Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Analisis Manfaat Ekonomi Di Hulu Das Jeneberang Periode 2006-2026 Adelia Juli Kardika; Faradilla Faradilla
Poltanesa Vol 22 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.025 KB) | DOI: 10.51967/tanesa.v22i1.329

Abstract

Perubahan penggunaan lahan dalam dekade terakhir sangat cepat. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Padahal, hutan memiliki manfaat ekonomi, ekologi, dan sosial. Penilaian manfaat ekonomi suatu lahan dalam kurun waktu tertentu dapat dilakukan melalui analisis Net Present Value (NPV). Hulu DAS Jeneberang merupakan pemasok utama kebutuhan air bersih Kota Makassar dan Sungguminasa dan pengendali banjir. Penelitian ini bertujuan menghitung manfaat ekonomi penutupan/penggunaan lahan di hulu DAS Jeneberang yang meliputi sawah, pertanian lahan kering dan kebun menggunakan REDD Abacus di tahun 2006-2026. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ground check, pembagian kuisioner untuk menghitung manfaat ekonomi, dan melakukan skenario manfaat ekonomi dari tahun 2006-2026 menggunakan REDD ABACUS. nilai NPV pertanian lahan kering adalah nilai NPV terbesar dibandingkan dengan nilai NPV kebun dan nilai NPV sawah yaitu Rp 94.511.966,00. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan/penutupan lahan pertanian lahan kering memiliki nilai manfaat ekonomi jauh lebih besar dibandingkan yang lainnya. Nilai total biaya manfaat ekonomi dihitung dari tiga penutupan/penggunaan lahan yaitu sawah, pertanian lahan kering dan kebun. Dengan memperhatikan luasan ketiga penutupan/penggunaan lahan tersebut masyarakat mendapat nilai total biaya manfaat ekonomi sebesar Rp 23.056.324,00 per-Ha luasan yang elijibel ($/(ha.tahun)) pada tahun 2010 dan diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 119.235.425,00 per-Ha luasan yang elijibel ($/(ha.tahun)) pada tahun 2026.
Budidaya ulat sutera dengan pemberian pakan daun murbei hasil kultur in vitro terhadap kualitas kokon dan benang sutera Faradilla Faradilla; Emi Malaysia; Adelia Juli Kardika; Arini Rajab
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.245 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.5833

Abstract

Sarung sutera Samarinda merupakan sarung khas Samarinda yang dibuat dengan menggunakan bahan baku benang sutera impor dari tiongkok. Tanaman murbei yang berkualitas diperlukan untuk menunjang budidaya ulat sutera (serikultur). Tanaman murbei yang berkualitas diperoleh dengan teknik perbanyakan secara in vitro. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kualitas kokon dan benang sutera dengan pemberian pakan yang diperbanyak secara in vitro dan  setek. Tahapan penelitian terdiri dari pemeliharaan ulat sutera, penanganan kokon dan pemintalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  murbei yang diperbanyak secara kultur in vitro sebagai pakan ulat sutera untuk semua variabel pengamatan  lebih baik dibandingkan dengan murbei yang diperbanyak secara setek.  Untuk variabel berat kulit kokon, presentasi kulit kokon, panjang filamen dan rendemen filamen menunjukkan hasil berbeda nyata kecuali pada variabel berat kokon segar dan berat kokon kering menunjukkan hasil tidak berbeda nyata.
Arahan Perubahan Penggunaan Lahan Berbasis Rendah Emisi Karbon Di Hulu Das Jeneberang: The Direction of Land Use Change Based Low Carbon Emission on Jeneberang Upper Watershed Adelia Juli Kardika; Khilma Sufiana; Arief Rahman; Humairo Aziza
HUTAN TROPIKA Vol 16 No 2 (2021): Volume 16 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v16i2.3539

