Claim Missing Document
Check
Articles

Formulation of Edible Film Preparation from Musk Orange Essential Oil (Citrus Microcarpa Bunge) in Inhibiting the Growth of Streptococcus mutans Bacteria and Candida Albicans sp Fungus Anggraini, Chorry Dwi; Mayasari, Ulfayani
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi Vol. 13 No. 3 (2025): September
Publisher : Department of Biology Education, FSTT, Mandalika University of Education, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/bioscientist.v13i3.17369

Abstract

This study aims to describe the formulation of edible film preparations from musk orange essential oil (Citrus Microcarpa Bunge) in inhibiting the growth of Streptococcus mutans and Candida Albicans sp. Fungus. The data collection technique uses laboratory-based experimental testing. Musk lime plants were taxonomically identified at the Herbarium Medanase (MEDA) laboratory, USU Campus, Medan, then processed using the steam distillation method to produce essential oils. The essential oil activity test uses concentrations (1%, 2%, 3%, 4% and 5%) to test its antibacterial and antifungal activity. Musk orange essential oil made in the form of an edible film was then tested for its physical properties as well as antibacterial and antifungal activity against the fungi S. mutans and C. albicans. The yield of essential oils was 0.93539gr/ml from 15kg of 8.5ml sample. The test results of the edible film preparation of the essential oil of musk orange have a distinctive aroma of fresh menthol and musk orange, orange color, smooth texture, sweet taste. Testing the ability of edible film preparations from essential oils has the highest inhibition zone results at a concentration of 4%, 5% which has natural antimicrobial substances. The yield of essential oils was 0.93539gr/ml from 15kg of 8.5ml sample. Essential oil activity tests produced the highest inhibition zones in bacteria and fungi at concentrations of 4% and 5%. The test results of the edible film preparation of the essential oil of musk orange have a distinctive aroma of fresh menthol and musk orange, orange color, smooth texture, sweet taste. Testing the ability of edible film preparations from essential oils has the highest inhibition zone results at a concentration of 4%, 5% which has natural antimicrobial substances.
Isolation and Identification of Biosurfactantproducing Bacteria from the Aerobic Pond of Oil Palm Liquid Waste at PT. Aek Loba Plantation Andini, Diah Ayu; Rasyidah, Rasyidah; Mayasari, Ulfayani
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i4.7811

Abstract

Biosurfactants are natural surfactants derived from bacteria which can degrade oil content in soil or water. Most of these biosurfactant-producing bacteria are often  found in areas polluted by oil and grease, such as aerobic ponds of palm oil liquid waste. The purpose of this research was to isolate and identify biosurfactant-producing bacteria from aerobic ponds of palm oil wastewater at PT. Aek Loba Plantation. This research was conducted using descriptive and identification methods through emulsification tests, morphological characterization, gram staining, biochemical tests, and PCR (Polymerase Chain Reaction) methods for bacteria that had the highest emulsification index values. Based on the results of the emulsification test, it was found that 8 biosurfactant-producing bacterial isolates consisted of 6 bacterial genera and 1 bacterial species that had different emulsification indexes, namely 1 Citrobacter genus isolate (30%), 1 Enterobacter genus bacterial isolate (42.2%) , 2 isolates from the genus Eschericia (35.9% and 36.5%), 1 isolate from the genus Pseudomonas (32%), 1 isolate from the genus Micrococcus (37.5%), 1 isolate from the genus Bacillus, and 1 species of bacteria Klebsiella variicola (42.8%) which is a biosurfactant producing bacteria that has the highest emulsification index value.
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sintrong (Crassocephalum crepidiodies) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus || Antibacterial Activity Assay From Sintrong Leaf (Crassocephalum crepidiodies) Against Staphylococcus aureus Bacteria Maimunah, Siti; Pratama, Harji Anggia; Mayasari, Ulfayani
JURNAL PEMBELAJARAN DAN BIOLOGI NUKLEUS Vol 6, No 1: Jurnal Pembelajaran Dan Biologi Nukleus Maret 2020
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36987/jpbn.v6i1.1607

