Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

INTENSIFIKASI PEMELIHARAAN DOMBA DENGAN PENDEKATAN SUMBER DAYA ALAM DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DI DESA BESOWO KEDIRI Achadiah Rachmawati; Rositawati Indrati; Ike Wanusmawatie; Dahliatul Qosimah; Siti Azizah; Wati, Anif Mukaromah
PROFICIO Vol. 6 No. 1 (2025): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v6i1.4071

Abstract

Desa Besowo, yang terletak di Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, memiliki potensi alam yang melimpah, khususnya dalam hal sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk peternakan. Namun, keterbatasan pengetahuan dan kelembagaan yang belum kuat menjadi tantangan utama dalam pengelolaan peternakan domba di wilayah ini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas peternakan domba di Desa Besowo, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri melalui pendekatan intensifikasi pemeliharaan dan penguatan kelembagaan peternak. Oleh karena itu, program ini difokuskan pada dua aspek utama: (1) penerapan teknik intensifikasi pemeliharaan domba dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal, seperti pakan hijauan dan air bersih yang tersedia di desa; serta (2) penguatan kelembagaan peternak melalui pelatihan, pendampingan, dan pengorganisasian kelompok peternak. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi, pelatihan teknis, dan pendampingan lapangan. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pemeliharaan domba, yang berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas ternak. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan peternakan domba yang berkelanjutan di desa-desa lain dengan kondisi serupa. Dengan demikian, penguatan kelembagaan dan pemanfaatan sumber daya alam lokal terbukti efektif dalam mendukung intensifikasi pemeliharaan domba di Desa Besowo, Kediri.
The Effect of Storage Temperature on Organoleptic and Physical Quality on Salted Smoked Eggs Wati, Anif Mukaromah; Muarifah, Hanum; Herlambang, Chanifan Ibadi Fajar; Pratama, Heaven Nila Nanda; Azizah, Siti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis Vol 9, No 3 (2022): JITRO, September
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jitro.v9i3.24692

Abstract

ABSTRACT The purpose of this study was to determine the quality of salted smoke eggs which were stored at different storage temperatures of their physical and organoleptic qualities. The materials used in making salted smoke eggs are duck eggs, salt, bricks, and water. Methods of making the products are covering eggs with pasta or coating method, boiling eggs carefully, and smoking salted eggs until they are brown. Eggs are stored at different temperatures for 7 days including Storage at 5°C (refrigerator), Storage at 22°C (air conditioning), storage at ±28oC (room temperature), and Storage at 35°C (incubator). The results showed that salted smoke eggs stored at different temperatures had a significant effect (P<0.05) on taste and appearance but had no significant effect on aroma and air cavity. The conclusion of this study is that smoked salted smoke eggs with 7 days of storage are better if stored at incubator temperature and room temperature because, in 7 days of storage there has been no change in organoleptic quality.Keywords: different temperature, organoleptic quality, physical quality, salted smoke eggs
Pemberdayaan PKK di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo melalui Pemanfaatan Ikan Laut sebagai Kerupuk Sukarmi; Wati, Anif Mukaromah; Achadiah Rachmawati; Siti Azizah
Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 2 (2025): April : Jurnal Pengabdian Bersama Masyarakat Indonesia
Publisher : CV. Aksara Global Akademia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59031/jpbmi.v1i2.85

Abstract

Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, masuk kedalam pengelolaan Taman Nasional Baluran. Profesi mayoritas masyarakat adalah nelayan sedangkan hasil tangkapan ikannya masih di jual dalam bentuk segar di pasar maupun langsung dikirim ke Bali. Penjualan ikan dalam bentuk segar memiliki beberapa kekurangan diantaranya harga jual yang rendah, ikan cepat rusak dan membutuhkan penyimpanan dingin. Solusi yang ditawarkan adalah pembuatan kerupuk ikan dari hasil tangkapan nelayan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, praktek pembuatan kerupuk ikan, serta pendampingan usaha. Kegiatan ini dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2022 di, Desa Sumberwaru dengan melibatkan anggota PKK berjumlah 30 orang. Hasil produksi krupuk ikan laut yang dihasilkan menjadi salah satu produk pangan unggulan desa, sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Kegiatan berbasis pemberdayaan perempuan mengharapkan PKK berpartisipasi dalam pembangunan desa dan memenuhi kebutuhan ekonomi secara mandiri.
Effects of Tea (Camellia sinensis) Addition on Soaking Salted Eggs of Organoleptic Quality, Protein Content, Fat Content, and Ash Content Ardhi, Ferdyansyah Prasetya; Amertaningtyas, Dedes; Wati, Anif Mukaromah; Saleha, Rischa Amalia
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak Vol. 19 No. 3 (2024)
Publisher : Faculty of Animal Science Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jitek.2024.019.03.5

