Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

FAKTOR RESIKO TERJADINYA HIPERTENSI PADA LANSIA Zuhratul Hajri; Marthilda Suprayitna
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 17 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode januari -April 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.017 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v17i1.1272

Abstract

Peningkatan umur harapan hidup (UHH) menyebabkan populasi lanjut usia (lebih dari 75 tahun) meningkat secara pesat di negara berkembang dan berdampak pada pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degenerative salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang ada di masyarakat dan merupakan salah satu kondisi jangka panjang dengan prevalensi 50% berada pada usia lanjut. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi antara lain adalah merokok, berat badan berlebih, aktivitas fisik, umur dan asupan garam. Kelima faktor tersebut merupakan faktor yang berpengaruh secara tidak langsung terhadap kejadian hipertensi pada lansia dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian ini untuk menganalisi faktor resiko terjadinya hipertensi pada lansia. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh signifikan antara factor aktivitas fisik terhadap hipertensi dengan nilai P-value sebesar 0,001 yang lebih kecil dari alpha 0,05 (?=5%).
Determinants of Dental and Oral Hygiene in School-Aged Children Zurriyatun Thoyibah; Haryani; Zuhratul Hajri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 01 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan (Journal of Health Science) 
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/jhs.v16i01.3693

Abstract

Dental disease is an essential concern due to the vulnerability of the school-age group to dental and oral health problems. This study analyzes the correlation between knowledge and attitude toward oral and dental hygiene, tooth brushing behavior, and parental roles with dental and oral hygiene in school-aged children (10-12 years). This research method was descriptive-analytic with a cross-sectional design. The population in this study were students in grades 4, 5, and 6 at SDN 30 Mataram, totaling 120 people. There were 50 respondents with a simple random sampling. Instruments to assess knowledge, attitude, and parental roles were a questionnaire. In addition, Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) to measure dental and oral hygiene, and an observation sheet to evaluate brushing teeth practice. The data analysis technique used Chi-Square to determine oral and dental health determinants in school-age children. There was a significant correlation between knowledge and attitude toward dental and oral health, tooth brushing behavior, and parental roles with dental and oral hygiene in school-aged children with significant values sequentially, p=0.006, p=0.000, p=0.000, p=0.000. In conclusion, The determinant of dental and oral hygiene in school-aged children are knowledge and attitude toward oral and dental health, teeth brushing practice, and parental roles.
Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian ISPA pada Balita Haryani Haryani; Zurriyatun Thoyibah; Sri Hardiani; Zuhratul Hajri
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 4 No. 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.82 KB) | DOI: 10.35473/ijm.v4i2.859

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the health problems in developing countries because of the high morbidity and mortality due to ARI in children under five. ARI is included in the top 10 disease category in NTB with the highest number of visits, namely 174,213. There are 3 risk factors for ARI, namely environmental factors, individual child factors and behavioral factors. Behavioral factors can be changed by increasing knowledge through health education. This study aims to determine the effect of health education on the physical environment of the house on the incidence of ARI in toddlers. The research design used was pre-experiment with the One Group Pretest-Posttest Design approach. The population in this study were all mothers who have toddlers aged 0-59 months with a sample size of 20 people obtained using purposive sampling technique. Collecting data using a questionnaire and observation sheet.Data analysis using Paired T-Test. The results showed the total score before being given health education was a mean of 4.2500 with a standard deviation of 0.96655 and a p-value of 0.000 and the incidence of ARI was 20 people (100%). While the total score after being given health education was a mean of 6.3000 with a standard deviation of 1.12858 and a p-value of 0.000 and the incidence of ARI was 7 people (35%). Based on these results, it can be concluded that there is an effect of health education on the physical environment of the house on the incidence of ARI in children under five in the work area of the Ampenan Community Health Center, Ampenan Village, Karang Ujung Environment.AbstrakInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang karena tingginya angka kesakitan dan kematian akibat ISPA pada balita. Penyakit ISPA masuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak di NTB dengan jumlah kunjungan tertinggi yaitu 174.213. Terdapat 3 faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak dan faktor perilaku. Faktor perilaku dapat diubah dengan peningkatan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimental designs dengan pendekatan One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan Kelurahan Ampenan Lingkungan Karang Ujung, Kota Mataram. pada 8 Maret – 15 Mei 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita berusia 0-59 bulan dengan jumlah sampel 20 orang yang didapat menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan Paired T-Test. Hail penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari sebelum diberikannya pendidikan kesehatan dan setelah ddiberikannya pendidikan kesehatan engan kejadian ISPA pada balita dengan hasil  yaitu dari kejadian ISPA sebanyak 20 orang (100%) menjadi  sebanyak 7 orang (35%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang lingkungan fisik rumah terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Ampenan Lingkungan Karang Ujung.
Deteksi Dini Diabetes Mellitus (DM) Melalui “Mawas DM” Marthilda Suprayitna; Zuhratul Hajri; Baiq Ruli Fatmawati; Kurniati Prihatin; Bahjatun Nadrati
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i3.5655

