Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Factors Affecting Tri Hita Karana Harmony in Traditional Balinese Settlements Wijaya, Komang Arya Partha; Wiranegara, Hanny Wahidin; Supriatna, Yayat
TATALOKA Vol 26, No 2 (2024): Volume 26 No. 2, May 2024
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.26.2.89-95

Abstract

Tri Hita Karana's philosophy of Balinese people is reflected in harmony with God (parahyangan), with others (pawongan), and with the environment (palemahan). In realizing these values of harmony, Balinese people have customs and culture in arranging their traditional settlement. Factors in traditional settlements that are assumed to influence the harmony are temple, banjar, and zoning. This study aims to examine those factors. Design study is questionnaire survey methode. The hypothesis was tested using multiple linear regression techniques in 200 respondents between the ages of 18-68. The results showed that the temple, banjar, and zoning had significant effect on the harmony of Balinese people. Partially, temple and banjar had a significant effect, while zoning did not show a significant effect. Community patterns and customary systems become more dominant than zoning. Furthermore, the availability of land become a constraint, so that the holy places, banjar, and setra in the zoning follow customary agreements and regulations. Based on these findings, the preservation of these three elements in traditional Balinese settlement needs to be maintained as part of local culture and wisdom to keep the harmony in the traditional Balinese community.
Karakteristik Ruang Komunal Terencana untuk Maksimasi Penggunaannya di Rusunami Bendungan Hilir II, Jakarta Pusat Putri, Safira Maharani; Wiranegara, Hanny Wahidin; Luru, Marselinus Nirwan
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 19, No 4 (2023): JPWK Volume 19 No. 4 December 2023
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v19i4.52187

Abstract

Terjalinnya ikatan psiko-sosial merupakan ukuran keberhasilan perumahan. ‘Ruang komunal terencana’ dapat memfasilitasi terbangunnya ikatan tersebut. Dijumpai fenomena ‘ruang komunal terencana’ tidak digunakan secara maksimal. Atas dasar masalah tersebut, penelitian ini diarahkan pada karakteristik ruang komunal terencana. Rusunami Bendungan Hilir II menjadi kasus dengan pertimbangan memiliki ruang komunal terencana yang beragam serta sudah terjalin ikatan antar penghuni mengingat usia rusunami hampir 30 tahun. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.  Secara deduktif teridentifikasi empat karakteristik ruang komunal, yaitu sebagai wadah kegiatan sosial, kemudahan dicapai, memberi rasa aman, dan memberi privasi pada komunitas. Lapang bola, ruang serbaguna, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), taman, dan masjid adalah lima jenis ruang komunal terencana yang diteliti. Pengumpulan data menggunakan metode survey angket. Sampel sebanyak 96 keluarga penghuni rusunami. Teknik analisis menggunakan CFA (confirmatory factor analysis) memakai Smart-PLS. Hasilnya ke empat karakteristik ruang komunal adalah signifikan. Karakteristik sebagai wadah kegiatan sosial berlaku pada 60% jenis, sementara tiga karakteristik lainnya berlaku pada 80% jenis. Pada ruang serbaguna dan RPTRA keempat karaktersitik (100%) adalah signifikan, sedangkan pada ruang komunal lainnya 50% - 75% karakteristik terbukti. Dengan hasil ini, maka ke empat karakteristik tersebut perlu dipertimbangkan di dalam perencanaan pembangunan ruang komunal di perumahan agar dapat difungsikan secara maksimal. 
Pengaruh Ukuran Neighborhood pada Kohesi Sosial Penghuni di Perumahan Berpagar Dewi, Rosianti Citra Puspa; Wiranegara, Hanny Wahidin; Supriyatna, Yayat
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 20, No 2 (2024): JPWK Volume 20 No. 2 June 2024
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v20i2.51996

