Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

KEMAMPUAN MOBILITAS MERUPAKAN FAKTOR RISIKO JATUH TERKUAT PADA LANSIA Anastasia Putu Martha Anggarani
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2017): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v7i2.112

Abstract

Proses penuaan menyebabkan penurunan kemampuan fisik yang mengakibatkan kejadian jatuh yang akan menghambat kualitas hidup lansia. Beberapa faktor risiko yang menyebabkan jatuh adalah usia, jenis kelamin, kondisi medis yang dialami dan mobilitas. Tujuan dari penelitian tersebut adalah menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian jatuh pada lansia. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional di lapangan dengan rancangan cross sectional pada 36 lansia dengan menggunakan simple random sampling. Seluruh responden berusia ?60 tahun, bisa berkomunikasi dengan baik, bisa membaca dan menulis dan bisa menjawab pertanyaan dalam alat ukur yaitu kuesioner. Hasil uji statistik didapatkan variabel jenis kelamin dan mobilitas mempunyai hubungan dengan takut jatuh karena p<0,05 (mobilitas p=0,018; B= 0,408 dan gender p= 0,096;B=-1,423. Mobilitas merupakan faktor risiko yang paling kuat yang menyebabkan jatuh.
SENAM AEROBIK MENINGKATKAN KELINCAHAN Anastasia Putu Martha Anggarani
JPK : Jurnal Penelitian Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2016): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54040/jpk.v6i1.155

Abstract

Sebagian pekerjaan-pekerjaan yang ada, tidak menuntut untuk menggerakkan badandengan normal sehingga menyebabkan kelincahan menurun dan akan menyebabkanperformance menurun dalam melakukan aktivitas. Latihan fisik akan meningkatkan kualitaspenampilan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam aerobikterhadap kelincahan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental one group prepost test design. Subjek yang digunakan adalah 16 mahasiswa DIV Fisioterapi PoliteknikKesehatan Surakarta semester 6 yang memenuhi kriteria inklusi. Data kelincahan diambildengan instrument Agility t test. Data tersebut diambil 2 kali (sebelum dan sesudah senamaerobic). Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dankemudian secara bertahap menggunakan uji normalitas data One Sample Shapiro Wilk Test danuji beda paired t test untuk kategori pria dan wilcoxon untuk kategori wanita. Tingkatsignifikansi sebelum perlakuan pada kategori pria adalah 0,654 dan nilai signifikansi sesudahperlakuan adalah 0,618 (p > 0,05) sehingga data berdistribusi normal. Pada kategori wanitaadalah 0,024 dan signifikansi sesudah perlakuan adalah 0,582 (data berdistribusi tidak normal).Sedangkan pada uji beda p = 0,032 ( P < 0,05) pada kategori pria, p = 0,003 (p < 0,05) padakategori wanita. Kesimpulan pada penelitian saat ini ada pengaruh senam aerobik terhadapkelincahan
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS AKADEMIK MAHASISWA TINGKAT AKHIR Djoar, Raditya Kurniawan; Anggarani, Anastasia Putu Martha
Jambura Health and Sport Journal Vol 6, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jhsj.v6i1.24064

Abstract

Stress adalah masalah umum dikalangan siswa, terutama di lingkungan akademik. Stres akademik merujuk pada perasaan tekanan yang dialami siswa yang ditandai dengan berbagai reaksi fisik dan emosional karena tuntutan akademik dari profesor, orang tua, dan kebutuhan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor yang dominan berpengaruh terhadap stress akademik mahasiswa tingkat akhir dengan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 58 orang, dan sample penelitian ini dilakukan pada 50 mahasiswa mahasiswi tingkat akhir STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo untuk jenjang diploma (D3) dan sarjana (S1). Metode sampling yang digunakan adalah purposive random sampling untuk menjamin mendapatkan respoden dengan karakteristik yang sesuai. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa tingkat akhir mengalami stress akademik yang sedang dengan persentase sebesar 77% dan faktor yang paling mempengaruhi stress akademik mahasiswa tersebut adalah faktor motivasi. Perlu dilakukan kegiatan yang dikelola oleh STIKES Katolik St. Vincentius A Paulo serta dukungan dari keluarga dan teman dekat dalam meningkatkan dan menjaga motivasi mahasiswa selama proses penyelesaian tugas akhir.
Burnout Syndrome Perawat Selama Masa Pandemi Djoar, Raditya Kurniawan; Martha, Anastasia Putu; romadhoni, farhan rizky
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Vol 18 No 2 (2023): October Edition
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30643/jiksht.v18i2.263