Abstract

Salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi cukup tinggi di Indonesia adalah diabetes mellitus (DM). DM termasuk degenerative yang ditandai dengan kadar gula darah diatas normal, yang disebabkan hilangnya fungsi hormon insulin dalam pengendalian kadar gula darah normal. DM merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup sehingga progresifitas penyakit akan terus berjalan, dimana pada suatu saat dapat menimbulkan komplikasi. Pemeriksaan kadar gula darah merupakan salah satu metode untuk skrining awal penyakit DM. Skrining DM membutuhkan partisipasi dari semua pihak, baik dokter pemerintah, swasta maupun masyarakat agar DM dapat dikendalikan. Sebagian besar masyarakat enggan untuk melakukan skrining DM, penyebab tersebut antara lain mulai dari aspek biaya, keterjangkauan ke lokasi pemeriksaan, keterbatasan sarana prasarana maupun aspek waktu. Untuk itu perlu dilakukan pengabdian masyarakat dalam bentuk skring DM dan penyuluhan Kesehatan tentang DM. Tujuannya adalah agar masyarakat/ peserta lebih mawas diri akan faktor risiko DM, sehingga dapat mengurangi faktor resiko atau komplikasi dai DM tersebut. Hasil skring DM didapatkan 43 orang (66,2%) berisiko DM dan didapatkan perubahan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan Kesehatan. Diharapkan masyarakat melakukan pemeriksaan Kesehatan secara rutin dan kader membuat program penyuluhan Kesehatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan.
Peningkatan Pengetahuan Orangtua Tentang Komunikasi Efektif pada Anak dalam Mencegah Kenakalan Remaja Zurriyatun Thoyibah; Zuhratul Hajri; Haryani Haryani; Henny Yolanda; Melati Inayati Albayani
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7369

Abstract

Permasalahan kenakalan remaja di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu perhatian dan menjadi tanggungjawab semua pihak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja baik dari sisi internal dari remaja itu sendiri maupun sisi eksternal antara lain pola komunikasi orangtua dengan anak remajanya. Komunikasi orang tua dan remaja yang bermasalah secara konsisten dikaitkan dengan perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan jumlah kasus kenakalan remaja di Indonesia, perlu peningkatan pengetahuan orang tua tentang komunikasi efektif pada anak dan remaja sehingga dapat membantu dalam pencegahan maupun penanganan kenakalan remaja. Metode yang digunakan adalah ceramah disertai dengan pemberian leaflet. Setelah diberikan pengetahuan tentang kenakalan remaja dan komunikasi efektif, didapatkan hasil sebanyak 17% orangtua memiliki tingkat pengetahuan kurang, 40% memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 43% memiliki tingkat pengetahuan baik, dimana kategori pengetahuan baik meningkat dari 23% menjadi 43%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan orangtua melalui ceramah disertai leaflet berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan orangtua. Program pendidikan kesehatan tentang komunikasi efektif pada remaja untuk mencegah kenakalan remaja harus terus dikembagkan dengan berbagai metode, tidak hanya dengan ceramah, tetapi perlu ditingkatkan dengan memberikan pelatihan secara khusus dan melibatkan pihak terkait yang kompeten dalam bidang komunikasi dan perilaku anak
Kegel Exercise Pada Lansia Dengan Inkotinensia Urine Ruli Fatmawati; Marthilda Suprayitna; Kurniati Prihatin; Zuhratul Hajri; Raden Ahmad Dedy Mardani; Zuliardi Zuliardi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7479

