Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Pengaruh Kombinasi Buah Jeruk Nipis dan Buah Mengkudu Terhadap Mortalitas Pediculus humanus capitis Sayekti, Fitria Diniah Janah; Qurrohman, Muhammad Taufiq; Priyandari, Damar Ajeng; Srikandini, Chris
At-Taqaddum Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Quality Assurance Institute (LPM) State Islamic University Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/at.v12i1.5148

Abstract

Head lice (Pediculus humanus capitis) greatly interferes with human activity because it can cause itching of the head, redness and severe infections. The use of natural insecticides is recommended, because natural insecticides are considered safer. Potential anti lice plants are lime and noni. The combination of the two is believed to have a more effective effect on head lice mortality. This study aims to study and determine the effect of a combination of lime juice and noni on the mortality of Pediculus humanus capitis. The concentration of lime and noni which are used are 25%, 50%, 75% and 100%, respectively. The combination of test materials used was 25% limes 75% noni; 50% lime 50% noni; 75% lime and 25% noni, negative control and positive control. The combination of the extract of noni and lime juice had the highest mortality effect on Pediculus humanus capitis with a concentration of 25% combination of lime; 75% noni.
Perbandingan Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Jaringan Ginjal Rattus norvegicus Yang Diproses Menggunakan Minyak Cengkeh (Syzigium aromaticum) Dan Xylol Sebagai Larutan Clearing Tutik, Khofifah Indah Widyas; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Anakes : Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan Vol. 9 No. 1 (2023): Anakes: Jurnal Ilmiah Analis Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/anakes.v9i1.904

Abstract

Cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai komposisi eugenol dalam jumlah besar (70%-80%). Senyawa eugenol yang terkandung dalam minyak cengkeh dapat digunakan sebagai pelarut alkohol dan digunakan untuk menjernihkan jaringan preparat. Xylol merupakan salah satu larutan standart untuk clearing yang digunakan pada pembuatan preparat histologi. Xylol merupakan cairan yang tidak berwarna, bersifat mudah terbakar, mudah menguap dan toksik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan hasil pada gambaran makroskopis dan mikroskopis antara perlakuan proses clearing minyak cengkeh dan xylol pada sediaan jaringan ginjal. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan organ ginjal yang dibagi menjadi dua kelompok pada prosedur clearingnya yaitu dengan perlakuan minyak cengkeh dan xilol. Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara makroskopis, parameter meliputi transparasi, tekstur, dan kemudahan potongan jaringan antara xylol dan minyak cengkeh tidak ada perbedaan signifikan yaitu cukup transparan, tekstur kenyal dan baik dalam hal pemotongan jaringan. Berdasarkan hasil uji T-Test dapat diketahui bahwa pengamatan mikroskopis jaringan ginjal dengan perlakuan clearing menggunakan xilol dan minyak cengkeng mendapatkan nilai P>0,05 yang artinya dapat dikatakan tidak ada perbedaan antara kelompok xylol dan minyakcengkeh. Hal tersebut menandakan bahwa minyak cengkeh dapat berpotensi sebagai alternatif untuk larutan clearing pada prosedur pembuatan preparate histologiKata kunci : Preparat histologi, clearing, minyak cengkeh
Efek Pemberian Seduhan Teh Hitam (Camellia sinensis L) Dan Cokelat (Theobroma cacao L) Terhadap Gambaran Histopatologis Hepar Rattus norvegicus Damairia, Ema Rochayani; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Jurnal Analis Kesehatan Vol. 11 No. 1 (2022): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v11i1.3153

Abstract

Black tea and chocolate are plants that contain caffeine. Chocolate is a commodity that generates foreign exchange for the country and is the main ingedient for making chocolate which also contains caffeine. Caffeine damages the liver by inhibiting the gowth of connective tissue in liver cells. The purpose of this study was to determine the histopathological effect on the liver organs of white rats given black and chocolate tea steeping and the damage that occurs when given in a predetermined dose and time. The research was conducted experimentally at the Anatomical Pathology Laboratory of the Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional. The study was divided into 7 treatment groups. Liver organs were observed macroscopically and microscopicallyfrom the results of histopathological preparations with Hematoxylin Eosin staining. The results of macroscopic observations there were no differences in the control and treatment goups. The results of microscopic observations in the black tea steeping goup 3 and 6 mg/200 g/day, and chocolate steeping 3, 6, and 12 mg/200 g/day there was degeneration, black tea steeped 12 mg/200 g/day there was necrosis. The results of the Mann Whitney test showed a significant difference in the black tea steeping goup at the three doses and 12 mg/200 g/day chocolate steeping, while 3 and 6 mg/200 g/day chocolate steeping did not show a significant difference. Based on the research, it can be seen
Pengaruh Pemberian Madu Hutan terhadap Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Hepar Rattus Norvegicus yang Diinduksi Aspartam Andriansyah, Maulana Fikri; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 15 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v15i1.2358

