Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Chemical and Water Sorption Properties of Chemically Modified Sesbania grandiflora and Leucaena leucocephala Fibers and Their Opportunities as Biocomposite Fillers Sari, Nasmi Herlina; Suteja, Suteja; Sutaryono, Yusuf Akhyar
Journal of Fibers and Polymer Composites Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Fibers and Polymer Composites
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/jfpc.v3i1.146

Abstract

Researchers are interested in investigating the optimum features of Sesbania grandiflora fibers (SGs) and Leucaena leucocephala fibers (LLs) for application in a wide range of applications. The purpose of this study was to explore the effects of NaOH and bleaching on the chemical characteristics, density, moisture content, and functional groups of sesbania g. and leucaena l. fibers. SGs and LLs fibers were chemically changed in various ways, including alkalization with 5% NaOH for 2 hours and bleaching with sodium chlorite (NaClO2) and acetic acid (CH3COOH). The results of the study showed that the cellulose, lignin, and hemicellulose content of the modified fiber was generally lower than that of the raw fiber. This was explained by the hydrolytic agents NaOH and bleaching causing damage to the cellulose chains and bond modifications. It was discovered that NaOH treatment was more effective at removing lignin and hemicellulose components in addition to cellulose, based on the functional groups seen in FTIR spectra. After the alkali and bleaching processes, the water content of SGs/NaOH, LLs/NaOH, SGs/bleaching, and LLs/bleaching fibers was reduced to 5.4 ± 0.89 %, 6.23 ± 0.87 %, 7.12 ± 1.02 %, dan 0.22 ± 0.21 %, respectively. This is also because the fiber has a relatively high fiber density of between 0.2 and 0.3 g/cm3, which is caused by the loss of non-fiber substances that are linked to the fiber. The results show that PFs treated with bleaching, NaOH, and raw fibers have the potential to be used as fillers in biocomposites and as substitute materials for glass fiber in the textile industry.
Pemanfaatan Sisa Baja Ringan Sebagai Pembuatan Alat Pembakar Ikan: Pembuatan Alat Pembakar Ikan Herlinasari, Nasmi; Suteja, Suteja; Hidayatulah, Syarif; Sari, Nasmi Herlina; Sutaryono, Yusuf Akhyar
JURNAL KARYA PENGABDIAN Vol. 6 No. 2 (2024): ,Oktober
Publisher : Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jkp.v6i2.187

Abstract

Used light steel is used extensively in construction projects and is only provided to collectors at a reduced cost. It is derived from the leftover light steel building components. The goal of this project is to make a grill out of the leftover light steel parts that will withstand heat better and be more valuable than it was previously. The grill's shape facilitates easy heat absorption by the cooked material. This fish grill is made by first gathering leftover light steel, then bending and attaching the steel to form the grill using bolts. The activity's outcomes demonstrate that the grill made from leftover light steel is capable of producing consistent heat, allowing the fish to be cooked to perfection without being overly dry or scorched on the outside. Light steel additionally has an excellent level of heat resistance at high temperatures, extending the tool's service life and, eventually, raising UMKM's earnings.
A Review: Fracture Structure of Natural Fiber Surface after Treatment with Various Alkali Chemicals Herlina Sari, Nasmi; Sari, Suteja; Sutaryono, Yusuf Akhyar; Khan, Moonish Ali
Journal of Fibers and Polymer Composites Vol. 3 No. 2 (2024): Journal of Fibers and Polymer Composites
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/jfpc.v3i2.203

Abstract

Natural fibers, including both animal and plant fibers, have many applications in a variety of sectors, therefore knowing the effects of chemical treatments on their characteristics is critical. This study evaluates the impact of different chemical treatments, including silanes, acetylation, benzoylation, peroxides, and several coupling agents, including maleation. In addition, this paper discusses treatment using acrylation and acrylonitrile, stearic acid, sodium chlorite, oleoyl chloride, isocyanate, and permanganate. These treatments alter the surface structure of the fibers by changing their chemical composition and shape. Silane and coupling maleation chemicals typically increase fiber attachment to the polymer matrix, whereas acetylation and benzoylation frequently improve resistance to moisture and microbial attacks. Peroxide and permanganate can produce oxidation, which reduces fiber strength, but grafting acrylation, acrylonitrile, and isocyanate improves resistance and temperature stability. Stearic acid and oleoyl chloride increase hydrophobicity, whereas sodium chlorite treatment alters the lignocellulose structure, increasing density and strength. This study also examines the impacts of biological treatment with fungi, that may change fiber structure via biodegradation pathways. This study's findings shed light on how various chemical treatments might alter the durability and strength of natural fibers, and also their use in industry and material technology.
Pelatihan Teknik Budidaya Ikan Air Tawar Pada Kolam Terpal di Kabupaten Dompu Junaidi, Muhammad; Tanaya, I Gusti Lanang Parta; Sukartono; Sutaryono, Yusuf Akhyar; Dermawan, Awan
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.9773

