Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pelatihan Pengukuran Pada Bayi dan Balita Menggunakan Alat Antropometri Kit Pada Kader di Desa Perampuan Adiputri, Ni Wayan Ari; Pamungkas, Catur Esty; Harmayani, Ria
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 8, No 3 (2025): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v8i3.482

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu sebagai program kesehatan masyarakat, berperan penting dalam memantau tumbuh kembang anak. Pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkar kepala) adalah cara utama untuk mengevaluasi status gizi anak, dan diperlukan pelatihan kader untuk melakukannya secara akurat. Tujuan: meningkatkan kapasitas kader Posyandu di Desa Perampuan dalam menggunakan alat antropometri kit untuk mengukur bayi dan balita, guna memastikan pertumbuhan anak sesuai standar kesehatan. Metode: Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, dan evaluasi. Subyek kegiatan ini adalah 42 kader dari 7 Posyandu di Desa Perampuan. Alat yang digunakan meliputi stadiometer, timbangan digital, baby scale, dan meteline. Kegiatan berlangsung melalui tiga tahapan: persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hasil dan Pembahasan: Kegiatan pelatihan dilakukan pada 6 Oktober 2024, dengan materi tentang pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala. Kader Posyandu menerima bantuan alat antropometri kit untuk masing-masing Posyandu. Evaluasi dilakukan sehari setelahnya dan ditemukan beberapa hambatan, seperti latar belakang pendidikan kader yang berbeda-beda dan masalah kalibrasi alat. Kesimpulan: Pelatihan ini berhasil meningkatkan kemampuan kader dalam mengukur pertumbuhan anak menggunakan alat antropometri kit. Hasil pemeriksaan dapat digunakan sebagai data yang valid untuk menilai status gizi anak. Evaluasi dan pendampingan penggunaan alat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan.
GEMES STUNTING (GERAKAN EDUKASI MENYUSUI ASI EKSKLUSIF UNTUK MENCEGAH STUNTING SECARA DINI) DI POSKESDES REMBIGA KECAMATAN SELAPARANG KOTA MATARAM Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; Amilia, Rizkia
Journal of Community Empowerment Vol 4, No 2 (2025): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jce.v4i2.32298

Abstract

ABSTRAK                                                                            ASI  atau  yang  disebut  Air  Susu  Ibu  adalah  air  susu  yang  dihasilkan  oleh  ibu  dan mengandung zat gizi yang telah diperlukan si bayi untuk kebutuhan maupun perkembangan si bayi. Usia 6 bulan pertama pada bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan campuran susu lainnya  seperti  susu  formula  dan  tanpa  tambahan  makanan  padat  lainnya,  misalnya  biscuit, bubur nasi, pisang, dan lain-lain (Nuradhiani, 2020) Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan ibu terkait ASI Ekslusif. Lokasi pengabdian di Poskesdes Rembiga  Kecamatan Selaparang Kota Mataram. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, pemberian leaflet dan metode pre-post test dalam bentuk kuesioner. Subyek pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan sejumlah 15 orang. Instrumen yang digunakan adalah power point, leaflet dan kuesioner. Berdasarkan hasil pretest dan posttest dari kegiatan yang dilakukan dapat dilihat terjadi peningkatan pengetahuan remaja putri dari nilai pretest dalam kategori kurang sebesar 46 % (7 orang) meningkat menjadi sebagian besar kategori pengetahuan cukup dan baik sebesar 60 % (9 orang) pada saat posttest.Kata kunci: Pendidikan Kesehatan; Stunting; ASI Eksklusif. ABSTRACTBreast milk or what is known as Mother's Milk is the milk produced by the mother and contains the nutrients needed by the baby for their needs and development. For the first 6 months, babies should only be given breast milk without any additional mixed milk such as formula and without any solid food additions, such as biscuits, rice porridge, bananas, etc (Oktarina & Sudiarti, 2014). The purpose of this community service activity is to increase mothers' knowledge about Exclusive Breastfeeding. The location of the service is at the Rembiga Poskesdes in Selaparang District, Mataram City. The methods used in this activity include lectures, distribution of leaflets, and a pre-post test in the form of a questionnaire. The subjects of this community service are all pregnant mothers and mothers who have babies aged 0-6 months totaling 15 people. The instruments used are PowerPoint, leaflets, and questionnaires. Based on the results of the pretest and posttest from the conducted activities, there was an increase in knowledge among female adolescents from a pretest score in the 'poor' category of 46% (7 people) to mostly being in the 'sufficient' and 'good' knowledge categories at 60% (9 people) during the posttest.Keywords: Health Education; Stunting; MP-ASI.
PARTICIPATION OF PREGNANT MOTHERS IN THE TRIPLE ELIMINATION PROGRAM FOR HIV, SYPHILIS AND HEPATITIS B DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN MATARAM CITY, 2021 WD, Siti Mardiyah; Pamungkas, Catur Esty; Amini, Aulia; Cahyaningtyas, Dwi Kartika
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v11i01.3089

