Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (The Public Health Science Journal)

Pengembangan Model Keluarga Pencegahan Stunting di Kota Palembang Rosyada, Amrina; Putri, Dini Arista; Anggraini, Rini; Rahmawati, Andini Zakiya; Amalina, Azzika
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 14 No. 02 (2025): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v14i02.3765

Abstract

Prevalensi Stunting di Indonesia sebesar 21,6% pada tahun 2022. Sumatera Selatan angka stunting sebesar 24,8%. Angka stunting ini belum mencapai target nasional sebesar 14%. Untuk mencapai target tersebut, tentunya perlu dilakukan berbagai upaya pencegahan. Upaya pencegahan ini bisa dilakukan dengan mengoptimalkan peran keluarga sebagai aspek paling dasar yang sangat mempengaruhi keberhasilan intervensi langsung seperti pemberian makan dan penyakit infeksi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional bertujuan untuk melakukan pemodelan keluarga pencegahan stunting di Kota Palembang. Penelitian berlokasi di Kota Palembang yaitu di kecamatan ini terpilih secara random dari 18 kecamatan atau sebesar 20% dari total cluster. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak balita usia 24-59 bulan dan berdomisli di 4 kecamatan terpilih yaitu Kecamatan Sako, Kecamatan Ilir Barat 1, Bukit Kecil dan Kecamatan Alang-alang Lebar Kota Palembang. Analisis yang dilakukan adalah analisis multivariat model prediksi. Faktor-faktor dari keluarga yang mempengaruhi stunting pada penelitian ini faktor anak sebanyak 55,4 % terkategori baik, faktor ayah 1,5% terkategori baik, faktor ibu 51,5% terkategori baik, sanitasi 84,6% terkategori baik, pola makan sebanyak 25,4% terkategori baik dan penyakit infeksi sebanyak 85,4% terkategori baik. Terdapat sebanyak 14,6% keluarga sudah merupakan keluarga pencegahan stunting. Berdasarkan hasil pemodelan diketahui bahwa pendidikan ayah merupakan faktor yang mempengaruhi pembentukan keluarga pencegahan stunting. Hal ini dikarenakan masih banyak keluarga di Indonesia merupakan keluarga dengan budaya patriarki sehingga masih didominasi oleh para ayah dalam pembuatan keputusan keluarga.
Gangguan Kesehatan Akibat Paparan Karbon Monoksida pada Penjual Sate di Pinggir Jalan Putri, Dini Arista; Rosyada, Amrina; Lionita, Widya; Hepiman, Fison
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 13 No. 02 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i02.2595

Abstract

Salah satu parameter pencemaran udara adalah karbon monoksida. Karbon monokisda dihasilkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna, salah satunya adalah pembakaran makanan dengan bahan bakar arang yang digunakan oleh penjual sate. Paparan secara terus menerus dapat mengakibatkan munculnya beberapa gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gangguan kesehatan terutama pada tekanan darah, keluhan pernapasan dan mata yang dirasakan oleh pada penjual sate akibat paparan karbon monoksida. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Cross sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive samping. Sebanyak 58 orang ditetapkan menjadi responden penelitian dengan kriteria antara lain orang yang memanggang sate dan berjualan di pinggir jalan dengan menggunakan arang sebagai bahan bakar. Paparan karbon monoksida diukur dengan alat Carbon Monoxide Meter; tekanan darah diukur dengan tensimeter; sedangkan keluhan pernapasan dan mata digali melalui kuesioner. Hubungan antarvariabel dianalisis melalui uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan mayoritas penjual sate terpapar karbon monoksida yang melebihi nilai ambang batas (NAB > 29 mg/m3) sebanyak 62.07 persen dan memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan pernapasan (p value 0.003). Penjual sate yang terpapar karbon monoksida melebihi NAB berisiko 3.208 kali untuk mengalami keluhan pernapasan (batuk, pilek, sesak napas, nyeri dada atau dahak berlebih) selama bekerja. Penjual sate sebaiknya menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan melakukan pergantian pekerja saat proses pengipasan sate untuk menghindari paparan karbon monoksida secara terus menerus.