Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perekam Medis Tentang Nilai Guna Rekam Medis Di Kota Tasikmalaya Tahun 2023 Karmelia Putri, Anita; Fery Fadly; Suhenda, Andi; Ahamd Junaedi, Fadil
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.215

Abstract

Latar Belakang : Undang-Undang RI No 36 Tahun 2014 Fasilitas Layanan Kesehatan merupakan suatu tempat yang melaksanakan berbagai upaya layanan kesehatan. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, fasilitias pelayanan kesehatan diwajibkan membuat rekam medis. Rekam medis mempunyai nilai guna bagi fasilitas layanan kesehatan, tenaga kesehatan dan bagi pasien. Seorang perekam medis wajib memiliki pengetahuan tentang nilai guna rekam medis agar meminimalisir terjadinya penyalahgunaan rekam medis untuk keperluan yang tidak penting. Hasil survei pendahuluan menunjukkan 46,7% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan 43,3% responden memiliki tingkat sikap kurang baik terhadap nilai guna rekam medis. Tujuan : untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap perekam medis tentang nilai guna rekam medis di Kota Tasikmalaya. Metode Penelitian : Kuantitatif dengan desain deskriptif, populasinya 122 perekam medis. Teknik sampling accidental sampling sebanyak 93 perekam medis. Hasil Penelitian : Sebagian besar perekam medis di Kota Tasikmalaya berjenis kelamin perempuan 88,2%, umur sebagian besar 17-25 tahun 54,8%, pendidikan terakhir sebagian besar D3 Rekam Medis 94,6%, masa kerja sebagian besar 1-5 tahun 58,1%. Perekam medis di Kota Tasikmalaya memiliki tingkat pengetahuan baik 62,4% dan tingkat sikap baik 80,6%. Kesimpulan : Hasil yang didapatkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap perekam medis tentang nilai guna rekam medis di Kota Tasikmalaya dikategorikan baik. ackground: Undang-undang RI No 36 tahun 2014 Health Service Facility is a place that organizes various health service efforts. Medical records must be made in health service facilities in order to improve service quality.. Medical records have use value for health care facilities, health workers and for patients.. A medical recorder must have knowledge about the use value of medical records in order to minimize the misuse of medical records for non-essential purposes. The results of the preliminary survey showed that 46.7% of respondents had a poor level of knowledge and 43.3% of respondents had an unfavorable attitude towards the use value of medical records. Purpose: to describe the level of knowledge and attitudes of medical recorders about the use value of medical records in Tasikmalaya City. Research Methods: Quantitative with a descriptive approach, the population is 122 medical recorders. Accidental sampling technique as many as 93 medical recorders. Research Results: Most of the medical recorders in Tasikmalaya City are female 88.2%, the age of most is 17-25 years 54.8%, the most recent education is D3 Medical Record 94.6%, the working period is mostly 1-5 years 58.1%. Medical recorders in Tasikmalaya City have a good knowledge level of 62.4% and a good attitude level of 80.6%. Conclusion: The results obtained were that the level of knowledge and attitudes of medical recorders about the use value of medical records in Tasikmalaya City was categorized as good.
Gambaran Pemeliharaan Rekam Medis Pasien Covid-19 di RS X Suhenda, Andi; Muhamad Akmal, Luthfi
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.230

Abstract

Latar Belakang: Coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome dan Severe Acute Respiratory Syndrome. Dibutuhkan langkah-langkah kewaspadaan dan perlindungan kepada Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya dengan menggunakan prosedur perlindungan alat pelindung diri. Tujuan:  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemeliharaan rekam medis pasien COVID-19 di RS X. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil: Pemeliharaan rekam medis pasien COVID-19 selama masa perawatan di RS X sudah sesuai sedangkan untuk pemeliharaan rekam medis pasien COVID-19 setelah masa perawatan belum sesuai dengan surat edaran dari PORMIKI No. HM.01.01/002/III/2020 tentang prosedur kerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19. Kesimpulan: Belum adanya pedoman maupun SOP khusus terkait dengan pemeliharaan rekam medis pasien COVID-19 di RS X.
PELATIHAN PELAKSANAAN PERSONAL HEALTH RECORD (PHR) PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PARAKANNYASAG TASIKMALAYA TAHUN 2024 Ulfah Fauziah; Setiadi, Dedi; Suhenda, Andi; Iskandar, Riadho; Amany, Fadhila Azhar; Wahyuni, Tariska Desri
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/emass.v7i1.581

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang sangat berbahaya (Silent Killer), dikarenakan sering terjadi tanpa keluhan. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1% (Riskesdas 2018), meningkat 25,8% (Riskesdas 1013). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya (2020), menurut jenis penyakit di Kota Tasikmalaya, pada tahun 2019 Hipertensi menjadi peringkat ke-2 sebanyak 36.466 kasus setelah Nasofaringitis Akut. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan kontrol untuk penanganan kasus dengan penggunaan Catatan Kesehatan Pribadi/Personal Health Record (PHR). Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk mendorong masyarakat menggunakan PHR untuk penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Parakanyasag Tahun 2024. Metode kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan memberikan pelatihan atau penyuluhan informasi tentang penggunaan PHR dalam memantau kesehatan pasien hipertensi. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa pelatihan pelaksanaan PHR berhasil meningkatkan kesadaran pasien hipertensi untuk bisa kembali menata gaya hidup, pola makan, dan mengetahui pentingnya adanya pencatatan kesehatan pribadi dan kontrol rutin ke fasilitas pelayanan kesehatan terkait.