Abstract

Neighborhood pada perumahan berpagar secara umum ditinggali penghuni dengan tingkat pendapatan relatif homogen. Kohesi sosial tercipta akibat kesamaan atribut sosial penghuni. Pustaka terkait perumahan berpagar belum banyak memperhatikan pengaruh aspek keruangan pada kohesi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh ukuran neighborhood pada kohesi sosial penghuni perumahan berpagar. Ukuran neighborhood diukur berdasarkan jumlah deretan rumah yang berhadapan dimana biasa terjadi interaksi tatap muka. Sebagai kasus dipilih dua perumahan kluster di Kota Tangerang Selatan, yaitu Emerald View Bintaro Jaya dan Taman Provence BSD City yang memiliki penghuni relatif homogen dan ukuran neighborhood yang variatif. Desain penelitian menggunakan metode survei kuesioner dengan sampel 80 responden yang disebar pada responden yang berasal dari berbagai ukuran neighborhood. Teknik analisis menggunakan regresi linier dengan software Smart-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran neighborhood terbukti berpengaruh pada kohesi sosial penghuni perumahan berpagar. Kohesi sosial tinggi terjadi pada lingkungan dengan jumlah unit yang tergolong kecil sebab penghuni cenderung lebih tinggi berinteraksi dengan tetangganya. Dengan demikian untuk menciptakan kohesi sosial pengembang perlu memerhatikan jumlah unit rumah dalam kluster perumahan yang dibangunnya, terutama jumlah deretan rumah yang saling berhadapan agar tercipta kohesi sosial.
Tingkat Livability pada Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) di DKI Jakarta Gunandar, Calista Mutia; Wiranegara, Hanny Wahidin; Taki, Herika Muhammad
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 19, No 1 (2023): JPWK Volume 19 No. 1 March 2023
Publisher : Universitas Diponegoro, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v19i1.41231

Abstract

Penyediaan rusunami merupakan alternatif pemenuhan kebutuhan hunian di perkotaan dengan penduduk yang besar dan lahan yang terbatas. Hadirnya rusunami tidak lepas dari berbagai permasalahan yang ditinjau dari berbagai aspek dalam memenuhi kebutuhan bermukim. Keberhasilan dalam penyediaan rusunami dapat diukur dari tingkat livability. Akan tetapi, pengukuran livability masih dilakukan pada level kota sehingga tidak dapat mengukur realitas livabilitity pada level rusunami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat livability rusunami di DKI Jakarta. Dalam penelitian ini rusunami dikelompokan berdasarkan jumlah towernya menjadi tiga, yaitu klaster rusunami dengan jumlah tower sedikit (1-4 tower), klaster rusunami dengan jumlah tower sedang (5-12 tower), dan klaster rusunami dengan jumlah tower banyak (lebih dari 12 tower). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode survey angket. Teknik analisis menggunakan second order confirmatory factor dan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat livability rusunami di DKI Jakarta pada tiga kasus secara bersama adalah sedang. Sementara berdasarkan per kasus, kelompok rusunami bertower banyak memiliki tingkat livability sedang, sedangkan rusunami bertower sedang dan bertower sedikit memiliki tingkat livability tinggi. Secara umum, indikator yang dianggap penting oleh penghuni rusunami berasal dari dimensi kemudahan dan dimensi kenyamanan. Dengan demikian, indikator tersebut perlu diperhatikan untuk meningkatkan livability rusunami di DKI Jakarta.
SPRAWLING PATTERN OF HOUSING DEVELOPMENT IN JATI AGUNG DISTRICT, SOUTH LAMPUNG REGENCY Wiranegara, Hanny Wahidin; Taki, Herika Muhammad; Balqis, Nadya Fatrah
International Journal on Livable Space Vol. 7 No. 2 (2022): BUILDING SYSTEMS, SPATIAL PATTERNS, AND VISUAL COMFORT
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Jati Agung Subdistrict, South Lampung Regency is a sprawling housing development. This subdistrict is directly adjacent to Bandar Lampung, the province’s capital city. This study aims to identify the sprawling pattern of housing development in the sub district of Jati Agung due to its unfavorable impacts such as land use irregularities, infrastructure inefficiencies, and environmental problems. There are three patterns of sprawling: clustered, random, and uniform. The analytical method used to identify the patterns is nearest neighbor analysis. This analysis was to measure the housing distribution pattern by calculating the size of the nearest neighbor (T) parameter. The nearest neighbor distribution index (T) is calculated using the variable distance of the nearest point (Ju), the number of settlement points (N), and the area (A). The results are as follows: the sprawling pattern in majority villages is random and uniform. To control this sprawl, local governments can use permits, incentives/disincentives, and ratification of detailed spatial planning. patterns of sprawling, namely clustered, random, and uniform. The analytical method used to identify the patterns is nearest neighbor analysis. Variables used in this method are the distance to the nearest point, the number of housing points, and the area. The results are as follows: the sprawling pattern in majority villages is random and uniform. To control this sprawl, local governments can be used permits, incentives/disincentives, and ratification of detail spatial planning. Keywords: sprawling pattern, housing development, nearest neighbor analysis, Jati Agung Subdistrict
JASA LINGKUNGAN HUTAN KOTA SRENGSENG Rohmah, Annisa; Wiranegara, Hanny Wahidin; Supriatna, Yayat
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 7, Nomor 2, Juli 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i2.12459