Abstract

COVID-19 is a contagious disease and was declared a pandemic by WHO on March 11, 2020. In handling COVID-19 patients, health workers, especially nurses, have a high risk of contracting due to longer working hours than usual and the pressure felt that causes burnout syndrome in nurses while handling COVID-19 patients. The purpose of this study was to identify nurses' burnout syndrome during treatment in COVID-19 patients. This research was conducted in 2022 at St. Vincent A Paulo Catholic STIKES Surabaya with a population of 137 people. The method used is purposive sampling technique and uses Maslach Burnout Inventory (MBI) questionnaire of 31 questions using Likert scale model. The presentation of data from the results of the study includes the general characteristics of respondents and specific data. The results showed that 137 people had experienced mild burnout syndrome with a percentage of 83.9% in terms of personality factors and general characteristic factors which included high expectations and heavy burden on work. It is hoped that hospital/clinic management will be able to manage the conditions experienced by health workers by providing assistance to be able to refocus the expectations of health workers to be more realistic so that burnout syndrome conditions can be avoided and health workers can remain productive in their work even during a pandemic.
Knowledge, Attitudes, and Experiences of Adolescents on Disaster Preparedness in an Area with a High Disaster Risk Index Prastyawati, Irine Yunila; Djoar, Raditya Kurniawan; Anggarani, Anastasia Putu Martha; Pinto, Aurea da Piedade
International Journal of Disaster Management Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : TDMRC, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/ijdm.v7i2.38227

Abstract

Studies evaluating teenage knowledge, attitudes, experiences, and readiness for disasters in high-risk areas are scarce, nevertheless. Determine the elements that influence teenage readiness for disasters in an area with a high disaster risk index. 170 high school students in their eleventh grade participated in an anonymous online survey as part of a cross-sectional study design. Purposive sampling was used to choose the respondents. Surabaya was chosen as the study site because it has a high disaster risk index. The partial impact of knowledge, attitudes, experience, and disaster preparedness was determined using the t-test, and the R-Square. It was found that attitudes and prior experience regarding disaster preparedness had a partial influence. The partial test between experience and disaster preparedness and the partial test between attitude and disaster preparedness showed that teenagers in an area with a high disaster risk index had different attitudes and experiences when it came to being prepared for disasters. According to the report, high schools and the government should encourage regular training so that teenagers can get positive attitudes and more experience with disaster preparedness
Program Implementasi Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Sadari pada Remaja Putri Anggarani, Anastasia Putu Martha; Fedelina Rassa, Alida Nella
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 1 (2025): Volume 8 No 1 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i1.14673

