Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGEMBANGAN PERMAINAN ULAR JARRA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK ASAM-BASA Latief, Mutmainnah
Indonesian Journal of Educational Studies Vol 20, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.873 KB) | DOI: 10.26858/ijes.v20i2.4819

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan permainan ular jarra dan untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan dan keefektifan permainan sebagai media pembelajaran pada materi pokok asam-basa. Diharapkan produk yang dikembangkan dapat merangsang siswa belajar mandiri dengan motivasi belajar yang tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan berbasis produk Hannafin dan Peck yang terdiri dari tiga fase yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain, dan fase pengembangan/implementasi. Subjek uji coba produk pengembangan ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bulukumba yang melakukan remedial dengan jumlah siswa 18 orang. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk semua item dan aspek yang diukur, penilaian kevalidan media memperoleh kriteria valid dan baik, penilaian kepraktisan media adalah sangat baik dan praktis.  Hasil pretest-posttest, gain = 0.41379 (0,7> g >0,3 = sedang) dan terdapat peningkatan sangat tinggi/sangat baik untuk semua aspek motivasi belajar yang diukur. Dari hasil tersebut menujukkan media permainan yang dikembangkan memiliki kategori valid, praktis dan efektif, sehingga dapat disimpulkan media permainan yang dikembangkan layak dijadikan sebagai media pembelajaran. 
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbasis Kearifan Lokal Sebagai Upaya Pencegahan dan Penanganan Stunting Pada Balita di Desa Parang Baddo Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Pratama, Adi Putra; Harma, Asmarani; Latief, Mutmainnah
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 3, No 2 (2024): May
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.11401241

Abstract

Stunting is a condition where a toddler has less length or height compared to children his age. Stunted toddlers are a chronic nutritional problem caused by many factors, such as socio-economic conditions, maternal nutrition during pregnancy, pain in babies, and lack of nutritional intake in babies. The formula given to children who experience malnutrition according to the standards set by the World Health Organization (WHO) is made from oil, sugar, milk, water and flour. Apart from that, PMT can be made yourself with a composition that contains energy intake, protein and is made from ingredients that are easily obtained by the public at an affordable cost. These ingredients can be replaced with local food ingredients which are rich in vitamins and protein. The results of Monitoring the Nutritional Status (PSG) of Toddlers in 2017 by the Ministry of Health showed that 17.8% of toddlers experienced nutritional problems, including 3.8% cases of malnutrition and 14% malnutrition (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). Meanwhile, based on the 2018 Riskesdas, cases of malnutrition reached 3.9% and cases of malnutrition reached 13.88% (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). The prevalence of stunting in South Sulawesi Province in 2022 will be at 27.2 percent. Jeneponto Regency is the area with the highest stunting prevalence in South Sulawesi in 2022, reaching 39.8 percent, an increase of 1.9 percentage points from the stunting prevalence in 2021. Tana Toraja Regency is in second place with the largest stunting prevalence at 35.4 percent. Pangkajene and Islands Regency was 34.2 percent. Takalar Regency is still listed as an area with a high stunting prevalence rate, but recently it has decreased significantly. Based on data from the Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) in 2022, the prevalence of stunting in Takalar Regency is at 31.1 percent. This figure has decreased significantly compared to 2021 of 34.7 percent.
Motivasi Kerja Pegawai Pada Kantor Kelurahan Bone-Bone Kecamatan Bone-Bone Kabupaten Luwu Utara Ardiansyah, Alif; Saputra, Sakral Wijaya; Latief, Mutmainnah; Muslimah, Utami Nur
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 2, No 11 (2024): December
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.15069567

Abstract

This study aims to determine what factors drive employee work motivation and efforts to improve employee work motivation at the Bone-Bone Village Office, Bone-Bone District, North Luwu Regency. The type of research uses a qualitative method with a descriptive research type. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. The results of this study overall employee performance motivation at the Bone-Bone Village Office, Bone-Bone District, North Luwu Regency is not good using Abraham Maslow’s theory which consists of (1) physiological needs are met, there is rest time given for lunch, prayer and providing a drinking water dispenser; (2) The need for a sense of security is met, there is health insurance in the form of BPJS Employment; (3) Social needs are met, the work atmosphere is harmonious, comfortable, and full of familiarity, there is openness from superiors and participation of each employee through meetings; (4) The need for recognition of awards is met, giving praise, giving bonuses and sometimes recreation; (5) The need for self-actualization is quite met, there are special training activities for civil servants according to their competence.
Sosialisasi dan Edukasi Program TOSS (Temukan, Obati Sampai Sembuh) Tuberkulosis (TB) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontonompo 1 Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan Latief, Mutmainnah; Perdana, Satria; Kahar, Kahar
Abdimas Toddopuli: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2025): Volume 6, No 2 Juni 2025
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/atjpm.v6i2.6283

