Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perilaku menyontek: Persepsi terhadap iklim sekolah dengan ketidakjujuran akademik Fitria, Yuli
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4048.658 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v7i1.7833

Abstract

Abstrak. Perilaku ketidakjujuran akademik bertentangan dengan norma, nilai pendidikan karakter serta agama. Salah satu bentuk perilaku ketidakjujuran akademik yaitu menyontek. Ironisnya pelaku penyontek tidak menyadari perilakunya sebagai kesalahan. Iklim sekolah yang kurang kondusif cenderung dipersepsikan secara negatif, diduga menjadi penyebab siswa leluasa melakukan ketidakjujuran akademik, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahanya. Hipotesis, ada hubungan negatif significan persepsi positif terhadap iklim sekolah dengan perilaku ketidakjujuran akademik. Subjek penelitian siswa kelas XII SMAN Darul Sholah Banyuwangi sejumlah 120 siswa. Teknik sampling purposive sampling. Alat ukur menggunakan Perception School Climate Scale dan Academic Dishonesty Scale. Analisis data korelasi product moment. Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan (r = -0,129, p = 0,015). Artinya, semakin positif persepsi terhadap iklim sekolah maka semakin kecil kecenderungan perilaku ketidakjujuran akademik dan sebaliknya. Pentingnya menciptakan iklim sekolah yang dipersepsikan secara positif dapat digunakan sebagai upaya mencegah terjadinya ketidakjujuran akademik seperti menyontek.Kata kunci : persepsi; iklim sekolah; ketidakjujuran akademik  Abstract. Dishonest behavior is very contrary to the norm and religion values. One of academic dishonest behavior is cheating. Unfortunately the cheaters do not realize their behavior as an error. A less conducive school climate tends to be perceived negatively and it is suspected to be the reason students are free to cheat when doing academic dishonesty, so necessary to prevent it. The subject is the XII Grade students of Darus Sholah Banyuwangi Senior High school as much 120 students. The sampling technique uses purposive sampling. Instruments used are Perception School Climate Scale and Academic Dishonesty Scale. Data analysis uses product moment correlation. Results is a significant negative (r = -0,129, p= 0,015), the more positive perception of the school climate, the smaller tendency of academic dishonesty behavior and vice versa. The importance of creating a school climate that is perceived positively can be used as an effort to prevent academic dishonesty such as cheating.Key words : perception, school climate, academic dishonesty
Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Kegiatan Bermain Bintang Berputar di Taman Kanak–Kanak Az–Zhara Lubuk Basung Kabupaten Agam Fitria, Yuli; Pransiska, Rismareni
JFACE: Journal of Family, Adult, and Early Childhood Education Vol 2 No 2 (2020): JFACE: Jurnal Keluarga, Dewasa, dan Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Penerbit Aksara Rentaka Siar (ARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman kanak-kanak ialah salah satu kegiatan pendidikan anak usia dini yang wajib untuk diikuti, dan memberikan manfaat kepada anak sebagai bekal guna melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar. Pembelajaran di TK pada umumnya berguna untuk aspek peningkatan motorik/fisik anak, tetapi difokuskan untuk lebih pada pengembangan motorik halus dibandingkan motorik kasarnya. Padahal motorik kasar anak juga perlu mendapatkan bimbingan dan arahan dari pendidik. Perkembangan motorik kasar anak diantaranya melompat, berayun, memanjat, mundur disatu garis, berjalan maju mundur, berjalan diatas papan titian, menangkapp bola, melempar dan lain sebagainya. Seharusnya aktivitas motorik kasa ini perlu dilakukan anak-anak dibawah pengawasan pendidik dengan ini maka perkembangannya bisa diperoleh secara maksimal
Psychological Well-Being of Al-Qur'an Education School Teachers in Banyuwangi Fitria, Yuli; Budi, Yulifah Salistia; Damayanti, Fransiska Erna; María-José, Chandrasekaran
World Psychology Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Pariangan Batusangkar, West Sumatra, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55849/wp.v2i2.117