Abstract

Jeneberang watershed is one of the watersheds in the MAMMINASATA area (Maros, Makassar, Sungguminasa and Takalar). The watershed, upstream, is now in a critical condition. This study aims to identify and map land use patterns, carbon stock emissions, both in the present condition and after rehabilitation condition. The data and information used in this research are Landsat 7 ETM+ in 2006 and 2010, the Jeneberang watershed boundary map, critical land map, forest area map, rainfall data, population data, and land capability class map. The method used is the interpretation of land use or land cover, biomass calculation, and analysis with REDD ABACUS. The results showed that land use was dominated by plantations and then followed by low density forest, agricultural dry land, rice fields, water bodies, plantation forests, vacant land, shrubs, settlements, high density forests, and savannas. The direction of land cover/land use that can increase carbon sequestration is the conversion of barren land, shrubs and savannas into plantation forests and agroforestry. Potential carbon stocks for plantations, dry land agriculture and rice fields will increase to 2.295.626,32 tons in 2026.
KAJIAN UPDATING PETA STATUS TUTUPAN LAHAN MANGROVE DENGAN ALGORITMA MACHINE LEARNING DAN INDEKS VEGETASI DI KABUPATEN BERAU A Arifin Itsnani SM; Adelia Juli Kardika
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 22, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v22i1.6624

Abstract

Pemetaan esktraterestris dengan teknologi satelit penginderaan jauh memberikan kemudahan klasifikasi land use land cover (LULC) pada area yang luas secara multitemporal dengan keunggulan meminimalisir waktu dan biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji updating peta status tutupan lahan mangrove berupa sebaran, luasan, dan tingkat kerapatan kanopi menggunakan algoritma machine learning dan indeks vegetasi di wilayah pesisir Kecamatan Pulau Derawan Kabupaten Berau sebagai daerah pendukung program blue carbon. Area studi penelitian ini menggunakan data Citra Sentinel 2B multitemporal untuk memperoleh informasi peta LULC, perubahan perkembangan lahan, dan ekosistem mangrove. Hasil pemetaan LULC menggunakan reflektan multispektral Sentinel menunjukkan akurasi minimum pada tingkat OA = 81% dan kappa = 2.00. Adapun  tingkat kerapatan hasil algoritma GNDVI keseluruhan dengan nilai kerapatan berkisar antara 1 - 9 Nilai tersebut dibagi kedalam 1 kelas non vegetasi (≤ 3) dan 4 kelas kerapatan vegetasi yang bervariasi dengan status tingkat kerapatan jarang (≤ 5), sedang (≤ 7), lebat (≤ 8), dan sangat lebat (≤ 9). Perkembangan DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dalam sektor perkebunan maupun tambak di Kecamatan Pulau Derawan membuat perubahan signifikan terhadap LULC dan sebaran mangrove. Dari tahun 2018 hingga 2022, terdapat 15.21% lahan mangrove menjadi lahan tanaman dan lahan basah, 6.25% lahan tanaman dan 8.30% lahan basah menjadi lahan kering, 34.24% lahan kering menjadi lahan tanaman, sedangkan lahan terbangun mengalami kenaikan 114.57%. Penurunan yang luar biasa dari hutan mangrove dapat terjadi di tanah pedalaman sepanjang wilayah pesisir yang dikonversi menjadi lahan perkebunan sawit.
Pengenalan dan Pelatihan Kultur Jaringan bagi Gapoktan di Kelurahan Tani Aman sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Adelia Juli Kardika; Faradilla Faradilla; Arini Rajab; Emi Malaysia; Fathiah Fathiah; Zainal Abidin; La Mudi; Roby Roby
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i2.7611

