarah Sabilla; Hafid, Muhamad Erlan; Nurrafa, Nazla Wafi; Hapsari, Monic; Pratiwi, Rifqah
JURNAL MEGAPTERA Vol 3, No 2 (2024): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v3i2.15151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis obat kimia dan dosis terbaik untuk menghambat pertumbuhan bakteri patogen Aeromonas hydrophila (AHA). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Sekolah, Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Sekolah Vokasi IPB. Rancangan percobaan yang dilakukan dari penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan, diantaranya, kontrol (K), garam ikan 5 g/L, 10 g/L, 15 g/L, 20 g/L, 25 g/L, 30 g/L, methylene blue 0,5 mL/L, 1,0 mL/L, 1,5 mL/L, 2 mL/L, 2,5 mL/L, 3 mL/L, lukastop 0,01 mL/L, 0,013 mL/L. Pengujian obat dilakukan secara in vitro dengan pengujian tunggal dan gabungan masing-masing obat. Pengujian in vivo dilakukan dengan dosis terbaik dari hasil in vitro diujikan pada ikan sebagai pengobatan pada infeksi bakteri AHA. Parameter in vitro yang diamati yaitu zona hambat dan total bakteri patogen Aeromonas hydrophila, sedangkan parameter in vivo yang diamati yaitu Survival Rate (SR), Laju Pertumbuhan Harian (LPH) dan Mortality Rate (MR). Hasil pengujian in vitro pada pengujian tunggal yang terbaik didapatkan pada perlakuan methylene blue 3 mL/L dengan zona hambat sebesar 18,25 mm dan jumlah bakteri AHA terendah yaitu 5,197 × 109 CFU/mL. Hasil pengujian in vitro pada pengujian gabungan yang terbaik didapatkan pada perlakuan garam ikan 25 g/L dan methylene blue 3 mL/L dengan zona hambat 17,9 mm. Hasil pengujian in vivo pengobatan dengan methylene blue 3 mL/L, menghasilkan nilai SR 80% dan mampu membantu penyembuhan pasca infeksi serta meningkatkan nafsu makan ikan.This study aims to obtain the best type of chemical drug and dosage to inhibit the growth of the pathogenic bacteria Aeromonas hydrophila (AHA). This study was conducted at the School Health and Environment Laboratory, Fish Seed Technology and Management Study Program, IPB Vocational School, Sukabumi Campus. The experimental design carried out in this study consisted of 4 treatments, including control (K), fish salt 5 g/L, 10 g/L, 15 g/L, 20 g/L, 25 g/L, 30 g/L, methylene blue 0,5 mL/L, 1,0 mL/L, 1,5 mL/L, 2,0 mL/L, 2,5 mL/L, 3,0 mL/L, lukastop 0,01 mL/L, 0,013 mL/L. Drug testing was carried out in vitro with single and combined testing of each drug. In vivo testing was carried out with the best dose from the in vitro results tested on fish as a treatment for AHA bacterial infections. The observed in vitro parameters were the inhibition zone and total pathogenic bacteria Aeromonas hydrophila, while the observed in vivo parameters were survival rate (SR), daily growth rate (LPH), and mortality rate (MR). In vitro tests showed that methylene blue 3 mL/L treatment had the best results on a single test. The inhibition zone was 18,25 mm, and the number of AHA bacteria in the sample was 5,197 × 109 CFU/mL. The treatment of 25 g/L fish salt and 3 mL/L methylene blue yielded the best in vitro test results, with an inhibition zone of 17,9 mm. The results of vivo therapy testing with 3 mL/L methylene blue produced an SR value of 80% and were able to aid in post-infection healing and increase fish appetite.
