Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tingkat Kepuasan Petugas SIMRS di RS Jasa Kartini FAUZIAH, ULFAH; LESTARI, AYU RAHAYU; SUKAWAN, ARI; ASTUTI, ANNISA PUJI; OKTAVIANI, CLARENZA PUTRI; RAKSADINATA, TAUFIQ GUNAWAN
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI) Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31290/jiki.v9i2.4219

Abstract

Permenkes RI Nomor 82 tahun 2013 mengenai SIMRS mengatur agar masing-masing instansi kesehatan hendaknya melaksanakan pelayanan SIMRS, dengan melaksanakan penguatan serta inspeksi agar tiap-tiap instansi kesehatan di negara ini perlu melaksanakan pelayanan SIMRS guna peningkatan layanan kesehatan. Tujuan penelitian untuk melihat deskripsi pengetahuan, sikap dan tingkat kepuasan petugas SIMRS memanfaatkan metode EUCS atau End User Computing Satisfaction. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh pengguna SIMRS sebanyak 49 orang. Adapun yang menjadi sampel sebanyak 49 orang berasal dari unit rekam medis, tempat pendaftaran rawat jalan, pendaftaran gawat darurat dan admis. Hasil penelitian berupa presentase karakteristik responden terbanyak yakni pada kelompok umur 26-35 tahun, jenis kelamin perempuan, latar belakang pendidikan Akademi/D3, dan terdapat beberapa responden yang belum melakukan pelatihan terkait penggunaan SIMRS. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian penilaian tingkat pengetahuan dan sikap tindakan penggunaan SIMRS termasuk dalam kategori baik serta kepuasan petugas SIMRS dengan metode EUCS, pada kelima kategori yaitu kategori isi, kekauratan, struktur, kemudahan dalam penggunaan dan ketepatan waktu masing-masing dimensi memiliki rata-rata nilai pada level memuaskan.
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PENGGUNAAN TRACER ELEKTRONIK DI PUSKESMAS URUG KOTA TASIKMALAYA Fadly, Fery; Suryani Kurniasih, Dewi Lena; Sukawan, Ari; Febiani, Ani Nur
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2024): Juli
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/emass.v6i2.311

Abstract

Penyimpanan rekam medis bertujuan mengoptimalkan keterjangkauan dan kecepatan akses rekam medis, sekaligus menjaga integritas dan keamanannya dari potensi bahaya fisik, kimia, dan biologi. Fasilitas yang tersedia dalam ruang penyimpanan rekam medis meliputi ruangan, peralatan penyimpanan, serta penggunaan sistem pelacakan (tracer atau outguide) untuk mencari lokasi dokumen yang tidak terdapat pada rak penyimpanan utama. Salah satu kendala dalam implementasi sistem penyimpanan ini adalah minimnya penggunaan tracer, yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah tracer yang tersedia, sesuai dengan penilaian petugas yang terlibat. Salah satu faktor pendorong dalam mengimplementasikan kegiatan pendampingan penggunaan tracer elektronik di Puskesmas Urug, Kota Tasikmalaya adalah upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah: memberikan sosialisasi kepada petugas dalam memahami pentingnya dan menerapkan penggunaan tracer dan outguide di fasilitas pusat Kesehatan masyarakat Urug Kota Tasikmalaya. Proses pelaksanaan kegiatan ini melibatkan beberapa tahapan, yang dimulai dengan perizinan dari pihak Puskesmas, kemudian identifikasi kebutuhan data yang akan digunakan dalam sistem tracer elektronik. Selanjutnya, dilakukan pendampingan kepada petugas kesehatan yang secara langsung terlibat dalam penggunaan rekam medis, dengan harapan bahwa kegiatan ini akan mengoptimalkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan yang disediakan. Kegiatan ini menggunakan pendekatan ceramah kepada 21 petugas dengan memberikan pre test dan post test setelah kegiatan. Didapatkan kenaikan hasil “Baik” 13 % dan “Sangat Baik 33,14% dengan tidak ada nilai “Kurang” dan “Cukup” dalam post test setelah dilakukan penyuluhan, sehingga hasil kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. Desain aplikasi E-Tracer yang diterapkan di Puskesmas Urug untuk mengurangi risiko kesalahan penyimpanan rekam medis semoga dapat digunakan secara maksimal.
KNOWLEDGE LEVEL OF BASIC LIFE SUPPORT AND DISASTER PREPAREDNESS AMONG STUDENTS OF POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Nisrina, Ghina Yuniar; Sukawan, Ari; Asriyanti, Asriyanti; Meilany, Lilik; Agustina, Agustina
JURNAL AL-IJTIMAIYYAH Vol 10, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-ijtimaiyyah.v10i2.23845

