Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Relationship of Information Media and The Role of Parents on Genital Hygiene of Students Indriyani Makmun; Rizkia Amilia; Siswi Utami
Midwifery and Nursing Research Vol 4, No 1 (2022): MARET 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/manr.v4i1.7964

Abstract

Background: Behavior that is lacking in hygiene care is being lazy to change pads when it causes bacteria to grow on the pads, the presence of vaginal discharge that causes discomfort in the female area. Good self-care during menstruation such as the use of proper sanitary napkins is that the pads should not be worn for more than six hours or the pads should be changed as often as possible when they are full of menstrual blood. Poor personal hygiene, especially in the genital area, is also a predisposing factor for cervical cancer (Muin et al, 2017) Methods: This study used an analytic study with a cross sectional approach in which the variables of information media, the role of parents and genital hygiene were studied at the same time. The research was carried out on August 5 – September 10 2020. The population in this study were students of SMA Negeri 1 Samarinda Class XII, which were 220 people. The sample in this study were 80 respondents. The sampling technique was random sampling. Analysis of the data used is the chi square test. Results: Based on the statistical test, a p-value of 0.004 was obtained, thus statistically there was a relationship between the information media and the personal hygiene and Based on statistical tests obtained p-value 0.000 thus statistically there is a relationship between the role of parents on the personal hygiene of SMA Negeri 1 Samarinda students.students. Conclusion: There is an influence of information media and the role of parents on genital hygiene in SMA Negeri 1 Samarinda students.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI SMKN 3 MATARAM Siti Mardiyah WD; Catur Esty Pamungkas; Rizkia Amilia
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 2, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1386.842 KB) | DOI: 10.31764/mj.v2i2.803

Abstract

HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang mengakibatkan kematian. Pergaulan bebas remaja merupakan salah satu indikator yang dapat menularkan penyakit tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasipenelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SMKN 3 Mataram yang berjumlah 583 dengan jumlah sampel 85 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah Accidental Sampling. Data diambil dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan di SMKN 3 Mataram. Hasil penelitian ini diperoleh data bahwa lebih banyak siswa 78 responden (91,76%) berjenis kelamin Laki-laki dan 7 responden (8,24%) berjenis kelamin perempuan, 34 responden (40%) pendidikan orang tua adalah perguruan tinggi, 41 responden (48,24%) sumber informasi adalah televisi, pengetahuan siswa SMA tentang HIV/AIDS sebanyak5 responden (5,88%) dengan criteria baik, 36 responden (42,35%) cukup dan 44 responden (51,76%) kurang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS di SMKN 3 Mataram tersebut adalah kurang.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MAKANAN BERGIZI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG PULE Rizkia Amilia; Nurul Qamariah Rista Andaruni
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 2, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.162 KB) | DOI: 10.31764/mj.v2i2.804

Abstract

Pengetahuan tentang makanan bergizi sangat penting bagi ibu karena akan meningkatkan status gizi bayi. Tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas Karang Pule tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6-¬12 bulan yang memberikan makanan pendamping ASI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan alat bantu kuesioner. Analisa data dilakukan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkanbahwa sebagian besar ibu berusia 20-35 tahun sebanyak 23 orang (76,7%), berpendidikan menengah sebanyak 15 orang (50,0%), bekerja sebanyak 20 orang (70,0%), berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (73,3%) dan pemberian MP-ASI sebanyak 25 orang (83,3%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai probabilitas (signifikansi) sebesar (0,000) <(0,05). Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang makanan bergizi dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi umur 6-12 bulan.
HAMBATAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA DI PROVINSI NTB Ana Pujianti Harahap; Aulia Amini; Nurul Qamariah Rista Andaruni; Rizkia Amilia
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 6, No 1 (2021): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v6i1.1521