Uji Efektivitas Antibiotik Cyprofloxacin, Enrofloxacin, Oxytetracycline Untuk Menghambat Bakteri Patogen Aeromonas Hydrophila Secara In Vitro Dan In Vivo Ramadhan, Dian Eka; Ansori, M Isya Rais; Maulana, Moch Rega; Putri, Meisya Meliana; Anisa, Anisa; Juliansyah, Ridho; Juliani, Risma Rosyada; Zahra, Ghaida Refiana; Anjani, Resti Dwi; Tama, Muhammad Lutfi Hauzan; Maula, Athaya; Fauziah, Sarah Sabilla; Djunaedi, Muhamad Erlan Hafid; Nurrafa, Nazla Wafi; Kurniawinata, Mohamad Iqbal
JURNAL MEGAPTERA Vol 4, No 1 (2025): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v4i1.15149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis antibiotik dan dosis terbaik dalam menghambat bakteri patogen Aeromonas hydrophila (AHA). Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan dan Lingkungan Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Sekolah Vokasi IPB Sukabumi. Penelitian menggunakan metode tunggal dengan dua ulangan dan 10 perlakuan, yaitu: kontrol (K), P1 ciprofloxacin dosis 0,01 ppm, P2 ciprofloxacin dosis 0,02 ppm, P3 ciprofloxacin dosis 0,03 ppm, P4 enrofloxacin dosis 10 ppm, P5 enrofloxacin dosis 15 ppm, P6 enrofloxacin dosis 20 ppm, P7 oksitetrasiklin dosis 40 ppm, P8 oksitetrasiklin dosis 50 ppm, dan P9 oksitetrasiklin dosis 60 ppm. Pada metode kombinasi, digunakan dua ulangan dengan empat perlakuan, yaitu tiga perlakuan terbaik dari metode tunggal dan satu kontrol: K (kontrol), P1 ciprofloxacin dosis 3000 ppm + oksitetrasiklin dosis 60 ppm, P2 enrofloxacin dosis 10 ppm + ciprofloxacin dosis 0,003 ppm, dan P3 oksitetrasiklin dosis 60 ppm + enrofloxacin dosis 10 ppm. Sementara itu, pada metode ko-kultur digunakan dua ulangan dengan empat perlakuan, yaitu: P0 (kontrol/AHA), P2 enrofloxacin dosis 10 ppm, P3 ciprofloxacin dosis 3000 ppm, dan P4 oksitetrasiklin dosis 60 ppm. Parameter yang diamati meliputi zona hambat dan total jumlah bakteri patogen. Berdasarkan hasil penelitian, antibiotik ciprofloxacin pada dosis tunggal 0,003 ppm menunjukkan efektivitas paling tinggi terhadap bakteri patogen Aeromonas hydrophila, dengan zona hambat sebesar 18,4 mm. Pada metode kultur gabungan, ciprofloxacin juga terbukti paling efektif terhadap bakteri AHA, dengan hasil total plate count (TPC) terendah sebesar 5,7 × 10⁵ CFU/ml. Uji in vivo dengan ciprofloxacin dosis 3000 ppm menghasilkan tingkat kelangsungan hidup (SR) sebesar 55%.This study aimed to determine the most effective type and dose of antibiotics to inhibit the pathogenic bacterium Aeromonas hydrophila. The research was conducted at the Health and Environmental Laboratory of the Fish Hatchery Technology and Management Study Program, IPB Sukabumi Vocational School. The study used a single-treatment method with two replications and ten treatments, namely: control (K), P1 ciprofloxacin at a dose of 0.01 ppm, P2 ciprofloxacin at 0.02 ppm, P3 ciprofloxacin at 0.03 ppm, P4 enrofloxacin at 10 ppm, P5 enrofloxacin at 15 ppm, P6 enrofloxacin at 20 ppm, P7 oxytetracycline at 40 ppm, P8 oxytetracycline at 50 ppm, and P9 oxytetracycline at 60 ppm. In the combination method, two replications were used with four treatments: three best treatments from the single method and one control, namely: K (control), P1 ciprofloxacin at 3000 ppm + oxytetracycline at 60 ppm, P2 enrofloxacin at 10 ppm + ciprofloxacin at 0.003 ppm, and P3 oxytetracycline at 60 ppm + enrofloxacin at 10 ppm. Meanwhile, in the coculture method, two replications and four treatments were applied: P0 (control/AHA), P2 enrofloxacin at 10 ppm, P3 ciprofloxacin at 3000 ppm, and P4 oxytetracycline at 60 ppm. The observed parameters included the inhibition zone and total pathogenic bacterial count. Based on the results, ciprofloxacin at a single dose of 0.003 ppm was the most effective against Aeromonas hydrophila, with an inhibition zone of 18.4 mm. In the combination culture method, ciprofloxacin also proved to be the most effective against AHA bacteria, with the lowest total plate count (TPC) result of 5.7 × 10⁵ CFU/ml. The in vivo test using ciprofloxacin at a dose of 3000 ppm resulted in a survival rate (SR) of 55%.
