Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Penelitian Keperawatan

PERBEDAAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN TERAPI BINA WICARA TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN ANAK TUNA RUNGU DI SLB NEGERI TANAH BUMBU Udiyani, Ritna; Dewy, Tika Sari; A, Bayu Purnama
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v10i1.667

Abstract

Tunarungu merupakan gangguan dalam pendengaran yang meliputi seluruh gradasi atau tingkatan ringan, sedang, berat dan sangat berat yang diakibatkan oleh organ pendengaran yang tidak berfungsi secara maksimal. Ketunarunguan akan menimbulkan berbagai permasalahan seperti permasalahan komunikasi dan bahasa Sehingga dibutuhkan suatu terapi untuk dapat meningkatkan kemampuan bahasa tersebut, salah satu terapi tersebut adalah terapi bina wicara. Tujuan Penelitian adalah mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pemberian terapi bina wicara terhadap kemampuan berbahasa lisan anak tunarungu di SLB Tanah Bumbu. Metode penelitian menggunakan desain quasy eksperimen dengan rancangan pre and post test without control. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 7 siswa. Tehnik sampling dengan metode total sampling. Instrumen yang digunakan adalah SOP terapi wicara dan 20 soal kemampuan berbahasa lisan. Penelitian dilakukan selama 2 minggu dengan rincian pertemuan sebanyak 6 kali yang mana terbagi 3 kali pertemuan perminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi wicara sebagian besar (71%) berada pada kategori kurang sekali, kemudian setelah diberikan terapi wicara pertemuan pertama sampai ketiga diperoleh data bahwa kemampuan bahasa lisan anak tuna rungu sebagian kecil (43%) berada dikategori kurang sekali. Selanjutnya setelah diberikan terapi wicara dari pertemuan keempat sampai dengan keenam kemampuan bahasa lisan anak tuna rungu hampir setengahnya (29%) berada dikategori cukup. Analisis bivariat dari pertemuan pertama sampai dengan keduabelas menggunakan uji paired test diperoleh informasi bahwa p value 0,000 (p<0,05) yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Kesimpulan didapatkan bahwa Ada perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi wicara terhadap kemampuan Bahasa lisan anak tunarungu di SLB Negeri Tanah Bumbu Tahun 2020. Disarankan kepada orangtua responden untuk berperan aktif dalam melatih wicara responden dengan memperkaya pengenalan kosakata agar anak mampu membiasakan berbicara secara lisan.
PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG EMPAT KABUPATEN TANAH BUMBU TAHUN 2023 Rahmawati, Siska; Dewy, Tika Sari; Udiyani, Ritna
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v10i1.710

Abstract

Diabetes Melitus merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kadar glukosa melebihi normal disebabkan oleh ketidakmampuan memproduksi insulin. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh senam kaki diabetes terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes melitus Tipe II. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental dengan rancangan pre and posttest with control group design. Sampel 20 responden dibagi 2 kelompok 10 responden intervensi dan 10 responden kontrol dengan menggunakan teknik Simple random sampling. Hasil penelitian kelompok intervensi sebelum diberikan senam kaki dan obat seluruhnya kadar glukosa darah buruk, sesudah diberikan senam kaki dan obat hampir seluruhnya kadar glukosa darah sedang. Pada kelompok kontrol sebelum diberikan obat seluruhnya kadar glukosa darah buruk, sesudah diberikan obat sebagian besar kadar glukosa darah sedang. Analisis bivariat menggunakan uji Wilcoxon didapatka hasil ada pengaruh senam kaki terhadap kadar glukosa darah. Analisis menggunakan uji Mann Withney, didapatkan nilai Z hitung >Z tabel yang artinya terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi terhadap kadar glukosa darah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah senam kaki lebih baik menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan yang tidak melakukan senam kaki penderita Diabetes melitus Tipe II. Disarankan kepada responden untuk menerapkan senam kaki minimal 3x dalam seminggu.