Abstract

IMD termasuk dalam salah satu 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) atau ten step to successful breastfeeding. IMD dapat dilaksanakan pada persalinan secara normal atau dengan Sectio Caesarea. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUD Prov NTB), sebagai rumah sakit pusat rujukan terbesar di NTB data jumlah pasien yang melahirkan dengan SC pada tahun 2017 sebanyak 288 (88%), dari total persalinan 327. Dari jumlah pasien yang melahirkan dengan SC sebagian besar tidak pernah dilakukan IMD. Pasien yang melahirkan spontan sebanyak 39 orang (22%). Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui hambatan IMD pasien post SC. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Informen dalam penelitian ini terdiri dari tenaga kesehatan yaitu dokter spesialis kandungan, dokter spesialis anak, pihak manajemen,bidan dan pasien. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Analisis data dilakukan menggunakan versi Miles dan Huberman, dalam Sugiyono (2013). Aktivitas meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data ( data display) dan penarikan kesimpulan (verification). Hasil penelitian yang sudah terindentifikasi mengenai hambatan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada pasien post SC yaitu : 1) Kendala kurangnya informasi pasien tentang IMD, 2) tidak ada tenaga kesehatan khusus yang melaksanakan IMD, 3) kurangnya pelatihan tentang pelaksanaan IMD post SC, 4) Ketidaknyamanan posisi pasien saat SC, 5) Kekhawatiran ibu terhadap kondisi bayi saat dilakukan imd, dan 6) kurangnya kerjasama tim tenaga kesehatan. Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dan instansi kesehatan bisa bersama-sama untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini pada pasien post Sectio Caesrea.Early initiation of breastfeeding is included in one of the 10 Steps to Successful Breastfeeding (LMKM) or ten-step to successful breastfeeding. IMD can be carried out in labor normally or with Caesarean Sectio. Based on data obtained from the General Hospital of West Nusa Tenggara Province, as the largest referral center hospital in West Nusa Tenggara, the number of patients giving birth to SC in 2017 was 288 (88%), out of total delivery of 327. Of the total, most patients who have had an SC have never had an early initiation of breastfeeding. Patients who gave birth spontaneously were 39 people (22%). This study aims to determine the early initiation of breastfeeding barriers for post-SC patients. The research method used is descriptive qualitative. Informants in this study consisted of health workers namely obstetricians, pediatricians, management, midwives and patients. In this study, researchers will use data analysis performed using the version of Miles and Huberman, in Sugiyono (2013). Activities include data reduction, data display, and verification. The results of studies that have been identified regarding the obstacles to implementing early initiation of breastfeeding in post SC patients are: 1) Obstacles to lack of patient information about early initiation of breastfeeding, 2) there are no special health workers who carry out early initiation of breastfeeding, 3) lack of training on implementing post-SC early initiation of breastfeeding, 4) Discomfort of the patient's position during SC, 5) Mother's concern for the condition of the baby during early initiation of breastfeeding, and 6) Lack of teamwork of health workers. With the results of this study, it is expected that health workers and health agencies can work together to further optimize the implementation of early initiation of breastfeeding in post-SC patients.
PREMENSTRUAL GENTLE YOGA MELALUI MEDIA TERAPI MUSIK RELAKSASI SEBAGAI UPAYA MENGATASI GEJALA PREMENSTRUAL SYNDROM (PMS) DI DESA JEMPONG TIMUR WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG PULE Nurul Qamariah Rista Andaruni; Ana Pujianti Harahap; Rizkia Amilia; Indriyani Makmun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.516 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3284

Abstract

ABSTRAKBerdasarkan analisis situasi yang teridentifikasi teradapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh mitra, yaitu sebagian besar remaja mengalami ketidaknyamanan menjelang menstruasi (7-10 Hari sebelum menstruasi) sebesar 80%, sebesar 25% remaja mengkonsumsi obat anti nyeri saat menstruasi dan tidak mengetahui cara penanganan selain mengkonsumsi obat anti nyeri, belum memiliki pengetahuan tentang Premenstrual Gentle Yoga dan belum mampu untuk melakukannya. Sehingga penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh mitra yang diberikan yaitu dengan memberikan penyuluhan Premenstrual Gentle Yoga Melalui Daring Sebagai Upaya Mengatasi Gejala Premenstrual Syndrome (PMS). Kegiatan ini diharapakan akan terus berlanjut dilakukan oleh remaja melalui Posyandu Remaja yang ada di Desa Jempong Timur. Metode kegiatan yang digunakan adalah dengan metode penyuluhan dan pelatihan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah kegiatan, dari 75% meningkat menjadi 85%. Potensi hasil pelaksanaan PKM-M yang telah dilaksanakan kurang lebih 1 bulan adalah remaja merasakan sekali manfaat setelah melakukan yoga, nyeri yang dirasakan agak berkurang walau belum hilang dikarenakan pelaksanaan baru dilakukan sekali dan dilakukan kembali oleh remaja dirumah masing-masing. Kata kunci: premenstrual gentle yoga; premenstrual syndrome ABSTRACTBased on the analysis of the situation identified there were several problems faced by partners, namely most of the teenagers experienced discomfort before menstruation (7-10 days before menstruation) by 80%, 25% of adolescents took anti-pain medication during menstruation and did not know how to handle it besides consuming pain medication, do not have knowledge of Premenstrual Gentle Yoga and have not been able to do so. So that the solution to the problems faced by the partners given is by providing Premenstrual Gentle Yoga online as an Effort to Overcome Premenstrual Syndrome (PMS) Symptoms. It is hoped that this activity will continue to be carried out by youth through Youth Posyandu in Jempong Timur Village. The activity method used is counseling and training methods. The results showed that there was an increase in knowledge before and after the activity, from 75% to 85%. The potential results of the implementation of PKM-M that have been implemented for about 1 month are that teenagers feel once the benefits after doing yoga, the pain they feel is somewhat reduced even though they have not disappeared because the implementation has only been done once and done again by teenagers in their respective homes. Keywords: premenstrual gentle yoga; premenstrual syndrome
PROGRAM VAKSINASI MASAL PADA SISWA SMA, SMK, DAN SLB DI DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2021 Dwi Kartika Cahyaningtyas; Evi Diliana Rospia; Desi Rofita; Indriyani Makmun; Rizkia Amilia; Ana Pujianti Harahap; Sella Shafila
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6023

