Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Berita pertunjukan theater The Moeria Opera of Java di Banjarmasin Januari 1928 Hadid, Siregar Fedro Alvi; Norhidayat
Amarthapura: Historical Studies Journal Vol. 2 No. 2 (2023)
Publisher : History Education Department, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/amt.v2i2.2946

Abstract

Teater merupakan seni peran yang mengekspresikan perasaan, kemudian dituangkan ketika seorang pemeran akting, di sebuah panggung atau latar, dan menceritakan sebuah kisah, lakon, puisi, komedi, atau kehidupan sehari-hari. Teater sudah dikenal sejak zaman Yunani kuno yang mana biasanya Teater dipentaskan ketika ada acara keagamaan, dan umumnya teater ditampilkan di gedung yang bernama Amphitheater. Di Indonesia Pada tahun 1920-an seni teater transisi banyak berkembang di Indonesia salah satunya Pujangga Baru yang ditulis sebagai ungkapan ketertekanan kaum intelektual di masa itu karena penindasan pemerintahan Belanda yang amat keras terhadap kaum pergerakan sekitar tahun 1930-an. Dalam koran Bintang Borneo tahun 1928 bulan januari Di kota Banjarmasin juga terdapat Grup teater seperti The Moeria Opera of Java yang tampil selama hampir sebulan penuh yang kemudian setelah dari kota Banjarmasin mereka bertoleh ke kota kudus.
PENDAMPINGAN KELOMPOK SADAR WISATA BERBASIS BUDAYA DI DAERAH PENYANGGA IKN NUSANTARA, DESA JONGGON KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA A, Sainal; Norhidayat; Putri Ian; Rinda
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Patikala Vol. 4 No. 2 (2024): ABDIMAS PATIKALA
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/patikala.v4i2.2525

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk (1) memberikan pemahaman kepada masyarakat khusunya generasi muda tentang undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, (2) memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pariwisata berbasis budaya; (3) memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pemajuan kebudayaan di sektor pariwisata. Manfaat yang diharapkan dalam pengabdian ini adalah meningkatkan kemampuan masyarakat khusunya kelompok sadar wisata di Desa Jonggon Kabupaten Kutai Kertanegara untuk terus menjaga dan melestarikan situs sejarah dan cagar budaya, serta pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya dalam mendukung IKN Nusantara. Metode yang digunakan dalam PPM ini yaitu metode ceramah, diskusi interaktif, dan pendampingan mengidentifikasi potensi pariwisata berbasis budaya, serta pemanfatannya dalam mendukung pengembangan pariwisata di daerah penyangga IKN Nusantara. Adapun langkah pelaksanaannya yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan upaya tindak lanjut (rekomendasi). Sosialialisasi dilaksanakan dengan pemberian materi yang meliputi undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Undang-undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan dan Undang-undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pendampingan kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dalam mengidentifikasi potensi pariwisata berbasis kearifan budaya yang terdapat di Daerah Penyangga IKN Nusantara, Desa Jonggon Kabupaten Kutai Kertanegara.
PENDAMPINGAN KELOMPOK SADAR WISATA BERBASIS BUDAYA DI DAERAH PENYANGGA IKN NUSANTARA, DESA JONGGON KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA A, Sainal; Norhidayat; Putri Ian; Rinda
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Patikala Vol. 4 No. 2 (2024): ABDIMAS PATIKALA
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/patikala.v4i2.2525

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk (1) memberikan pemahaman kepada masyarakat khusunya generasi muda tentang undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, (2) memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pariwisata berbasis budaya; (3) memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pemajuan kebudayaan di sektor pariwisata. Manfaat yang diharapkan dalam pengabdian ini adalah meningkatkan kemampuan masyarakat khusunya kelompok sadar wisata di Desa Jonggon Kabupaten Kutai Kertanegara untuk terus menjaga dan melestarikan situs sejarah dan cagar budaya, serta pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya dalam mendukung IKN Nusantara. Metode yang digunakan dalam PPM ini yaitu metode ceramah, diskusi interaktif, dan pendampingan mengidentifikasi potensi pariwisata berbasis budaya, serta pemanfatannya dalam mendukung pengembangan pariwisata di daerah penyangga IKN Nusantara. Adapun langkah pelaksanaannya yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan upaya tindak lanjut (rekomendasi). Sosialialisasi dilaksanakan dengan pemberian materi yang meliputi undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, Undang-undang No. 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan dan Undang-undang No. 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pendampingan kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dalam mengidentifikasi potensi pariwisata berbasis kearifan budaya yang terdapat di Daerah Penyangga IKN Nusantara, Desa Jonggon Kabupaten Kutai Kertanegara.
Navigating the Linguistic Labyrinth: Unraveling the Complexities of Translating the Qur'an into the Banjar Language Saifuddin; Dzikri Nirwana; Norhidayat; Mowafq Abrahem Masuwd
International Journal of Religious and Interdisciplinary Studies Vol 1 No 2 (2024): September
Publisher : RaSAIL Media Group, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64529/astarp32

Abstract

This research focuses on the challenges in translating the Quran into Banjar. This paper aims to explore the unique challenges that arise during the process of translating the Qur'an from Arabic into the Banjar language. Translating the Qur'an transforms texts from the source language into the target language, which is often faced with various complex problems. These problems are related to the miracles of the Qur'an, the distinct characteristics of the source language (Arabic) and the target language (Banjarese), and things related to the problem of diction, idioms, pronoun usage, grammatical rules, and spelling rules. The research method used is a qualitative approach with content analysis. Data were obtained from literature studies related to translation theory, linguistics, and Qur'an studies. The results of the study show that there are several main challenges in translating the Qur'an into Banjar, including (1) differences in the structure and grammatical system between Arabic and Banjar, (2) difficulties in expressing theological and metaphysical concepts of the Qur'an in Banjar, (3) there is a cultural gap between Arabic traditions and Banjar culture, and (4) the limitation of vocabulary in Banjar to translate specific terms in the Quran. This research enriches our understanding of the challenges in translating religious sacred texts, especially the Quran, into local languages. The findings of this study can be a reference for Qur'an translators and other stakeholders to promote a broader and more inclusive understanding of the Qur'an in Indonesia.