Abstract

Mitra pada penerapan iptek masyarakat yakni gabungan kelompok tani (gapoktan) Tani Makmur dan gapoktan Kalan Luas.   Kedua mitra adalah merupakan kelompok tani yang berada di Kelurahan Tani aman Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda.  Permasalahan yang dihadapi mitra adalah hasil panen tanaman sayur yang kurang berkualitas karena serangan hama dan penyakit mengakibatkan banyaknya hasil panen seperti sayur-sayuran menjadi rusak sehingga menjadi kurang laku sehingga para petani mengalami penurunan pendapatan serta banyaknya lahan yang masih kosong tidak termanfaatkan karena kondisi tanah yang asam.  Kelompok tani ini memiliki keinginan kuat untuk dapat menghasilkan jenis tanaman pertanian lain yang dapat dijadikan alternatif untuk ditanam dan meningkatkan pendapatan.  Untuk menyelesaikan permasalahan mitra, metode yang digunakan adalah memberikan pengenalan dan pelatihan teknik perbanyakan tanaman secara kultur jaringan.  Teknik ini menawarkan budidaya tanaman yang cepat dalam waktu singkat, tanaman yang dihasilkan sehat, seragam dan unggul serta tidak tergantung musim. Tujuan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) adalah memberikan pengenalan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan metode kultur jaringan skala rumah tangga serta menjadikannya sebagai wirausaha baru yang dapat meningkatkan pendapatan.  Adapun tahapan program PkM yaitu pengenalan teknik kultur jaringan, pemberian materi dalam presentasi dan pemutaran video, diskusi, pelatihan, serta pendampingan kultur jaringan skala rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan selama 4 bulan, dari bulan Juli-Oktober 2022 di Laboratorium Kultur Jaringan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini ada 25 orang yang terdiri 10 orang dari gapokatan Tani Makmur dan 15 orang dari gapoktan Kalan Luas. Hasil kegiatan PkM adalah setelah mengikuti pelatihan kultur jaringan, peserta menjadi mengetahui dan mengenal teknik kultur jaringan sebagai salah satu cara memperbanyak tanaman secara modern. Keterampilan dan pengetahuan para peserta menjadi meningkat. Peserta pelatihan mempraktikan  tahapan dalam kultur jaringan yang meliputi   cara pemilihan tanaman induk, sterilisasi, pembuatan media, penanaman dan aklimatisasi.  Adanya keinginan dan antusius dari para peserta untuk  menjadikan kultur jaringan sebagai wirausaha baru.Partners in the application of community science and technology, namely the farmer group association (gapoktan) Tani Makmur and the Kalan Luas farmer group association. The two partners are farmer groups in the Farmer Village, Loa Janan Ilir District, Samarinda City. The problem faced by partners is that the yields of vegetable crops are of poor quality due to pests and diseases, resulting in many crops, such as vegetables, being damaged so that they become less marketable farmers experience a decrease in income and the large amount of land that is still vacant is not utilized due to acidic soil conditions. This farmer group strongly desires to produce other crops that can be used as alternatives to be planted and increase income. To solve partner problems, the method provides an introduction and training in plant propagation techniques by tissue culture. This technique offers fast plant cultivation in a short time; the resulting plants are healthy, uniform and superior and do not depend on the season. Community service activities aim to provide an introduction and increase in knowledge and skills in household-scale network culture methods and to make them new entrepreneurs who can increase their income. The stages of the PKM program are an introduction to tissue culture techniques, provision of material in presentations and video screenings, discussions, training and household scale tissue culture assistance. This activity was carried out for four months, from July to October 2022, at the Tissue Culture Laboratory of the Plantation Plant Cultivation Study Program, Samarinda State Agricultural Polytechnic. The number of participants who participated in this training was 25 people consisting of 10 people from the Tani Makmur Gapokatan and 15 from the Kalan Luas Gapoktan. The results of the PKM activities were that after participating in tissue culture training, the participants learned and recognized tissue culture techniques to reproduce plants in a modern way. The skills and knowledge of the participants increased. The training participants practised the stages of tissue culture, which included selecting mother plants, sterilizing, making media, and planting and acclimatizing. There is a desire and enthusiasm from the participants to make network culture a new entrepreneur. 
MODEL SKENARIO PENGGUNAAN LAHAN BERBASIS CELLULAR AUTOMATA-MARKOV CHAIN SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SPASIAL UNTUK PERENCANAAN KOTA SAMARINDA Kardika, Adelia Juli; Kamarati, Kiamah Fathirizkia Agsa; Faradilla, Faradilla; Ningsih, Rusdiana; Dinata, Nur Rahma Muzaddiyah
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 4 (2024): Jurnal Hutan Tropis Volume 12 Nomer 4 Edisi Desember 2024
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v12i4.21442