Abstract

Background: The Covid-19 pandemic that hit almost all countries in the world today has had an impact on various health and non-health sectors, including the island of Lombok. Perinatal transmission from mother to baby is still quite high, as evidenced by 28,314 pregnant women who were tested for HIV in January-September 2012, as many as 812 pregnant women (2.9%) were infected with HIV. The Covid-19 pandemic has made the NTB government respond by issuing various policies to break the chain of transmission and reduce the impact that occurs, namely by locking, so that it has an impact on visits by pregnant women to carry out ANC checks to health services.Purposes: This study aims to explore the participation of pregnant women in the Triple Elimination Program for HIV, Syphilis, and Hepatitis B in the Covid-19 Pandemic in Mataram City.Methods: This study uses a qualitative and quantitative approach with descriptive analytic design with a cross-sectional design to determine the relationship between the independent variable and the dependent variable simultaneously in a single population and at the same time. Data analysis includes univariable analysis to describe the frequency distribution of each variable.Results: In general, the Triple Elimination program has been going well with many pregnant women who have high perceptions of the vulnerability of Triple Elimination, but what needs to be improved is counseling and information about HIV and HIV testing from health workers and support from related agencies so that this program runs optimally. and pregnant women are willing to carry out the Triple Elimination test.Conclusion: This study suggests the need for counseling and education on HIV testing from health workers and support from relevant agencies. Future research can look at the factors that affect the performance of health workers in providing education
Edukasi pangan lokal untuk mencegah stunting di dusun Kerepet desa Perampuan kabupaten Lombok Barat Pamungkas, Catur Esty; Lestari, Cahaya Indah; Mardiyah WD, Siti; Adiputri, Ni Wayan Ari; Arieska, Risa; Makmun, Indriyani; Masdariah, Baiq; Suryati Listi, Iqro; Jumratun, Jumratun
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.26267

Abstract

Abstrak Stunting pada Balita masih menjadi permasalahan kesehatan yang belum teratasi saat ini, Di Provinsi NTB terdapat 3 Kabupaten dengan prevalensi stunting balita tertinggi, salah satunya Kabupaten Lombok Barat. Pengolahan makanan dan info zat gizi sangat minim sehingga asupan gizi balita tidak terpenuhi. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi pada ibu balita mengenai pemanfaatan bahan pangan lokal untuk mencegah stunting, pada kelompok di Dusun Krepet Desa Perampuan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dengan memberikan penyuluhan kepada kelompok ibu balita di Dusun Krepet Desa Perempuan yang berjumlah 15 orang. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, maka dilakukan pretes dan postes, sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi. Hasil pengkajian didapatkan karakteristik usia balita terbanyak yaitu pada usia 1-3 tahun yaitu 10 balita (66%), dengan hasil pengetahuan rata-rata pretes adalah 7,8 dan rata-rata postes meningkat menjadi 9,3, sehingga didapatkan selisih nilai pretes dan postes sebesar 1,5. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran memiliki pengetahuan terhadap pemanfaatan pangan lokal sangat baik, sehingga diharapkan bagi pelaksana pengabdian berikutnya bisa memberikan intervensi berupa pembuatan menu makanan menggunakan bahan pangan lokal. Kata kunci: ibu balita; edukasi; stunting; pangan lokal Abstract Stunting in toddlers is still a health problem that has not been resolved at this time. In NTB Province there are 3 districts with the highest prevalence of stunting in toddlers, one of which is West Lombok District. Food processing and nutritional information are very minimal so that toddlers' nutritional intake is not met. The aim of this service activity is to provide education to mothers of toddlers regarding the use of local food ingredients to prevent stunting, in groups in Krepet Hamlet, Perampuan Village. The method used in this activity was to provide counseling to a group of mothers of toddlers in Krepet Hamlet, Women's Village, totaling 15 people. To determine the effect of counseling on the level of knowledge, a pretest and posttest were carried out, before and after providing educational material. The results of the study showed that the most common age characteristics of toddlers were 1-3 years old, namely 10 toddlers (66%), with the average pretest knowledge result being 7.8 and the average posttest increasing to 9.3, so that the difference between the pretest and posttest of 1.5. This shows that the target has very good knowledge of the use of local food, so it is hoped that the next service implementer can provide intervention in the form of making a food menu using local food ingredients. Keywords: toddler mother; education; stunting; local food
Sosialisasi dan penerapan natural therapy dalam upaya peningkatan asi eksklusif di Poskesdes desa Bagik Polak Barat Cahyaningtyas, Dwi Kartika; Rospia, Evi Diliana; Pamungkas, Catur Esty; Mardiyah WD, Siti; Anggraini, Silvi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.14597