Abstract

Indonesia is located in the Asia Pacific region which frequently experiences various natural disasters, so knowledge about Basic Life Support (BLS) and disaster preparedness is very important. This knowledge influences individual behavior when providing emergency assistance. The Tasikmalaya Ministry of Health Polytechnic has a vision as a Health And Disaster Emergency Center (HADE Center) so that it has an important role in providing education and training related to emergencies and disasters. Tasikmalaya Ministry of Health Polytechnic students as prospective health service providers are expected to have adequate knowledge in this field. This research aims to determine the level of BLS knowledge and disaster preparedness among Tasikmalaya Ministry of Health Polytechnic students. This research uses a descriptive quantitative method with univariate analysis. Data were obtained through questionnaires filled out by 276 students selected using quota sampling techniques. The results showed that most students had good knowledge (41.7%) about BLS and quite good (40.6%) about disaster preparedness, so there is a need to increase knowledge in this field.
Akurasi Pengkodean Injury dan External Causes Berdasarkan ICD-10 dan ICD-9 CM di Rumah Sakit X Sukawan, Ari; Putra, Dony Setiawan Hendyca; Barsasella, Diana; Rahmawati, Fitria Dewi
J-REMI : Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan Vol 6 No 1 (2024): December
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-remi.v6i1.5572

Abstract

Accurate disease diagnosis coding is essential as it affects morbidity reporting, errors in determining medical procedures, billing issues, and invalidity as legal evidence. One example is injury coding, where ICD-10 guidelines require the 4th and 5th digits to indicate the location and activity associated with the injury. A preliminary study at X Hospital revealed that 80% of medical records had inaccurate injury coding, and external cause codes were absent. The issue is suspected to stem from the lack of coder training on injury and external cause coding. This study aims to assess the accuracy of injury and external cause coding based on ICD-10 and ICD-9 CM. It uses a descriptive approach with a sample of 65 medical records out of a total population of 77 from the fourth quarter of 2023, selected using simple random sampling. Data were collected through observation by reviewing medical records and completing observation sheets, then analyzed univariately. The results showed 66.2% of injury codes were inaccurate, 100% of external cause codes were inaccurate, and 83.08% of procedure codes were accurate. Most inaccuracies were due to the omission of the fifth digit for fractures and the absence of external cause coding.
Penerapan SNOMED CT, LOINC dalam Rekam Medis Elektronik (RME) di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Suryani Kurniasih , Dewi Lena; Sukawan, Ari
Media Informasi Vol. 19 No. 2 (2023): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v19i2.640

Abstract

Latar Belakang: Systematized Nomenclature of Medicine–Clinical Terms (SNOMED CT) telah menerbitkan beberapa konsep baru dan deskripsi berkaitan dengan COVID - 19. Waktu dalam proses pengkodean penyakit berkurang 1,5 menit per catatan kesehatan dan terdapat peningkatan ketepatan dan akurasi kode. Hal ini terjadi karena terdapat pengaruh pemetaan (mapping) terminologi medis dengan SNOMED–CT. Tujuan: Menganalisis SNOMED CT dan LOINC yang diterapkan dalam Rekam Medis Elektronik (RME) yang digunakan dan mengetahui alur prosedur implementasi, analisis konsep dan permasalahan implementasi. .Metode: Metode kualitatif diskriptif dengan observasi dan wawancara indept interview kepada 7 informan. Hasil: . Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof Dr. Margono Soekarjo Purwokerto (RSMS) adalah milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terakreditasi A, dan menerapkan standar data ICD-10, ICD-9-CM, SNOMED CT dan KFA. Hasil EMR menunjukkan standar data dalam proses 2018 sampai 2023 mengalami perkembangan update dan mapping yang melibatkan 8 tenaga IT RSMS, semua petugas PMIK, dokter, perawat, laborat, petugas Gizi, Farmasi, dan Keuangan. 300.000 kode ICD-10 dan ICD-9 CM telah di mapping dalam FHIR EMRRI dalam SIMRS. Kesimpulan: Diperlukan adanya penegakan diagnosis yang lebih detail, agar mapping berjalan dengan baik. Kementerian Kesehatan dalam Satu Sehat dan BPJS untuk verifikasi untuk klaim pembiayaan sangat diharapkan dapat mendukung agar standar data baru seperti SNOMED CT, LOINC, DICOM dan KFA, dapat digunakan semaksimal mungkin untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
Spatial Analysis of Stunting Incidents in Toddlers in The City of Tasikmalaya 2023 Annisa, Nabila Nur; Setiadi, Dedi; Radiati, Ani; Sukawan, Ari
JURNAL INFORMATIKA DAN KOMPUTER Vol 9, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat - Universitas Teknologi Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26798/jiko.v9i1.1329