Abstract

Sintrong (Crassocephalum crepidioides) adalah sejenis tumbuhan suku Asteraceae. Kegunaannya sebagai bahan obat tradisional seperti mengatasi gangguan perut, sakit kepala, dan luka bekas bisul biasa dilakukan oleh masyarakat Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesifikasi tentang karakteristik, golongan senyawa kimia dan aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun Sintrong (C. crepidioides) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Sampel yang digunakan adalah daun sintrong (C. crepidioides) yang diambil dari desa Mupakat Jadi, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah. Metode penelitian ini dilakukan secara purposif dengan tahapan penelitian yaitu pengambilan bahan tumbuhan, identifikasi, pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan ekstrak dan pengujian aktivitas antibakteri. Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi menggunakan kertas cakram. Parameter yang diamati yaitu diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus di area kertas cakram. Hasil uji aktivitas antibakteri memperlihatkan tingkat efektivitas sedang, dengan konsentrasi 2,5 mg/ml memberikan diameter daerah hambat (9,5 mm) terhadap bakteri Staphylococcus aureus, konsentrasi 5 mg/ml memberikan diameter daerah hambat (10,7 mm) terhadap Staphylococcus aureus, konsentrasi 7,5 mg/ml memberikan diameter daerah hambat (10,9 mm) terhadap S. aureus, dan konsentrasi 10 mg/ml memberikan diameter daerah hambat (11,5 mm) terhadap S. aureus.Sintrong (Crassocephalum crepidioides) is Asteraceae's family plant. In Medan in addition used as a vegetable, sintrong leaves also be used as traditional medicine; among them to cope with stomach disorders, headache, and ulcer scars. The purpose of this research was spesification about characteristic, determination of chemical compounds group and antibacterial activity of ethanol extract, n-heksana fraction, ethylacetate fraction and water fraction of sintrong leaves against Staphylococcus aureus. The sample used was sintrong (Crassocephalum crepidioides) taken from Mupakat Jadi Village, Bukit Subdistrict, Bener Meriah districts. This research purposive stages, namely materials plant, identification, preparation and characterization simplisia, determination the class of chemical compounds of simplex, preparation extract and antibacterial activity tested. Test of antibacterial activity by agar diffusion method used paper disc. Parameters measured were inhibition zone of Staphylococcus aureus. Antibacterial activity test results shows are effectivity, with a concentration of 2,5 mg/ml provides inhibition area diameter (9,5 mm) against Staphylococcus aureus bacteria, a concentration of 5 mg/ml provides inhibition area diameter (10,7 mm) to Staphylococcus aureus, a concentration of 7,5 mg/ml provides inhibition area diameter (10,9 mm) to Staphylococcus aureus, and a concentration 10 mg/ml provides inhibition area diameter (11,5 mm) to Staphylococcus aureus.
Bioremediasi Merkuri (Hg) Dengan Pemanfaatan Bakteri Indigenous dari Kawasan Sungai Tercemar Limbah Pertambangan Emas Batangtoru Amalia, Annisa; Mayasari, Ulfayani; Nasution, Rizki Amelia
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 1 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i1.350

Abstract

Aktivitas penambangan emas bisa menghasilkan peningkatan kerusakan lingkungan akibat pembuangan limbah dengan konsentrasi dan kualitas tertentu.Salah satu contoh dari limbah pertambangan emas yaitu terdapat adanya logam berat yaitu merkuri (Hg) pada limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri dalam menurunkan kadar logam merkuri (Hg) dari kawasan sungai tercemar limbah pertambangan emas Batangtoru. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.Hasil penelitiandidapatkan 5 isolat yang berasal dari kawasan sungai tercemar limbah pertambangan emas Batangtoru.Parameter yang diamati berupa makroskopis dan mikroskopis serta uji resistensi bakteri dengan konsentrasi merkuri 100 ppm. Hasil uji penurunan kadar logam dilakukan menggunakan alat AAS dimana terdapat 3 isolat bakteri yang mampu menurunkan kadar merkuri yaitu Bacillus dengan persentase penurunan 89, 02%, Micrococcusdengan persentase penurunan 90,56%, Clostridiumdengan persentase penurunan 94,44%.Kata Kunci:     Bakteri Resistensi, Bioremediasi, Limbah Tambang, Logam Berat Hg
Potensi Bakteri Lipolitik Sebagai Biofertilizer Secara In Vitro Dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Putri, Widya Assura; Mayasari, Ulfayani; Rasyidah, Rasyidah
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.367

