Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PERAN GURU DALAM GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH DASAR Yohanes Wendelinus Dasor; Honorita Mina; Eliterius Sennen
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar (JLPD) Vol 2 No 2 (2021): JLPD (Jurnal Literasi Pendidikan Dasar)
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar (UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.58 KB)

Abstract

Literacy is a comprehensive process that involves knowledge, culture, and intelligence to develop new knowledge and add deep insights. According to the results of an international survey, elementary school students throughout Indonesia have literacy skills at the lowest level. So to develop students' literacy skills, here it is necessary to have a teacher's role to build students in a literacy culture. There are several roles of teachers in the literacy movement in schools, namely teachers as role models, teachers as motivators, teachers as facilitators and creators, providing facilities and infrastructure, and providing rewards and punishments. Some of these roles ensure that they can increase the literacy culture among students. Without the role of the teacher, it is impossible for a literacy culture to be embedded in students.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PPKN DI SEKOLAH DASAR Laurentius Ni; Gonsiliana Melan; Yohanes Wendelinus Dasor
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar (JLPD) Vol 2 No 2 (2021): JLPD (Jurnal Literasi Pendidikan Dasar)
Publisher : Program Studi Guru Sekolah Dasar (UNIKA Santu Paulus Ruteng)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.787 KB)

Abstract

This study aims to explain the implementation of character education in Civics learning in elementary schools. The data collection method used is a literature study which certainly supports the research variables. The results of the study show that character education in Pancasila and civic education learning (PPKn) in elementary schools is highly applied to design character values through quality learning from planning, implementation to evaluation. The results of this study indicate that the learning process for character education is a series of learning activities both taking place in the classroom and outside the classroom that try to make students not only master the competencies (materials), but also recognize, realize/care, and internalize character values. to shape behavior. The implementation of character education in Civics learning in elementary schools goes through three stages, namely planning, implementation, and evaluation. Character education in Civics learning in elementary schools is one of the subjects that is rich in character values, therefore teachers must be able to improve their ability to manage learning effectively because Civics subjects have the potential to shape students' character which has recently been echoed.
IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Yohanes Wendelinus Dasor
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.294 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v10i2.168

Abstract

Implementasi Good Governance Dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Good governance adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan bertanggung jawab, efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergisan interaksi yang konstruktif di antara ketiga domain; negara, swasta, dan masyarakat. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam good governance merupakan tolak ukur suatu pemerintahan dikatakan sebagai pemerintahan yang baik. Ada beberapa prinsip good governance yaitu partisipasi, transparansi, akuntabilitas, responsivitas, keadilan, penegakan hukum, efektivitas dan efisiensi, dan visi strategis. Sedangkan Manajemen Berbasis Sekolah merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Korelasi antara good governance dengan MBS adalah bagaimana menerapkan prinsip-prinsip good governance ke dalam MBS. Implementasi good governance erat kaitannya dengan pelaksanaan kebijakan publik dalam konteks sebuah negara demokrasi yang berintikan partisipasi dan kerjasama semua elemen negara (pemerintah, swasta, dan warga negara). Sekolah merupakan salah satu organisasi publik dengan mana seluruh kebijakan yang dihasilkannya berkaitan dengan massa atau publik. Pada aras ini, suatu kebijakan publik di sekolah tidak bisa terelakkan dari tuntutan untuk mengimplementasikan suatu praktek good governance
MANAJEMEN STRATEGIK PENDIDIKAN BERBASIS PELANGGAN Yohanes Wendelinus Dasor
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.061 KB) | DOI: 10.36928/jpkm.v8i2.200

Abstract

Manajemen Strategik Pendidikan Berbasis Pelanggan. Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah jumlah lulusan perguruan tinggi dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan lulusan tersebut tidak disertai dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Lebih dari pada itu lembaga pendidikan di Indonesia dinilai tidak mencetak sarjana yang siap pakai. Ada ketidaksesuaian antara output pendidikan dan tuntutan perkembangan ekonomi serta kualitas lulusan tidak cocok dengan kebutuhan dunia usaha/kerja. Berdasarkan fenomena tersebut maka sudah seharusnya lembaga pendidikan saat ini dikelola dengan suatu konsep manajemen yang berbasis pelanggan. Manajemen pendidikan berbasis pelanggan adalah pengelolaan lembaga pendidikan yang pada akhirnya menghasilkan output yang memuaskan pelanggan. Beberapa ciri output pendidikan yang dapat memuaskan pelanggan diantaranya adalah cerdas, terampil dan berkarakter. Dan untuk menghasilkan output pendidikan yang demikian maka lembaga pendidikan harus memperhatikan kualitas manajemen strategik pendidikan yang mencakup manajemen kognitif dan manajemen skill. Dengan memperhatikan pengelolaan pendidikan yang demikian output pendidikan akan sendirinya dapat memuaskan pelanggan.
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENGATASI KECEMASAN KOMUNIKASI MAHASISWA UNIKA SANTU PAULUS RUTENG, MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR Yohanes Wendelinus Dasor; Stanislaus Hermaditoyo; Robertus Hudin
Journal of Education and Teaching Learning Vol 4 No 1 (2022): Journal of Education and Teaching Learning (JETL)
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jetl.v4i1.467