Abstract

This research aimed to determine the effect of tea essence on the organoleptic quality, protein content, fat content, and ash content of salted eggs. The research material consisted of salted eggs with different percentages of tea essence added tea essence. The method used an experiment with 4 treatments and 4 replications. The treatments given were (P1) 25%, (P2) 50% and (P3) 75% with the addition of tea essence in different percentages and without the addition of tea essence (P0) as a control treatment. The variables measured include organoleptic quality, fat content, protein content and ash content. Data were analyzed using a Completely Randomized Design (CRD). The results showed that the addition of tea essence did not have a significantly different effect (p > 0.05) on the fat content, protein content, ash content, taste, aroma and color of salted eggs. Average fat content value of 10.91-10.37%, protein content of 12.05-12.43%, ash content of 1.62-1.54%, taste score of 3.75-3.65, aroma score of 3.50-3.40, and color score of 3.60-3.90. It can be concluded that the best treatment was obtained by adding 25% tea essence with an ash content value of 2.03%, a fat content of 11.40%, aroma score of 3.55, and the best treatment was obtained by   adding 75% tea essence with a protein content value of 12.43%, a color score of 3.90, and taste score of 3.75.
EVALUASI KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK ES LILIN SUSU SINBIOTIK DENGAN PENAMBAHAN JAMU KUNYIT ASAM Wati, Anif Mukaromah
Jurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan Vol 5 No 2 (2025): Agustus 2025
Publisher : Program Studi Peternakan Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55678/jstip.v5i2.2003

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan berbagai konsentrasi jamu kunyit asam terhadap kualitas fisik dan organoleptik es lilin yoghurt sinbiotik. Metode yang digunakan adalah uji organoleptik yang melibatkan 30 panelis semi terlatih untuk menilai parameter rasa, warna, aroma, tekstur, dan kekentalan, sementara padatan diukur menggunakan lactoscan. Lima formulasi es lilin yoghurt dengan konsentrasi jamu kunyit asam 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% diuji untuk menentukan konsentrasi optimal yang diterima konsumen dan untuk menentukan pengaruh penambahan jamu kunyit asam terhadap padatan. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi 5% hingga 10% memberikan kualitas produk yang paling disukai, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi cenderung menurunkan penerimaan konsumen. Peningkatan konsentrasi kunyit asam juga cenderung meningkatkan padatan produk. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan jamu kunyit asam pada es lilin yoghurt sinbiotik sebanyak 5% dan 10% dapat meningkatkan kualitas produk secara sensorik.
Pelatihan Pembuatan Elisitor Biosaka Di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri Risvita, Wuwun; Parmawati, Rita; Fajarwati, Santi Kusuma; Wati, Anif Mukaromah; Rizki Damaiyanti, Dewi Ratih
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v9i1.5352

Abstract

Kecamatan Mojo yang terletak di Kabupaten Kediri dengan luas wilayah sebesar 150,49 km. Permasalahan pupuk mahal dan pupuk langka ini menjadi salah satu permasalahan yang disampaikan dalam RPJM hasil musrenbang dari keseluruhan lokus desa tersebut di atas sejak tahun 2022 (kebijakan penghapusan subsidi pupuk).  Dari hasil tersebut masih banyak desa-desa yang belum mendapatkan kesempatan memperoleh pelatihan dari pemerintah daerah setempat. Justifikasi bersama pihak mitra yakni Kecamatan Mojo yang membawahi desa-desa lokasi serta di bawah binaan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat Strategis Tahun 2023 ini dilaksanakan pada 25 Juli 2023 yang diikuti masyarakat khususnya petani sebagai perwakilan dari 8 desa lokasi tentang pelatihan dan pendampingan pupuk ramah lingkungan yang yang meliputi biosaka, pestisida nabati, dan maggot. Pelaksaan kegiatan dilaksanakan di kantor Kecamatan Mojo secara langsung dengan mengundang sebanyak 56 petani yang mewakili dari 8 desa lokus. Petani diberikan pelatihan membuat pupuk ramah lingkungan dengan sosialisasi terlebih dahulu meliputi persamaan persepsi tentang bahan-bahan pembuatan. Berikutnya petani diberi didampingi melakukan praktek baik pembuatan biosaka, pestisida nabati, maupun pupuk organic dari maggot. Sebelum dan sesudah pelatihan terlebih dahulu dilaksanakan pre test dan post test dengan membagikan kuesioner untuk melihat sejauh mana persepsi petani dalam memahami materi pelatihan. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan pelatihan sekitar 45% petani yang memahami materi tentang pupuk yang ramah lingkungan. Namun setelah mengikuti pelatihan sebanyak 87% petani sudah memahami.