Abstract

ABSTRAKWHO (World Health Organization) telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi dunia. Covid-19 masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2020 dan angka kejadian dikonformasi positif terus mengalami kenaikan hingga saat ini. Indonesia memiliki rencana memberikan vaksinasi Covid-19 kepada anak-anak berusia 12-17 tahun. semakin lama anak tidak divaksinasi, maka semakin tinggi potensi munculnya varian baru Covid-19 yang lebih mengancam. Tujuan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu menjalankan tugas tenaga kesehatan dalam memutuskan mata rantai penularan covid-19. Hal ini juga berdasarkan peraturan pemerintah mengharapkan pelaksanaan proses belajar mengajar dapat berjalan normal kembali dan dengan proses tatap muka. Metode dalam Pelaksanaan kegiatan vaksin menggunakan penyederhanaan 4 meja menjadi 2 meja dengan 2 tahapan yaitu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Target sasaran pada kegiatan vaksinasi ini adalah 2000 siswa. Hasil pengabdian yang didapatkan bahwa jumlah yang telah melakukan vaksinasi sebanyak 1900 siswa dan 100 siswa yang tunda. Berdasarkan hasil kegiatan pelasanakan pengabdian masyarakat dengan menjalankan program vaksinasi masal pada siswa siswi SMA, SMK dan SLB se-Kota Mataram didapatkan hasil siswa siswi yang telah divaksin sebanyak 1900 siswa dan ditunda untuk melakukan vaksin sebanyak 100 siswa. Adapun faktor penundaan vaksin yaitu tekanan darah yang tinggi, memiliki riwayat penyakit seperti jantung, kanker, gula darah tinggi, sedang tidak dalam keadaan sehat seperti batuk, pilek, demam. Presentasi yang didapatkan pada kegiatan vaksinasi ini sebanyak 95% dari target yang telah ditetapkan. Kata kunci: anak sekolah; usia 12-17 tahun; vaksinasi; covid-19. ABSTRACTWHO (World Health Organization) has declared Covid-19 a global pandemic. Covid-19 has entered Indonesia since early 2020 and the number of positive confirmed cases continues to increase until now. Indonesia has a plan to give Covid-19 vaccinations to children aged 12-17 years. The longer a child is not vaccinated, the higher the potential for new, more threatening Covid-19 variants to emerge. The purpose of this community service is to carry out the duties of health workers in breaking the chain of transmission of COVID-19. It is also based on government regulations that expect the implementation of the teaching and learning process to run normally again and with a face-to-face process. The method in implementing vaccine activities uses the simplification of 4 tables into 2 tables with 2 stages, namely planning and implementing activities. The target for this vaccination activity is 2000 students. The results of the service found that the number of students who had vaccinated was 1900 students and 100 students who were delayed. Based on the results of community service activities by running a mass vaccination program for high school, vocational and special school students throughout the city of Mataram, it was found that 1900 students had been vaccinated and postponed to vaccinate 100 students. The factors for delaying the vaccine are high blood pressure, having a history of diseases such as heart disease, cancer, high blood sugar, being not in good health such as cough, runny nose, fever. The presentation obtained in this vaccination activity was 95% of the target that had been set. Keywords: school children; 12-17 years old; vaccination; covid-19.
PEMBENTUKAN PEER EDUCATOR DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS REMAJA MELALUI PEMBERIAN AKSES INFORMASI TENTANG PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI DESA SEMBUNG KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT Nurul Qamariah Rista Andaruni; Aulia Amini; Ana Pujianti Harahap; Rizkia Amilia
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 3, No 1 (2019): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.96 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v3i1.1065