Abstract

Limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan salah satu jenis limbah organik yang dapat digunakan sebagai pupuk karena mengandung unsur hara. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi bakteri lipolitik sebagai biofertilizer secara In vitro dari limbah cair pabrik kelapa sawit. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari isolasi bakteri lipolitik, karakteristik bakteri lipolitik yaitu pengamatan makroskopi bakteri pada media lipid, uji aktivitas kuantitatif lipolitik, uji potensi bakteri lipolitik sebagai biofertilizer meliputi uji penambat nitrogen, kemampuan melarutkan fosfat dan kalium, serta pengamatan fisiologi bakteri meliputi pewarnaan gram dan uji biokimia yang terdiri atas uji katalase, uji methyl red, ujimotilitas, uji indol dan uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA). Hasil isolasi bakteri lipolitik menunjukkan bahwa isolat BLCP 02, BLCP 04, BLCP 07, BLCP 08 dan BLCP 09 mempunyai kemampuan lipolitik terbesar berdasarkan indeks zona bening yang dihasilkan yaitu BLCP 02 memiliki IL sebesar 0,56 mm, BLCP 04 memiliki IL sebesar 0,75 mm, BLCP 07 memiliki IL 0,63 mm, BLCP 08 memiliki IL sebesar 0,73 mm dan BLCP 09 memiliki IL sebesar 0,68. Uji potensi sebagai agen biofertilizer juga didapatkan pada isolat BLCP 02, BLCP 04, BLCP 07, BLCP 08 dan BLCP 09 karena kelima isolat tersebut memiliki kemampuan lipolitik, pemfiksasi nitrogen, dan kemampuan dalam melarutkan fosfat dan kalium. Hasil dari identifikasi bakteri lipolitik terdapat 5 genus bakteri yang dinyatakan sebagai genus dari bakteri Lipolitik yaitu BLCP 02 Genus Micrococcus, BLCP 04 Genus Paracoccus, BLCP 07 Genus Actinomycetes, BLCP 08 Genus Bacillus dan BLCP 09 Genus Lysinibasillus. Penelitian dapat dijadikan referensi untuk ke depannya kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan bakteri lipolitik sebagai biofertilisasi dari limbah cair kelapa sawit. 
Potensi Trichoderma sp. sebagai Agen Bioremediasi Limbah Cair Kelapa Sawit Kesuma, Luthfiah Ramadhani; Mayasari, Ulfayani; Nasution, Rizki Amelia
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 2 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i2.419

Abstract

Salah satu sektor yang sering hadir di Indonesia adalah bisnis kelapa sawit yang  berkaitan dengan limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan industri kelapa sawit dapat menimbulkan ancaman dan mencemari lingkungan perairan. Penggunaan bioremediasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi pencemaran akibat limbah cair kelapa sawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Trichoderma sp. mempunyai kemampuan dalam menurunkan kadar polutan limbah cair kelapa sawit melalui bioremediasi. Dalam penyelidikan ini menggunakan larutan yang mengandung Trichoderma sp. pada konsentrasi 5% dan 10% dalam jangka waktu yang lama. Selama 28 hari, parameter yang diukur adalah DO, BOD, COD, dan kadar minyak. Berdasarkan temuan, konsentrasi 5% Trichoderma sp. larutan meningkatkan oksigen terlarut (DO) sebesar 67,78% dan menurunkan kadar COD sebesar 72,84%, sedangkan konsentrasi 10% meningkatkan DO sebesar 72,78% dan menurunkan kadar BOD sebesar 59,87%. Pada konsentrasi 5% larutan Trichoderma sp mampu menurunkan kadar BOD sebesar 45,09% dan menurunkan kadar minyak sebesar 76,87%, dan pada konsentrasi 10% mampu menurunkan kadar BOD sebesar 59,87% dan menurunkan kadar minyak sebesar 90,75%. Dapat disimpulkan, Trichoderma sp. mempunyai kemampuan menurunkan kadar COD, BOD, dan minyak dalam limbah kelapa sawit sekaligus meningkatkan jumlah oksigen terlarut (DO) dalam air limbah. Hal ini menunjukkan bahwa jamur mempunyai potensi sebagai agen bioremediasi.
Uji Kandungan Kafein dan Antioksidan Kopi Arabika (Coffea arabica) dengan Varian Waktu Fermentasi Menggunakan Bakteri Asam Laktat (Leuconostoc mesenteroides) Ramadhan, Deviyan; Rasyidah, Rasyidah; Mayasari, Ulfayani
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 3 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i3.422