Abstract

Abstrak                                                                                 Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Upaya yang dilakukan dalam mengeluarkan ASI pada ibu postpartum terdapat 2 hal yang mempengaruhi yaitu produksi dan pengeluaran. Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan natural therapy yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas dengan cara memperbanyak ASI menggunakan natural therapy berupa pijat oksitosin, yang dapat mengatasi pembengkakan pada payudara akibat bendungan ASI dan mengetahui nutrisi yang tepat selama masa nifas agar ibu dan bayi menjadi sehat. Tujuan pengabdian untuk mengedukasi ibu postpartum tentang ASI Eksklusif dan penerapan pijat oksitosin. Metode yang digunakan adalah dengan sosialisasi dan penerapan pijat oksitosin. Berdasarkan hasil pengabdian pengetahuan sebelum diberikan dan setelah diberikan terjadi peningkatan menjadi lebih baik, serta ibu postpartum mampu melakukan pijat oksitosin secara mandiri. Kata kunci: ASI eksklusif; ibu nifas; natural therapy; pijat oksitosin; teknik menyusui AbstractThe age of 0-24 months is a period of rapid growth and development, so it is often termed a golden period as well as a critical period. There are 2 things that affect the efforts made in expressing breast milk in postpartum mothers, namely production and expenditure. This is related to the implementation of natural therapy which aims to increase the knowledge of postpartum mothers by increasing breast milk using natural therapy in the form of oxytocin massage, which can overcome swelling of the breasts due to breast milk dams and knowing proper nutrition during the postpartum period so that mothers and babies become healthy. The purpose of the service is to educate postpartum mothers about exclusive breastfeeding and the application of oxytocin massage. The method used is socialization and application of oxytocin massage. Based on the results of the knowledge service before it was given and after it was given there was an increase for the better, and postpartum mothers were able to do oxytocin massage independently Keywords: exlusive breastfeeding; postpartum; natural therapy; oxytocin massage; breastfeeding technique
Implementasi gerakan dapur sehat atasi stunting melalui pengolahan bahan pangan lokal dan gizi seimbang Amilia, Rizkia; Pamungkas, Catur Esty; Makmun, Indriyani; Lestari, Cahaya Indah; Andira, Ayu; Gustiana, Yuyun; Listi, Iqro Suryati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25876

