Nuh, Zulkifli M
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENDIDIKAN PEREMPUAN DI NUSANTARA Perjalanan dan Perjuangan Mawarti, Sri; Nuh, Zulkifli M; Hasanah, Nur
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v20i2.33813

Abstract

Tujuan artikel ini, ingin mengulas perjalanan sejarah pendidikan perempuan, terutama pada actor-aktor penting dalam setiap periode. Kendatipun tidak akan membahas keseluruhan perempuan pada tiap periode itu, namun setidaknya ini akan menunjukkan ketokohan dan pengaruh pentingnya perempuan dalam mendorong lahirnya Pendidikan yang setara bagi semuanya. Setiap zaman dan periode ada saja tokoh perempuan yang mencoba melakukan perlawanan atas berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan. Usaha ini tidak hanya meningkatkan akses perempuan terhadap pendidikan, tetapi juga menjadi dasar penting dalam pembentukan kebijakan kesetaraan gender di era pasca-kemerdekaan. Dengan pendidikan sebagai alat pemberdayaan, perempuan Indonesia berkontribusi dalam pembangunan bangsa secara setara. Dampaknya adalah Pendidikan telah memberi ruang bagi perempuan dalam meningkatkan kepercayaan diri dan keterampilan untuk berkontribusi dalam perjuangan kemerdekaan. Banyak perempuan yang terlibat dalam pergerakan nasional, baik sebagai pendidik, jurnalis, maupun aktivis
MENJADI MELAYU MENJADI ISLAM Dialektika Islam dan Budaya Melayu di Riau Nuh, Zulkifli M; Hasanah, Nur; Irwanda, Irwanda
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v20i1.30848

Abstract

Tulisan ini bermaksud ingin mengskplorasi devinisi melayu adalah Islam dan Islam adalah melayu. Artinya, sesiapa saja yang muslim dan bermastutin di tanah melayu, maka ia disebut dengan melayu. Dan sebaliknya, jika ia bukan Islam kemudian meskipun ia tinggal di tanah melayu, maka ia bukanlah melayu. Melalui studi kualitatif, tulisan ini akan menelusuri bagaimana dealektika Islam dan Melayu pada masa masuknya Islam, sehingga mempengaruhi system budaya melayu. Data diperoleh melalui berbagai sumber kepustakaan, kemudian dianalisis dengan analisis content. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi persebatian antara budaya melayu dan Islam sejak awal masuknya Islam. Agama ini, kemudian menjadi identitas normattif bagi bangsa melayu dalam menjelaskan dirinya. Dealektika dan interaksi yang harmonis antara keduanya telah membentuk berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari adat istiadat, seni budaya, hingga pendidikan dan kehidupan sehari-hari
Ethical Da'wah and Leadership: Raja Ali Haji‘s Philosophical Perspectives on Moral Governance Hassan Palawa, Alimuddin; Nuh, Zulkifli M; Hanafi, Imam; Masduki, Moh
MUHARRIK: Jurnal Dakwah dan Sosial Vol. 8 No. 1 (2025): Muharrik: Jurnal Dakwah dan Sosial
Publisher : Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/muharrik.v8i1.7029

Abstract

This article examines Raja Ali Haji's thoughts on Islamic leadership based on da'wah ethics by highlighting his works, such as Gurindam Dua Belas, Thamarāt al-Muhimmah, and Tuhfat al-Nafis. Through a historical approach and textual analysis, this article explores how values such as reason, knowledge, politeness, exemplary, and deliberation are basic principles in building an ethical, communicative, and spiritual leadership model. The article finds that the ethics of da'wah, according to Raja Ali Haji is not only individual and normative but also has a strong socio-political dimension, which is in line with the theory of political da'wah and the concept of civil Islam in the contemporary context. Raja Ali Haji's thinking can be used as a normative and pedagogical framework in the formation of Muslim leaders who are responsive to the times, fair in policy, and communicative in dealing with the plurality of society. The article also highlights the challenges in realizing civilized da'wah in the era of social media and populist politics and recommends integrating da'wah ethical values into education and public leadership practices in Indonesia.  
MATEMATIKA DALAM LISAN MELAYU: Struktur Bait Pantun Riau sebagai Model Pola Bilangan dan Simetri Susanty, Fatimah Depi; Nuh, Zulkifli M
Nusantara Journal for Southeast Asian Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/nusantara.v21i1.36913