Abstract

Kopi Arabika memiliki ciri kandungan kafein yang berkisar antara 1% hingga 2,47% dengan profil rasa tajamnya yang khas dan mengandung antioksidan. Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan salah satu mikroorganisme probiotik, pemanfaatan dengan proses fermentasi digunakan untuk alternatif metode untuk mengatasi sebagian permasalahan kelebihan zat kafein pada kopi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memastikan sejauh mana durasi fermentasi berdampak pada kadar kafein dan antioksidan dalam produk akhir. Cara yang digunakan adalah dengan menyiapkan inokulum BAL, memfermentasi kopi arabika selama 24 jam, 48 jam, 72 jam, memeriksa kandungan kafein dan memeriksa antioksidan. Nilai dari hasil uji kadar kafein dan antioksidan disajikan secara deskriptif kualitatif. Kandungan kafein biji kopi arabika yang difermentasi selama 48 jam adalah 17,7228 mg/g yang merupakan hasil terbaik. Nilai serapan antioksidan kopi arabika yang difermentasi selama 48 jam sebesar 113,9679 ppm merupakan hasil terbaik untuk antioksidan. PH optimal pada saat fermentasi BAL (Leuconostoc mesenteroides) adalah 4, yang berarti lama fermentasi adalah 48 jam. Dari seluruh waktu fermentasi yang paling efektif adalah 48 jam, karena biji kopi arabika tergolong antioksidan sedang dan memiliki kandungan kafein lebih rendah yaitu 17,7228 mg/g. Penelitian ini memiliki implikasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam fermentasi menggunakan bakteri asam laktat (Leuconostoc mesenteroides) untuk uji kandungan kafein dan antioksidan kopi arabika (Coffea arabica).
Potensi Isolat Bakteri Indigenos pada Tanah Sekitar Pembuangan Limbah Pertambangan Emas Martabe sebagai Agen Bioremediasi Merkuri (Hg) Irfan, Muhammad; Mayasari, Ulfayani; Rasyidah, Rasyidah
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 3 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i3.429

Abstract

Pencemaran lingkungan sering kali terjadi pada daerah yang berdekatan dengan area pertambangan, salah satu pencemaran logam berat yang ada pada pertambangan emas yaitu logam berat merkuri (Hg). Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh dan mengidentifikasi secara morfologi bakteri indigenous dari tanah yang berpotensi sebagai agen bioremediasi logam berat merkuri (Hg). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Sampel berasal dari tanah sekitar pembuangan emas martabe. Isolasi bakteri menggunakan metode pengenceran dan metode gores. Parameter yang diamati berupa karakteristik makroskopik dan mikroskopik bakteri, uji resistensi Bakteri Indigenous dan uji reduksi kadar merkuri (Hg) dengan konsentrasi 100 ppm. Analisis kadar Hg awal dan akhir menggunakan AAS (Atomic Absorbtion Spectrophotometer). Hasil penelitian mendapatkan sebanyak 7 isolat murni bakteri yang resisten terhadap logam berat merkuri (Hg) termasuk ke dalam genus Clostridium, Staphylococcus, Stereptococcus, dan Enterobacter. Terdapat 3 isolat bakteri yang memiliki kemampuan menurunkan kandungan logam berat merkuri (Hg) yaitu isolat BTH2 genus Clostridium dengan persentase penurunan 97,89%, BTH6 genus Enterobacter dengan persentase penurunan 97,81%, BTH7 genus Enterobacter dengan persentase penurunan 97,37%. Penelitian ini merupakan kontribusi positif dan referensi data untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan informasi data potensi pemanfaatan bakteri sebagai agen bioremediasi merkuri (Hg) pada pertambangan emas.
Potensi Penggunaan Eco Enzyme dan Bacillus cereus dalam Bioremediasi Limbah Air Lindi Khairani, Devi; Rasyidah, Rasyidah; Mayasari, Ulfayani
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 3 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i3.433