Abstract

The city of Samarinda is one of the supporting cities for Indonesia's new capital city. This will of course have an impact on increasing infrastructure development in Samarinda. Land use scenario modeling is an effective alternative that can be used to understand land conditions by analyzing and simulating future land use scenarios. The aim of this research is to create a land use scenario model which can later be used as a spatial decision support system in policy making related to Samarinda city spatial planning and sustainable governance. The method used in this research is a combination of the Cellular Automata (CA)-Markov Chain model with Remote Sensing-GIS. The results of this research show that the Celelu Automata-Markov Chain based land use scenario model shows that in 2034 Samarinda City will experience an increase and decrease in area in several land uses. There has been a significant increase in the area of land use, namely settlements, mining, dry land farming mixed with bushes, and dry land farming. From CA-Markov modeling, changes in LULC will occur in the future. The detailed analysis in this research will be very useful as basic data information to help city planners and local governments for future planning and development as well as technical knowledge about landscape changes.
Effect of Compost Fertilizer Dosage and Compost Tea on the Growth of Red Calliandra (Calliandra calothyrsus Meisn.) Seedlings Herawati, Elisa; Kardika, Adelia Juli; M, Masrudy; Noorhamsyah
Jurnal Loupe Vol 20 No 02 (2024): December 2024
Publisher : Jurusan Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Kampus Sei Keledang Jalan Samratulangi, Kotak Pos 192 Samarinda 75123

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/buletinloupe.v20i02.3191

Abstract

Kaliandra (Calliandra calothyrsus Meisn) is a plant capable of producing large amounts of biomass, potentially as a renewable energy source that supports the reduction of dependence on fossil fuels. The transition from fossil fuels to renewable energy is an urgent and long-term solution, as the use of fossil fuels as an energy source contributes to global warming and climate change.This study aims to evaluate the effect of compost fertilizer dosage and compost tea on the growth of height and diameter of kaliandra seedlings. Using a one-factor complete randomized design (CRD) method with treatment of compost fertilizer doses K0 (0 grams), K1 (60 grams), K2 (75 grams) and K3 (90 grams) and compost tea doses TK1 (0 ml), TK1 (50 ml), TK2 (75 ml) and TK3 (100 ml). Research results: 1. The treatment of compost doses and compost tea showed significant differences in the height growth of calliandra seedlings. 2. Compost fertilizer with a dose of 90 grams (K3) showed a better height growth rate than compost tea fertilizer with a dose of 100 ml (TK3), 75 ml (TK2), and 50 ml (TK1). 3. Compost tea fertilizer with doses of 50 ml (TK1) and 75 ml (TK2) showed a better height growth rate than compost fertilizer with doses of 60 grams (K1) and 75 grams (K2). 4. The compost fertilizer dose treatment showed a significant difference in the growth rate of Calandra seedling diameter, while the compost tea dose treatment did not show a significant difference. 5. Compost fertilizer with doses of 75 grams (K2) and 90 grams (K3) showed better diameter growth than compost tea fertilizer with doses of 75 ml (TK2) and 100 ml (TK3). 6.  The optimal dosage recommendation in this study is 90 grams of compost fertilizer and 75 ml of compost tea.
Rekomendasi dan Kontrol Penyiraman Tanaman Berbasis Internet of Things menggunakan Aplikasi Mobile Karim, Syafei; Maria, Eny; Kardika, Adelia Juli; Imron; Junirianto, Eko
Jurnal Ilmu Komputer dan Agri-Informatika Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Sekolah Sains Data, Matematika, dan Informatika. Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jika.12.1.1-12

