Articles
PARIWISATA RESIDENSIAL: PERKEMBANGAN PARIWISATA DI DELHA ROTE
Ciptosari, Fitri;
Prabawa, Titi Susilowati;
Prabawa, Titi Susilowati;
Antonius, Bele
ISJN Journal Vol 2 No 1 (2020): Volume 2 Issue 1, 2020
Publisher : Indonesia Social Justice Network (ISJN)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (203.466 KB)
Artikel ini mengeksplorasi perkembangan pariwisata internasional di daerah kurang berkembang dan melihat hubungannya dengan pembangunan daerah di Delha, Rote. Kritik terhadap pariwisata internasional menjadi landasan teori dalam mengkaji dampak positif dan negatif dari hadirnya pembangunan pariwisata di tengah kehidupan masyarakat lokal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menganalisa hasil wawancara yang dilakukan kepada 16 informan terdiri dari 6 informan kunci dan 10 informan pendukung. Informan kunci diantaranya adalah petani rumput laut dan wisatawan residensial. Petani rumput laut memiliki keistimewaan dalam penelitian ini karena sebagai pengguna pantai yang livelihood nya banyak bersinggungan langsung dengan pariwisata residensial. Selain itu, suara petani rumput laut mewakili kelompok marjinal yang suaranya jarang didengar oleh pemangku kepentingan pariwisata dan para pembuat kebijakan. Sementara itu, komposisi informan yang terdiri dari informan lokal dan asing ditujukan untuk mendapatkan perspektif yang seimbang tentang hubungan keduanya. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Juli hingga Oktober 2017. Temuan menunjukkan bahwa hadirnya pariwisata residensial di Delha dengan pembangunan villa - villa pribadi telah berkontribusi positif mentransformasi wilayah Delha melalui transfer knowledge, membuka lapangan kerja dan sumber pendapatan baru. Namun demikian, penelitian ini juga mempertimbangkan konsekuensi negatif dari perkembangan pariwisata residensial yang semakin ekspansif seperti berkurangnya kepemilikan lahan oleh masyarakat lokal dan ancaman terhadap mata pencaharian lokal. Hal ini membuktikan bahwa segala bentuk privatisasi dan penggunaan lahan secara masif justru akan mengancam keberlanjutan masyarakat lokal di masa mendatang. Pembangunan semestinya membuka seluruh akses ekonomi bagi masyarakat luas tanpa ada diskriminasi, ini adalah dasar bagi demokrasi ekonomi yang melandasi pembangunan ekonomi secara inklusif dan adil bagi semua pihak.
SOCIAL CAPITAL DALAM KEWIRAUSAHAAN LOKAL, KAJIAN KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PARIWISATA DI DELHA, KAB. ROTE NDAO, NUSA TENGGARA TIMUR
Fitri Ciptosari;
Titi Susilowati Prabawa;
Antonius Bele
Jurnal Kawistara Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (388.207 KB)
|
DOI: 10.22146/kawistara.37992
Entrepreneur is believed as the backbone of the economy. Very few studies in NTT, and none in Rote, have explored this area in the context of tourism. Based on ethnographic research, this study focuses on local tourism entrepreneurship in the context of socio-cultural complexities of Delha’s community, Rote. This qualitative research aimed to discusses how local entrepreneurs respond to every opportunity and challenge, due to cultural remoteness of host communities to tourism-related business. Data were collected with observations and in depth interview with life history approach. The findings show that social capital has been utilized by the local entrepreneur in responding to every opportunity and challenge. Bonding social capital has a large role at start up, while bridging social capital provides wider outside networks to maintain and develop bigger business. In this study, linking social capital has found very limited. Even though linking social capital plays an important role in supporting capital supports, business licenses, and other facilities that help a lot in business development. Given the literature, this is not a mainstream result, kinship and solidarity as a form of social capital does not always support the entrepreneurial process, particularly in the context of communal society. As a recommendation, the culture of collectivity that developed strongly in Delha community can be utilized as social capital in developing socio-enterprise.
