Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Tuna Rungu di SDN Inklusi Agustin, Ina
ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Vol 3 No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/else.v3i1.2460

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan  lembar kerja siswa (LKS) yang valid, efektif dan dapat diterapkan dalam pembelajaran bagi siswa tuna rungu; (2) meningkatkan keterampilan menulis anak tuna rungu. Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) ini menggunakan model pengembangan 4 D (four D model) oleh Thiagarajan dan Semmel (1974). Model rancangan ini terdiri dari empat tahap yaitu tahap pendefinisian (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Adapun subjek penelitian adalah satu orang siswa tunarungu kelas IV di SDN Pucangan 02 Kecamatan Montong Kabupaten Tuban. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, angket dan dokumentasi. Hasil rata-rata kevalidan dari validasi ahli mencapai 84,5%,  dengan kategori sangat valid. Hasil ujicoba lapangan pada pelaksanaan pembelajaran tahap 1 adalah  72% dan kriteria tinggi, tahap 2 yaitu diperoleh 84% dan kriteria tinggi. Selanjutnya mengalami peningkatan lagi pada tahap 3 yaitu 88% dan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan memiliki keterterapan tinggi. Untuk hasil respon siswa adalah 84% dan kriteria sangat tinggi. Berdasarkan data di atas, lembar kerja siswa (LKS) dapat dikatakan valid, efektif dan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran pada siswa tuna rungu di kelas IV SDN Pucangan II Kecamatan Montong Kabupaten Tuban.Kata Kunci: Lembar Kerja Siswa (LKS), Kemampuan Menulis, Tuna RunguAbstract: This study aims to (1) develop student worksheets (LKS) that are valid, effective and can be applied in learning for deaf students; (2) improve writing skills of deaf children. The development of student worksheets (LKS) uses a 4 D (four D model) development model by Thiagarajan and Semmel (1974). This design model consists of four stages, namely defining, planning, developing and distributing (disseminate). The research subjects were one fourth grade deaf student at Pucangan Elementary School 02 Montong District, Tuban Regency. Data collection techniques in this study used observation, interviews, tests, questionnaires and documentation techniques. The average validity results from expert validation reached 84.5%, with very valid categories. The results of field trials on the implementation of stage 1 learning were 72% and high criteria, stage 2 which was obtained 84% and high criteria. Furthermore, there was an increase in stage 3, which was 88% and the criteria were very high. This shows that the student worksheets (LKS) developed have high applicability. For the results of student responses is 84% and the criteria are very high. Based on the data above, student worksheets (LKS) can be said to be valid, effective and can be applied in learning activities in deaf students in class IV of Pucangan II Elementary School Montong District, Tuban Regency.Keywords: Student Worksheet (LKS), Writing Ability, Deaf
Permasalahan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi di SDN Se Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Agustin, Ina
ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Vol 3 No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/else.v3i2.3104

Abstract

Abstrak: Penerapan pendidikan inklusi di Indonesia bertujuan untuk memberikan fasilitas dan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Penyelenggaraan pendidikan inklusi sudah di terapkan di sekolah dasar seluruh Indonesia khususnya kota-kota besar, tetapi dalam pelaksanannya menemukan banyak permasalahan.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh sekolah penyelenggara pendidikan inklusi di SD Negeri Se Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Subjek dalam penelitian ini adalah: guru Pembimbing Khusus (GPK), guru Kelas, kepala Sekolah di SD Negeri inklusif se-Kecamatan Soko Kabupaten Tuban.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi. Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kualitatif yang kemudian dianalisis melalui kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan ada berbagai permasalahan yang di temukan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, yaitu dari komponen guru, siswa, proses pembelajaran, manajemen sekolah, kurikulum, sarana prasarana, dan kerjasama. Permasalahan utama berkaitan dengan kurangnya kompetensi guru dalam menghadapi siswa ABK, minimnya kemampuan guru dalam proses pembelajaran, belum tersedianya ruang sumber untuk pemberian layanan khusus bagi ABK, belum adanya kurikulum plus,  dan berbagai jenis ABK yang memiliki keberagaman karakteristik. Permasalahan lainnya adalah berkaitan dengan kurangnya kepedulian orangtua terhadap ABK dan kurangnya kerjasama dari berbagai pihak seperti masyarakat, ahli professional dan pemerintah.Kata Kunci: Permasalahan, Pendidikan Inklusi, Anak Berkebutuhan KhususAbstract: The application of inclusive education in Indonesia aims to provide educational facilities and services for children with special needs (ABK). The implementation of inclusive education has been implemented in primary schools throughout Indonesia, especially in big cities, but in its implementation there have been many problems. This study aims to describe the problems experienced by schools providing inclusion education in the Public Elementary Schools in Soko Sub-District, Tuban Regency. Subjects in this study were: Special Advisors (GPK), Class teachers, headmaster all state Elementary Schools inclusive of Soko sub-district, in Tuban Regency. Data was collected through interview, observation, documentation techniques. The data obtained from this study are qualitative data which are then analyzed through data reduction activities, data presentation and conclusion drawing. The results showed that there were various problems found in the implementation of inclusive education, namely from the components of the teacher, students, the learning process, school management, curriculum, infrastructure, and collaboration. The main problem is related to the lack of competency of teachers in dealing with ABK students, the lack of teachers' ability in the learning process, the unavailability of source space for providing special services for ABK, the absence of a plus curriculum, and various types of crews who have diverse characteristics. Other problems are related to the lack of awareness of parents to ABK and the  lack of cooperation of various parties such as professional government and soceity.Keywords: Problems, Inclution Education, Children With Special Needs
IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI Agustin, Ina; Wiratama, Novialita Angga
ELSE (Elementary School Education Journal) : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar Vol 5 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/else.v5i2.8927

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi gerakan literasi sekolah bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi, kendala yang dialami serta upaya dalam mengatasi kendala tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru dan satu orang siswa tunarungu kelas VI di SDN Dawung 2 Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Implementasi gerakan literasi sekolah dilakukan dengan mengutamakan lingkungan sosial yang afektif dan menciptakan kondisi lingkungan fisik yang nyaman dan ramah literasi. Implementasi diawali dengan tahap persiapan kemudian tahap pengembangan dan diakhiri dengan tahap pembelajaran. Kendala dalam implementasi kegiatan literasi sekolah berkaitan dengan terbatasnya jumlah buku non pembelajaran, kurangnya pengetahuan guru tentang gerakan literasi, sarana pojok baca yang masih kurang nyaman dan rendahnya motivasi siswa tunarungu dalam kegiatan literasi. Kendala tersebut diselesaikan dengan pengadaan buku bacaan tambahan, mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan workshop tentang literasi sekolah, menghias pojok baca supaya lebih menarik dan nyaman serta bekerjasama dengan pihak orang tua untuk memotivasi dan membiasakan melakukan literasi baik di sekolah maupun di rumah