Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Al-Ikhtibar : Jurnal Ilmu Pendidikan

HUMANISM MENTAL DISIPLIN ISLAMI ., Yustizar
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 (2016): Juli-Desember 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.445 KB)

Abstract

Kebangkitan faham humanisme di mulai pada abad IV dan V M kemudian berkembang pesat pada abad XIV M di zaman kebangkitan Renaissance, hingga saat ini terus berkembang seiring dengan kemajuan pemikiran manusia. Konsep Humanism Mental Discipline adalah paham yang terfokus pada perkembangan mental yang dipelopori oleh filsuf Socrates yang berpandangan bahwa manusia itu bersifat neutral-active, yaitu semenjak lahir manusia telah memiliki pengetahuan yang lengkap berfikir untuk melihat dunia sebagai mana adanya. Dalam perspektif lain faham ini juga merupakan pemujaan terhadap sastra klasik dari Yunani dan Romawi. Dalam dunia pendidikan faham humanisme menegaskan bahwa guru  adalah pemandu pengetahuan atau sebagai pengarah informasi kepada murid sebagai penguat pengetahuan yang telah ada. Di era abad XVII sampai XVIII M berkembang pula humanisme baru atau yang lebih dikenal dengan neo-humanisme. Faham neo-humanisme ini berkembang menjadi dua bentuk yaitu humanisme moderat dan humanisme anti agama. Seiring dengan kebebasan dalam mengemukakan pendapat yang telah berkembang hingga abad XX terbentuk gerakan cendikiawan lain yang menamakan dirinya faham anti humanisme. Dalam penulisan artikel ini penulis membatasi bahwa faham humanisme bukanlah pelajaran tentang agama melainkan ekspresi tertinggi dari nilai-nilai manusia, sarana untuk mengembangkan kebebasan dan membentuk individu yang bertanggung jawab, sebagaimana pendapat yang sama oleh para tokoh pemikir dalam dunia pendidikan Islam.
HUMANISM MENTAL DISIPLIN ISLAMI Yustizar .
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 3 No 2 (2016): Juli-Desember 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebangkitan faham humanisme di mulai pada abad IV dan V M kemudian berkembang pesat pada abad XIV M di zaman kebangkitan Renaissance, hingga saat ini terus berkembang seiring dengan kemajuan pemikiran manusia. Konsep Humanism Mental Discipline adalah paham yang terfokus pada perkembangan mental yang dipelopori oleh filsuf Socrates yang berpandangan bahwa manusia itu bersifat neutral-active, yaitu semenjak lahir manusia telah memiliki pengetahuan yang lengkap berfikir untuk melihat dunia sebagai mana adanya. Dalam perspektif lain faham ini juga merupakan pemujaan terhadap sastra klasik dari Yunani dan Romawi. Dalam dunia pendidikan faham humanisme menegaskan bahwa guru adalah pemandu pengetahuan atau sebagai pengarah informasi kepada murid sebagai penguat pengetahuan yang telah ada. Di era abad XVII sampai XVIII M berkembang pula humanisme baru atau yang lebih dikenal dengan neo-humanisme. Faham neo-humanisme ini berkembang menjadi dua bentuk yaitu humanisme moderat dan humanisme anti agama. Seiring dengan kebebasan dalam mengemukakan pendapat yang telah berkembang hingga abad XX terbentuk gerakan cendikiawan lain yang menamakan dirinya faham anti humanisme. Dalam penulisan artikel ini penulis membatasi bahwa faham humanisme bukanlah pelajaran tentang agama melainkan ekspresi tertinggi dari nilai-nilai manusia, sarana untuk mengembangkan kebebasan dan membentuk individu yang bertanggung jawab, sebagaimana pendapat yang sama oleh para tokoh pemikir dalam dunia pendidikan Islam.
EFEKTIVITAS PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA LAWE SEMPILANG ACEH TENGGARA Ibnu Malik; Zainal Abidin; Yustizar
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 (2017): Januari-Juni 2017
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecerdasan emosional merupakan himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendampingan orang tua dalam meningkatkan kecerdasan emosional anak di masa pandemi covid-19 di Desa Lawe Sempilang Kabupaten Aceh Tenggara. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Desa Lawe Sempilang Kecamatan Lawe Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2020. Instrumen penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan menyatakan bahwa pendampingan orang tua dalam meningkatkan kecerdasan emosional dapat dikatakan baik. Hal ini didukung dari hasil wawancara yaitu orang tua selalu memberi arahan agar anak memiliki kepribadian yang baik, karena kepribadian merupakan salah satu bentuk keberhasilan dari kecerdasan emosional. Kemudian selanjutnya langkah-langkah yang diberikan orang tua yaitu memberi perhatian kepada anak dan selanjutnya memberi nasihat serta memberi dorongan kepada anak agar selalu berbuat baik dalam satu keluarga dan masyarakat.
Kompleksitas Approach dan Eksistensi Pendidik Yustizar; Rasyid, Muhammad Nuh
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 9 No 2 (2022): Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/ikhtibar.v9i2.5347

Abstract

A child is born in a state of "sacred" nature and has the potential to be intelligent and successful in the future, just like an animal that is continuously trained, it becomes intelligent, different from its community. Likewise with humans who are bestowed with perfection in the creation of the creator. Educated humans will certainly influence the success of life, meaning that success or not in life can be influenced by the pattern of students who originate either in the family environment, home environment or school environment. Parents are teachers for children, while educational institution teachers serve as a counterbalance to the curriculum as a structure of knowledge in the child. There are often social complaints about "failure". The excuse for failure of educators or approaches in educating. This is what has the complexity of being studied in scientific discussions which then becomes criticism of the world of education itself. The compulsion towards education began to be packaged again with the term trend approach (approach).
Kompleksitas Approach dan Eksistensi Pendidik Yustizar; Rasyid, Muhammad Nuh
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 9 No 2 (2022): Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/ikhtibar.v9i2.5347

Abstract

A child is born in a state of "sacred" nature and has the potential to be intelligent and successful in the future, just like an animal that is continuously trained, it becomes intelligent, different from its community. Likewise with humans who are bestowed with perfection in the creation of the creator. Educated humans will certainly influence the success of life, meaning that success or not in life can be influenced by the pattern of students who originate either in the family environment, home environment or school environment. Parents are teachers for children, while educational institution teachers serve as a counterbalance to the curriculum as a structure of knowledge in the child. There are often social complaints about "failure". The excuse for failure of educators or approaches in educating. This is what has the complexity of being studied in scientific discussions which then becomes criticism of the world of education itself. The compulsion towards education began to be packaged again with the term trend approach (approach).
Digitalisasi Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Inovatif untuk Meningkatkan Mutu Lembaga Yustizar; Yusuf Hadijaya
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 12 No 1 (2025): Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/ikhtibar.v12i1.10886

Abstract

ABSTRACT This study aims to explore the integration of Islamic education management with digital technology to enhance the quality of Islamic educational institutions. The issue raised in this research is the challenge of implementing technology in Islamic educational institutions, particularly in improving teaching and institutional quality, while maintaining a balance between Islamic principles and technological advancement. The method used in this study is a literature review and content analysis with a descriptive qualitative approach. The results of the study indicate that the integration of digital technology can enrich academic, moral, and spiritual aspects of Islamic education. However, challenges such as low digital literacy and infrastructure disparities still hinder the optimal implementation of technology. This research also highlights the importance of visionary leadership in managing technology and human resources in Islamic educational institutions. Overall, this study contributes to the development of technology-based learning strategies that remain grounded in Islamic values to create a modern, intelligent, and character-driven generation.