Abstract

Kesehatan memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan hidup. Indonesia menghadapi beban ganda terkait gizi anak, salah satunya adalah stunting . Metode yang efektif dalam memfokuskan upaya penanggulangan stunting adalah analisis spasial. Cara ini dapat memudahkan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan dalam mengatasi permasalahan kesehatan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran kasus stunting pada balita dengan menggunakan metode analisis spasial di Kota Tasikmalaya pada tahun 2023. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang melibatkan total populasi 4.767 balita. Berdasarkan hasil penelitian digambarkan Puskesmas Kawalu memiliki prevalensi stunting tertinggi , sedangkan Puskesmas Cipedes memiliki prevalensi stunting terendah pada tahun 2023. Dilihat dari usia balita, stunting lebih banyak terjadi pada rentang usia 0- 59 bulan dibandingkan pada rentang usia 0-23 bulan. Berdasarkan jenis kelamin, balita laki-laki mempunyai prevalensi stunting lebih tinggi dibandingkan balita perempuan. Dengan menggunakan metode analisis spasial, hal ini memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan efektivitas intervensi kesehatan. 
Optimalisasi Pelayanan Klinis Melalui Clinical Pathway: Analisis Pengetahuan dan Sikap Praktisi Medis Sugiarti, Ida; Wahyuni, Ida; Sukawan, Ari
J-REMI : Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan Vol 6 No 3 (2025): June
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-remi.v6i3.5818

Abstract

Dr. Soekardjo Hospital has a clinical pathway that is currently used mainly as a requirement for accreditation rather than as a service guideline. Previous studies have found that several clinical pathway procedures were overlooked, posing a risk of potential fraud. Under the Case Base Group-based National Health Insurance system, which demands cost efficiency and quality control, clinical pathways must be understood and implemented by healthcare professionals to optimise patient care. This study aimed to analyse the knowledge and attitudes of medical practitioners toward clinical pathway strategies. A quantitative research design was applied, with data collected through questionnaires completed by 30 respondents. Univariate analysis was used to describe respondent characteristics, while bivariate analysis with the chi-square test assessed variable relationships. The findings showed no significant association between education level, profession, or years of service with practitioners' knowledge and attitudes. However, a significant relationship was found between knowledge and attitude, indicating that better knowledge leads to a more positive attitude toward clinical pathway adoption. Therefore, improving knowledge is crucial. Training programmes should be developed to enhance the understanding and attitudes of medical practitioners to support the effective and consistent implementation of clinical pathways in hospital settings.
KNOWLEDGE LEVEL OF BASIC LIFE SUPPORT AND DISASTER PREPAREDNESS AMONG STUDENTS OF POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA Nisrina, Ghina Yuniar; Sukawan, Ari; Asriyanti, Asriyanti; Meilany, Lilik; Agustina, Agustina
JURNAL AL-IJTIMAIYYAH Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/al-ijtimaiyyah.v10i2.23845

Abstract

Indonesia is located in the Asia Pacific region which frequently experiences various natural disasters, so knowledge about Basic Life Support (BLS) and disaster preparedness is very important. This knowledge influences individual behavior when providing emergency assistance. The Tasikmalaya Ministry of Health Polytechnic has a vision as a Health And Disaster Emergency Center (HADE Center) so that it has an important role in providing education and training related to emergencies and disasters. Tasikmalaya Ministry of Health Polytechnic students as prospective health service providers are expected to have adequate knowledge in this field. This research aims to determine the level of BLS knowledge and disaster preparedness among Tasikmalaya Ministry of Health Polytechnic students. This research uses a descriptive quantitative method with univariate analysis. Data were obtained through questionnaires filled out by 276 students selected using quota sampling techniques. The results showed that most students had good knowledge (41.7%) about BLS and quite good (40.6%) about disaster preparedness, so there is a need to increase knowledge in this field.
Implementation of the JKN-Mobile Application at the Mangkubumi Health Center Tasikmalaya City in 2024 Putri, Aisah Nindiani Putri; Sukawan, Ari
Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Jaminan Kesehatan Nasional
Publisher : BPJS Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53756/jjkn.v5i1.237

