Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

The Knowledge Level and The Obedience of Maternal in Undertaking HIV Test Rochmayanti, Ucik; Ernawati, Ernawati; Ismoedijanto, Ismoedijanto
Health Notions Vol 2 No 1 (2018): January, 2018
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (Address: Cemara street 25, Ds/Kec Sukorejo, Ponorogo, East Java, Indonesia 63453)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Based on the data of Surabaya City Health Office, in 2015 there were 30% of PITC from 55800 maternal and 37 of them were found HIV positive. This percentage has not had obvious explanation. This motivates the researcher to conduct the research entitled “ The Correlation Between the Knowledge and the Obedience of Maternal  in Undertaking HIV Test”.This was analytic observational research by aaplying Cross sectional  in 3 different  community health centre (puskesmas) with high HIV rates. They are community health centre Dupak, Jagir, and East Perak Surabaya. Data collecting technique was Systematic Random Sampling and Rules of Thumb. The number of  pregnant mother was 80 that undertook ANC in those community health centre. The result shows that 90% of pregnant mother have good knowledge characteristic level. Statistic test used cramers v calculator  shows that the knowledge p< 0,05 which mean knowledge level has correlation with the obedience of undertaking HIV test. This research conluded that knowledge level has correlation with the obedience of undertaking HIV test.
PROFIL ISOLAT CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE TOKSIGENIK DI JAWA TIMUR TAHUN 2012-2017 Soegianto, Sugi Deny Pranoto; Hendrata, Adi Pramono; Irawan, Eveline; Ismoedijanto; Husada, Dominicus
Majalah Kedokteran Indonesia Vol 69 No 2 (2019): Journal of the Indonesian Medical Association Majalah Kedokteran Indonesia Volum
Publisher : PENGURUS BESAR IKATAN DOKTER INDONESIA (PB IDI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penyakit difteri telah ditetapkan menjadi kejadian luar biasa di berbagai wilayah di Indonesia, sebagian besar kasus berasal dari Jawa Timur. Tujuan: Mengetahui profil isolat Corynebacterium diphtheriae toksigenik di Jawa Timur. Metode. Penelitian deskriptif, dilakukan 20 Agustus sampai 30 November 2018. Isolat yang diteliti dipilih secara cluster random sampling kemudian dilakukan uji viabilitas dan toksigenisitas di BBLK Surabaya. Isolat yang viabel dan toksigenik dilakukan analisis karakteristik. Hasil: Penelitian ini melibatkan 114 isolat, 6 tidak viabel, 108 viabel dan toksigenik. Jenis kelamin pejamu ialah 58,3% laki-laki, 41,7% perempuan. Usia median 6,5 tahun (termuda 1 tahun, tertua 14 tahun). Mayoritas pada kelompok usia 1-5 tahun (50%) disusul 6-10 tahun (30,6%) dan 11-15 tahun (19,4%). Wilayah asal isolat didominasi dari Madura (47,2%) dan Jawa Timur tapal kuda (32,4%), sedangkan Jawa Timur bukan tapal kuda hanya 20,4%. Lokasi pengambilan sampel 74,1% dari usap tenggorok dan 25,4% dari usap hidung. Varian mitis mendominasi sejumlah 76,9%, sedangkan varian gravis hanya 23,1%. Kesimpulan: Isolat Corynebacterium diphtheriae toksigenik terbanyak didapatkan pada pejamu kelompok usia 1-5 tahun, mayoritas berdomisili di Madura dan Jawa Timur tapal kuda. Isolat terutama didapat dari usap tenggorok pasien. Varian mitis mendominasi dalam penelitian ini.
Hand Hygiene Compliance Behavior and Glove Use in the Pediatric Intensive Care Unit During COVID-19 Pandemic Bangkit Putrawan; Dominicus Husada; Parwati Setiono Basuki; Risa Etika; Ismoedijanto; Dwiyanti Puspitasari; Leny Kartina
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.16811