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji unsur-unsur matematika yang tersirat dalam struktur bait pantun tradisi lisan Melayu Riau, khususnya dalam aspek pola bilangan dan simetri. Pantun, sebagai bentuk puisi rakyat yang hidup dalam budaya Melayu, menunjukkan struktur yang konsisten, yaitu empat baris dengan pola rima a-b-a-b dan jumlah suku kata per baris yang relatif seragam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis konten terhadap sejumlah pantun yang diperoleh dari praktik budaya lisan masyarakat Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pantun memuat prinsip-prinsip dasar matematika seperti pola bilangan tetap, simetri bunyi, dan relasi logis antara sampiran dan isi. Analisis ini menunjukkan bahwa tradisi pantun tidak hanya memiliki fungsi estetika dan komunikatif, tetapi juga mencerminkan bentuk kognisi matematis dalam budaya lokal. Dengan demikian, pantun dapat diposisikan sebagai representasi etnomatematika, yang memperlihatkan keterkaitan antara budaya dan berpikir matematis.
Inovasi Pembelajaran Matematika: Modul Berbasis Etnomatematika Budaya Melayu Riau untuk Penalaran Matematis Siswa Ria, Serly Okta; Nurdin, Erdawati; Nuh, Zulkifli M
Instructional Development Journal Vol 8, No 1 (2025): IDJ
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/idj.v8i1.37319

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul ajar matematika berbasis budaya Melayu Riau untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa SMP. Desain penggembangan ADDIE digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui wawancara, angket dan tes. Hasil menunjukkan bahwa modul ajar valis, praktis dan efektif. Siswa lebih mudah memahami materi tabung karena dihubungkan dengan budaya mereka dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Integrasi budaya Melayu Riau dalam modul ajar yang dikembangkan terbukti meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa. Disarankan pengembangan modul ajar terintegrasi budaya untuk materi lainnya, digitalisasi modul juga bianjurkan agar lebih mudah diakses dan sesuai kebutuhan pembelajaran masa kini
CITIZENSHIP, RELIGION, AND RIGHTS: A Critical Assessment of Discrimination and Legal Inequality in Malaysia Palawa, Alimuddin Hassan; Nuh, Zulkifli M
Asia-Pacific Journal on Religion and Society Vol 8, No 2 (2024): APJRS
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/apjrs.v8i2.37574

Abstract

This article critically examines how law and policy in Malaysia operate not only as instruments of governance, but also as mechanisms of exclusion, particularly at the intersections of citizenship, religion, gender, and identity. Drawing on the landmark report Washing the Tigers (Equal Rights Trust & Tenaganita, 2012) and utilizing a rights-based, interdisciplinary framework, the study reveals how Malaysia’s dual legal system, ethno-religious nationalism, and moral governance produce a stratified regime of belonging and legal recognition. Through qualitative discourse analysis and a postcolonial theoretical lens, the article explores three key domains: (1) stratified citizenship and racialized statehood; (2) religious governance and the erosion of pluralism; and (3) gendered moral regulation and the criminalization of difference. The findings demonstrate that discrimination in Malaysia is not incidental but structural—codified into law and normalized through ideology. The study concludes by calling for a radical reconfiguration of the legal and normative foundations of citizenship in Malaysia, toward a plural, inclusive, and rights-based polity. This article contributes to broader discussions on legal pluralism, postcolonial statecraft, and the politics of difference in Southeast Asia.
NEGOTIATING PIETY: Locality, Identity, and Contestation within Tablighi Jamaat in Southeast Asia Sofiandi, Sofiandi; Nuh, Zulkifli M; Masbukin, Masbukin
Asia-Pacific Journal on Religion and Society Vol 9, No 1 (2025): APJRS
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/apjrs.v9i1.37756

Abstract

This article explores the internal dynamics of the Tablighi Jamaat in Southeast Asia through an anthropological approach to religion. As a transnational da'wah movement originating from colonial India, the Tablighi Jamaat promotes a particular form of piety that interacts with, is negotiated, and at times contested within the local socio-cultural contexts of Indonesia and Malaysia. Drawing on the theories of locality (Appadurai), piety as a social construct (Asad & Mahmood), and symbolic capital (Bourdieu), the article highlights how language, travel experiences (safar), ethnicity, and gender serve as key arenas in the formation of hierarchy and authority within the movement. Through a critical reading of language adaptation, cultural resistance, and shifts in proselytizing practices by youth and converts, this study argues that piety within the Tablighi Jamaat is not a fixed entity, but rather the result of ongoing negotiations between global values and local realities. These findings contribute to a deeper understanding of transnational Islam as a project shaped by locality, conflict, and social transformation.