Di era globalisasi ini kebutuhan akan teknologi informasi semakin meningkat. Adanya keinginan manusia untuk membuat segalanya lebih praktis, maka hal tersebutmendorong kreatifitas untuk menciptakan alat pendukung teknologi yang mampu membuat pekerjaan manusia lebih praktis dan lebih cepat. Untuk menentukan penerimaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Desa Kertasana masih melakukannyasecara manual, dengan cara masyarakat memberikan data masyarakat kepada desa, desa mengecek data masyarakat, lalu data di beberapa kriteria di proses sehingga menjadi sebuah laporan, desa memberikan laporan kepada Dinsos, Dinsos menerima laporan dan meng-ACC laporan, untuk menentukan penerimaan Bantuan Pangan NonTunai (BPNT) di Desa Kertasana perlu bebarapa kriteria penilaian diantaranya, terdaftar di DTKs, keterangan miskin, dan Non PNS. Sehingga cara ini kurang efektif dan efisien dalam pengerjanyaannya. Melihat pemasalahan yang ada, maka Desa Kertasana membuat sebuah sistem pendukung keputusan agar bisa efisien dan terstruktur dalam penentuan kader terbaik. Tujuan penelitian ini untuk memudahkan dalam menentukan penerimaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), pemenuhan kebutuhan akan sistem pendukung keputusan yang baik sehingga dapat membantu proses pengelolaan penerimaan Bantaun Pangan Non Tunai(BPNT). Analytical Hierarchy Process adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi dan membuat keputusan multi-kriteria. Ini mengevaluasi berbagai alternatif berdasarkan kriteria yang bebrbeda dan memberikan skor relatif untuk semua alternatif. AHP memungkinkan pengguna untuk mengintegritaskan subjektivitas dan objetivitas dalam proses pengambilan keputusan dan membantu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang paling penting dalam situasi yang kompleks. Formulir yang di hasilkan di sistem pendukung keputusan penerimaaan bantuan pangan non tunai (BPNT): formulir kriteria, formulir nilai preferensi, formulir nilai awal, formulir perbandingan, formulit laporan dan laporan yang dihasilkan yaitu berupa laporan hasil perangkingan.