Abstract

Background: The condition of Covid-19 pandemic potentially influences hand hygiene compliance as aresult of workload changes, increased awareness of healthcare workers (HCWs) and personal protectiveequipment procedures, especially in terms of hand glove use,Objective to know the adherence of healthcare workers at the pediatric intensive care unit (PICU) to complywith hand hygiene and glove use during the pandemic.Methods An observational prospective study was carried out including all HCWs stationed at the PICU DrSoetomo General Hospital during January 2021. All participants were to sign an informed consent beforethe study took place. A target of 500 opportunities was estimated during the observation, and recorded usinginfra-red cameras placed at ten points. Hand hygiene compliances were evaluated according to the videosurveillance records by an independent auditor. Compliance was measured by dividing total number ofobserved appropriate hand hygiene by the sum of opportunities. Data were analysed using Chi Square testat a significance of p<0.05.Results: A total of 28 HCWs were eligible for the study; 9 were excluded. The majority were female(21; 75%), the mean age was 37.9 (SD 5.2) years. During 72 hours’ observation among 526 glove-useopportunities 104 (19.7%) actual glove-use episodes were evident. The hand hygiene compliance was lower(41.3%) when wearing gloves as compared to those with no glove use (68.2%) (p<0.001).
The Knowledge Level and The Obedience of Maternal in Undertaking HIV Test Ucik Rochmayanti; Ismoedijanto Ismoedijanto; Ernawati Ernawati
Health Notions Vol 2, No 1 (2018): January
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.128 KB) | DOI: 10.33846/hn.v2i1.104

Abstract

Based on the data of Surabaya Health Office, in 2015 there were 30% of PITC from 55800 maternal and 37 of them were found HIV positive. This percentage has not had obvious explanation. This study aimed to analyze the correlation between the knowledge and the obedience of maternal in undertaking HIV test”. This was analytic observational research by applying cross sectional design in 3 different community health center with high HIV rates. They were community health centre Dupak, Jagir, and Perak. Sample was selected by systematic random sampling. The number of pregnant mother was 80 that undertook ANC in those community health centre. The result showed that 90% of pregnant mother had good knowledge. Statistic test used Fisher exact test showed that the p-value < 0.05 (knowledge level had correlation with the obedience of undertaking HIV test). Keywords: HIV test, Knowledge, Maternal, Obidience.
Diphtheria di Jawa Timur Ismoedijanto Ismoedijanto
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 2 No. 2 (2014): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.828 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v2i2.95

Abstract

Imunisasi primer bermanfaat untuk membuat bayi kebal terhadap penyakit menular pada masa-masa permulaan kehidupan. Setelah cakupan imunisasi dasar telah mencapai 80%, perlu imunisasi ulangan agar anak tetap terjaga kekebalannnya. Adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) diphtheria di NIS (New Independent States, bekas negara bagian Rusia) dan juga di daerah padat pemukiman di Jawa, menunjukkan adanya masalah kekebalan pada anak dan dewasa. Kelompok anak tanpa kekebalan atau dengan kekebalan rendah terdiri dari kelompok yang sejak bayi tidak mendapat imunisasi sama sekali atau tidak lengkap dan kelompok yang kekebalannya menurun setelah beberapa waktu. Dengan cakupan imunisasi yang tinggi, kelompok ini lolos menjadi kelompok usia tua tanpa terpapar dengan kuman, tidak menderita penyakit diphtheri subklinis tetapi tetap rentan terhadapdiphtheria. Kasus di Jawa Timur mulai muncul pada tahun 2005, dengan adanya KLB di Bangkalan. Dengan surveilans yang aktif intensif didapatkan adanya kenaikan jumlah kasus per tahun yang makin meningkat cepat dan pada tahun 2012 telah mencapai 956 kasus. Kenaikan kasus menunjukkan adanya sesuatu pada pelayanan kesehatan terutama program imunisasi kita. Selain suntikan primer untuk menimbulkan kelompok serokonversi, toksoid difteri dan tetanus perlu diulangi beberapa kali agar anak tetap kebal. Booster ini juga diharapkan akan menutup kekebalan kelompok anak yang tidak kebal akibat tertinggal pada putaran imunisasi primer. Sangat penting menjaga agar cakupan DTP tinggi dan merata, tanpa adanya kantong non kebal di setiap kabupaten
Microbiologically documented infection and antimicrobial sensitivities in pediatric malignancy patients with febrile neutropenia at Dr Saiful Anwar Hospital, Malang, Indonesia Savitri Laksmi Winaputri; Dominicus Husada; Budi Utomo; Irene Ratridewi; Susanto Nugroho; I Dewa Gede Ugrasena; Parwati Setiono Basuki; Ismoedijanto Ismoedijanto
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 21, No 1 (2021): Volume 21 Nomor 1 April 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v21i1.20903