Abstract

ABSTRAKPermasalahan yang kami temukan di Desa Sembung yakni terdapat 29% perkawinan remaja. rata-rata pengetahuan remaja tentang dampak perkawinan muda masih sangat kurang, pelaksanaan perkawinan remaja masih didukung oleh budaya setempat, dan sebagian besar remaja yang telah melakukan perkawinan muda mengalami putus sekolah. Oleh sebab itu, kami membentuk peer educator tiap dusun untuk memudahkan remaja mengakses informasi terkait pendewasaan usia perkawinan. Hasil kegiatan ini sangat berdampak positif baik bagi remaja khususnya maupun orangtua dan masyarakat, terbukti 90% terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap pendewasan usia perkawinan, sedangkan hasil uji lapangan sebesar 80% remaja mampu menjadi konselor sebaya (peer educator). Kata kunci: perkawinan remaja, peer educator, pendewsaan usia perkawinan ABSTRACTThe problem we found in Sembung Village is that there are 29% of teenage marriages. The collective knowledge of adolescents about the impact of young unions is still lacking, the implementation of underage marriages supported by local culture, and the majority of adolescents who have committed young marriages experience dropouts.  Therefore, we formed peer educators in each hamlet to facilitate youth accessing information related to the age of marriage.  The results of this activity are very favorable for both adolescents in particular as well as parents and the community, as evidenced by 90% increase in knowledge and attitudes towards the demise of marriage age, while field test results by 80% of adolescents can become peer educators. Keywords: underage marriages, peer educator, related to the age of marriage
TERAPI BIRTHING BALL UNTUK MENGURANGI NYERI KALA I PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI RSUD KOTA MATARAM Indriyani Makmun; Rizkia Amilia; Ana Pujianti Harahap; Desi Rofita; Nurul Qamariah Rista Andaruni; Biantari Alika Maharani; Mifanatul Hairah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No 1 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v5i1.6000

Abstract

ABSTRAKBirthing ball merupakan salah satu metode active  birth menggunakan bola pilates yang membantu ibu  inpartu kala I. Penggunaan bola pilates dengan melakukan gerakan seperti duduk dibola dan bergoyang-goyang, membuat kemajuan persalinan, memberikan rasa nyaman dan, serta  meningkatkan sekresi endoprin disebabkan kelenturan  dan kelengkungan bola merangsang reseptor dipanggul. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang birth ball. Metode yang digunakan antara lain ceramah/penyampaian materi menggunakan leaflet, praktikum atau pelatihan langsung kepada peserta serta tanya jawab guna mendukung pengetahuan ibu tentang terapi birthing ball. Hasil dari kegiatan pengabdian dibuktikan dengan keaktifan peserta dalam kegiatan ini, pelaksanaan kegiatan telah mampu meningkatkan pengetahuan ibu bersalin dalam mengurangi nyeri pada kala I persalinan, dapat mengelola rasa nyeri saat kontraksi dan ketidaknyaman ibu seperti rasa cemas berlebih dan mengelola pernafasan serta dapat mengurangi sakit punggung, sesak nafas. Hasil kegiatan ini sangat berdampak positif pada proses persalinan ibu yang lahir dengan normal atau pervaginam tanpa adanya intervensi dilakukan tindakan Sectio Caesaria. Kata kunci: birthing ball; nyeri kala I persalinan; ibu bersalin. ABSTRACTBirthing ball is one of the active birth methods using a pilates ball that helps pregnant women in the first stage. The use of a pilates ball by doing movements such as sitting on a ball and rocking, makes labor progress, provides a sense of comfort and, and increases the secretion of endorphins due to the flexibility and curvature of the ball. stimulate hip receptors. The purpose of this community service is to provide counseling and training about birth balls. The methods used include lectures/delivery of material using leaflets, practicum or direct training to participants and questions and answers to support mother's knowledge about birthing ball therapy. The results of the service activities are evidenced by the activeness of the participants in this activity, the implementation of the activities has been able to increase the knowledge of maternity mothers in reducing pain in the first stage of labor, can manage pain during contractions and maternal discomfort such as excessive anxiety and manage breathing and can reduce back pain, out of breath. The results of this activity have a very positive impact on the delivery process for mothers who are born normally or vaginally without any intervention by performing Sectio Caesaria. Keywords: birthing ball; pain in the first stage of labor; mother gave birth.
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG AROMATERAPI LAVENDER UNTUK MENGURANGI NYERI PERSALINAN KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Cahaya Indah Lestari; Catur Esty Pamungkas; Siti Mardiyah; Rizkia Amilia; Evi Diliana Rospia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 4, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v4i1.8902

