Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penerapan senam aerobic low impact dalam mengontrol risiko perilaku kekerasan: Sebuah studi kasus Riyanda, Teuku; Dineva R, Farah; Alfiandi, Rudi
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 6 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i6.1121

Abstract

Latar Belakang: Risiko perilaku kekerasan merupakan kondisi dimana suatu keadaan seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan baik secara fisik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sehingga seseorang dengan risiko perilaku kekerasan cenderung menunjukkan perubahan perilaku seperti mengancam, gelisah, dan agresif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan. Metode: Penelitian ini menggunakan studi kasus yaitu dengan penerapan strategi pelaknaan selama 2 hari dimana hari pertama diberikan strategi pelaksanaan 1 dan 2 kemudian di hari kedua diberikan strategi pelaksanaan 3 dan 4, pada hari selanjutnya diberikan intervensi senam aerobic low impact selama 4 hari terdiri dari 4 sesi yang dilakukan dengan durasi selama 15-30 menit pada tiap pertemuan. Hasil: Setelah menerapkan strategi pelaksanaan dan terapi senam aerobic low impact ditemukan adanya penurunan tanda-tanda dari risiko perilaku kekerasan dari sebelum diberikan strategi pelaksanaan dan terapi senam aerobic low impact yaitu mata tidak lagi melotot, intonasi bicara rendah dan tangan tidak  mengepal, dan setelah diberikan strategi pelaksanaan dan terapi senam aerobic low impact tanda tanda dari risiko perilaku kekerasan itu menurun. Kesimpulan: Pemberian intervensi strategi pelaksanaan dan senam aerobic low impact mampu menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan.
REGULASI EMOSI DAN FASE QUARTER LIFE CRISIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA Syakhira, Annisa; martina, martina; Alfiandi, Rudi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 7, No 4 (2023)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa muda yang berusia 18-25 tahun mengalami perubahan emosional secara signifikan yang disebut dengan Quarter Life Crisis. Kondisi ini membutuhkan kontrol emosi untuk mengelola emosi pada mahasiswa tersebut. Penelitian. ini bertujuan guna mengetahui gambaran regulasi emosi dan fase Quarter Life Crisis pada mahasiswa. Penelitian.ini.memakai metode deskriptif. kuantitatif melalui pendekatan cross-sectional..Populasi ada.penelitian.ini.ialah.Mahasiswa Fakultas.Keperawatan.Universitas.Syiah.Kuala.dengan jumlah sampel 94 responden. Alat pengumpulan.data memakai dua kuesioner yakni Emotional Regulation Questionnaire (ERQ) dan Quarter Life Crisis (QRC). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwasanya nilai median regulasi emosi pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan adalah 55,00 dimana nilai tersebut dibilang tidak rendah dan tidak tinggi, sedangkan rata-rata hasil dari Quarter Life Crisis 79,29 (SD = 10,130) dengan kata lain termasuk dalam kategori tinggi. Diharapkan terhadap institusi pendidikan agar melakukan intervensi mengenai regulasi emosi dan fase Quarter.Life.Crisis.pada.mahasiswa mengingat.terdapat.tingginya.tingkat.Quarter.Life.Crisis.pada.usia.18-25.tahun
PENERAPAN PSIKOEDUKASI PADA RESIDEN DI RUANG INSTALASI REHABILITASI NAPZA: SUATU STUDI KASUS Zulfianda, Fahmi; Alfiandi, Rudi; R, Farah Dineva
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 7, No 4 (2023)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyalahgunaan NAPZA terus mengalami peningkatan dan menjadi masalah yang cukup serius. Dampak penyalahgunaan NAPZA dapat menimbulkan gangguan pada seluruh sistem neurokognitif pencapaian pendidikan yang buruk, gangguan mental, dan sukar bersosialisasi. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan akan terapi yang efektif untuk menangani masalah penyalahgunaan NAPZA. Psikoedukasi diharapkan dapat menjadi terapi rehabilitasi untuk meningkatkan motivasi pada diri dan mempengaruhi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penerapan psikoedukasi pada residen di Ruang Instalasi Rehabilitasi NAPZA Rumah Sakit Jiwa Aceh. Studi kasus ini dilakukan selama 3 hari pada 1 orang residen. Asuhan keperawatan yang diberikan berupa psikoedukasi yang dibagi dalam beberapa sesi, yaitu dampak/komplikasi kesehatan, aspek sosial, craving dan relaps, serta penggunaan waktu luang. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah residen memiliki motivasi untuk tidak menggunakan NAPZA, serta mampu menyebutkan dan mempraktikkan cara mengontrol keinginan menggunakan NAPZA dengan baik. Residen mengungkapkan keinginan untuk rutin melakukan aktivitas fisik setiap harinya bahkan ketika selesai dari program rehabilitasi. Residen menyatakan pikirannya teralihkan dengan melakukan aktivitas fisik. Residen menyatakan kemauannya dalam melakukan aktivitas fisik sebagai salah satu mekanisme koping ketika menghadapi masalah ataupun stres. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah penerapan psikoedukasi mampu meningkatkan motivasi untuk berhenti menggunakan NAPZA, mengontrol keinginan menggunakan NAPZA, dan membentuk alternatif mekanisme koping bagi residen. Diharapkan psikoedukasi dapat menjadi bagian dari program rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA sebagai salah satu asuhan keperawatan pada residen penyalahgunaan NAPZA.
PENDEKATAN TERAPI MUSIK TERHADAP PASIEN HALUSINASI: SEBUAH STUDI KASUS Lutfia, Chaula; Alfiandi, Rudi; R, Farah Dineva
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa bersifat kronis yang memiliki konsekuensi besar dalam kehidupan orang yang menderita gangguan tersebut. Skizofrenia dapat menyebabkan perubahan yang signifikan terkait perasaan, pikiran, persepsi, dan perilaku dari pasien. Sebagian besar pasien dengan skizofrenia menderita halusinasi. Pasien dengan masalah halusinasi sering kali mengalami ketidakpatuhan terhadap pengobatan. Ketidakpatuhan ini tidak hanya memperburuk kondisinya tetapi cenderung berbahaya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Penting bagi pasien untuk mematuhi pengobatan agar dapat menghasilkan kesehatan yang lebih optimal. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui efek terapi musik dalam mengurangi halusinasi pada pasien yang menderita halusinasi pendengaran dan penglihatan di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Intervensi yang diberikan berupa penerapan strategi pelaksanaan halusinasi dan pemberian terapi musik yang sesuai dengan keinginan pasien. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah penerapan terapi musik mampu menurunkan tingkat halusinasi dari segi intensitasnya, memberikan ketenangan jiwa, rasa senang, mengurangi tingkat kecemasan, dan mampu membawa perubahan dari segi pemikiran dan tindakan yang positif. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah penerapan terapi musik mampu menurunkan tingkat halusinasi serta mampu membuat pasien menyadari segala perbuatannya yang buruk di masa lalu dengan meningkatkan kesadaran diri yang tinggi untuk melakukan perubahan dan meningkatkan motivasi diri. Diharapkan terapi musik dapat diterapkan oleh pasien pada saat telah dipulangkan ke rumah untuk dapat mengurangi halusinasi, kecemasan, dan sebagai alternatif untuk memelihara kesehatan fisik, emosional, mental, sosial dan spiritual.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN: STUDI KASUS Wardani, Sri; Martina, Martina; Alfiandi, Rudi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan adanya perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi palsu berupa suara-suara (pendengaran), penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penciuman. Perawat memiliki peran penting dalam proses perawatan pasien dalam memberikan asuhan, dukungan dan semangat kepada pasien dengan halusinasi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan persepsi sensori: halusinasi dengan pendekatan terapi musik klasik untuk mengurangi halusinasi. Intervensi yang diberikan berupa strategi pelaksanaan halusinasi yaitu SP 1: membantu pasien mengenali halusinasinya dan mengajarkan cara menghardik halusinasi, SP 2: mengendalikan halusinasi dengan minum obat, SP 3: mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap dengan orang lain, dan SP 4: mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal. Selain itu, terdapat terapi komplementer yang diberikan yaitu terapi musik klasik. Hasil evaluasi yang didapatkan adalah pasien merasa lebih tenang dan tampak fokus pada topic pembicaraan. Kesimpulan yang didapatkan yaitu penerapan terapi musik klasik dapat menurunkan tanda dan gejala halusinasi. Diharapkan terapi komplementer terapi musik klasik dapat diimplementasikan dalam proses asuhan keperawatan pada pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Aceh.
Penerapan Terapi Dzikir Pada Pasien Halusinasi Pendengaran: Suatu Studi Kasus Aiyub, Aiyub; Rasul, Fatta Maulida; Alfiandi, Rudi
Jurnal Keperawatan Medika Vol 3 No 2 (2025): Jurnal Keperawatan Medika
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/jkem.v3i2.212