Membangun Pemahaman Terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Dan Indikator Global Sustainable Tourism Council
Roseven Rudiyanto;
Septian Hutagalung;
Fitri Ciptosari
JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat) Vol 5 No 3 (2021): Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat)
Publisher : Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perkumpulan Dosen Indonesia Semesta (DIS) Jawa Timur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36339/je.v5i3.461
The development of tourism has a negative impact on the environment of new management practices in the tourism industry, namely tourism villages. Tourism villages are also a form of implementing sustainable development goals. As one of the tourist villages in West Manggarai Regency, Wae Lolos Village must be able to be managed into a tourism village that is following the goals of sustainable development, so it is essential to manage a tourist village that understands the management of a tourist village under the goals of sustainable development. There are public lectures, pre-and post-tests, and self assessment using the global sustainable tourism council criteria in community service activities—Results of increasing mean value between the pre-test and post-test indicate the understanding of sustainable development goals. In addition, based on the GSTC aspect of the destination category, the aspect of governance is the aspect that has the most percentage of met criteria, but environmental aspects are the aspects that have presentation criteria. Wae Lolos Village uses the GSTC criteria as a measuring tool for monitoring and evaluating the performance of tourism villages.
PARIWISATA RESIDENSIAL: PERKEMBANGAN PARIWISATA DI DELHA ROTE
Fitri Ciptosari;
Titi Susilowati Prabawa;
Bele Antonius
ISJN Journal Vol 2 No 1 (2020): Volume 2 Issue 1, 2020
Publisher : Indonesia Social Justice Network (ISJN)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.38026/journalhsj.v2i1.26
Artikel ini mengeksplorasi perkembangan pariwisata internasional di daerah kurang berkembang dan melihat hubungannya dengan pembangunan daerah di Delha, Rote. Kritik terhadap pariwisata internasional menjadi landasan teori dalam mengkaji dampak positif dan negatif dari hadirnya pembangunan pariwisata di tengah kehidupan masyarakat lokal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menganalisa hasil wawancara yang dilakukan kepada 16 informan terdiri dari 6 informan kunci dan 10 informan pendukung. Informan kunci diantaranya adalah petani rumput laut dan wisatawan residensial. Petani rumput laut memiliki keistimewaan dalam penelitian ini karena sebagai pengguna pantai yang livelihood nya banyak bersinggungan langsung dengan pariwisata residensial. Selain itu, suara petani rumput laut mewakili kelompok marjinal yang suaranya jarang didengar oleh pemangku kepentingan pariwisata dan para pembuat kebijakan. Sementara itu, komposisi informan yang terdiri dari informan lokal dan asing ditujukan untuk mendapatkan perspektif yang seimbang tentang hubungan keduanya. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Juli hingga Oktober 2017. Temuan menunjukkan bahwa hadirnya pariwisata residensial di Delha dengan pembangunan villa - villa pribadi telah berkontribusi positif mentransformasi wilayah Delha melalui transfer knowledge, membuka lapangan kerja dan sumber pendapatan baru. Namun demikian, penelitian ini juga mempertimbangkan konsekuensi negatif dari perkembangan pariwisata residensial yang semakin ekspansif seperti berkurangnya kepemilikan lahan oleh masyarakat lokal dan ancaman terhadap mata pencaharian lokal. Hal ini membuktikan bahwa segala bentuk privatisasi dan penggunaan lahan secara masif justru akan mengancam keberlanjutan masyarakat lokal di masa mendatang. Pembangunan semestinya membuka seluruh akses ekonomi bagi masyarakat luas tanpa ada diskriminasi, ini adalah dasar bagi demokrasi ekonomi yang melandasi pembangunan ekonomi secara inklusif dan adil bagi semua pihak.
PENINGKATAN KUALITAS DESTINASI EKOWISATA WAE BOBOK MELALUI PELATIHAN PENGEMBANGAN MEDIA INTERPRETASI
Ida Ayu Rostini;
Roseven Rudiyanto;
Septian Hutagalung;
Irna Karina J Kaban;
Fitri Ciptosari
Dharma: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2022): November
Publisher : Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31315/dlppm.v3i2.8275
Wae Bobok is a forest area in Tanjung Boleng Village, West Manggarai Regency, that used as a rest area for local people who drive between districts as well as an ecotourism destination. Not only a variety of special culinary, Wae Bobok offers a number of attractions in surrounding area, such as view point, spring, waterfall, outbond and camping site. Interpretive media is one aspect that needs to be developed in Wae Bobok in order to improve the quality of ecotourism destinations and increase knowledge for tourists. This community service activity aims to provide knowledge regarding the concept of interpretation and train the community in developing interpretation media in Wae Bobok area. By using a community based-development approach and field observations, this activity try to produce a short narrative of tourist attractions in Wae Bobok area as well as interpretive media such as brochure and promotional video that can be used by visitors.
