Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS TATANIAGA KOPRA DI DESA LAMPOKO KECAMATAN CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR Muhammad Sabir Laba; Lukman Lukman
Jurnal Ilmiah Maju Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Maju Vol.2 No.2 Juli - Desember 2019
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.35 KB)

Abstract

Petunjuk Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana saluran pemasaran pada usahatani kopra di Desa Lampoko, 2. Berapa harga kopra di tingkat petani dan pedagang Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada usahatani kopra di Desa Lampoko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling, Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Juli 2018 yang berlokasidi Desa Lampoko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa saluran pemasaran di Desa Lampoko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar ada dua yaitu, petani, pedagang, konsumen, dan Saluran Langsung petani, ke pedagang 2. harga jual petani yang terendah terdapat pada pedagang pengumpul desa sebesar Rp 5.000/Kg, Kemudian yang tertinggi adalah pedagang Kecamatan Rp 5.500/Kg dan apabila petani menjual langsung ke pedagang besar dan konsumen karena modal untuk memasarkan produksi sangat terbatas.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elais guinensiss) DI DESA POLONGAAN KECAMATAN TOBADAK KABUPATEN MAMUJU TENGAH Muhammad Sabir Laba; Nur Alam
Jurnal Ilmiah Maju Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Maju Vol.3 No.1 Januari - Juni 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit.. Masalah yang di ajukan yaitu alih fungsi lahan tersebut menghilangkan lokasi-lokasi pertanian tanaman pangan seperti padi yang dapat mengancam ketahanan pangan, baik secara lokal, regional maupun nasional. Saat ini di Kabupaten Mamuju Tengah khusunya desa polongaan cukup luas alih fingsi lahan pangan keperkebunan khusunya kelapa sawit. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi petani mengalihfungsikan lahannya dengan melihat faktor usia, tingkat pendidikan, pendapatan serta luas lahan yang dimiliki oleh petani. Analisi data menggunakan regresi linear berganda dengan penghitungan data menggunakan SPSS versi 16. Faktor - faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit di desa polongaan kecamatan tobadak yaitu pendidikan, pendapatan, usia dan luas lahan. Berdasarkan pengujian secara parsial ( Uji-t ) yang terlihat bahwa faktor pendapatan sangat berpengaruh signifikan terhadap alih fungsi lahan sawah keperkebunan kelapa sawit. Berdasarkan pengujian secara simultan (Uji-F) yang telihat bahwa nilai F-hitung lebih besar dari pada F-tabel. ini menujukkan bahwa variabel bebas ( pendidikan, penadapatan, usia dan luas lahan) secara bersama-sama mempengaruhi alih fungsi lahan di Desa Polongaan Kecamatan Tobadak.
ANALISIS PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI PASAR TERDISIONAL DI DESA TARAILU KECAMATAN SAMPAGA KABUPATEN MAMUJU Muhammad Sabir Laba; Ahmad Ahmad
Jurnal Ilmiah Maju Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Maju Vol.3 No.2 Juli - Desember 2020
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efisiensi pemasaran cabai rawit merah di pasar tradisional Desa Tarailu, Kabupaten Mamuju. Kegunaan dari penelitian ini adalah Adanya upaya untuk peningkatan pendapatan usaha tani cabai rawit khususnya petani. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu 7 orang pedagang Perantara, 1 orang pedagang Pengumpul dan, 5 orang pedagang pengecer. Jumlah sampel petani pada lokasi penelitian bersifat relative, tergantung pada heterogenitas populasi. Data dari lembaga pemasaran dalam hal ini pedagang perantara merupakan informasi awal yang digunakan sebagai patokan untuk menelusuri petani cabe rawit merah yang terlibat dalam pemasaran. Hasil penelitian bahwa keuntungan yang diterima petani cabe rawit merah di pasar tradisional Tarailu dari saluran pemasaran I adalah sebesar Rp.8.400,-/Kg atau share margin 33,6%, dengan penjualan langsung kepada pedagang pengepul sebesar Rp.17.000/Kg. Sementara keuntungan pada saluran pemasaran II sebesar Rp.6.400/Kg dengan share margin 27,33% yang dijual pada pedagang Perantara dengan harga Rp.15.000,-/Kg. Rendahnya harga tersebut disebabkan karena petani terlebih dahulu mengambil sarana produksi seperti pupuk dan uang untuk keperluan rumah tangga petani. Dari hasil perhitungan saluran pemasaran I lebih efisien dibanding Saluran pemasaran II ini dapat dilihat bahwa nilai Ec untuk Saluran Pemasaran I sebesar 4,4% sedangkan saluran pemasaran II nilai 3,7%.
ANALISIS POTENSI WILAYAH KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN MAMUJU Nursahdi Saleh; Muhammad Sabir Laba; Sri Darmawansyah
Jurnal Ilmiah Maju Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Maju Vol.4 No.1 Januari - Juni 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi komoditas unggulan sektor pertanian dan penyebaran komoditas unggulan di setiap kecamatan yang ada di kabupaten mamuju. Penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi dan mendokumentasikan kegiatan pembangunan bidang pertanian. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data tentang dokumentasi kinerja bidang pertanian di Kabupaten Mamuju. Metode analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui potensi komoditas unggulan sektor pertanian. Analisis koefisien lokalita digunakan untuk mengetahui karakteristik penyebaran komoditas sektor pertanian di kabupaten mamuju. Berdasarkan hasil Analisis Koefisien Lokalita secara keseluruhan diketahui tidak ada yang mencapai nilai diatas satu. Hal ini menunjukkan bahwa semua komoditas–komoditas dari sub sektor pada sektor pertanian tersebar disemua kecamatan dan tidak ada terkonsentrasi di satu kecamatan.
PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH ( Allium Ascalonicum L ) PADA LAHAN DATARAN TINGGI DAN LAHAN DATARAN RENDAH DI KELURAHAN BARUGA KECAMATAN BANGGAE TIMUR KABUPATEN MAJENE Muhammad Sabir Laba; Auliah Nurul Hikmah; Hamsiah Hamsiah
Jurnal Ilmiah Maju Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Maju Vol.5 No.1 Januari - Juni 2022
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat merupakan salah satu daerah penghasil pangan salah satunya yaitu bawang merah, pemerintah Kabupaten Majene mengupayakan memperoduksi tanaman holtikultura khususnya tanaman bawang merah agar bisa bersaing dengan daerah lain, Kelurahan Baruga Dua di Kabupaten Majene yang dikenal sebagai penghasil bawang merah dengan asumsi kurang lebih 8 ton perhektar dalam satu tahun, Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data tentang dokumentasi kinerja bidang pertanian di Kabupaten Majene dengan menggunakan pendekatan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk menjelaskan karakteristik dan keragaman usaha tani bawang merah di Kelurahan Baruga Dhua. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis pendapatan usaha tani bawang merah dan kelayakan ekonomi usaha. Besarnya jumlah pendapatan atas rata-rata biaya total per satu kali musim tanam yang diterima oleh petani bawang merah Dataran tinggi lebih besar sebanyak Rp. 36.987.265,- dibandingkan pendapatan atas rata-rata biaya total yang diperoleh oleh petani bawang merah Dataran rendah lebih kecil sebesar Rp 26.420.430,- Kegiatan usaha tani yang dilakukan oleh kedua kelompok tani sama-sama menguntungkan. Hal tersebut terlihat pada nilai kelayakan usaha tani yang didapatkan, nilai R/C rasio usaha tani bawang merah dataran tinggi lebih layak dengan nilai 4,34 dibandingkan dengan bawang merah dataran rendah senilai3,36.
Teknologi Pengolahan Kulit Kakao Menjadi Pupuk Organik di Desa Tammerodo Utara Kecamatan Tammerodo Sendana Kabupaten Majene Muhammad Sabir Laba; Nursahdi Saleh; Resky Faradibah Suhab
Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar Vol 1 No 01 (2021): Vol. 1 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITBM Polman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.221 KB) | DOI: 10.59903/ebussiness.v1i01.5