Abstract

Abstract. Background: Febrile neutropenia in malignancy children increase the risk of infection, morbidity and mortality. Microbiologically documented infection in pediatric malignancy has not been studied in Saiful Anwar Hospital. Purpose: Determine profile of blood, urine, sputum, and wound bed culture and antimicrobial sensitivities pattern in pediatric malignancy patients with febrile neutropenia. Methods: Pediatric malignancy patients with febrile neutropenia and microbiologically documented infection admitted to dr Saiful Anwar General Hospital Malang, were studied from 2016 to 2019.  Bacterial and fungal etiology were identified, along with antimicrobial sensitivities patterns. Results: 53 (17%) of 307 pediatric malignancy patients with febrile neutropenia experienced 75 episodes of microbiologically documented infection. 40 (53,3%) gram-negative and 34 (45,3%) gram-positive isolated from 75 isolated pathogens. The most common gram-negative were Klebsiella pneumonia (n=15) and Escherichia coli (n=8). The most common gram-positive were Coagulase-negative Staphylococci (n=14) and Enterococcus faecalis (n=7). Escherichia coli, Coagulase-negative Staphylococci, Enterococcus faecalis, and Staphylococcus aureus were 100% sensitive to all tested antimicrobials. Klebsiella pneumonia and Acinetobacter baumanni were 100% sensitive to almost all tested antimicrobials. Pseudomonas aeruginosa was found less sensitive (0-80%) to all tested antimicrobials. Conclusion: Investigation of antimicrobial sensitivities of these organisms may guide successful antimicrobial therapy and improve quality of pediatric malignancy care. Abstrak. Latar Belakang: Demam neutropenia pada keganasan anak meningkatkan risiko infeksi, morbiditas dan mortalitas. Microbiologically Documented Infection merupakan masalah utama di dunia, namun belum dilakukan penelitian di RSUD Dr. Saiful Anwar. Tujuan: Melihat gambaran kultur darah, urine, sputum, dan dasar luka dan pola sensitivitas antimikroba pada keganasan anak dengan demam neutropenia. Metode: Pasien keganasan anak dengan demam neutropenia di bangsal Hemato-onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan terdiagnosis Microbiologically Documented Infection pada tahun 2016-2019, ditentukan etiologi, serta pola sensitivitas antimikroba. Hasil: Dari 307 pasien keganasan anak dengan demam neutropenia, 53(17%) pasien mengalami 75 episode microbiologically documented infection. Didapatkan 40(53,3%) bakteri gram negatif dan 34(45,3%) gram positif dari 75 hasil kultur. Bakteri gram negatif yang paling banyak ditemukan adalah Klebsiella pneumonia (n=15) dan Escherichia coli (n=8), serta Coagulase-negative Staphylococci (n=14) dan Enterococcus faecalis (n=7) pada gram positif. Escherichia coli, Coagulase-negative Staphylococci, Enterococcus faecalis, dan Staphylococcus aureus 100% sensitif terhadap semua antimikroba yang diuji. Klebsiella pneumonia dan Acinetobacter baumanni 100% sensitif terhadap hampir semua anitmikroba yang diuji. Pseudomonas aeruginosa memiliki sensitivitas rendah (0-80%) terhadap semua antimikroba yang diuji. Kesimpulan: Penelitian tentang sensitivitas antimikroba pada organisme tersebut dapat menjadi panduan untuk keberhasilan terapi dan meningkatkan kualitas pelayanan pada keganasan anak.
Profil Klinik Infeksi Virus Dengue pada Bayi di Surabaya Dominicus Husada; Catarina Rani; Dwiyanti Puspitasari; Widodo Darmowandowo; Parwati S. Basuki; Ismoedijanto Ismoedijanto
Sari Pediatri Vol 13, No 6 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.418 KB) | DOI: 10.14238/sp13.6.2012.437-44