Abstract

Limbah lindi (leachate) adalah cairan yang dihasilkan oleh perkolasi air hujan dan kelembaban melalui lapisan limbah di tempat pembuangan sampah. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mendegradasi limbah adalah dengan bioremediasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari Eco Enzyme dan Bacillus cereus sebagai agen bioremediasi pada limbah air lindi dan untuk mengetahui perubahan dari suhu, pH, COD dan BOD setelah remediasi menggunakan Eco Enzyme dan Bacillus cereus pada limbah air lindi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2023. Sampel limbah lindi diambil dari TPA Terjun Medan Marelan. Metode penelitian ini diperoleh dan dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil pengukuran didapatkan perubahan suhu berkisar 23,2-23,4°C dan pH berkisar 6,46-7,93 setelah proses remediasi sehingga masih dalam ambang batas baku mutu. Agen bioremediasi yang paling berpotensi dalam remediasi COD dan BOD pada limbah air lindi adalah perlakuan dengan menggunakan bakteri Bacillus cereus 60 ml dengan penurunan COD hingga 723 mg/l pada hari ke-7 dari kontrol awal (tanpa perlakuan) 2.161 mg/l dan BOD hingga 47.70 mg/l dari kontrol awal (tanpa perlakuan) 55.80 mg/l. Penggunaan Eco Enzyme 60 ml pada remediasi COD dan BOD limbah lindi mengalami kenaikan pada hari ke-0 dan pada hari ke-7.
Bioremediasi Air Sungai dengan menggunakan Bakteri Rhodobacter sebagai Penurun Kadar Amonia pada Sungai Cemaran Kabupaten Deli Serdang Ningsih, Rina Ayu; Rasyidah, Rasyidah; Mayasari, Ulfayani
Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 5 No 3 (2024): Spizaetus: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55241/spibio.v5i3.447

Abstract

Amonia (NH3), senyawa nitrogen dan hidrogen, adalah pencemar yang umum dalam air sungai yang dapat mengurangi kualitas air. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan bakteri Rhodobacter dalam mengurangi kadar amonia (NH3) di Sungai cemaran. Analisis data pada penelitian ini menggunakan data deskriptif kualitatif. Penelitian menggunakan metode analisis data secara deskriptif, kualitatif. Analisis data bersifat induktif yaitu salah satu analisis berdasarkan data yang akan diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Penelitian kualitatif dilakukan dengan menguji kadar amonia menggunakan metode SNI 06-6989.30-2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bakteri Rhodobacter efektif dalam menurunkan kadar amonia (NH3) dalam air sungai. Awalnya, kadar amonia (NH3) di Sungai cemaran adalah 3.10 mg/l. Namun, setelah penambahan bakteri Rhodobacter, kadar amonia (NH3) menurun menjadi 0.83 mg/l. Selama periode bioremediasi selama 8 hari, penambahan bakteri Rhodobacter terbukti mampu mengurangi kadar amonia, dengan penurunan tertinggi terjadi pada perlakuan 5, di mana penambahan 1 ml suspensi bakteri Rhodobacter berhasil menurunkan kadar amonia sebesar 0.83 mg/l. Temuan ini menunjukkan potensi penggunaan bakteri Rhodobacter dalam memperbaiki kualitas air sungai dengan mengurangi kontaminasi amonia. Langkah ini memberikan kontribusi penting dalam upaya pemulihan dan pelestarian ekosistem sungai yang sehat.