Abstract

The implementation of technology and information is currently starting to be applied in the health sector. The JKN Mobile Application is an effort to improve services for BPJS Health participants. The largest number of JKN Mobile users in Tasikmalaya City is at the Mangkubumi Health Center, which has 3,528 users. However, there are problems, namely a lack of communication with patients, no resources in the form of pamphlets or banners, patients having never used the doctor consultation feature, and no Standard Operating Procedure (SOP) for doctor consultations being available. This research aims to determine the supporting and inhibiting factors influencing the JKN Mobile Implementation process. The benefits of this study are that it provides insight and public interest in the features of the JKN Mobile and a means of implementing the electronic medical record, a type of qualitative research with a phenomenological approach. The sampling technique is purposive sampling with a total of 5 (five) subjects. The data collection techniques were interviews, observation, and documentation. Implementing JKN Mobile has supporting factors, including Two-way communication, JKN Mobile information posters, adequate technological facilities and infrastructure, an integrated information system, good response from staff and patients, and online registration SOPs. Meanwhile, inhibiting factors include system and user constraints, the lack of human resources managing JKN Mobile, and the absence of an online registration flow banner.
Akurasi Kode Diagnosis Birth Asphyxia dan Neonatal Jaundice sesuai ICD-10 di RS X Tasikmalaya Tahun 2022 Sukawan, Ari; Lestari, Dinda Dwi; Haruna, Agustina; Rosyadi S, Muhammad Erwin; Maryati, Yati
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 12, No 1 (2024): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v12i1.502

Abstract

AbstractThe analysis of the accuracy of diagnostic codes in medical records is crucial. If the codes generated are inaccurate, it can lead to a decline in the quality of patient care in hospitals, as well as compromise data, report information, and payment costs for patient services. The Apgar score is a reliable method for detecting asphyxia. Jaundice is a clinical condition that often affects children, characterized by yellow discoloration of the skin and eyes. This study aims to determine the accuracy of Birth Asphyxia and Neonatal Jaundice diagnostic codes according to ICD-10. This research is a descriptive quantitative study with a sample size of 212 medical records, using a simple random sampling technique. The results show that 9% of Birth Asphyxia diagnostic codes are accurate, while 91% are inaccurate. For Neonatal Jaundice, 42% of the diagnostic codes are accurate, and 58% are inaccurate. The inaccuracies are due to errors in the three-character code, the non-specificity of the fourth character, and the absence of codes in medical records, influenced by coder factors. Overall, the accuracy of diagnostic codes is higher in the inaccurate category.Keywords: code accuracy, diagnostic code, medical record Abstrak Analisis akurasi kode diagnosis dalam rekam medis sangat penting dilakukan. Jika kode yang dihasilkan tidak akurat, dapat mengakibatkan penurunan mutu perawatan pasien di rumah sakit serta mengkompromikan data, informasi laporan, dan biaya pembayaran untuk pelayanan pasien. Penggunaan skor Apgar merupakan metode yang dapat diandalkan untuk mendeteksi asphyxia. Jaundice adalah kondisi klinis yang sering menyerang anak-anak, ditandai dengan perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi kode diagnosis Birth Asphyxia dan Neonatal Jaundice sesuai dengan ICD-10. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 212 rekam medis, menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9% kode diagnosis Birth Asphyxia akurat, sementara 91% tidak akurat. Untuk kode diagnosis Neonatal Jaundice, 42% akurat dan 58% tidak akurat. Ketidakakuratan ini disebabkan oleh kesalahan dalam kode tiga karakter, ketidaktepatan karakter ke-4, dan tidak ada kode pada rekam medis, serta dipengaruhi oleh faktor coder. Secara keseluruhan, akurasi kode diagnosis masih lebih besar pada kategori yang tidak akurat.Kata Kunci: akurasi kode, kode diagnosis, rekam medis