Pemetaan potensi budidaya perikanan berdasarkan kondisi kualitas air dan jenis tanah di Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat Iskandar, Andri; Kusumanti, Ima; Hendriana, Andri; Ramadhani, Dian Eka; Wiyoto, Wiyoto; Firdausi, Amalia Putri; Indriastuti, Cecilia Eny; Mulya, Muhammad Arif; Wahyudi, Imam Tri; Kurniawinata, Mohamad Iqbal; Permatasari, Sheny; Priatna, Mohamad Fahri; Fachrezi, Muhammad Hafidz; Maha, Indah Permatasari
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 8, No 4 (2025): November
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v8i4.2844

Abstract

Kelurahan Mulyaharja, Bogor, memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya perikanan, namun keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh kualitas air dan jenis tanah. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui potensi perikanan budidaya yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan berdasarkan parameter kualitas air dan tanah yang mendukung pertumbuhan ikan. Metode studi yang digunakan meliputi metode deskriptif dengan pendekatan survei dan analisis spasial. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh tim Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Sekolah Vokasi, IPB University dengan peserta terdiri dari masyarakat yang tergabung dalam kelompok wanita tani dan kelompok pembudidaya ikan yang ada di Kelurahan Mulyaharja yang memiliki keunikan dan juga mata pencaharian beragam, salah satunya pada bidang perikanan. Saat ini, aktivitas perikanan berkelanjutan belum tercipta bagi masyarakat di Kelurahan Mulyaharja. Hal ini disebabkan oleh belum optimalnya pengelolaan sumberdaya air dan tanah untuk kegiatan budidaya serta pemilihan komoditas budidaya yang kurang cocok dengan lingkungan yang ada, sehingga berdampak pada timbulnya penyakit pada ikan, air yang cepat berbau hingga kematian ikan dalam jumlah banyak menjadi kendala untuk kegiatan perikanan dapat terus dikembangkan. Pengukuran sampel air secara in situ pada sumber air, situ dan kolam milik pembudidaya, serta identifikasi struktur tanah di Laboratorium Produksi Perikanan Program Studi Teknologi dan Manajemen Pembenihan Ikan, Sekolah Vokasi IPB, menjadi langkah awal untuk menemukan hipotesis yang tepat. Selain itu, dilakukan diskusi secara langsung dalam forum focus group discussion dengan para pemangku kepentingan yang terdiri dari pembudidaya dan juga pemerintah setempat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa beberapa area di Mulyaharja memiliki kualitas air yang masih berada dalam baku mutu perairan, dan jenis tanah yang mendukung untuk budidaya ikan air tawar, seperti ikan hias jenis koi, maskoki, udang hias air tawar red cherry, lobster hias air tawar serta ikan konsumsi seperti ikan nila dan ikan bawal air tawar.  Hasil pemetaan ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan dalam pengembangan sektor perikanan yang berkelanjutan di Mulyaharja.
The Effect of Ectoparasites on Hatchery Business of Red Tilapia Oreochromis sp. in Klaten, Central Java Ramadhani, Dian Eka; Hasna Arafah, Farah; Barunawati Siagian, Tetty; Iqbal Kurniawinata, Mohamad; Rudi, Mad; Fadilla Agustin Rangkuti, Rizky
Journal of Vocational in Aquaculture (JAVA) Vol 1 No 1 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : College of Vocational Studies, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/java.v1i1.59655

Abstract

Tilapia fish hatchery in Klaten uses the Dengkeng River as a water source for fish hatchery. The polluted water quality of the Dengklek River has an effect on the increasing number of ectoparasites that can infest tilapia seeds. The purpose of this study to evaluate the effect of ectoparasites on red tilapia in Klaten area, Central Java. This research was conducted at the Freshwater Fish Seed Work Unit, Loka Janti, Klaten. The research sample used red tilapia seeds Oreochromis niloticus measuring ±4-6 cm. Fish sampling was carried out randomly at the Freshwater Fish Seeding Work Unit Loka Janti, Klaten. Sampling was taken as many as 5 samples from 28 semi-permanent ponds. Physical and ectoparasite examinations were carried out on tilapia seeds. The data analyzed included water quality, epidemiology, parasite count measurements, specific growth rates, financial values, and Sensitivity Analysis. Ectoparasites can affect tilapia cultivation activities and cause losses. Fortunately, the ectoparasites in Loka Janti did not cause harm. Tilapia hatchery harvest size 2–3 cm with a selling price of Rp75.00 fish-1 resulted in an income of Rp426.062.70,00 and a profit of Rp71.814.554,00. The R/C ratio obtained is 1,20, and the payback period is 4,4 years.