Abstract

Tujuan penalitian yaitu untuk mengetahui proses Teknologi Pengolahan Kulit Kakao Menjadi Pupuk Organik Di Desa Tammerodo Utara Kecamatan Tammerodo Sendana Kabupaten Majene. Kompos merupakan bagian dari pupuk organik sebagai bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari, Pada umumnya kompos mengandung unsur hara makro N, P dan K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah yang cukup dan sangat diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tammerodo Utara Kecamatan Tammerodo Sendana Kabupaten Majene, dimana di desa ini merupakan salah satu desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani kakao yang ada di wilayah Desa Tammerodo Utara Kecamatan Tammerodo Sendana Kabupaten Majene sebanyak 115 Petani. sampel yang diabil 23 orang sebagai responden. Proses Teknologi Pengolahan Kulit Kakao Menjadi Pupuk Organik di Desa Tammerodo Utara Kecamatan Tammerodo Sendana Kabupaten Majene, petani yang melakukan pengolahan dan pengguna kulit kakao menjadi pupuk organik sebanyak 23 orang. Pemanfaatn kulit kakao menjadi pupuk organik sangat evektif kerena bahan baku mudah ditemukan juga proses pembuatan menjadi pupuk organik sangat mudah di samping itu biaya yang di keluarkan petani kakao sangat murah di banding dangan pemakaian pupuk anorganik harganya dangat mahal, perlu ada pendampiangan dari pihak pemerintah shususnya penyuluh pertanian untuk mengkampayekan penggunaan kulit kakao sebagai pupuk organik demi keberlangsuang sestem pertanian yang ramah lingkuangan di masa akan datang.
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA TANI KAKAO DI KELURAHAN SINYONYOI KECAMATAN KALUKKU KABUPATEN MAMUJU Ahmad; Muh Sabir Laba; Miftahurrahman Hafid
Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar Vol 1 No 2 (2021): Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITBM Polman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.404 KB) | DOI: 10.59903/ebussiness.v1i2.7

