Penyuluhan tentang Linguistik Forensik dalam kaitannya dengan bahaya Cyber Crime di sekolah, dilakukan sebagai upaya pemberian informasi kepada siswa untuk cermat dalam memanfaatkan media sosial. Kejahatan di media sosial berawal dari kebebasan menyampaikan pendapat tentang suatu fenomena. Untuk itu penyuluhan ini dilakukan. Peserta penyuluhan berjumlah 90 orang siswa yang berasal dari kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Materi yang disampaikan berupa: 1) Media sosial dan peranannya di dalam masyarakat, 2) Makna dan Hakikat Linguistik Forensik, 3) Cyber crime di media sosial dalam analisis Linguistik Forensik, dan 4) Undang-undang ITE. Interaksi penyuluhan mencakup paparan materi, tanya jawab peserta, serta pemberian kuis. Peserta sangat antusias dalam penyuluhan ini dan ke depan direncanakan akan dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan analisis lingusitik forensik agar peserta /siswa menjadi lebih memahami bentuk tuturan di media social yang mengandung unsur pelanggaran hukum dan sedini mungkin dapat melakukan tindakan kontrol diri. Abstract: Counseling on Forensic Linguistics in relation to the dangers of Cyber Crime in schools was carried out as an effort to provide information to students to be careful in using social media. Crime on social media begins with the freedom to express opinions about a phenomenon. For this reason, this counseling is carried out. The counseling participants numbered 90 students from class XII of SMA Muhammadiyah 1 Palembang. The material presented is in the form of: 1) Social media and its role in society, 2) The meaning and nature of Forensic Linguistics, 3) Cyber crime on social media in Forensic Linguistic analysis, and 4) ITE Law. Extension interactions include material presentation, participant questions and answers, and giving quizzes. Participants were very enthusiastic about this counseling and in the future it is planned to continue with forensic linguistic analysis training activities so that participants/students will better understand forms of speech on social media that contain elements of law violations and can take self-control measures as early as possible.