Abstract

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan suatu upaya dalam mengatasi permasalahan lingkungan di perkotaan. Di Kota Jakarta makin banyak lahan terbuka hijau berubah menjadi perumahan, perkantoran dan lainnya sehingga luasnya berkurang. Dengan berkurangnya luas ruang terbuka hijau mengakibatkan menurunnya jasa lingkungan. Salah satu bentuk RTH adalah hutan kota. Jasa lingkungan hutan kota perlu ditegakkan. Salah satu hutan kota di Kota Jakarta adalah Hutan Kota Srengseng (HKS). Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya kontribusi jasa lingkungan Hutan Kota Srengseng (HKS). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan pengukuran, serta pengumpulan dokumen terkait. Teknik analisis yang digunakan antara lain analisis THI (Temperature Humidity Index), metode Gerakis, rumus Widagdo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HKS sebagai penyedia jasa lingkungan hampir berjalan dengan baik. Jasa lingkungan HKS sebagai penyedia oksigen sudah berkontribusi dengan baik, sebagai penyerapan air separuhnya sudah berjalan dengan baik, sebagai peredam kebisingan sudah terpenuhi dengan baik, jasa sebagai pengatur iklim mikro hampir terpenuhi dengan baik dan jasa pendidikan lebih dari separuh macam sudah berjalan baik.
Preferensi Atas Perumahan Berpagar di Wilayah Jabodetabek Safitri, Gita; Wiranegara, Hanny Wahidin; Supriyatna, Yayat
TATALOKA Vol 26, No 4 (2024): Volume 26 No 4, November 2024
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.26.4.241-249

Abstract

Perkembangan perumahan berpagar di wilayah metropolitan Jabodetabek terlihat dari tingginya permintaan atas hal tersebut. Namun, perumahan berpagar mencerminkan bentuk segregasi spasial yang berkontribusi terhadap segregasi sosial yang makin meluas. Tren ini bertentangan dengan tujuan pembangunan perumahan, yaitu menciptakan komunitas yang kohesif. Tujuan studi ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan perumahan berpagar. Terdapat tiga tipe perumahan berpagar di wilayah Jabodetabek: single-gated community, clustered gated community, dan private city. Pengumpulan data menggunakan metode survei kuesioner dengan menggunakan Skala Likert dengan sampel 100 responden. Teknik analisis menggunakan Regresi Linier Berganda. Responden berasal dari tiga kategori perumahan berpagar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lokasi dan aksesibilitas, kontrol keamanan di tingkat cluster, dan fisik rumah berpengaruh signifikan pada preferensi penghuni pada tiga tipe komunitas berpagar di wilayah ini. Berdasarkan preferensi responden, tipe private cities adalah yang paling tinggi. Dalam mengurangi segregasi sosial melalui pembangunan tipe ini perlu dipertimbangkan penyediaan diversifikasi tipe rumah dan penyediaan fasilitas dan ruang komunal yang lebih luas agar menarik penduduk dari berbagai latar belakang.
Penyuluhan Penggunaan Jalan untuk Meredam Konflik antar Pengguna di Rukun Warga 04 Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat Wiranegara, Hanny Wahidin; Wartaman, Anita Sitawati; Luru, Marselinus Nirwan; Susetyarto, Martinus Bambang; Ikhsan, Satrio Maulana
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 6 (2024): JAMSI - November 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1371