Abstract

Communication anxiety is a tendency to experience anxiety when trying to communicate in a certain situation. Within the scope of education, communication anxiety affects the academic achievement of students. Therefore, this study aims to describe communication strategies in learning to overcome communication anxiety. The method used in this research is descriptive qualitative. The stages that are passed include: first, measuring the level of student communication anxiety. Second, identify the factors that cause student communication anxiety. Third, designing communication strategies in learning to overcome student communication anxiety. Based on the research findings, it is known that: first, the majority of UNIKA Santu Paulus Ruteng students are at the level of communication anxiety in the medium category. A total of 3.32% are in a very high level of anxiety and as many as 30.16% are not experiencing communication anxiety. Second, the causes of student communication anxiety are influenced by internal factors and external factors. Internal factors include knowledge, skills and self-concept. While external factors include environmental motivation, past experiences, learning from parents, communication situations and assessment factors. Third, because there are learning strategies that can be applied to overcome communication anxiety in students, among others, through creating a pleasant learning atmosphere, accompanied by humor and not tense; the use of student-centered learning methods; build relationships/closeness with students; and adheres to the principle of flexibility in the learning process.
PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR Yohanes Wendelinus Dasor
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 6 No. 2 (2022): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jipd.v6i2.1456

Abstract

The purpose of this study was to describe the effect of school climate on improving the quality of education. The research method used is literature study. Based on the results of the study, it shows that the school climate has an effect on improving the quality of education. School climate refers to the work atmosphere felt by personnel based on their interactions when they relate to other personnel in the school environment. school climate as an intangible but important for an organization. School climate is analogous to the personality of an individual. By referring to the analogy of school climate with personality, the school climate is definitely different from one another. School climate is understood as a manifestation of school personality that can be evaluated on a continuum from open school to closed school climate. An open school climate is based on respect, trust and honesty, and provides opportunities for teachers, school management and students to get involved constructively and cooperatively with one another. Therefore the core of the school climate is how we treat each other. School climate as the quality and character of school life that reflects the norms, goals, values, interpersonal relationships, teaching and learning practices and organizational structure. Thus, there are ten dimensions of school climate measurement which are grouped into 4 categories that have an effect on improving the quality of education, namely: safety, teaching and learning, interpersonal relationships and institutional environment.
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKn MENGEDEPANKAN DOMAIN SIKAP UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIKA SANTU PAULUS RUTENG Stefanus Divan; Yohanes Wendelinus Dasor; Gervasius Adam; Fabianus Hadiman Bosco
JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar) Vol. 7 No. 1 (2023): JIPD (Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar)
Publisher : PGSD UNIKA SANTU PAULUS RUTENG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jipd.v7i1.1833

