Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

Prevalensi Penyakit Gagal Ginjal Kronik Di Kalangan Usia Produktif Akibat Gaya Hidup Di Rumah Sakit Royal Prima Medan Agatha, Callista Della; Mukti, Ade Indra; Girsang, Ermi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i8.61340

Abstract

Penyakit Gagal Ginjal Kronik ( CKD ) adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan ginjal secara progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate) kurang dari 60 mL/menit/1,73 m² yang berlangsung selama lebih dari tiga bulan, salah satu penyebab dari penyakit gagal ginjal kronik ini kurangnya memperhatikan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan penyakit gagal ginjal kronik di usia kalangan produktif akibat gaya hidup di RS Royal Prima Medan Tahun 2024 . Jenis penelitian ini adalah deskriptif retrospektif dengan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien penderita gagal ginjal kronik dengan usia produktif (usia 15-59) didapati 240 pasien. Sampel pada penelitian ini diambil dengan cara total sampling. Data penelitian ini ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi serta dilakukan uji chi-square untuk mengetahui hubungan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penderita penyakit gagal ginjal kronik di RS Royal Prima Medan didominasi oleh usia 51-59 thn (46.7%), berjenis kelamin laki laki sebanyak (58,3%), riwayat penyakit terbanyak hipertensi (49,2%), gaya hidup yang menjadi kebiasaan pasien terbanyak riwayat jarang minum air putih (63.7%), riwayat konsumsi minuman kemasan (61.7%), riwayat merokok (53,8%), ,riwayat konsumsi obat anti nyeri (45%). Pada hasil uji chi-square diperoleh p-value <0,05 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan batu saluran kemih dengan penyakit gagal ginjal kronik. Diperoleh p-value <0,05 pada hasil uji chi-square gaya hidup riwayat konsumsi minuman kemasan, riwayat konsumsi obat anti nyeri, riwayat jarang minum air putih yang berarti terdapat hubungannya dengan penyakit gagal ginjal kronik, dan p-value >0,05 untuk gaya hidup merokok yang berarti tidak terdapat hubungannya secara statistik tetapi meningkatkan resiko terjadinya penyakit gagal ginjal kronik.
Analysis of Risk Factors for Chronic Kidney Disease in Young Adults at Rasyida Kidney Hospital, Medan, in 2024 Gultom, Yosephine Octaviana; girsang, Ermi; Mukti, Ade Indra
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i10.62248

Abstract

Chronic kidney disease (CKD) is a global health problem with a high economic burden and significant mortality. In Indonesia, the prevalence of CKD continues to rise, while cardiometabolic factors such as hypertension and diabetes, as well as certain infections (e.g., hepatitis B), are thought to contribute to disease progression in young adults. To determine the association between age, sex, hypertension, diabetes mellitus, and hepatitis B with CKD stage, and to identify the most influential factors in young adult patients. This was a retrospective study of medical records from patients aged 19-44 years at Rasyida Kidney Specialty Hospital, Medan, in 2024 (total sampling; n = 121). The dependent variable was CKD stage (stages 4-5). Univariate analysis was performed to describe patient characteristics; bivariate analysis (Fisher’s exact test) was used to assess the association between each factor and CKD stage; and multivariate logistic regression was used to determine independent predictors of advanced CKD. Of the 121 patients, 57% (69) were male, and the majority were aged 33-44 years (62.8%, n = 76). Stage 2 hypertension was present in 55.4% (67) of patients. A history of diabetes was found in 22.3% (27), with 18.2% (22) classified as prediabetic. Hepatitis B was identified in 10.7% (13). Bivariate analysis showed significant associations between CKD stage and hypertension (p < 0.001), diabetes (p < 0.001), and hepatitis B (p = 0.004), but no significant associations for sex (p = 0.052) or age (p > 0.05). Multivariate regression confirmed hypertension (p < 0.001), diabetes (p < 0.001), and hepatitis B (p= 0.033) as independent predictors of advanced CKD. In young adults, CKD stage is strongly associated with hypertension particularly stage 2 as well as diabetes mellitus and hepatitis B, while age and sex show no significant association. These findings highlight the importance of blood pressure screening and control, strict glycemic management, and hepatitis B treatment to slow CKD progression. Further studies are recommended to include lifestyle and metabolic factors such as BMI, dyslipidemia, salt intake, smoking, family history, and treatment adherence.
Gambaran Diagnostik dan Penatalaksanaan Pasien Infeksi Saluran Kemih Rawat Inap di Rumah Sakit Royal Prima Medan Tahun 2024 Wahyuni Br Nababan, Agata; Mukti, Ade Indra; Girsang, Ermi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i11.62356

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit. Faktor risiko utama meliputi jenis kelamin, usia, serta riwayat penyakit seperti benign prostatic hyperplasia (BPH), batu saluran kemih, dan diabetes mellitus. Diagnosis ISK dilakukan melalui pemeriksaan urin, darah, dan pencitraan, sedangkan penatalaksanaan mencakup pemberian antibiotik secara empiris atau berbasis hasil kultur dengan durasi yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi proporsi pasien ISK rawat inap berdasarkan karakteristik, diagnosis, dan pola penggunaan antibiotik. Penelitian menggunakan desain deskriptif retrospektif dengan pendekatan studi kasus terhadap 85 pasien rawat inap yang terdiagnosis ISK. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien adalah perempuan (67,1%) dengan usia di atas 40 tahun (54,1%). Riwayat penyakit yang ditemukan meliputi BPH (9,4%), batu saluran kemih (10,6%), dan diabetes mellitus (22,4%). Pemeriksaan urin menunjukkan adanya eritrosit dan leukosit pada sebagian besar pasien, sedangkan pemeriksaan darah memperlihatkan variasi kadar leukosit, neutrofil, dan laju endap darah yang menandakan adanya respons imun. Pencitraan dilakukan secara selektif, dengan USG dan CT scan sebagai metode paling sering digunakan, sementara 41,2% pasien tidak menjalani pencitraan. Sebagian besar pasien mendapat terapi antibiotik empiris (82,4%) dengan durasi 2–7 hari (96,5%), sedangkan 17,6% mendapat terapi berbasis kultur. Disarankan pasien menjaga kebersihan saluran kemih dan mematuhi terapi antibiotik, sementara fasilitas kesehatan perlu menerapkan protokol diagnosis dan penggunaan antibiotik yang rasional.