Abstract

ABSTRAK Salah satu cara untuk mengetahui adanya kelainan pada payudara adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri dapat membantu menemukan tanda-tanda kanker payudara secara dini sehingga pengobatan yang diberikan memberikan keberhasilan yang tinggi. Kondisi mitra saat ini adalah remaja putri di tempat mitra belum memiliki pengetahuan yang baik mengenai cara melakukan SADARI. Dengan kelompok masyarakat memahami pentingnya melakukan SADARI, diharapkan dapat terjadi pencegahan seorang wanita mengalami kanker payudara stadium lanjut. Kegiatan ini memberi dampak bagi mitra bahwa tingkat pengetahuan dan sikap mitra mengenai pemeriksaan payudara sendiri meningkat setelah mengikuti pendidikan kesehatan. Metode yang digunakan adalah Participatory Action Research. Sasaran program ini adalah 106 remaja putri di lingkungan STIKES St. Vincentius A Paulo Surabaya. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi dan redemonstrasi oleh peserta. Prosentase mitra yang berpengetahuan baik meningkat dari 72% menjadi 94%, sedangkan sikap positif meningkat (dari 39% menjadi 46%). Mitra meliki pengetahuan yang baik mengenai SADARI. Dengan ini diharapkan mitra dapat melakukan SADARI secara mandiri dan mitra dapat terhindar dari kanker payudara stadium lanjut Kata Kunci: Implementasi, SADARI, Remaja Putri  ABSTRACT A breast self-examination (BSE) is one method to determine whether the breasts are abnormal. Breast self-examination is a useful tool for early breast cancer identification. It can help identify breast cancer symptoms early on, resulting in extremely successful therapy. The current situation for the spouse is that young women are not well-versed in BSE at their location. It is intended that community groups will raise awareness of the value of BSE and help women avoid developing advanced breast cancer. This activity affects partners in that after attending health education, partners' knowledge and attitudes about breast self-examination rise. Participatory action research is the methodology employed. 106 young women in the STIKES St. Vincentius A. Paulo Surabaya are the program's target audience. Participants engage in lectures, demonstrations, and re-demonstration of health education techniques. The percentage of well-informed partners increased from 72% to 94%, while positive attitudes increased (from 39% to 46%). Partners are well-versed in BSE. It is believed that by doing this, partners will be able to independently do BSE and prevent advanced-stage breast cancer Keywords: Implementation, BSE, Young Women
Elderly People's Joint Pain at Posyandu Pelangi Nusantara Surabaya Martha, Anastasia Putu; Astuti, Martha Sri; Dilaga, Gagah Ahmad; Santosa, Marcelina Beatrice Elsandari; Renata, Levia
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol. 5 No. 1 (2024): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/mujg.5.1.36-43

Abstract

Background: The context of this study is that older adults face a wide range of health issues, of which pain is a common and serious one that is frequently linked to functional impairment. People 65 years of age and older have joint discomfort twice as frequently as young adults. Finding out how much joint discomfort the elderly at Posyandu Pelangi Nusantara endured was the study's main goal. Purposes: The aim of this study is to determine the prevalence of joint pain based on anatomical location among the elderly at Posyandu Pelangi Nusantara. With an average age of 65, the 66 senior respondents in this descriptive study were found in Posyandu Pelangi Nusantara, Darmo District, Surabaya. Methods: It was conducted using the simple random sampling method. The NRS (Numerical Rating Scale) is the tool used in this study. The NRS, a widely used instrument for pain assessment, has demonstrated high inter-rater reliability (Cronbach’s alpha > 0.9) and validity in previous studies. Result: According to the study's findings, 64% of participants reported experiencing pain, 41% reported having knee discomfort, 38% lower back pain, 15% shoulder pain, and 6% neck pain. This is in line with other studies showing that the majority of elderly respondents experience joint pain at a moderate level. This may occur due to several chronic conditions experienced by the elderly, such as high uric acid levels or excessive physical activity, which can increase the intensity of joint pain. To enhance the quality of life for the elderly, more study may be done to determine the causes of pain and develop strategies to lessen these concerns. Conclusion: Most of the research participants, who were the elderly residents of Posyandu Pelangi Nusantara, complained of joint pain. Knee joint pain is the most common complaint. Suggestions for future research include recommending community-based health intervention programs and conducting further studies to explore the factors causing pain.
Elderly Assistance to Improve Quality of Life by Optimizing Movement and Function of Elderly Group at Posyandu Pelangi Nusantara Anastasia Putu Martha Anggarani; Awang Firmansyah; Marcellina Rasemi; Mochammad Naufal Ramdanu; Ignatia Maharani Putri Rahardjo
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2024): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35568/abdimas.v7i3.5054