Abstract

Puskesmas memiliki tanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya, termasuk dalam pengendalian penyakit menular, seperti Tuberkulosis (TB). TB merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Untuk menekan angka kejadian TB, Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program TOSS TB (Temukan, Obati Sampai Sembuh) yang menekankan peran aktif masyarakat dan tenaga kesehatan dalam deteksi dini dan pengobatan tuntas TB. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman masyarakat tentang TB, mendorong kesadaran untuk berobat secara dini dan rutin, serta menguatkan peran serta tenaga kesehatan dan masyarakat dalam mengimplementasikan program TOSS TB di Puskesmas Bontonompo 1 Gowa. Kegiatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan kegiatan, sosialisasi, evaluasi, dan penyusunan laporan dan publikasi. Sosialisasi dilakukan secara sistematis dan partisipatif melalui media leaflet. Peserta kegiatan sebanyak 40 orang. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai dari 58,36 menjadi 82,67 setelah dilakukan sosialisasi. Uji statistik menggunakan paired test menghasilkan nilai signifikansi p-value < 0.05, menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta. Respons positif dari peserta, keterlibatan aktif dalam diskusi, serta inisiatif lanjutan dari pihak puskesmas menunjukkan bahwa kegiatan ini relevan dan bermanfaat. Sosialisasi ini telah menjadi bentuk nyata dari pemberdayaan masyarakat berbasis pendekatan promotif dan preventif yang selaras dengan kebijakan nasional eliminasi TB 2030. Program ini perlu dukungan berkelanjutan dari semua pihak, terutama puskesmas, agar program berdampak signifikan terhadap penurunan angka TB dan kolaborasi antara perguruan tinggi, puskesmas, serta masyarakat dalam memperkuat implementasi program TOSS TB.
Tantangan dan Peluang Implementasi Restrukturisasi Birokrasi Dalam Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance) di Pemerintahan Daerah Luwu Utara Saputra, Sakral Wijaya; Latief, Mutmainnah
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 2, No 12 (2025): July 2025
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.17216210

Abstract

Background : Regional Governments hold a crucial role in providing public services and fostering regional development. However, along the way, the bureaucrary in many of these governments often faces various challenges. Complex organitation structures, convoluted procedures, a lack of innovative work culturem and the appointment of officials who don’t follow proper mechanisms or lack spesific competence often become major obstacles to creating effective and efficient governance. As a result, the quality of public services is hindered, transparancy isn’t achieved, accountability is hard to reach, and public satisfaction begins to decline. Objective: As one stratrgic solution, restructuring isn’t just a matter of changing names or reorganizing positions. It’s a fundamental transformation aimed at creating a results-oriented bureaucracy. Methods: This research uses a qualitative aproach with in-depth interview technique, focusing on high-level and regular officials. Data was collected through in-depth interviews with key informants and document analysis followed the model of Miles and Huberman, starting with data reduction, wich involves summarizin, selecting, and focusing the data gathered from interviews, observations, and documents Results: Implementing bureaucratic restructuring in the Luwu Utara Regional Government will face major obstacles in achieving good governance. Structural transparant, efficient, and accountable bureaucracy if they are not acoompanied by changes in the culture of official appointments, the work culture, political commitment, and the active involvement of all parties. However, for long-term success, bureaucratic restructuring must be a fundamental part of a comprehensive and suistainable reform, not just an incidental program.
Penerapan Etika dan Hukum Kesehatan Pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Bontonompo 1 Gowa Hardi, Hardi; Ishak, Syamsul; Perdana, Satria; Latief, Mutmainnah
Miracle Journal Vol. 5 No. 2 (2025): Edisi Juli 2025
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/mj.v5i2.1755

Abstract

Kesehatan merupakan faktor penting dari kebutuhan manusia yang menjadi dasar bagi kualitas kehidupan yang mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Kualitas pelayanan kesehatan yang berkulitas saat ini menjadi isu yang hangat di instansi kesehatan terutama Rumah Sakit dan Puskesmas karena dua instansi ini garda terdepan dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Desain pada penelitian ini yaitu deskriptif survei deskriptif dengan teknik Accidental Sampling, responden pada penelitian sebanyak 88 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan memuaskan sesuai hasil jawaban kusioner sedangkan penerapan etika dan hukum kesehatan pada pelayanan kesehatan di Puskesmas terbilang baik sesuai hasil jawaban kuisoner. Kesimpulannya yaitu semua pelayanan kesehatan diberikan oleh pegawai Puskesmas Bontonompo 1 Gowa masih sesuai dengan aturan yang berlaku, mulai dari adminitrasi hingga pengobatan.