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Wae Lolos Dalam Mengemas Potensi Menjadi Produk Wisata Siap Jual
Fitri Ciptosari;
Ida Ayu Rostini;
Gregorius Antariksa Berybe
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 5, No 3 (2022): September 2022
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33633/ja.v5i3.780
Model pengembangan desa wisata menjadi salah satu agenda pembangunan nasional yang cukup efektif dalam meningkatkan kesejahteraan di desa. Namun demikian, maraknya pengembangan desa wisata belum didukung oleh upaya perencanaan produk pariwisata yang maksimal. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas Pokdarwis dalam mengemas potensi – potensi wisata untuk menjadi produk pariwisata yang siap jual sangat diperlukan sebagai upaya mendistribusikan manfaat ekonomi pariwisata ke desa-desa. Upaya peningkatan kapasitas masyarakat ini dilakukan secara multidisiplin ilmu dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) dan workshop. Hasil dari kegiatan ini adalah terlaksanakannya proses identifikasi potensi dan komponen wisata yang tersedia, serta teridentifikasikannya target pasar, unique selling point dan penentuan harga jual. Kegiatan pengabdian masyarakat ini telah memampukan masyarakat dalam mengelola dan memasarkan desa wisata melalui paket wisata.
Strategi Pemasaran Digital Musik Daerah Flores Melalui Platform Musik Digital Spotify
Yohanes Paulus Hanny Wadhi;
Fitri Ciptosari;
Reynaldo Angga Siagian
Jurnal Pemasaran Kompetitif Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Pemasaran Kompetitif
Publisher : Universitas Pamulang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32493/jpkpk.v6i3.27791
Perkembangan era digital telah mendisrupsi berbagai bisnis, salah satunya adalah industri musik. Para musisi kini semakin mudah memasarkan musiknya tanpa harus menggunakan jasa label rekaman yang proses seleksinya tidak mudah dan berbiaya mahal. Sementara itu, Pulau Flores di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang menyandang predikat baru sebagai Flores The Singing Island memiliki banyak musisi dengan talenta di bidang seni dan musik. Dengan kemajuan digital, lagu-lagu daerah Flores memiliki peluang untuk maju ke kancah dunia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini melibatkan informan yang merupakan para musisi asli Flores. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu aplikasi digital yang paling berperan dalam upaya pemasaran musik daerah Flores adalah Spotify. Spotify sebagai aplikasi musik digital yang menawarkan fungsi pemasaran bagi para musisi. Aplikasi ini tidak hanya membantu meningkatkan promosi dari setiap produk musik digital, namun juga memberikan pengakuan atas hak cipta dan earning income melalui transaksi royalti bagi para musisi. The development of the digital era has disrupted various businesses, one of which is the music industry. It is now easier for musicians to market their music without having to use the services of a record label whose selection process is not easy and expensive. Meanwhile, Flores Island in East Nusa Tenggara Province, which bears a new title as Flores The Singing Island, has many musicians with talents in art and music. With digital advances, these folk songs have the opportunity to advance to the world stage. This study used descriptive qualitative method. This research involved informants who were native musicians from Flores. The results of this study indicate that one of the digital applications that has the most role in marketing efforts for Flores regional music is Spotify. Spotify as a digital music application that offers marketing functions for musicians. This application not only helps increase the promotion of each digital music product, but also provides recognition for copyrights and earning income through royalty transactions for musicians.
PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN POSITIONING, DIFFERENTIATION, BRANDING (PDB) DALAM MENENTUKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF DESTINASI PARIWISATA
Fitri Ciptosari;
Yohanes Paulus Hanny Wadhi
Journal of Management Small and Medium Enterprises (SMEs) Vol 16 No 1 (2023): JOURNAL OF MANAGEMENT Small and Medium Enterprises (SME's)
Publisher : Universitas Nusa Cendana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35508/jom.v16i1.8356
Marketing management is the most important job for tourism destination managers in increasing competitive advantage and maintaining market conditions (supply and demand). Marketing has an important role in increasing the number of tourist visits through the packaging of tourism products that have their uniqueness compared to similar tourism products owned by competitors. This study aims to build tourism destination branding through Positioning, Differentiation, and Branding marketing strategies. Through a case study method with a qualitative approach, this research explores the marketing management of tourist destinations through Positioning, Differentiation, and Branding (PDB) in building a competitive advantage for the Wae Bobok ecotourism destination. This study presents an analysis of the potential of tourist destinations and an analysis of the internal and external environment, which are then combined to determine the Positioning, Differentiation, and Branding of the Wae Bobok ecotourism destination. This study has limited perspectives from consumers or visitors. Therefore, further research is needed to measure the profile, behavior, expectations, and satisfaction of visitors to build a comprehensive destination marketing strategy. Keywords: Tourism Marketing; Marketing Management; Tourist Destination; Positioning; Differentiation; Branding
Membangun Kesiapan Berwirausaha di Kalangan Siswa SMKN 1 Labuan Bajo
Ciptosari, Fitri;
Wadhi, Yohanes Paulus Hanny;
Iswanto, Andy Iwan;
Duman, Marianus;
Siagian, Reynaldo Angga
Jurnal Pengabdian Masyarakat AbdiMas Vol 10, No 05 (2024): Jurnal Pengabdian Masyarakat Abdimas
Publisher : Universitas Esa Unggul
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.47007/abd.v10i05.7762
Pendidikan kejuruan di Indonesia, khususnya di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memiliki peran strategis dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi dinamika pasar kerja yang semakin kompleks. Di tengah upaya peningkatan kualitas pendidikan kejuruan, sebuah tantangan utama yang dihadapi adalah tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan SMK. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dalam rangka mengedukasi siswa SMK bahwa kewirausahaan adalah membangun karakter (mindset & mentalitas) dan pengelolaan diri. Kewirausahaan tidak hanya pelajaran teknis tentang membangun bisnis namun juga membangun karakter produktif, adaptif, kreatif, kemandirian, keberanian dan pantang menyerah. Metode edukasi dilakukan melalui kegiatan seminar kewirausahaan yang mengangkat pentingnya mindset dan mentalitas wirausaha, serta personal branding untuk kesuksesan masa depan. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membangun kesadaran siswa SMKN 1 Labuan Bajo akan pentingnya membangun dan menguatkan karakter untuk kesuksesan karir. Selain itu, pengabdian masyarakat ini juga memberikan rekomendasi bagi pengelola dan guru SMKN 1 Labuan Bajo agar tidak hanya memberikan pelajaran kewirausahaan yang bersifat teknis dan teoretis, namun juga perlu memfasilitasi pembentukan karakter melalui project-based learning seperti pengalaman riil berwirausaha.
Analisis Strategi Social Media Marketing pada Pusat Perbelanjaan Labuan Square di Labuan Bajo
Ciptosari, Fitri;
Satum, Inosensius
Jurnal Pemasaran Kompetitif Vol. 7 No. 3 (2024): Jurnal Pemasaran Kompetitif
Publisher : Universitas Pamulang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32493/jpkpk.v7i3.41212
Tingkat persaingan yang semakin meningkat dalam industri ritel telah mendorong pusat perbelanjaan untuk mengadopsi strategi pemasaran yang inovatif guna mempertahankan daya tarik dan visibilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam strategi pemasaran media sosial yang diterapkan oleh Pusat Perbelanjaan Labuan Square di Labuan Bajo. Penelitian ini mengeksplorasi upaya dan metode yang diterapkan untuk meningkatkan visibilitas pusat perbelanjaan dan menarik minat pasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menganalisis strategi pemasaran media sosial yang diterapkan, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang efektivitas strategi dalam konteks pasar lokal. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran media sosial dapat membantu meningkatkan daya tarik pasar bagi pusat perbelanjaan di kawasan Labuan Bajo