Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : 2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN

Upaya Peningkatan Berat Badan Balita dengan Metode Pemberian Makan Tambahan Lokal dan Biskuit Sholikah, Nurrochmatin; Sumaningsih, Rahayu; Sunarto, Sunarto; Nugroho, Heru Santoso Wahito
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 14, No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik14405

Abstract

The main problem is that the government's supplementary feeding program is still limited, so it has not been able to reach all under-fives with malnutrition and slow weight gain. So, it is necessary to provide alternative additional food. This study aims to accelerate the increase in body weight for toddlers with malnutrition by providing local additional food, namely from Moringa leaves because it is an ingredient that is easily available in the environment around the house, easy to process and easy to reach. The design of this research was pretest-posttest with control group. The research respondents were 18 toddlers with malnutrition who were recorded in the working area of the Takeran Health Center, who were selected by simple random sampling technique. The sample was divided into 2 groups, each of which was given local food additives and biscuits for 14 days. Data collection was carried out by measuring the toddler's weight before and after giving the treatment, then a difference analysis was carried out using a paired sample t-test. The results of the analysis for each showed the same p value in both groups, namely = 0.003, so it was interpreted that there was a significant difference in body weight between before and after being given additional food in the two groups. The results showed that local ingredients and biscuits had the same effectiveness in increasing the weight of malnourished toddlers.Keywords: toddler; malnutrition; supplementary feeding; moringa leaves; biscuitsABSTRAK Permasalahan utama yaitu program pemberian makanan tambahan dari pemerintah adalah masih terbatas, sehingga belum dapat menjangkau seluruh balita dengan kekurangan gizi dan peningkatan berat badan yang lambat. Maka, diperlukan pemberian makanan tambahan alternatif. Penelitian ini bertujuan mempercepat peningkatan berat badan balita dengan kekurangan gizi dengan pemberian makanan tambahan lokal yaitu dari bahan daun kelor karena merupakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar rumah, mudah diolah dan mudah dijangkau. Rancangan penelitian ini adalah pretest-postest with control group. Responden penelitian adalah 18 balita dengan kekuranan gizi yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Takeran, yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Sampel dibagi dalam 2 group, masing-masing diberi pemberian makanan tamabahan lokal dan pemberian biskuit selama 14 hari. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran berat badan balita sebelum dan sesudah pemberian perlakuan, selanjutnya dilakukan analisis perbedaan menggunakan paired sample t-test. Hasil analisis pada masing-masing menunjukkan nilai p yang sama pada kedua group yaitu = 0,003, sehingga diinterpretasikan bahwa ada perbedaan berat badan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pemberian makanan tambahan pada kedua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan lokal dan biskuit memiliki efektifitas yang sama untuk meningkatkan berat badan balita gizi dengan kekurangan gizi.Kata kunci: balita; kekurangan gizi; pemberian makanan tambahan; daun kelor; biskuit
Faktor Pendorong dan Faktor Penguat yang Mempengaruhi Keputusan Akseptor Keluarga Berencana Menggunakan Alat Kontrasepsi Melalui Pendekatan Teori Lawrence Green Rahayu, Diah Viptara Dwi; Suparji, Suparji; Handayani, Tinuk Esti; Sumaningsih, Rahayu
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 14, No 2 (2024): April-Juni 2024
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik14202

Abstract

The trend of using hormonal contraception has increased. The contraceptive prevalence rate of hormones in several provinces and districts in Indonesia has met the target. The purpose of this study was to describe the driving factors and reinforcing factors which form the basis for the decision to choose hormonal contraception. The variable assumption approach is based on Lawrence Green's theory of behavior change. The research location is Jomblang Village, Takeran, Magetan Regency. This research is a descriptive study, involving all members of the population, namely 256 acceptors of hormonal contraception. The research variables are the level of knowledge, mother's characteristics and husband's support. Data was collected by filling out questionnaires, then analyzed descriptively in the form of frequency and percentage. The results showed that the highest age was 20-35 years (93.3%), the highest parity was multipara (97.9%) and the highest education level was middle school (97.2%). The highest level of knowledge is in the sufficient category (96.7%), while the most support from husbands and family is in the sufficient category (91.6%). It was concluded that the driving factors (knowledge) and reinforcement (husband and family support) in choosing hormonal contraception were at a sufficient level.Keywords: hormonal contraceptives; driving factor; reinforcing factor; knowledge; husband and family support ABSTRAK Trend penggunaan alat kontrasepsi hormonal mengalami peningkatan. Angka contraseptive prevalence rate hormonal di beberapa provinsi dan kabupaten di Indonesia memenuhi target. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor pendorong dan faktor penguat yang menjadi dasar keputusan memilih alat kontrasepsi hormonal. Pendekatan asumsi variabel adalah berdasarkan teori perubahan perilaku dari Lawrence Green. Lokasi penelitian adalah Desa Jomblang, Takeran, Kabupaten Magetan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif, yang melibatkan seluruh anggota populasi yakni 256 akseptor kontrasepsi hormonal. Variabel penelitian adalah tingkat pengetahuan, karakteristik ibu dan dukungan suami. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, lalu dianalisis secara deskriptif berupa frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur terbanyak adalah 20-35 tahun (93,3%), paritas terbanyak adalah multipara (97,9%) dan tingkat pendidikan terbanyak adalah jenjang menengah (97,2%). Tingkat pengetahuan terbanyak adalah dalam kategori cukup (96,7%), sedangkan dukungan suami dan keluarga yang terbanyak adalah dalam kategori cukup (91,6%). Disimpulkan bahwa faktor pendorong (pengetahuan) dan penguat (dukungan suami dan keluarga) dalam pemilihan kontrasepsi hormonal berada pada level cukup.Kata kunci: kontrasepti hormonal; faktor pendorong; faktor penguat; pengetahuan; dukungan suami dan keluarga
Anemia Ibu Hamil dan Kejadian Stunting pada Anak Mardiyanah, Nurul; Sumaningsih, Rahayu; Sunarto, Sunarto; Nugroho, Heru Santoso Wahito
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 14, No 2 (2024): April-Juni 2024
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik14203

Abstract

Stunting is caused by chronic malnutrition that has been going on for a long time, with one indirect cause, namely the incidence of anemia in pregnant women. So research is needed that aims to calculate the risk of exposure of pregnant women with anemia to the incidence of stunting in children. The research design used was case-control. The case sample was 16 children with stunting, while the control sample was 32 children without stunting. Both groups were selected by simple random sampling technique. Data were obtained from medical records for both variables. Once collected, the data is analyzed using the calculation of the odds ratio. The results of the analysis show that anemia in pregnancy is not a risk factor for the birth of children with stunting in the working area of the Maospati Health Center, Magetan.Keywords: anemia of pregnancy; stunting; child ABSTRAK Stunting disebabkan oleh malnutrisi kronis yang sudah berlangsung lama, dengan salah satu penyebab tidak langsung yaitu kejadian anemia pada ibu hamil. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menghitung besar risiko paparan ibu hamil dengan anemia terhadap kejadian stunting pada anak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case-control. Sampel kasus adalah 16 anak dengan stunting, sedangkan sampel kontrol adalah 32 anak tidak dengan stunting. Kedua kelompok dipilih dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari rekam medik untuk kedua variabel. Setelah terkumpul, data dianalisis menggunakan penghitungan odds ratio. Hasil analisis menunjukkan bahwa bahwa anemia kehamilan bukan merupakan faktor risiko bagi lahirnya anak dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Maospati, Magetan.Kata kunci: anemia kehamilan; stunting; anak