Abstract

Budidaya ikan air tawar menggunakan kolam terpal telah menjadi inovasi penting dalam sektor perikanan di Indonesia. Metode ini menawarkan solusi yang ekonomis, praktis, dan ramah lingkungan untuk meningkatkan produksi ikan air tawar guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Kolam terpal memiliki keunggulan seperti efisiensi biaya, fleksibilitas lokasi, kemudahan pengendalian kualitas air, dan kemampuan untuk dibongkar pasang. Jenis ikan seperti lele, nila, patin, dan gurame sangat cocok dibudidayakan dengan metode ini. Namun, tantangan seperti pengendalian suhu air dan risiko kerusakan terpal tetap memerlukan perhatian khusus. Selain memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan, budidaya ikan di kolam terpal juga mendukung prinsip keberlanjutan melalui efisiensi sumber daya dan pengelolaan limbah organik. Dengan investasi awal yang rendah, teknik ini dapat diterapkan oleh masyarakat pedesaan maupun perkotaan untuk meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja. Budidaya ikan air tawar berbasis kolam terpal berpotensi menjadi solusi strategis dalam pengembangan perikanan berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional.
Pemanfaatan Lamtoro Sebagai Pakan Ternak Dalam Mendukung Program Desa 1000 Sapi di Desa Pengengat, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah Sutaryono, Yusuf Akhyar; Sukarne; Muhammad Edi Nasution; Yogi Prayudi; Namira Risqi Putri Muquita; I Gusti Bagus Indra Permana; Nasmi Herlina Sari; Baiq Tasya Carrisa; Ludia Margrith Suseray; Muhammad Subbanul Mujahiddin; Evelyn Carolina Sentosa; Baiq Elmaliana; Kiki Dewanti
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i4.9825

Abstract

Program 1000 Desa Sapi berupaya meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi guna mewujudkan swasembada daging dengan tujuan ketahanan pangan nasional. Salah satu desa yang masuk dalam program ini adalah Desa Pengengat, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Desa Pengengat terdapat kandang kelompok Tandur Desi yang dibangun di Dusun Tempit. Desa Pengengat juga memiliki Kelompok Tani Ternak Tandur Desi yang mengelola kandang tersebut. Kelompok tani ternak tersebut memelihara sapi ternak dengan memberinya makan dengan pakan yang berupa campuran hijauan pakan dari lamtoro dan rumput odot. Akan tetapi, ketersediaan pakan masih menjadi permasalahan, sebab para peternak harus menghadapi kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ternak terutama di musim kemarau. Hal ini dapat berpengaruh terhadap produktivitas sapi ternak. Di samping itu, ketersediaan pakan ternak yang belum terjamin dapat mengganggu upaya peningkatan populasi sapi ternak yang dapat menghambat agenda Program 1000 Desa Sapi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukanlah penanaman lamtoro di lahan dekat Kandang Tandur Desi di wilayah Dusun Tempit untuk menciptakan sumber pakan ternak mandiri. Dari upaya tersebut, peternak mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya menjaga kualitas dan ketersediaan pakan bagi sapi ternak, pembudidayaan dan perawatan lamtoro sebagai pakan ternak, serta pemanfaatan lamtoro sebagai pakan ternak. Dengan demikian, kelompok tani ternak dapat mandiri dalam hal ketersediaan pakan ternak sehingga dapat mendukung lancarnya Program 1000 Desa Sapi.
Pengenalan Lamtoro (Leucaena leucocephala) sebagai Sumber Pakan Alternatif pada Ternak Sapi di Desa Kinn Ma, Kecamatan Pauk, Wilayah Magway, Myanmar Sutaryono, Yusuf Akhyar; Kay Zin Thu; Sukarne; Syalsa Bella Fitriana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 3 (2025): Juli-September 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i3.12953

Abstract

Keterbatasan ketersedian pakan berkualitas merupakan salah satu kendala utama dalam usaha peternakan sapi di Myanmar. Sistem pemeliharaan sapi ditingkat peternak umumnya masih mengandalkan limbah pertanian seperti jerami dan batang kacang yang bernilai nutrisi rendah. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan ketersediaan hijauan pakan dan tidak adanya penyediaan hijauan pakan secara khusus, pada musim kemarau terjadi kesulitan memperoleh bahan pakan terutama hijauan pakan yang berkualitas. Lamtoro (Leucaena leucocephala) merupakan tanaman legum yang memiliki potensi signifikan sebagai sumber pakan alternatif untuk ternak, khususnya ternak sapi. Tanaman legume lamtoro (Leucaena leucocephala) memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan cepat, dapat beradaptasi pada daerah tropis dan dapat bertahan di berbagai kondisi tanah. Lamtoro memiliki kandungan nutrisi diantaranya, karbohidrat 40 %, protein 25,9 %, tannin 4 %, mimosin 7,17 %, kalsium 2,36%, fosfor 0,23%, dan nitrogen 4,2 %. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memperkenalkan Lamtoro sebagai sumber pakan alternatif berprotein tinggi melalui program penyuluhan berbasis masyarakat di Desa Kinn Ma, Kecamatan Pauk, Wilayah Magway, Myanmar. Metode pelaksanaan pengabdian ini dengan melalui zoom, meliputi survei dan identifikasi potensi, penyuluhan dan diskusi, praktik lapangan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak, ditandai dengan adopsi pemberian Lamtoro kepada 15 peternak. Pemberian Lamtoro terbukti meningkatkan palatabilitas, produktivitas ternak, serta menekan biaya pakan untuk menjamin ketersediaan pakan ternak berkelanjutan