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Luas penguasaan lahan usaha pertanian sebagian besar masyarakat Kabupaten Mamuju berkisar antar 2,0 - 4,0 Ha/KK. Rata-rata rumah tangga pada Kabupaten Mamuju memiliki kebun kakao dengan luas minimal 1,0 Ha dan/atau lebih.Pada sela-sela tanaman utama masyarakat juga menanam durian dan menanampisang. Tetapi ada juga rumah tangga di Kabupaten Mamuju memilikitambak udang.Hasil penelitian menunjukkan 1. Perkembangan Tanaman Kakao di Kelurahan Sinyonyoi banyak memberikan hasil tujuan peneliti menganalisis tingkat pendapatan pada petani yang mengusahakan komoditas tersebut. Besarnya rata-rata Penerimaan yang diperoleh per tahun pada usahatani kakao sebesar Rp.12.177.900,-dengan R/C ratio usahatani kakao lebih besar dari 1, jadi usaha tani kakao sangat efisien untuk diusahakan.. 2. Biaya produksi tertinggi yaitu pada upah tenaga kerja sebesar 67,61 %. Tingginya persentase biaya tenaga kerja disebabkan oleh petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga atau meyewa orang lain, sehingga harus mengeluarkan biaya untuk membayar upah buruh tani.. 3. Rata-rata tingkat pendapatan usahatani kakao di Kelurahan Sinyonyoi per tahun sebesar Rp 6.082.096 atau setara dengan 202,74 kg biji kakao kering/hektar/tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan usahatani kakao di daerah penelitian belum optimal, hal ini disebabkan karena hasil produksi biji kakao kering belum mencapai produksi rata-rata dalam satu siklus hidup (25 tahun) yaitu sejumlah 1.000 kg biji kakao kering/hektar/tahun.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMASARAN CENGKEH (Syzigium Aromaticum) DI DESA ONANG UTARA KECAMATAN TUBO SENDANA KABUPATEN MAJENE Ahmad; Muh Sabir Laba; Indah Ramayani
Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar Vol 1 No 2 (2021): Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITBM Polman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.84 KB) | DOI: 10.59903/ebussiness.v1i2.8

Abstract

Indonesia adalah merupakan sebuah negara dengan kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan alam tersebut baik dalam perut bumi maupun dari luar perut bumi. Beberapa kekayaan dari dalam perut bumi misalnya gas maupun minyak serta bahan tambang lain. Untuk hasil alam dari luar perut bumi misalnya rotan, kayu, buah, serta,bunga. Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugeni aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong ke dalam keluarga tanaman Myrtaceae. Produksi cengkeh di Kabupaten Majene berdasar luas panen cengkeh sekitar 392 ha, dan di dapatkan produksi cengkeh sekitar 236 ton. Wilayah yang menjadi potensi pengembangan komoditi cengkeh di Sulawesi Barat salah satunya Kacamatan Tubo Sendana. Kecamatan Tubo Sendana merupakan wilayah yang memiliki potensi pengembangan komoditi cengkeh tepatnya di Desa Onang utara. didukung oleh kondisi alam, iklim dan topografi yang mendukung, secara geografis ditandai oleh jajaran pengunungan dan hamparan laut. Kondisi topografi tersebut sangat potensial membudidayakan tanaman cengkeh.Tujuan penelitian adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemasaran Cengkeh di di desaonang metode penelitian menggunakan pengamatan di lokasi penelitian dan mewawancara petani cengkah analisi yang di gunakan adalah Metode Analisis Data SWOT untuk melihat ancaman dan peluang dalam pengambilan keputusan yang strategis melalui matriks faktor strategi internal dan eksternal hasil penelitian 1. Adanya kebijakan pemerintah Kabupaten Majene untuk meningkatkan produksi cengkeh, Memaksimalkan pemanfaatan lahan yang sesuai melalui kegiatan intensifikasi, ekstenifikasi dan rehabilitasi sebagai upaya dalam meningkatkan produksi cengkeh untuk memenuhi permodalan pasar di dalam negeri dan luar negeri. Karena perhitungan bobot dan rating IFAS dan EFAS dapat dilihat hasil dari perhitungan bobot dan rating , faktor internal lebih tinggi dari pada faktor eksternal dengan jumlah skor bobot faktor internal sebanyak 3,13 sedangkan jumlah skor bobot faktor eksternal sebanyak 2,88. Adapun perhitungan Efas matriks swot kuadran 1 SW di peroleh angka 1,94 dan 1,19 sedangkan kuadran 2 TO di peroleh angka 0,72 dan 2,16.
FLUKTUASI HARGA KOMODITI HASIL PERKEBUNAN DI PASAR LAMA DAN PASAR BARU KABUPATEN MAMUJU Ahmad; Muh Sabir Laba
Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar Vol 1 No 2 (2021): Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITBM Polman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.135 KB) | DOI: 10.59903/ebussiness.v1i2.9

