Globalisasi meningkatkan transparansi dan persaingan di industri fashion. Fenomena "Fashion statement" menunjukkan kebebasan individu dalam berpakaian. Kota Medan memiliki potensi sebagai pasar fashion dan dapat memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Erigo, salah satu merek lokal yang berusaha menarik minat konsumen di Indonesia. Namun, perusahaan ini masih perlu meningkatkan Ethnocentrism, brand image dan lifestyle untuk menjangkau konsumen di Kota Medan agar melakukan buying decision. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ethnocentrism, Brand image dan LifeStyle terhadap Buying Decision pada Customer Erigo Kota Medan. Pengaruh Ethnocentrism, Brand image dan LifeStyle akan dianalisis secara parsial dan simultan terhadap buying decision. Bentuk penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Erigo di Kota Medan, dengan sampel yang berjumlah 96 responden, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara langsung dan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ethnocentrism berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Buying Decision, nilai t-hitung sebesar 2,671 > 1,986 dengan tingkat signifikansi 0,009 < 0,05 serta memiliki nilai koefisien regresi yang bernilai 0,460. Brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Buying Decision diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,955 > 1,986 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 serta memiliki nilai koefisien regresi yang bernilai 0,739. Lifestyle berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Buying Decision diperoleh nilai t-hitung sebesar 2,703 > 1,986 dengan tingkat signifikansi 0,008 < 0,05 serta memiliki nilai koefisien regresi yang bernilai 0,411. Pada pengujian simultan variabel Ethnocentrism, Brand image dan Lifestyle berpengaruh secara simultan sebesar 41,7% sedangkan 58,3% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar model penelitian ini.