Abstract

Abstrak Stunting merupakan kondisi dimana anak-anak mengalami gagal tumbuh karena pola makan yang buruk atau infeksi yang berulang sehingga beresiko mengalami penyakit atau kematian. Provinsi Nusa Tenggara Barat berada pada urutan tertinggi ke empat dengan prevalensi stunting sebesar 32,7%. Prevalensi data stunting di Kabupaten Lombok Barat sebesar 34%. Tingginya angka stunting ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya ibu balita tentang cara memenuhi kebutuhan gizi seimbang, praktik pemberian makan yang tidak tepat, serta pengenalan dan pemanfaatan bahan pangan lokal yang ada di sekitar desa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan gerakan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) dengan cara memberikan edukasi dan melakukan pendampingan secara langsung kepada masyarakat sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan pangan lokal. Metode pelaksanaan pengabdian ini melalui 4 tahap yaitu: (1) Perencanaan, yang terdiri dari identifikasi, pemetaan, perumusan masalah dan peningkatan kapasitas; (2) Pelaksanaan, terdiri dari pretest, penyuluhan, implementasi DASHAT, KIE; (3) Observasi dan Evaluasi, melalui pendampingan langsung selama kegiatan dan posttest; (4) Keberlanjutan; melakukan pendampingan dan pembinaan untuk keberlanjutan program. Berdasarkan hasil pretest didapatkan hasil pengetahuan dalam kategori kurang sebesar 50% (10 orang), sedangkan hasil pengukuran sikap didapatkan 65% (13) orang ibu memiliki sikap yang negatif. Pada hasil posttest didapatkan responden memiliki pengetahuan dalam kategori baik sebesar 80% (16 orang), sedangkan hasil pengukuran sikap didapatkan 75% (15) orang ibu memiliki sikap yang positif dalam meyediakan kebutuhan gizi anak. Kesimpulan kegiatan pengabdian ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap yang positif kepada ibu yang diberikan edukasi dan pendampingan praktik gerakan DASHAT. Kata kunci: stunting; balita; DASHAT; pangan lokal; gizi seimbang Abstract Stunting is a condition where children experience growth failure due to poor nutrition or recurrent infections, putting them at risk of illness or death. West Nusa Tenggara Province ranks fourth highest with a stunting prevalence of 32.7%. The stunting prevalence in West Lombok Regency is 34%. The high stunting rates are attributed to a lack of knowledge among the community, particularly among mothers of toddlers, regarding how to meet balanced nutritional needs, improper feeding practices, and the introduction and utilization of local food sources available in the village. This activity aims to implement the Healthy Kitchen to Overcome Stunting by providing education and direct assistance to the community as an effort to meet balanced nutritional needs by utilizing local food ingredients. The implementation method of this service consists of 4 stages: (1) Planning, which includes identification, mapping, problem formulation, and capacity building; (2) Execution, consisting of pre-tests, outreach, DASHAT implementation, and communication, information, and education; (3) Observation and Evaluation, through direct assistance during activities and post-tests; (4) Sustainability; providing support and guidance for program sustainability. Based on the results of the pretest, it was found that knowledge was in the poor category at 50% (10 people), while the measurement of attitudes showed that 65% (13 people) of mothers had a negative attitude. In the posttest results, it was found that respondents had knowledge in the good category at 80% (16 people), while the measurement of attitudes showed that 75% (15 people) of mothers had a positive attitude in providing children's nutritional needs. The conclusion of this community service activity is that there has been an increase in knowledge and a positive change in attitude among mothers who received education and guidance on the the Healthy Kitchen to Overcome Stunting movement practices. Keywords: stunting; toddler; DASHAT; local food; balanced nutrition
Anting emas sus emil (atasi stunting melalui edukasi masyarakat khususnya pada kelompok ibu hamil) di desa Aikmel kecamatan Aikmel kabupaten Lombok Timur Lestari, Cahaya Indah; Pamungkas, Catur Esty; Mardiyah WD, Siti; Amilia, Rizkia; Adiputri, Ni Wayan Ari; Masdariah, Baiq; Arieska, Risa; Rospia, Evi Diliana; Makmun, Indriyani; Amini, Aulia; Cahyaningtyas, Dwi Kartika
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.24588

Abstract

AbstrakKegiatan pengabdian masyarakat ini bertempat di daerah bintaro Ampenan, tujuan dari kegiatan ini adalah memperkernalkan prilaku hidup bersih sehingga target sasaran pada program pengabdian ini adalah anak-anak usia 5 tahun dan sekolah dasar dimana usia tersebut adalah usia rentan lalai akan kebersihan diri. Metode penyampaian yang diberikan berupa dongeng PHBS dengan cara bercerita tentang perilaku hidup sehat yang diadaptasi dari beberapa referensi buku cerita. Tingkat keberhasilah dari kegitian ini adalah anak-anak dapat menerapkan perilaku hidup bersih dengan menerapkan cuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah berkegitan atau makan, anak-anak juga mampu untuk diajak bekerjasama dalam kegiatan gotong royong yang melibatkan para remaja masjid didaerah bintaro. Waktu yang dihabiskan selama kegiatan ini berlangsung adalah tiga bulan dari persiapan dan termasuk dengan monitring evaluasi kegiatan selama kurang lebih sebulan untuk memastikan kegiatan ini tetap terlaksana. Kata kunci: PHBS; literasi. AbstractThis community service activity takes place in the Bintaro Ampenan area, the aim of this activity is to introduce clean living behavior so that the targets for this service program are children aged 5 years and elementary school where this age is the age that is vulnerable to neglecting personal hygiene. The delivery method given is in the form of PHBS fairy tales by telling stories about healthy living behavior adapted from several story book references. The level of success of this activity is that children are able to adopt clean living behavior by washing their hands with soap before and after doing activities or eating, children are also able to be invited to collaborate in mutual cooperation activities involving mosque teenagers in the Bintaro area. The time spent during this activity was three months of preparation and included monitoring and evaluation of the activity for approximately a month to ensure this activity was still carried out. Keywords: PHBS; literation.