Abstract

Pemasaran merupakan suatu hal yang penting dan produksinya mungkin mempunyai pengaruh berbeda atau laba bersih yang akan diperolehnya. Sedangkan pihak pedagang perbedaan antara harga penjualan dan biaya menetukan besarnya laba yang merupakan dasar mereka bekerja pada setiap transaksi. Penentuan harga tersebut sering terjadi sebuah permasalahan harga salah satunya adalah masalah fluktuasi harga yang sering terjadi pada perayaan hari-hari besar Agama maupun Nasional, dan merabah pada hari-hari biasa yang terjadi dipasaran. Terjadinya Fluktuasi Harga komoditas pertanian di pasar Baru dan pasar Lama Kabupaten Mamuju sangat besar pengaruhnya kepada pedagang khususnya para pedagang Mulai dari distributor besar, pedagang grosir sampai dengan pengecer. Dilihat dari jumlah pendapatan yang tidak menentu terkadang mengalami penurunan juga bahkan mengalami kenaikan yang signifikan. Tujuan penelitian ini yaitu Perbandingan Fluktuasi Harga Komoditi Hasil Perkebunan di Pasar Lama dan Pasar Baru Kabupaten Mamuju. Metode penelitian ini menggunakan menggunakan kwantitatif dimana sampel di wawancaran dan di simpulkan hasilnya, hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya fluktuasi harga, peningkatan dan penurunan harga daya beli pedagang di pasar lama dan pasar baru Mamuju di tinjau dari sisi harga satusnya sama tidak ada perbedaan. Justru yang membedakan adalah harga di tingkat petani, pengumpul dan pengecer yang ada di pasar lama dan pasar baru, perbedaan harag disekitar Rp. 500 sampai Rp. 2.000.
PELAKSANAAN PROGRAM PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI RUMPUT LAUT (Studi Kasus di Desa Tadui Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju) Ahmad; Muh Sabir Laba
Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar Vol 1 No 2 (2021): Jurnal E-bussiness Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Polewali Mandar
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITBM Polman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.621 KB) | DOI: 10.59903/ebussiness.v1i2.10

Abstract

Pertumbuhan ekonomi (economi growth). Mengacu pada bagaimana melakukan “wirausaha” (misalnya melalui industrial, penarikan pajak) guna memperoleh pendapatan financial yang diperlukan untuk membiayai kegiatan pembangunan. Perawatan masyarakat (community care). Merujuk pada bagaimana merawat dan melindungi warga negara dari berbagai macam resiko yang mengancam kehidupannya (misalnya menderita sakit, terjerembab kemiskinan atau tertimpa bencana alam dan sosial serta Kurangnya penyediaan sumber daya manusia terlatih melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan terstruktur sesuai segmen budidaya Tujuan penlitian ini adalah Keterlibatan pihak pemerintah dalam model pemberdayaan masyarakat petani rumput laut melalui pemberdayaan petani rumput laut diharapkan pembuat kebijakan dan pembinaan dapat memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan budidaya rumput laut dan industri pengolahan pada khususnya. Metode penelitian ini adalah wawancara ke petani rumput laud analisis data yang di gunakan adalah kwantitatif hasil peneilian menunjukkan Program pemberdayaan masyarakat di tujukan untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat dengan karakteristik kegiatan program yang bersifat pendekatan partisipatif berdasarkan kebutuhan masyarakat. Pelaksanaan tugas dan fungsi dinas kelautan dan perikanan sangat penting dan merupakan salah satu langkah strategis yang ditempuh pemerintah dalam rangka upaya mengatasi kemiskinan secara nasional termasuk di Desa Tadui sendiri melalui program penguatan modal dan usaha kelompok budidaya rumput laut. Serta penyuluhan budidaya. Masyarakat tadui sangat terbantuh dengan program pemerintah sebelum masuknya program pemerintah maka pencarian utama petani adalah berkebun namun belum memenuhi kebutuhan keluarga, namun setelah berjalannya program ini tingkat perekonomian petani mengalami perningkatan sehingga bududaya rumput laut dapat dijadikan mata pencarian utama para petani