Abstract

Balanced environment Elderly folks are defined as those who have maintained their riches and raised their social status. Joint soreness has been linked to a negative quality of life for up to 64% of senior persons in partner sites. Furthermore, just 47% of elderly adults are familiar with methods for reducing joint discomfort. As a result, community service initiatives are implemented to reduce pain and enhance mobility and functional capacities in order to improve the quality of life for senior citizens. The participative action research methodology is used with the participatory rural appraisal approach. Activity stages include preparation, execution (training on joint pain reduction and exercise training to increase older people's mobility and function), mentorship, and cadreship. Including senior Posyandu Pelangi Nusantara cadres, 49 senior persons took part in this event. The community service program has the potential to enhance the older population's comprehension of joint discomfort relief; at present, 82% of the seniors possess proficiency in this domain. A Furthermore, from 85% to 60% fewer older persons reported having mild to moderate discomfort. Thus, the following dimensions impact the high quality of life that the elderly experience: psychological (57.12%), social relationships (63.3%), environment (75.5%), and health (61.2%).
Pendampingan Komunitas dalam Melakukan Upaya Peningkatan Imun Tubuh di Kelurahan Jeruk Bangkingan dan Panti Asuhan Kasih Agape Raditya Kurniawan Djoar; Anastasia Putu Martha Anggarani
Share: Journal of Service Learning Vol. 10 No. 2 (2024): AUGUST 2024
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/share.10.2.87-94

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mendampingi komunitas dalam upaya meningkatkan imun tubuh di Kelurahan Jeruk Bangkingan dan Panti Asuhan Kasih Agape selama masa pandemi. Pandemi telah menekankan pentingnya menjaga kesehatan, terutama dengan memperkuat daya tahan tubuh sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi. Peningkatan imun tubuh menjadi penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit. Program ini dilakukan dengan melibatkan serangkaian pendidikan kesehatan yang mencakup cara-cara alami dan praktis untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti penerapan pola makan sehat, olahraga teratur, manajemen stres, dan kebiasaan hidup bersih. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan dan demonstrasi, diskusi interaktif, dan pendampingan langsung dalam penerapan materi yang diajarkan. Sebelum intervensi, tingkat pengetahuan responden mengenai cara meningkatkan imun tubuh masih rendah, sebanyak 17,3% responden yang memiliki pengetahuan yang baik. Setelah kegiatan pendampingan dan pendidikan kesehatan dilakukan, terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan responden, dengan jumlah 80,4% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas program dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan melalui peningkatan imun tubuh. Selain itu, kegiatan ini juga menggarisbawahi pentingnya intervensi yang berkelanjutan dan berbasis komunitas dalam menangani tantangan kesehatan di masa pandemi. Dengan demikian, pendampingan komunitas ini berhasil memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat dan mendorong perubahan perilaku positif yang berkelanjutan.
Hubungan takut jatuh dengan kualitas hidup lansia Djoar, Raditya Kurniawan; Anggarani, Anastasia Putu Martha
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 16 No. 01 (2025): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v16i01.1399

Abstract

Latar Belakang: Takut terjatuh mempunyai konsekuensi yang berdampak pada seluruh bidang  kehidupan dan kesehatan lansia yang pada akhirnya menyebabkan penurunan fungsional dan peningkatan ketergantungan pada aktivitas kehidupan sehari-hari dan aktivitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara rasa takut terjatuh dengan kualitas hidup pada lanjut usia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya. Instrumen penelitian ini adalah Modified Falls Eficacy Scale-Indonesian Version (Modified FES-I) dan kualitas hidup diukur menggunakan kuesioner WHOQOL.Hasil: Hasilnya, responden berjumlah 130 lansia, lebih dari 50% memiliki rasa takut jatuh yang tinggi dan 67% responden memiliki kualitas hidup yang buruk dan tidak ada hubungan yang signifikan antara takut jatuh dengan kualitas hidup lansia.Kesimpulan: Berdasarkan hasil peneliian tersebut, pengeloala panti bisa menyusun program kebersamaan bagi lansia untuk meningkatkan kulaitas hidup mereka serta menyusun berbagai aktivitas serta penambahan alat bantu jalan untuk dapat mengurangi rasa takut jatuh lansia.