Abstract

Salah satu gejala positif yang sering dialami pasien skizofrenia adalah halusinasi. Halusinasi merupakan keadaan individu yang mengalami perubahan pola dan jumlah rangsangan yang dimulai secara internal atau eksternal di sekitarnya dengan pengurangan, pembesaran, distorsi, atau ketidaknormalan respon terhadap setiap rangsangan. Halusinasi yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak seperti terjadinya perilaku kekerasan, isolasi sosial, harga diri rendah dan defisit perawatan diri. Studi kasus ini bertujuan mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi. Metode yang digunakan adalah studi kasus melalui penerapan terapi generalis (SP) dan terapi dzikir sebagai terapi alternatif selama 7 hari yang terdiri dari 7 pertemuan, yang dilakukan dengan durasi 10-20 menit setiap pertemuan. Sampel yang digunakan dalam studi kasus ini terdiri dari satu orang pasien dengan halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Aceh. Hasil studi kasus ini didapatkan bahwa setelah menerapkan terapi generalis (SP) dan terapi dzikir terdapat penurunan frekuensi halusinasi yang sebelumnya muncul 4-5 kali dalam sehari dengan durasi 15-20 menit, menjadi satu kali dalam sehari dengan durasi 5 menit . Kesimpulan dari studi kasus ini adalah kombinasi terapi generanalis (SP) dan terapi dzikir mampu menurunkan frekuensi halusinasi pendengaran pada pasien dan membuat pasien merasa lebih tenang. Harapannya kepada pihak Rumah Sakit Jiwa Aceh dapat menerapkan dan menjadikan terapi dzikir sebagai program rutin yang dapat diterapkan di ruangan sebagai upaya yang untuk mengurangi gejala halusinasi pendengaran.
Personality and Subjective Well-Being among Adolescents on Islamic Boarding School Utami, Sorayati Dwi; Alfiandi, Rudi; Fakruddin, Fakruddin
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 7 No 4 (2025): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v7i4.6389

Abstract

Personality and subjective well-being play an important role in a person's life, this is directly related to social interactions, beliefs, and norms that exist around them. This study aims to see the relationship between personality and subjective well-being of adolescents on Islamic boarding school in Rural Aceh. The study applied a cross-sectional study involving 169 from 293 adolescents in an Islamic boarding school in the Aceh Province, Indonesia. Data collection used the Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), Satisfaction with Life Scale (SWLS), and Big Five Inventory (BFI). The results of the chi-square test analysis are agreeableness (p-value 0.028), extraversion (p-value 0.036), conscientiousness (p-value 0.033), neurotisisme (p-value 0.019), dan openness to experience (p-value 0.032), its showed there are relationship between personality and subjective well-being of adolescents in Islamic boarding school in Aceh, Indonesia.