Abstract

Terjadi konflik penggunaan jalan antar pengguna di perumahan Rukun Warga O4 Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat. Fungsi utama jalan sebagai ruang publik adalah untuk pergerakan masyarakat umum. Di lapangan, jalan digunakan untuk berbagai kepentingan pribadi seperti tempat parkir kendaraan, tempat berusaha, tempat menyimpan perabot rumah tangga, tempat menyimpan pot tanaman, tempat bermain dan berkumpul, dan lain-lain. Telah ada peraturan tentang penggunaan jalan sebagai ruang publik, tetapi warga perumahan belum mengetahui dan memahaminya. Agar mereka menjadi tahu dan paham perlu dilakukan “Penyuluhan Penggunaan Jalan untuk Meredam Konflik Antar Pengguna di Rukun Warga 04 Kayuringin Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat”. Metode pengabdian yang dipilih adalah penyuluhan. Hasil penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang fungsi jalan, keragaman pengguna, prinsip penggunaan jalan, dan berbagai contoh konflik penggunaan badan jalan di perumahan melalui perbandingan antara hasil pretest dengan hasil post-test. Dampak yang diharapkan dari penyuluhan ini adalah adanya perubahan dalam perilaku penggunaan jalan di perumahan sehingga dapat meredam konflik antarpenggunanya serta fungsi utama jalan tidak banyak terganggu.
Karakteristik Perumahan Berdasarkan Preferensi Lansia di Perkotaan (Kasus: Jakarta, Bogor, Depok) Fitri, Afifah Alya; Wiranegara, Hanny Wahidin; Supriyatna, Yayat
TATALOKA Vol 27, No 2 (2025): Volume 27 No. 2 May 2025
Publisher : Universitas Diponegoro Publishing Group, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/tataloka.27.2.128-137

Abstract

Jumlah penduduk lansia di Indonesia diprediksi akan mencapai 20% pada tahun 2045. Namun, perencanaan perumahan yang mempertimbangkan kebutuhan lansia masih sulit ditemui di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik perumahan berdasarkan preferensi lansia. Karakteristik perumahan meliputi variabel dari aspek lingkungan fisik perumahan, lingkungan psikologis perumahan, dan lingkungan sosial perumahan. Sampel sebanyak 100 lansia dari Kota Jakarta, Bogor, dan Depok sebagai kota-kota dengan persentase lansia yang banyak. Desain penelitian menggunakan metode survey angket. Teknik analisis menggunakan second order Confirmatory Factor Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lingkungan fisik perumahan, lingkungan psikologis perumahan, dan lingkungan sosial perumahan adalah signifikan. Indikator yang signifikan perlu diperhatikan di dalam perencanaan perumahan bagi lansia adalah kedekatan ke fasilitas kesehatan, niaga, rekreasi, transportasi umum dan ruang terbuka (pada aspek lingkungan fisik); kemudahan menemukan arah dan orientasi lingkungan serta kemudahan mengakses tempat duduk (aspek lingkungan psikologis); keragaman aktivitas sosial, keragaman golongan usia penghuni, keragaman profesi penghuni dan ketersediaan kelembagaan sosial (pada aspek lingkungan sosial).
TINGKAT KOHESI PERUMAHAN BERPAGAR TAMANDIPONEGORO, LIPPO KARAWACI, TANGERANG Rani, Bethany Jaffa; Wiranegara, Hanny Wahidin; Taki, Herika Muhamad
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 5, NUMBER 1, MEI 20225
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v5i1.22610

Abstract

Strong cohesion within a community is reflected in its residents, where they feel a strong sense of togetherness, frequently interact, and engage in activities with neighbors, showing a keen interest in staying in the area. Conversely, communities with low cohesion experience the opposite. Gated communities are often promoted as ideal environments for fostering community ties due to the social-economic homogeneity of residents and enhanced security. Additionally, there is a connection between the level of community cohesion and the willingness to report or intervene in criminal activities. This study aims to assess the level of cohesion in the gated community of Taman Diponegoro using the Housing Cohesion Instrument developed by Buckner (1988), known for its reliability. The research covers Taman Diponegoro and Rolling Hills, which feature similar housing designs and prices. The survey method, along with second-order confirmatory factor analysis (CFA) and scoring, was used. Out of 154 members in the WhatsApp group, 48 participated. Results show that cohesion is moderate, with residents rarely visiting each other. The large number of housing units, over 100, aligns with the rise of individualism. To improve cohesion, limiting the number of homes in gated communities is recommended.