Abstract

Aspartam merupakan pemanis buatan yang penggunaanya telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Konsumsi aspartam atau pemanis buatan dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan stres oksidatif sehingga terjadinya peningkatan asam lemak bebas pada hati, lemak akan terakumulasi dan dapat berkontribusi menjadi perlemakan hepar. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui efek hepatoprotektif pada histopatologis organ hati tikus putih galur wistar yang telah diberikan madu hutan dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75% setelah diinduksi aspartam.  Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai pelindung hati adalah madu karena mengandung senyawa antioksidan flavonoid yang mempunyai efek hepatoprotektif. Perlakuan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol normal (K1), kelompok kontrol negatif (K2), kelompok pemberian aspartam dan madu hutan dengan konsentrasi 25% (K3), kelompok pemberian aspartam dan madu hutan dengan konsentrasi 50% (K4), kelompok pemberian aspartam dan madu hutan dengan konsentrasi 75% (K5). Hasil pengamatan makroskopis menunjukkan tidak terdapat perubahan warna, tekstur namun terdapat perbedaan ukuran antar kelompok. Hasil pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa kontrol negatif dan kelompok perlakuan menunjukkan kerusakan sel berupa degenerasi dan nekrosis sel. Hasil penelitian berdasarkan uji ANOVA diperoleh nilai signifikansi < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan rata-rata antar kelompok dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Berdasarkan uji Tukey, kelompok kelima (K5) merupakan kelompok perlakuan dengan konsentrasi madu hutan yang paling efektif dalam mencegah kerusakan sel hati tikus putih yaitu konsentrasi 75%.
Perbandingan Hasil Tes Cepat Molekuler (TCM) Positif dan Negatif Mycobacterium tuberculosis dengan Kadar Globulin pada Pasien Suspek TBC Widyawati, Fransisca; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 15 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v15i1.2454

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Mtb). Kasus di Indonesia menjadi tertinggi urutan ke-2 di dunia. Tes Cepat Molekules (TCM) merupakan uji molekuler otomatis untuk mendeteksi adanya Mtb. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menanggulangi kasus TBC. Orang yang terinfeksi bakteri tuberkulosis mengalami respon imun dengan terbentuknya antibodi dalam tubuh. Antibodi tersebut berupa globulin yang merupakan salah satu bagian dari protein selain albumin. Globulin terbagi menjadi 3 fraksi; yaitu alfa, beta, dan gamma globulin. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan antara hasil Tes Cepat Molekuler yang positif dan negatif dengan kadar globulin pada pasien suspek TBC. Penelitian ini bersifat non-eksperimen dengan pendekatan cross sectional menggunakan metode observasional analitik. Penelitian ini membandingkan kadar globulin pada kelompok pasien positif Mtb sebanyak 15 orang dan pasien negatif Mtb sebanyak 37 orang dengan teknik pengambilan sampel non probability sampling berupa accidental sampling. Data dianalisis menggunakan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov dan uji perbandingan Independent-Samples T Test. Hasil yang diperoleh terdapat perbedaan antara hasil TCM positif dan negatif dimana kadar globulin pada pasien positif Mtb lebih tinggi dibandingkan dengan pasien negatif Mtb. Hasil uji Independent-Samples T Test nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,001<0,05. Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan kadar globulin pada pasien dengan hasil TCM positif Mtb dibandingkan dengan pasien dengan hasil TCM negatif Mtb.
Efek Pemberian Seduhan Coffea Canephora dan Theobroma Cacao L terhadap Gambaran Histologi Ginjal Rattus Norvegicus Octavianus, Nika; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Jurnal Farmasetis Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Farmasetis: Mei 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v13i2.2151