Abstract

The profession of Al-Qur'an education school teachers tend to be perceived positively in the community, their role in shaping the positive character of students is a benchmark for success in educating. However, this is a separate demand for them to always be a person who looks perfect so that they do not have the freedom to express themselves which has an impact on their psychological well-being. This study aimed to find out the description of psychological well-being of Al - Qur'an education school teachers in Banyuwangi. The research design was quantitative descriptive analytic. The sampling technique used was purposive sampling with a total of 102 participants. The instrument used a psychological well-being scale (PsychologicalWell-beingScale) which consists of 42 items developed from six dimensions, with a reliability value of 0.883. Statistical analysis used descriptive analysis techniques. The results of the psychological well-being of Al-Qur'an education school teachers based on the late adult age group, female gender, length of teaching and education level up to university level showed the high category with the score ranged from 190 to 205 with a percentage reaching 69%. It could be indicated that there were other factors related to the dimensions of achieving psychological well-being including emotional maturity, experience and knowledge possessed by individuals
Upaya Upaya Mereduksi Perilaku Delinkuen melalui Peningkatan Persepsi Positif terhadap Iklim Sekolah Fitria, Yuli
Dharma Pengabdian Perguruan Tinggi (DEPATI) Vol 3 No 2 (2023): November 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/depati.v3i2.3534

Abstract

Delinquent behavior is a problem that is often carried out by adolescent students which is shown in the form of behavior against or contrary to rules, social norms that apply both at school and in society. One form of delinquent behavior is brawls between schools which are usually dominated by male students, such as in vocational high schools (SMK). This is a problem that always arises so that a solution must be immediately sought. Service activities in the form of outreach in the form of education about the dangers of delinquent behavior and measuring perceptions of school climate are carried out as an effort to reduce them. The stages of implementing this activity include; identification, preparation, implementation and evaluation. The results of the activity showed that there was a significant impact on students' understanding and perceptions of the school climate by 84% identified as having positive perceptions. It can be concluded that by forming positive perceptions and creating a conducive school climate, it can be used as a medium to minimize or reduce forms of violations at school, such as delinquent behavior.
Psikoedukasi Pencegahan Perilaku Delinkuen dan Potensi Menjadi Korban Kekerasan Pada Remaja Dengan Kondisi Keluarga Migran Fitria, Yuli; Hadiyanti, Nabila Fike
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2024): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v3i4.1259

Abstract

Kasus kekerasan dan perilaku bermasalah pada remaja yang dikenal dengan istilah perilaku delinkuen kembali marak dan meningkat setiap periodenya. Mirisnya bentuk delinkuensi remaja saat ini mengikuti seiring perkembangan zamannya. Remaja dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis atau tidak diasuh orang tua secara langsung seperti pekerja migran cenderung terlibat baik sebagai pelaku maupun korban tindak kekerasan sehingga diperlukan solusi guna upaya pencegahan. Psikoedukasi tentang pencegahan perilaku delinkuen  diduga mampu untuk mereduksinya. Tujuan dari psikoedukasi  yakni meningkatkan pengetahuan, kesadaran serta kemampuan penerapan keterampilan sosial yang dikembangkan. Tahapan psikoedukasi dilakukan menjadi empat yakni; 1). Tahap identifikasi, 2).Tahap persiapan, 3).Tahap pelaksanaan, 4)Tahap evaluasi. Kegiatan pengabdian menghasilkan; 1). Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang pemicu, bentuk – bentuk serta dampak buruk perilaku delinkuen remaja yang ditunjukan dari hasil pengisisan kuisioner, 2).Peningkatan kemampuan penerapan keterampilan sosial guna menghindari menjadi korban tindak kekerasan dengan cara menggunakan mekanisme koping positif, membiasakan komunikasi asertif dan mengembangkan kecerdasan dalam diri.