Abstract

Latar belakang.Di Jawa Timur didapatkan peningkatan kasus infeksi virus dengue dari 4224 (2000) menjadi 7180 (2004). Sekitar 5% di antaranya terjadi pada bayi <1 tahun. Bayi mempunyai karakter klinik yang unik dan tidak banyak publikasi penelitian mengenai hal ini di Indonesia.Tujuan.Mengetahui profil klinik bayi dengan infeksi virus dengue (IVD) yang dirawat di RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2010Metode.Penelitian cross-sectional,menggunakan data dokumen medik bayi IVD yang dirawat di RSU Dr. Soetomo Surabaya 1 Januari - 31 Desember 2010. Data yang dianalisis mencakup jenis kelamin, usia, hari sakit saat diagnosis, suhu, batuk, diare, muntah, kejang, petekie, ensefalopati, hepatomegali, melena, dan penurunan nafsu makan. Penelitian menggunakan derajat kemaknaan 95% (95% CI) dan p<0,05.Hasil.Dari 82 bayi IVD, 53 digunakan sebagai sampel. Usia termuda bayi DBD 4 bulan, dengan modus pada 4-5 bulan (masing-masing 6 bayi). Kebocoran plasma umumnya terjadi pada hari keempat dan kelima. Rasio laki:perempuan (PR 0,383), batuk (PR 0,191), ensefalopati (PR 4,5), hepatomegali (PR 2,818), dan melena (PR 3,5) merupakan gejala dan tanda klinis yang signifikan yang membedakan DD dengan DBD.Kesimpulan.Rerata usia dan kelompok usia terbanyak setara dengan beberapa penelitian lain. Batuk dan jenis kelamin laki-laki lebih berhubungan dengan demam dengue, sedangkan ensefalopati, hepatomegali, dan melena berhubungan dengan demam berdarah dengue.
Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020 Soedjatmiko Soedjatmiko; Mei Neni Sitaresmi; Sri Rezeki S. Hadinegoro; Cissy B. Kartasasmita; Ismoedijanto Moedjito; Kusnandi Rusmil; Syawitri P. Siregar; Zakiuddin Munasir; Dwi Prasetyo; Gatot Irawan Sarosa
Sari Pediatri Vol 22, No 4 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.4.2020.252-60

Abstract

Ikatan Dokter Anak Indonesia secara periodik mengkaji rekomendasi jadwal imunisasi untuk menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terkait dengan jadwal imunisasi di Indonesia. Jadwal imunisasi 2020 ini bertujuan agar dapat digunakan oleh anggota IDAI dalam memenuhi keinginan masyarakat mendapatkan vaksin yang lebih lengkap. Perubahan pada  rekomendasi tahun 2020 adalah pada imunisasi Hepatitis B, IPV, BCG, DTP, Hib, Campak /MR/MMR, JE, Varicella, Hepatitis A dan Dengue.  Jadwal imunisasi lain tidak ada perubahan. Untuk memudahkan dalam melaksanakannya dilampirkan juga tabel jadwal imunisasi tahun 2020. Untuk memahami dasar pertimbangan jadwal imunisasi dan perubahannya perlu mempelajari  uraian di dalam artikel ini dan keterangan dibawah tabel tersebut untuk diterapkan ke dalam layanan imunisasi.
Akurasi Diagnostik Prokalsitonin Sebagai Petanda Serologis untuk Membedakan Infeksi Bakteri dan Infeksi Virus pada Anak Dominicus Husada; I Gusti Ngurah Twi Adnyana; Retno Asih Setyoningrum; Darto Saharso; Ismoedijanto Ismoedijanto
Sari Pediatri Vol 13, No 5 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.208 KB) | DOI: 10.14238/sp13.5.2012.316-23

Abstract

Latar belakang.Deteksi dini infeksi bakteri dan infeksi virus pada anak sangat penting untuk tata laksana antibiotik lebih dini. Prokalsitonin (PCT) merupakan suatu temuan baru sebagai petanda serologis yang bisa dipercaya. Belum banyak informasi tentang akurasi diagnostik PCT untuk spektrum penyakit infeksi di negara berkembang.Tujuan.Melakukan akurasi diagnostik PCT sebagai petanda serologis untuk membedakan infeksi bakteri dan infeksi virus pada anak. Metode.Penelitian prospektif dengan desain potong lintang dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya, dari September 2009 sampai November 2010. Pasien dibagi dalam kelompok infeksi bakteri dan infeksi virus (sebagai kontrol). Data demografi, pemeriksaan darah tepi, CRP and PCT dievaluasi. Analisis statistik menggunakan uji studentt dan uji Mann Whitney U dengan interval kepercayaan 95% dan bermakna jika nilai p<0,05. Dilakukan perhitungan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif (NDP), nilai duga negatif (NDN) dan rasio kemungkinan (RK) Hasil.Di antara 130 pasien yang terkumpul didapatkan 54 sampel untuk tiap kelompok. Ditemukan perbedaan kadar PCT yang bermakna antara kelompok infeksi bakteri dibandingkan infeksi virus (rerata 18,34 dan 0,22 ng/ml, p<0,0001). Dengan menggunakan kadar 0,5 ng/ml sebagai kadar ambang (sesuai penelitian sebelumnya) didapatkan sensitivitas 88,9%, spesifisitas 94,4%, NDP 94,1%, NDN 89,4% dengan RK positif 15,87 dan RK negatif 0,09.Kesimpulan.Prokalsitonin merupakan petanda serologis dengan akurasi diagnostik yang tinggi untuk membedakan infeksi bakteri dan infeksi virus pada anak.
Demam pada Anak Ismoedijanto Ismoedijanto
Sari Pediatri Vol 2, No 2 (2000)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp2.2.2000.103-8