Abstract

Konsumsi kopi dan coklat di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Kopi dan coklat merupakan minuman yang digemari oleh masyarakat berbagai kalangan. Dalam kopi dan coklat memiliki kandungan kafein yang memberikan efek samping pada organ ginjal. Ginjal merupakan organ yang mudah terjadi kerusakan karena adanya zat-zat kimia. Efek dari kafein menyebabkan kerusakan sel epitel tubulus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian seduhan kopi dan seduhan coklat terhadap gambaran histologi ginjal tikus putih (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Eksperimental, dengan menggunakan desain penelitian Posttest Only Control Group Design menggunakan 7 kelompok antara lain kelompok kontrol, 3 kelompok seduhan kopi (3mg, 6mg dan 12mg) dan 3 kelompok seduhan coklat (3mg, 6mg dan 12mg). Hasil Uji Mann Whitney pengamatan mikroskopis histologi ginjal pada kelompok K2, K3, dan C3 memiliki nilai Asymp. sig p= 0,040; 0,011 dan 0,013 (<0,05). Kelompok K1, C1, dan C2 memiliki nilai Asymp. sig 0,127 dan 0,317(>0,05). Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seduhan kopi dan seduhan coklat dapat menyebabkan perubahan gambaran histologi ginjal tikus.
Potensi Kombinasi Sediaan Bunga Telang (Clitoria ternatea L) dan Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai Pewarna Alternatif pada Candida albicans Meidevita, Clarisa; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Jurnal Sains dan Edukasi Sains Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Sains dan Edukasi Sains
Publisher : Faculty of Science and Mathematics, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/juses.v7i1p45-51

Abstract

Candida albicans merupakan flora normal penyebab penyakit kandidiasis yang dapat diperiksa secara mikroskopis. Pewarna standar yang dapat digunakan pada pemeriksaan jamur Candida albicans adalah LPCB (Lactophenol Cotton Blue) yang memiliki toksisitas cukup tinggi. Penggunaan bahan alam sebagai bahan alternatif untuk pewarna jamur sudah banyak dikembangkan. Bahan alam yang memiliki potensi tersebut adalah bunga telang (Clitoria ternatea L) dan buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) karena mengandung antosianin yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi kombinasi sediaan bunga telang dan buah naga merah sebagai alternatif pewarnaan pada pemeriksaan mikroskopis jamur Candida albicans. Metode yang digunakan adalah analitik eksperimental. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah kombinasi antara dua zat warna yg digunakan dalam pengecatan mikroskopis Candida albicans. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 11 perlakuan dengan ekstrak bunga telang dan buah naga merah dapat diketahui bahwa bunga telang dan buah naga merah berpotensi sebagai pewarna alternatif Candida albicans, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan kemampuan sediaan dalam mewarnai dengan skor 3. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis signifikansi >0.05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pewarnaan kontrol dengan ekstrak bunga telang dan buah naga merah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa ekstrak bunga telang dan buah naga merah berpotensi dapat dijadikan pewarna alami pada pemeriksaan mikroskopis jamur Candida albicans, meskipun begitu kualitas pewarnaan masih belum bisa menyamai pewarna standart LPCB.
Detection of NFKB1 Gene in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus and Non Diabetics Using Polymerase Chain Reaction Method Cahyaningtyas, Priska Putri; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Al-Hayat: Journal of Biology and Applied Biology Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/ah.v7i2.20856

Abstract

A metabolic condition called type 2 diabetes mellitus is characterized by elevated blood sugar levels because of reduced insulin release by β pancreatic cells. The primary form of NF-kB is Nuclear Factor Kappa Beta subunit-1 (NFKB1), which is a gene that encodes the DNA binding protein (p50). The NFKB1 gene contributes to the oxidative stress and mild inflammatory processes that might exacerbate diabetes. The enzymatic procedure known as Polymerase Chain Reaction (PCR), multiplies a nucleotide sequence in order to identify if type 2 diabetes mellitus or non-diabetic has the NFKB1 gene. The purpose of this study was to detect the presence of the NFKB1 gene in type 2 diabetes mellitus and non-diabetes. The study used a descriptive research method using a purposive sampling technique conducted at the molecular biology laboratory of the Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional. The respondents in this study were 9 patients with type 2 diabetes mellitus who were prolanes of Puskesmas Wonosari I Klaten and 9 non-diabetic patients in PKK Kadilangu RT 2/RW 1, Baki, Sukoharjo. From the results of the study, it can be seen that the NFKB1 gene was detected after electrophoresis and visualized at 176 bp (base pair). The qualitative presence of the NFKB1 gene in DNA is still detectable, but the level of gene expression in the soil of transcription and translation is not yet known.
Aktivitas Hepatoprotektif Madu Rambutan terhadap Fungsi Hati dan Profil Gen Il-6 Setelah Induksi Minuman Beralkohol secara In Vivo Sayekti, Fitria Diniah Janah; Ahmad, Tasrif
Jurnal Pharmascience Vol 11, No 2 (2024): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v11i2.17317