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan efektivitas pengembangan pembelajaran PKn mengedepankan domain sikap. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan (pengalaman mengajar, analisis buku pengembangan pembelajaran PKn yang disusun dosen pengapu matakuliah pengembangan pembelajaran PKn) pada mahasiswa/i program studi pendidikan guru sekolah dasar, diperoleh informasi: (1) isi materi pada buku pengembangan pembelajaran PKn lebih banyak memuat teori, bukan praktik. Model penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan pada pengembangan bahan ajar ini adalah dengan menggunakan model Dick, Carey and Carey (2009). Langkah-langkah model pengembangan ini dilakukan sampai pada langkah ke 9, yaitu merevisi bahan pembelajaran. Langkah 10 ditiadakan karena dalam penelitian ini hanya diperoleh Prototype produk saja, sesuai dengan tujuan penelitian dan pengembangan. Berdasarkan hasil uji coba, pengembangan bahan ajar ini masuk dalam kategori sangat valid, memiliki tingkat keterbacaan dan keterterapan yang mudah digunakan mahasiswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji validasi ahli materi sebesar 90,6% ahli desain sebesar 92,5% dan ahli Bahasa sebesar 90%. Uji coba perseorangan Tingkat keterbacaan dan keterterapan bahan ajar masuk dalam kriteria sangat mudah digunakan mahasiswa dan dosen sebagai pengguna dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar efektif digunakan karena nilai mahasiswa memenuhi KKM yang telah ditentukan yakni 70.
DAMPAK PERJUDIAN TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK Yohanes Wendelinus Dasor; Familia Jeniba; Nikolaus Budiman
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Literasi Pendidikan Dasar
Publisher : Jurnal Literasi Pendidikan Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi banyaknya masalah sosial, salah satunya masalah perjudian. Perjudian merupakan fenomena sosial yang kian marak di antara sekian banyak masalah yang muncul ke permukaan bumi ini. Perjudian membawa dampak negatif baik bagi para pelaku judi, terutama bagi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak perjudian terhadap pendidikan anak di Desa Gapong, Kecamatan Cibal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada berbagai bentuk jenis perjudian yang dilakukan masyarakat Desa Gapong, antara lain judi kartu, sabung ayam, billiard dan kupon putih. Implikasinya, sejumlah anak di Desa Gapong yang putus sekolah, sedangkan yang lain memiliki motivasi belajar yang rendah, prestasi belajar menurun dan ketersediaan fasilitas belajar yang tidak memadai.
NILAI-NILAI GOOD GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA LEMBAGA ADAT MASYARAKAT MANGGARAI NUSA TENGGARA TIMUR Yohanes Wendelinus Dasor; Stanislaus Hermaditoyo; Robertus Hudin
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v5i2.59400

Abstract

Prinsip good governance dalam tata kelola lembaga adat adalah bagaimana lembaga adat itu berjalan secara benar untuk kebaikan semua masyarakat adat. Lembaga Adat dalam pelaksanaannya harus memenuhi tugas untuk mengembangkan, menjaga, dan merawat kekayaan budaya dan tradisi, serta hubungan antara tokoh adat dengan masyarakat dan pemerintah, yang seharusnya mencerminkan aspirasi semua pihak dalam wilayah hukum adat. Sesungguhnya prinsip good governance telah dihidupkan dan dijalankan dalam tata kelola lembaga adat di Manggarai. Dan karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana prinsip-prinsip good governance dalam tata kelola lembaga adat di Manggarai. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.Sedangkan teknis analisis datanya terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan  penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa prinsip good governance  dalam tata kelola lembaga adat di Manggarai yaitu nilai partisipasi, transparansi, keadilan, supremasi hukum dan responsibilitas. Kelima aspek ini telah dihidupkan dan dijalankan dalam tata kelola lembaga adat sejak awal terbentuknya lembaga adat itu sendiri. Nilai-nilai ini ada dan dihidupkan melalui aspek pembiasaan yang telah digariskan dan diwariskan secara turun temurun.
Tindak Tutur Ilokusi pada Interaksi Jual Beli di Pasar Inpres Ruteng dalam Bahasa Manggarai: Kajian Pragmatik Stanislaus Hermaditoyo; Yohanes Wendelinus Dasor; Gregorius Raru; Flora Ana Yanti
Jurnal Pendidikan : Riset dan Konseptual Vol 7 No 4 (2023): Volume 7, Nomor 4, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/riset_konseptual.v7i4.880

Abstract

The purpose of this study was to describe illocutionary speech acts in the interaction of selling and buying in the Ruteng Inpres market in Manggarai, pragmatic studies. This type of research is descriptive qualitative. The data obtained were described using words. Sources of data in this study are sellers and buyers of vegetables, fish, bags, and clothes. At the same time, the data is the spoken language spoken by sellers and buyers who are conducting buying and selling transactions at the Inpres market in Ruteng in Manggarai. Data collection using the observation method with record and note techniques. This study's findings indicate that the bargaining interactions in the Ruteng Presidential Market are illocutionary (representative / assertive, directive, expressive, commissive, and declaration). The most dominant speech acts are directive acts (begging, ordering, questioning). In conversation, there is also a structure that is bounded by a pair of adjoining / side by side. There were eight patterns of adjacent / compatible couples found in the bargaining interactions at the Ruteng Presidential Market, including (1) greeting-greeting patterns, (2) call-answer patterns, (3) information-giving request patterns, (4) the complaint-admit pattern, (5) the requestallowance pattern, (6) the offer-acceptance pattern, (7) the offer-rejection pattern (8) the question-answer pattern.