Abstract

Demam pada anak merupakan salah satu masalah yang masih relevan untuk para praktisipediatri. Demam merupakan tanda adanya kenaikan set-point di hipotalamus akibatinfeksi atau adanya ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.Sebaliknya tidak semua anak yang terkena infeksi akan menunjukkan gejala demam,semakin muda umurnya, semakin tidak jelas gambaran klinisnya. Tindakan pada anakdengan demam diawali dengan pertimbangan apakah ada kegawatan, apa penyebabnyadan apakah demam perlu segera diturunkan. Agar tindakan tersebut tepat dan terarah,diperlukan suatu pengelompokan / klasifikasi pasien agar dapat digunakan suatu algoritmaumum. Pada tiap kelompok tetap ada kriteria kegawatan, kriteria jenis infeksi yangmengarah kepada tindakan yang diambil, terutama perawatan dan pemberian antibiotiksecara empirik. Tindakan yang dilaksanakan sebaiknya bukan tindakan yang sifatnyasesaat, tetapi merupakan tindakan yang berkesinambungan, sampai pasien lepas darimasalahnya. Keputusan untuk dirawat harus dilanjutkan dengan pemeriksaanlaboratorium dan pemberian antibiotik empirik. Tindakan lanjutan akan disesuaikandengan hasil pemeriksaan penunjang, respons pasien terhadap pengobatan sampaimasalahnya selesai dengan tuntas.
Co-Authors Adi Pramono Hendrata Ari Prayitno Ari Prayitno Aried Kaspan Aris Wiji Utami Baiduri, Senja Bangkit Putrawan Basuki, Setio Budi Utomo Catarina Rani Cissy B Kartasasmita Cissy B. Kartasasmita Cissy B. Kartasasmita Darto Saharso Desy Primayani Djoko Soejono Dominicus Husada Dwi Atmadji S. Dwi Prasetyo Dwi Prasetyo Dwi Prasetyo Dwiyanti Puspitasari, Dwiyanti Eko Sujanto Ernawati Ernawati Ernawati Ernawati Eveline Irawan Eveline Irawan Gatot Irawan Sarosa Gatot Irawan Sarosa Gatot Irawan Sarosa Hanifah Oswari Hanifah Oswari Haq, Arini Haroen Noerasid Hartati, Edim Hartono Gunardi Hartono Gunardi Hendrata, Adi Pramono Hidayat Burhan Hilwana, Lutifta Husada, Dominicius I Dewa Gede Ugrasena I Gusti Ngurah Twi Adnyana I. G. G. Djelantik Irawan, Eveline Irene Ratridewi Kartina, Leny Kristina Marbun Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Kusnandi Rusmil Martira Maddepunggeng Martira Maddepunggeng Mei Neni Sitaremi Mei Neni Sitaresmi Mohammad Sjaifullah Noer Mustikasari, Rahma Ira Nastiti Kaswandani Nastiti Kaswandani Ninik Asmaningsih Soemyarso Parwati S. Basuki Parwati SB Parwati Setiono Basuki Rahayu Tri Lestari Raihan Raihan Raihan Raihan Retno Asih Setyoningrum Risa Etika, Risa Risky Vitria Prasetyo Rochmayanti, Ucik Rosanti Yustina Savitri Laksmi Winaputri Setyo Handryastuti Setyo Handryastuti Simplicia MA Soedjatmiko Soedjatmiko Soedjatmiko Soegen Soegijanto Soegeng Soegijanto Soegianto, Sugi Deny Pranoto Sri Rejeki H Hadinegoro. Sri Rezeki S. Hadinegoro Sri Rezeki S. Hadinegoro Sugi Deny Pranoto Soegianto Surata Surata Susanto Nugroho Syawitri P. Siregar Ucik Rochmayanti Widodo D. M. Widodo Darmowandowo Yuni Hisbiiyah Zakiuddin Munasir Zakiudin Munasir Zakiudin Munasir