Abstract

Pendahuluan: Inkontinensia urine menjadi penyebab utama masalah yang sering dihadapi oleh lansia pada sistem genitourinaria, yang dampaknya dapat terlihat pada fisik dan psikologis. Lansia yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik dalam perawatan inkotinensia urine mampu merubah perilaku dan kesembuhan dari masalah kesehatan yang dihadapi. Latihan senam kegel dapat memberi manfaat dalam menguatkan otot-otot pada sistem perkemihan dan meningkatkan elastisitas pada kandung kemih.Tujuan: latihan senam kegel untuk menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan inkontinensia urine. Metode: Pelaksanaan  pengabdian kepada masyarakat di Desa Kekeri Kecamatan Penimbung Wilayah Kerja Puskesmas Penimbung dengan jumlah responden sebanyak pada 28 orang lansia. Hasil: Setelah diberikan intervensi pada lansia didapatkan hasil bahwa pemberian latihan senam kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan masalah inkontinensia urine ringan sebanyak 71,43%, manfaat latihan senam kegel dapat memberikan latihan pada otot-otot panggul yang berhubungan dengan pengaturan sistem urinasi terhadap pengaturan proses miksi pada lansia. Kesimpulan: Ada manfaat dan efektifitas dari pemberian latihan senam kegel terhadap kejadian inkontinensia urine pada lansia.
Deteksi Dini Diabetes Mellitus (DM) Melalui “Mawas DM” Marthilda Suprayitna; Zuhratul Hajri; Baiq Ruli Fatmawati; Kurniati Prihatin; Bahjatun Nadrati
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i3.5655

Abstract

Salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi cukup tinggi di Indonesia adalah diabetes mellitus (DM). DM termasuk degenerative yang ditandai dengan kadar gula darah diatas normal, yang disebabkan hilangnya fungsi hormon insulin dalam pengendalian kadar gula darah normal. DM merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup sehingga progresifitas penyakit akan terus berjalan, dimana pada suatu saat dapat menimbulkan komplikasi. Pemeriksaan kadar gula darah merupakan salah satu metode untuk skrining awal penyakit DM. Skrining DM membutuhkan partisipasi dari semua pihak, baik dokter pemerintah, swasta maupun masyarakat agar DM dapat dikendalikan. Sebagian besar masyarakat enggan untuk melakukan skrining DM, penyebab tersebut antara lain mulai dari aspek biaya, keterjangkauan ke lokasi pemeriksaan, keterbatasan sarana prasarana maupun aspek waktu. Untuk itu perlu dilakukan pengabdian masyarakat dalam bentuk skring DM dan penyuluhan Kesehatan tentang DM. Tujuannya adalah agar masyarakat/ peserta lebih mawas diri akan faktor risiko DM, sehingga dapat mengurangi faktor resiko atau komplikasi dai DM tersebut. Hasil skring DM didapatkan 43 orang (66,2%) berisiko DM dan didapatkan perubahan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan Kesehatan. Diharapkan masyarakat melakukan pemeriksaan Kesehatan secara rutin dan kader membuat program penyuluhan Kesehatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan.
Peningkatan Pengetahuan Orangtua Tentang Komunikasi Efektif pada Anak dalam Mencegah Kenakalan Remaja Zurriyatun Thoyibah; Zuhratul Hajri; Haryani Haryani; Henny Yolanda; Melati Inayati Albayani
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7369