Abstract

Menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiraan hidup pada tahun 2030 merupakan target SDGs. Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015 menunjukkan AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, masih sangat tinggi dibandingkan perkiraan Kementerian Kesehatan. Bank Dunia menyatakan bahwa sejak 2000, AKI di Indonesia menunjukkan tren menurun dengan rasio sebesar 177 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2017. Pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahun ibu hamil tentang aromaterapi lavender untuk mengurangi nyeri persalinan di Polindes Rembiga Kecamatan Selaparang Kota Mataram. Metode pengabdian yang digunakan berupa penyuluhan terhadap ibu hamil Trimester III di Polindes Rembiga yang berjumlah 10 orang. Adapun mitra dalam kegiatan ini yaitu bidan desa, kader dan tokoh masyarakat. Kegiatan pengabdian yang dilakukan terdiri dari tiga tahap, yaitu pemaparan, praktik penggunaan aromaterapi lavender dan tanya jawab. Hasil kegiatan pengabdian, didapatkan sebagian besar ibu hamil paham dengan penyuluhan yang diberikan. Kesimpulan Pendidikan kesehatan aromaterapi lavender dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil untuk mengurangi nyeri persalinan.
EDUKASI PENCEGAHAN SCREEN DEPENDENCY DISORDER (SDD) DAN TANTANGAN POLA ASUH EFEKTIF ANAK USIA DINI ERA DIGITAL DI DESA TAMAN SARI GUNUNG SARI LOMBOK BARAT Rizkia Amilia; Nurul Qamariah Rista Andaruni; Ana Pujianti Harahap; Indriyani Makmun
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan
Publisher : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jpmk.v3i1.6856

Abstract

Screen Dependency Disorder (SDD) atau biasa disebut kondisi kecanduan layar dan gadget merupakan penggunaan gadget elektronik dan internet yang tidak terkendali dan disertai dengan gangguan perilaku, kognisi dan sosial. Berdasarkan situs New York Times, 70% orang tua mengaku mengijinkan anak-anak mereka yang berusia 6 bulan- 4 tahun untuk bermain gagdet ketika orang tua sedang sibuk, 25 % mengaku meninggalkan anak-anak sendiri dengan bermain gagdet saat menjelang tidur. Kebanyakan orang tua juga menyatakan anak-anak yang usianya dibawah 1 tahun menggunakan gadget untuk bermain game, menonton video dan bermain aplikasi (Zhallina, 2019).Tujuan pengabdian ini adalah untuk menambah pengetahuan ibu/orang tua melalui edukasi tentang pencegahan Screen Dependency Disorder (SDD)/kecanduan layar dan gadget serta tantangan pola asuh efektif anak usia dini. Metode yang digunakandalam pengabdian ini  mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat) tahapan perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Mitra pada pengabdian ini merupakan ibu/orang tua, kader, bidan desa dan tokoh masyarakat. Dari hasil edukasi yang diberikan menunjukkan bahwa 29 orang (82,85 %) sudah benar menjawab kuesioner yang diberikan. Para orangtua tersebut juga sangat antusias ingin mempraktekan materi pola asuh yang sudah diberikan. Kesimpulan pada pengabdian ini adalah kegiatan ini sangat berdampak positif bagi para orang tua dan masyarakat umum karena meningkatkan pengetahuan orang tua dalam tentang Screen Dependency Disorder (SDD)/kecanduan layer dan gadget serta pola asuh anak yang efektif terhadap anak usia dini di era digital. Saran dari pengabdian ini adalah diharapkan kepada orang tua mampu menerapkan pola asuh efektif terhadap anak usia dini sehingga anak terhindar dari Screen Dependency Disorder (SDD).