Abstract

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Dalam pertanian, banyak hal yang harus diperhatikan khususnya tanah yang digunakan untuk bertanam seperti pH tanah, natrium (N), fosfor (P), kalium (K), dan juga kelembaban tanah. Untuk melakukan pengecekan kondisi tanah, petani perlu menggunakan alat bantu dalam pengecekannya. Terdapat konsep yang dapat digunakan untuk mengecek dan memantau kondisi tanah dengan memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak yang berkomunikasi dengan internet. Konsep tersebut dinamakan dengan Internet of Things. Pada penelitian ini menerapkan konsep Internet of Things untuk memantau kondisi tanah dan kontrol pompa penyiraman serta memberikan rekomendasi penyiraman berdasarkan dari data sensor suhu dan kelembaban tanah. Sistem yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari sensor node dan pompa node. Berdasarkan hasil pengujian, sensor dapat berfungsi secara baik dengan berhasil mengirimkan data ke Thingsboard dan dapat ditampilkan pada aplikasi mobile serta memberikan rekomendasi penyiraman. Rekomendasi yang diberikan sistem tidak semua dilakukan oleh petani karena tergantung dengan cuaca yang ada di lokasi lahan
Estimation of Understorey Carbon Stocks in Post-Mining Land: A Case Study of One-Year Revegetation at PT Insani Baraperkasa Site Loa Janan, East Kalimantan Kamarati, Kiamah Fathirizki Agsa; Oscar, Agus Wiramsya; Putra, Pandhu Rochman Suosa; Pratama, Adnan Putra; Benedicta, Christine Elia; Kardika, Adelia Juli
JURNAL AGRIMENT Vol. 10 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/jurnalagriment.v10i1.3368

Abstract

Post-mining land rehabilitation is an important strategy to mitigate climate change and conserve tropical ecosystems. Surface mining activities in East Kalimantan have caused ecological degradation and the release of carbon stored in vegetation and soils. Revegetation has been widely practiced as the main approach to restore ecosystem functions, including initial carbon accumulation by understory plants. This study aims to estimate the carbon stock of the understory on post-mining land that has undergone revegetation for one year at the PT Insani Baraperkasa site in Loa Janan, East Kalimantan. The method used was destructive sampling of understory biomass from 10 plots measuring 5 m x 5 m, each with subplots measuring 0.5 m x 0.5 m. Biomass samples were dried and converted to carbon. The results showed an average carbon stock of 1.26 tons/ha. These results suggest that understorey vegetation plays an important role in early stage carbon recovery on post-mining land. Understory carbon monitoring can be an effective early indicator to measure the success of ecosystem restoration. Keywords: revegetation, understorey, post-mining, carbon
Pemetaan Sebaran Spasial Pohon di Areal Blok Miniatur PT.Timberdana Kecamatan Damai Kabupaten Kutai Barat: Mapping of the Spatial Distribution of Trees in the Miniature Blok Area of PT.Timberdana Damai District, West Kutai District Kardika, Adelia Juli; Aldi, Muhammad; Malaysia, Emi; Fathirizki Agsa Kamarati, Kiamah
HUTAN TROPIKA Vol 19 No 2 (2024): Volume 19 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/jht.v19i2.15109

Abstract

This research is motivated by the fact that the natural forest in the miniature block area of PT. Timberdana is covered with various types of vegetation which is used as an educational forest area, research and a place for sustainable development. This area does not yet have a tree distribution map which can later be used as information for sustainable management. So the aim of this research is to identify the type, number of trees, coordinate the trees, and create a map of the distribution of trees in the PT miniature block area. Timberdana and identify its spatial distribution patterns. The research method involves field surveys to identify tree types, coordinate trees, and collect data on trees in the miniature block area. Measurement and identification of tree species is done with the help of botanists and appropriate reference guides. The collected data was analyzed using spatial analysis and mapping techniques using GIS (Geographic information system) software for data processing to visualize the distribution of tree species and identify their spatial distribution patterns. The results of the research show that there are many species of natural forest trees that are quite tall in the PT miniature block. Timberdana. The trees in the block area consist of 17 types with a total of 401 trees from 7 families. Based on the results of mapping the distribution of trees in the miniature block area of PT. Timberdana's spatial distribution pattern is random. This shows that random distribution patterns tend to be safer for plant management efforts