Abstract

Hepar atau hati adalah bagian dari sistem organ yang berperan dalam proses metabolisme, konjugasi dan detoksifikasi namun juga rentan mengalami kerusakan. Konsumsi alkohol berlebih akan mengakibatkan gangguan metabolisme pada hati. Uji kadar enzim SGOT dan SGPT menjadi salah satu pemeriksaan penanda fungsi hati. Selain pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT, interleukin-6 memiliki peran penting pada patologi hepar dan sangat kompleks. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental yang terdiri atas 5 kelompok perlakuan antara lain kontrol normal, kontrol negatif, 3 kelompok perlakuan induksi alkohol dan madu, untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektif madu rambutan terhadap fungsi hati dan profil gen IL-6 setelah induksi minuman beralkohol secara in vivo. Menurut hasil uji, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kadar SGOT sebesar 46% dan SGOT sebesar 21% pada kontrol negatif (yang hanya diinduksi alkohol). Kelompok yang diberi perlakuan induksi alkohol dan madu rambutan memiliki kadar SGOT maupun SGPT yang mendekati nilai kontrol normal. Berdasarkan hasil uji statistik Anova pada uji SGOT dapat diketahui bahwa hasil signifikasi sebesar 0.00 (<0.05) yang berarti terdapat perbedaan nyata antar perlakuan. Berdasarkan profil gen IL-6 yang dianalisa dengan PCR dan divisualisasi dengan elektroforesis nampak terdeteksi pada semua kelompok. Hal tersebut menandakan bahwa madu rambutan memiliki potensi hepatoprotektif pada fungsi hati. Kata Kunci: Madu Rambutan, Hepatoprotektif, SGOT, SGPT, IL-6 The liver is part of an organ system that has an essential role in metabolic, conjugation, and detoxification processes but is also susceptible to damage. Excessive alcohol consumption will cause metabolic disorders in the liver. SGOT and SGPT enzyme level tests are markers of liver function. Apart from examining the SGOT and SGPT enzymes, interleukin-6 has an essential role in the pathology of liver disease and is very complex. This study used an experimental design of 5 treatment groups, including normal control, negative control, and 3 alcohol and honey induction treatment groups, to determine the hepatoprotective activity of rambutan honey on liver function and the IL-6 gene profile after in vivo induction of alcoholic beverages. According to the test results, it can be seen that there was an increase in SGOT levels by 46% and SGOT by 21% in the negative control group (which was only induced by alcohol). The group given the alcohol induction treatment and rambutan honey had SGOT and SGPT levels that were close to normal control values. Based on the results of the Anova statistical test on the SGOT test, it can be seen that the significance result is 0.00 (<0.05), which means there is significance difference between treatments. Based on the IL-6 gene profile analyzed by PCR and visualized by electrophoresis, it appears to be expressed in all groups. This indicates that rambutan honey possesses hepatoprotective potential for liver function. 
Edukasi Pemeriksaan Molekuler pada Penyakit Hipertensi: Inovasi Watermelon Lemonade sebagai Nutrisi Preventif Fani, Sehan Astri; Noviana, Sindi; Tunabenany, Gerardiana Selyn; Aryanti, Selvi; Pamilih, Anindya Khansa Putri; Azzahra, Salsa Krisma; Ahmad, Tasrif; Sayekti, Fitria Diniah Janah
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v1i3.31

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan global dengan prevalensi yang terus meningkat, termasuk di Indonesia. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak. Oleh karena itu, diperlukan upaya preventif melalui edukasi dan inovasi nutrisi. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pemeriksaan molekuler pada penyakit hipertensi serta memperkenalkan inovasi Watermelon Lemonade sebagai nutrisi preventif. Kegiatan dilaksanakan di Dukuh Branglor, Desa Mancasan, dengan metode pre-test, presentasi edukasi, tanya jawab, demonstrasi produk, dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi dan pemeriksaannya, serta tingginya antusiasme terhadap inovasi Watermelon Lemonade. Berdasarkan hasil kegiatan dapat diketahui bahwa pemeriksaan molekuler dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit hipertensi melalui analisis biomarker genetik, protein, dan metabolit, serta inovasi Watermelon Lemonade berpotensi membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Keberhasilan program ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata pre-test sebesar 58,46 menjadi 86,67 pada post-test, yang membuktikan adanya peningkatan pemahaman peserta. Hasil kuesioner menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi dari peserta terhadap penyampaian materi, demonstrasi pembuatan produk, serta manfaat praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Inovasi Watermelon Lemonade tidak hanya bermanfaat sebagai alternatif pencegahan hipertensi, tetapi juga berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai produk kesehatan berbasis bahan alami.