Abstract

Permasalahan kenakalan remaja di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu perhatian dan menjadi tanggungjawab semua pihak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja baik dari sisi internal dari remaja itu sendiri maupun sisi eksternal antara lain pola komunikasi orangtua dengan anak remajanya. Komunikasi orang tua dan remaja yang bermasalah secara konsisten dikaitkan dengan perilaku kenakalan remaja. Oleh karena itu, dengan adanya peningkatan jumlah kasus kenakalan remaja di Indonesia, perlu peningkatan pengetahuan orang tua tentang komunikasi efektif pada anak dan remaja sehingga dapat membantu dalam pencegahan maupun penanganan kenakalan remaja. Metode yang digunakan adalah ceramah disertai dengan pemberian leaflet. Setelah diberikan pengetahuan tentang kenakalan remaja dan komunikasi efektif, didapatkan hasil sebanyak 17% orangtua memiliki tingkat pengetahuan kurang, 40% memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan sebanyak 43% memiliki tingkat pengetahuan baik, dimana kategori pengetahuan baik meningkat dari 23% menjadi 43%. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan orangtua melalui ceramah disertai leaflet berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan orangtua. Program pendidikan kesehatan tentang komunikasi efektif pada remaja untuk mencegah kenakalan remaja harus terus dikembagkan dengan berbagai metode, tidak hanya dengan ceramah, tetapi perlu ditingkatkan dengan memberikan pelatihan secara khusus dan melibatkan pihak terkait yang kompeten dalam bidang komunikasi dan perilaku anak
Kegel Exercise Pada Lansia Dengan Inkotinensia Urine Ruli Fatmawati; Marthilda Suprayitna; Kurniati Prihatin; Zuhratul Hajri; Raden Ahmad Dedy Mardani; Zuliardi Zuliardi
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i1.7479

Abstract

Pendahuluan: Inkontinensia urine menjadi penyebab utama masalah yang sering dihadapi oleh lansia pada sistem genitourinaria, yang dampaknya dapat terlihat pada fisik dan psikologis. Lansia yang memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik dalam perawatan inkotinensia urine mampu merubah perilaku dan kesembuhan dari masalah kesehatan yang dihadapi. Latihan senam kegel dapat memberi manfaat dalam menguatkan otot-otot pada sistem perkemihan dan meningkatkan elastisitas pada kandung kemih.Tujuan: latihan senam kegel untuk menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan inkontinensia urine. Metode: Pelaksanaan  pengabdian kepada masyarakat di Desa Kekeri Kecamatan Penimbung Wilayah Kerja Puskesmas Penimbung dengan jumlah responden sebanyak pada 28 orang lansia. Hasil: Setelah diberikan intervensi pada lansia didapatkan hasil bahwa pemberian latihan senam kegel dapat menurunkan frekuensi berkemih pada lansia dengan masalah inkontinensia urine ringan sebanyak 71,43%, manfaat latihan senam kegel dapat memberikan latihan pada otot-otot panggul yang berhubungan dengan pengaturan sistem urinasi terhadap pengaturan proses miksi pada lansia. Kesimpulan: Ada manfaat dan efektifitas dari pemberian latihan senam kegel terhadap kejadian inkontinensia urine pada lansia.
Lingkungan Fisik Rumah Pada Baita Penderita ISPA Haryani, Haryani; Thoyibah, Zurriyatun; Hajri, Zuhratul; Hardiani, Sri
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.032 KB) | DOI: 10.57267/jisym.v10i2.67

Abstract

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the health problems in develoving countries because of the high morbidity and mortality due to ARI in children under five. ARI is included in the top 10 disease category in NTB with the highest number of visits 174,213. There are 3 risk factors for ARI, namely enviromental factors, individual child factors dan behaviors factors. This study aims to describe the physical enviroment of the toddler’s home with ARI. This research is a descriptive study with a cross-sesctional study design. The sample size is 20 mother who have toddler aged 0- 59 months who experience ARI. Collecting data using physical environtment obeservation sheet and signs of ARI symptoms. The results showed that almost all of the ventilation, house temperature and occupancy density did not meet health requerements, namely as many as 85%-95% of respondents. Most of the respondents house humidity did not meet the requerements as much as 75%, as much as 95% used traditional cooking fuels and most of the use of mosquito reppelent did not meet health requerements (70%), and most of the respondent smoked indoors (60%). It can be concluded that the behaviour and physical environment of the home of toddlers who suffer from ARI mostly does not meet the health requerements.